Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri pakan. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri pakan. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Revolusi Ekologi Desa Troketon: Mahasiswa KKN Undip Kembangkan Edukasi Budidaya Maggot untuk Solusi Pakan Hewan Budidaya dan Reduksi Sampah Organik

0
 


Campusnesia.co.idKlaten, (13/08/2023) - Program kerja bidang keilmuan perikanan dalam rangka Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro (UNDIP) telah menghasilkan dampak positif melalui kegiatan edukasi budidaya maggot sebagai pakan alami hewan budidaya serta pengurangan sampah organik di Desa Troketon. 

Muhammad Razik Aditya Pratama, mahasiswa peserta KKN, memimpin kegiatan ini dengan tujuan meningkatkan pemahaman masyarakat desa tentang pengelolaan limbah organik dan memperkenalkan alternatif pakan alami yang berkelanjutan untuk hewan budidaya.

Muhammad Razik Aditya Pratama dari tim KKN Tim II UNDIP merancang dan melaksanakan program edukasi tentang budidaya maggot. Maggot, larva lalat hitam (Hermetia illucens), memiliki potensi besar sebagai sumber pakan alami yang kaya protein dan nutrisi lainnya untuk ikan dan ternak. Kegiatan ini melibatkan sesi pelatihan, diskusi, dan demonstrasi praktis untuk mengajarkan masyarakat cara mengembangkan maggot dengan menggunakan sisa-sisa limbah organik dari rumah tangga dan pekarangan.

Melalui program ini, masyarakat Desa Troketon mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang cara mengelola sampah organik menjadi sumber daya yang bernilai. Mereka belajar bagaimana mendirikan tempat pembuatan maggot (larva lalat hitam) dengan bahan baku limbah organik dari dapur, kebun, dan pekarangan mereka sendiri. Selain itu, mereka juga diajarkan tentang teknik pemeliharaan maggot yang benar, seperti pemberian makanan, lingkungan yang optimal, dan waktu panen yang tepat.

Program ini berhasil menciptakan dampak positif yang signifikan. Pertama, masyarakat desa memiliki sumber pakan alami yang murah, mudah didapatkan, dan berkualitas untuk ikan dan ternak budidaya mereka. Ini mengurangi ketergantungan pada pakan komersial yang kadang-kadang mahal dan sulit didapat. 

Kedua, upaya ini berkontribusi pada pengurangan jumlah sampah organik yang dihasilkan oleh rumah tangga. Limbah organik yang sebelumnya dianggap sebagai masalah lingkungan kini diubah menjadi aset bernilai.

Program edukasi budidaya maggot yang dipimpin oleh Muhammad Razik Aditya Pratama melalui KKN Tim II UNDIP telah berhasil membawa perubahan positif dalam pengelolaan sampah organik dan pemanfaatan limbah menjadi sumber pakan alami. Masyarakat Desa Troketon tidak hanya mendapatkan manfaat dari aspek ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. 

Dengan dukungan yang terus menerus, model ini memiliki potensi untuk diterapkan di daerah lain, memberikan solusi yang inovatif dalam menghadapi tantangan perikanan dan lingkungan di masa depan.

UNDIP KUKUHKAN PROF LUTHFI JAUHARI SEBAGAI GURU BESAR FPP


Universitas Diponegoro mengukuhkan Prof.Luthfi Jauhari Mahfudz sebagai guru besar Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) Undip, Selasa (29/11) di Gedung

Prof.Soedarto,SH. Tembalang. Prof. Luthfi sendiri memberikan sumbangsih pemikirannya pada pemanfaatan limbah industri sebagai alternatif kebutuhan pakan unggas di dalam negeri.

“Industri perunggasan di Indonesia menyumbang 65% kebutuhan daging dan 90% kebutuhan telur secara nasional. Karena bahan pakan 80% masih impor sehingga harganya menjadi mahal dan ketergantungan dengan pihak luar negeri sangat besar. Ini yang menjadikan industri perunggasan di Indonesia kurang memiliki daya saing bisnis secara global dan tidak efisien. Berdasarkan keadaan ini, saya mencoba melakukan terobosan dengan meneliti limbah untuk bahan pakan unggas yang murah, memiliki nutrisi berimbang dan fungsional,” Ujar Prof.Luthfi.

Rektor Undip Prof. Yos Johan Utama mengatakan bahwa  masalah ketersediaan dan ketahanan pangan merupakan masalah kita bersama, karena pada akhirnya manusia harus memenuhi kebutuhannya yang paling mendasar yakni ketersediaan pangan untuk menyambung hidupnya. Salah satu hal untuk menjaga ketersediaan dan ketahanan di bidang pangan tersebut adalah ketersediaan pakan untuk hewan ternak unggas.

“Walaupun Indonesia dikenal sebagai negara yang subur dengan segala keanekaragaman hayati, namun patut disadari perlunya mencari alternatif lain untuk menjaga ketersediaan pakan hewan unggas, Prof. Luthfi sebagai bagian dari komunitas akademik di bidang perunggasan secara cerdik mengembangkan inovasi pakan unggas yang mudah diterapkan di masyarakat.” (Rintu/HUMAS)

sumber; http://www.undip.ac.id/?p=4079&lang=id
All About Jurusan Peternakan, Prospek dan Peluang Karir Lulusannya

All About Jurusan Peternakan, Prospek dan Peluang Karir Lulusannya

0



Campusnesia.co.id - Menanggapi banyaknya pertanyaan tentang peluang kerja dan karir lulusan beberapa jurusan dan fakultas di indonesia, Campusnesia akan membuat tulisan serial tentang jurusan dan peluang karir lulusannya, kami mulai dari Jurusan Peternakan dan Peluang Karir Lulusannya.


Tentang Jurusan Peternakan
Ilmu Peternakan mempelajari semua kegiatan terkait peternakan. Program studi ini membekali kita dengan ilmu dan teknologi pengembangan peternakan, industri peternakan, dan kegiatan agrobisnis yang ramah lingkungan, mampu berkarya secara mandiri, bekerja di lembaga swasta maupun instansi pemerintah baik dalam bidang ilmu, penelitian dan penerapannya. 

Mahasiswa pada program studi ini nantinya juga akan mempelajari tentang teknologi produksi, teknologi pakan, teknologi pengolahan, serta manajemen dan perencanaan usaha.


Alasan Memilih Jurusan Peternakan
Program studi ini cocok buat kamu yang menyukai biologi dan familiar dengan hewan. Selain itu, untuk mempelajari ilmu-ilmu dalam jurusan ini, kamu harus memiliki kemampuan menghafal yang baik.

Dalam jurusan ini, kita bisa mempelajari tentang cara meningkatkan produktifitas dan mutu genetik di peternakan dengan menggunakan teknologi yang modern. Dengan itu, kita bisa menghasilkan daging yang lebih banyak dan sehat, mempercepat populasi hewan ternak dengan baik, mendapat susu murni dari hewan ternak yang terbaik, dan masih banyak lagi, yang bahkan tidak dipelajari di jurusan kedokteran.


Mata Kuliah di Jurusan Peternakan
1. Mikrobiologi
2. Kimia Biofisik
3. Ilmu Ekonomi Peternakan
4. Genetika
5. Biokimia
6. Anatomi Ternak
7. Agrostologi
8. Ilmu Ternak Potong
9. Ilmu Ternak Unggas
10. Ilmu Reproduksi Ternak
11. Ilmu Fisiologi Ternak
12. Ekofisiologi Tanaman Makanan Ternak
13. Ilmu Nutrisi Ternak
14. Ilmu Daging
15. Ilmu Tingkah Laku Ternak
16. Perundang-undangan dan Kebijakan Peternakan
17. Ilmu Ternak Perah
18. Bahan Pakan dan Formulasi Ransum
19. Manajemen Usaha Ternak
20. Agribisnis Peternakan
21. Ilmu Tanaman Makanan Ternak
22. Teknologi Pengolahan Hasil Ternak
23. Manajemen Ternak Potong & Kerja
24. Manajemen Ternak Unggas
25. Manajemen Ternak Perah
26. Nutrisi Ternak Non Ruminansia
27. Lingkungan dan Tingkah Laku Ternak
28. Mutu & Kemanan Hasil Ternak


Prospek Kerja dan Peluang Karir Lulusan Jurusan Peternakan
Dunia peternakan menawarkan peluang usaha yang sangat besar di pasaran. Setelah menjadi sarjana peternakan, kita bisa bekerja di Industri Produksi Peternakan, Industri Pakan Ternak, Industri Obat Hewan, Industri Pengolahan Pangan Asal Ternak, dan Industri Pengelolaan Limbah. 

Peluang kerja di instansi pemerintahan pun juga sangat luas, seperti di Kementrian Pertanian, Kementrian Koperasi, Kementrian Perindustrian, dan Kementrian Lingkungan Hidup.

Lembaga pendidikan dan lembaga riset pun juga membutuhkan mahasiswa lulusan jurusan ini.

Sobat juga bisa terjun langsung dalam dunia entrepreneur dengan menjadi peternak, kebutuhan daging indonesia dan suply yang tersedia masih jauh sekali, sehingga banyak impor daging, artinya peluang usaha ini masih terbuka lebar.

Untuk peternakan ayam pedaging banyak tersedia program kemitraan inti plasma bekerjasama dengan perusahaan besar dalam industri pakan di indonesia.

Profesi dan Karir Lulusan Peternakan bisa juga menjadi:

1. Ahli Epidemiologi

2. Peneliti Hewan

3. Manager Pertanian dan Peternakan

4. Teknologi Kulit

5. Ahli Peternakan dan Pengembangbiakan Hewan

6. Manajer Akuakultural

7. Ahli Ilmu Hewan dan Satwa Liar


Jurusan Terkait Peternakan
1. Agribisnis (Sosial Ekonomi Pertanian)
2. Produksi Ternak
3. Ternak
4. Nutrisi dan Teknologi Pakan (Nutrisi dan Makanan Ternak)
5. Nutrisi dan Teknologi Pakan (Nutrisi dan Makanan Ternak)
6. Agrobisnis Perikanan (Sosial Ekonomi Perikanan)
7. Agrobisnis Perikanan (Sosial Ekonomi Perikanan)
8. Teknologi Hasil Ternak
9. Teknologi Hasil Ternak
10. Manajemen Bisnis Unggas
11. Manajemen Bisnis Unggas


Kampus Indonesia yang membuka Jurusan Peternakan
1. Universitas Brawijaya

2. Institut Pertanian Bogor

3. Universitas Gadjah Mada

4. Universitas Diponegoro

5. Universitas Padjadjaran

6. Universitas Sebelas Maret

7. Universitas Jenderal Soedirman

8. Universitas Udayana

9. Universitas Tadulako

10. Universitas Andalas

11. Universitas Lampung

12. Universitas Islam Negeri Sulthan Syarif Kasim

13. Universitas Bengkulu

14. Universitas Muhammadiyah Malang

15. Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

16. Universitas Pattimura

17. Universitas Mulawarman

18. Universitas Halu oleo

19. Universitas Islam Negeri Alauddin

20. Universitas Mercu Buana Yogyakarta


Demikian tadi sobat campunsesia, artikel kita tentang All About Jurusan Peternakan dan Peluang Karir Lulusannya, semoga bermanfaat, sampai jumpa.


Sumber: https://rencanamu.id/cari-jurusan/pertanian/peternakan


***
Baca tulisan lain tentang Jurusan Kampus di Indonesia, Prospek dan Peluang Karir Lulusannya klik di sini.

Mahasiswa Tim KKN Undip, Ubah Limbah Bonggol Jagung yang Melimpah Di Desa Genengsari Jadi Pakan Ternak Alternatif

0
 


Campusnesia.co.idMahasiswa KKN Tim 1 Universitas Diponegoro 2023 mengadakan program pelatihan pembuatan fermentasi bonggol jagung menjadi alternatif pakan ternak yang diadakan pada tanggal 24 Januari 2023 malam.

Program ini dilaksankan karena melihat banyak nya bonggol jagung di Desa Genengsari Boyolali dan limbah bongo jagung tidak dimanfaatkan kembali. Warga yang mayoritas sebagai petani jagung hanya membakar limbah nyadi pekarangan rumah. Selain itu warga Genengsari ini rata-rata memiliki ternak di rumah nya sebagai salah satu investasi masa depan.  

Kondisi ini yang mendasari mahasiswa KKN Undip khusus nya dari jurusan peternakan berinisiatif  mengolah limbah menjadi alternatif pakan ternak. Program ini bertujuan mengurangi jumlah limbah bonggol jagung dan mengurangi biaya untuk membeli pakan konsentrat untuk ternak.

Pelaksanaan program dilakukan di posko KKN Genengsari tepatnya di Dusun Grogol, Tim KKN mengundang karang taruna dan beberapa warga untuk mendapatkan pelatihan cara membuat fermentasi bonggol jagung secara sederhana. 

Sondang Ulamsari mendemostrasikan secara langkah membuat fermentasi bonggol jagung. Proses pembuatan pakan ini diawali dengan pencacahan kemudian hasil cacahan di fermentasi menggunkan larutan yang terdiri dari air, EM4 peternakan dan gula jawa. Setelah semua bahan tercampur kemudian disimpan dalam wadah tertutup dan dapat diberikan pada ternak setelah 14 hari.

Menurut beberapa warga yang menghadiri program tersebut mengaku baru mengetahui bahwa limbah bonggol jagung yang selama ini hanya dibuang dan dibakar ternayata dapat dijadikan sebagai alternative pakan ternak.
 
Warga antusias terhadap program yang di selenggarakan, terlihat dari banyaknya warga yang hadir dan adanya iteraksi Tanya jawab yang menunjukkan bahwa warga penasaran dan tertarik dengan fermentasi bonggol jagung ini.


Pengurus karang taruna di Dusun Grogol mengatakan bahwa kegiatan yang diadakan Tim KKN Undip ini sangat berguna bagi para remaja disini karena dapat memeberikan wawasan yang lebih. Seain itu program ini dapat menambah kegiatan karang taruna karena kebetulan bulan buan ini belum ada kegiatan untuk karang taruna. 

Biasanya kegiatan karang taruna cukup padat saat sedang ada perayaan hari tertentu saja dan tidak ada kegiatan rutin. Anggota dari karang taruna sendiri mayoritas dari remaja SMK dan beberpaa anak muda yang sudah bekerja namun belum berumah tangga di Dusun Grogol ini.

Tingkatkan Motivasi, Mahasiswa KKN Tim 1 Undip Bagikan Booklet Potensi Budidaya Maggot dan Pemanfaatannya

0
 


Campusnesia.co.id - Klaten, (28/1). Budidaya maggot merupakan terobosan baru dalam dunia peternakan di Indonesia. Salah satu hambatan yang dihadapi para peternak adalah mahalnya harga pakan yang kemudian berdampak pada tingginya biaya produksi. Dampak dari permasalahan tersebut pada akirnya harus ditanggung oleh masyarakat secara luas, harga produksi yang tinggi otomatis membuat harga jual yang semakin tinggi juga.

Maggot hadir sebagai solusi bagi para peternak. Kombinasi maggot dan pakan parikan menjadi kombinasi yang sangat cocok bagi pakan ternak. Maggot memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan hewan pakan. Penggunaan maggot sebagai tambahan pakan ternak memiliki beragam manfaat, salah satunya yaitu dapat mempercepat kenaikan bobot ternak serta menambah daya tahan tubuh ternak sehingga ternak tidak mudah terkena penyakit.


Harga maggot yang relatif lebih murah dibanding harga pakan pabrikan tentunya menjadi alternatif bagi para peternak untuk menekan harga produksi mereka. Selain menjadi penolong para peternak, maggot juga merupakan organisme yang dapat membantu permasalahan sampah di lingkungan. Sekitar 750 kg maggot mampu mengurai 2 ton sampah organik dalam kurun waktu 2-3 minggu saja.

Banyaknya usaha ternak yang dilakukan oleh masyarakat membuat potensi bisnis maggot menjadi sangat menjanjikan. Beberapa alasan yang dapat dijadikan motivasi untuk membudidayakan maggot diantaranya, yaitu:

- Lalat maggot tidak membawa sumber penyakit; 

- Budidaya maggot tidak memerlukan lahan yang luas;

- Permintaan pasar maggot yang sangat tinggi;

- Maggot merupakan sumber protein hewani yang tinggi; serta

- Maggot merupakan decomposer sampah organik.

Dalam rangka meningkatkan motivasi masyarakat untuk membudidayakan maggot, Tim 1 KKN Undip membuat booklet dengan judul, “Potensi Budidaya Maggot dan Pemanfaatannya”. Booklet tersebut berisi informasi mengenai pengertian maggot, keunggulan maggot, manfaat maggot, cara budidaya maggot, produk yang dihasilkan dari proses budidaya maggot, serta pemanfaatan maggot bagi hewan ternak. Dengan adanya booklet budidaya maggot tersebut diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat mengenai maggot dan memunculkan motivasi diri untuk membudidayakanmaggot.

TIM I KKN UNDIP Hadirkan Solusi Pengolahan Limbah Organik Sebagai Alternatif Pakan Sumber Protein Melalui Budidaya Maggot BSF

0
 


Campusnesia.co.idDalam rangka peningkatan peran kampus terhadap masyarakat, Universitas Diponegoro mengirimkan mahasiswa dalam program Kuliah Kerja Nyata. Program ini bertujuan untuk memberikan solusi terhadap permasalahan berdasarkan program keilmuan.

Desa Bakungan, Kecamatan Karangdowo, Klaten menjadi salah satu desa yang menjadi sasaran program KKN. Pemerintahan Desa Bakungan sedang gencar menjalankan program penguatan ketahanan pangan melalui pengadaan ternak bebek dan lele. Selain itu, pemerintah desa juga akan melakukan upaya pengelolaan sampah dengan membuat Tempat Pembuangan Sementara (TPS).

Salah satu mahasiswa yang tergabung dalam peserta KKN TIM I UNDIP berupaya mengatasi permasalahan tersebut dengan memperkenalkan program budidaya maggot. Program ini mengupayakan pengelolaan sampah organik khususnya limbah rumah tangga dengan memanfaatkan maggot sebagai pengurainya. 

Di samping itu, maggot BSF memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif bagi bebek dan lele yang mayoritas dipelahara oleh masyarakat Desa Bakungan.


Pelatihan budidaya maggot dilaksanakan di Rumah Bapak Suparman yang juga merupakan peternak bebek di Desa Bakungan. Pada sosialisasi tersebut warga bisa melihat langsung maggot mulai dari fase telur, larva, pre pupa, pupa hingga menjadi lalat. Selesai pelatihan budidaya maggot, warga juga diberikan edukasi cara pengaplikasian maggot kepada hewan ternak. Maggot sebagai pakan unggas diberikan sebanyak 30%:70% pakan pabrik, sedangkan untuk lele dengan perbandingan 50% maggot:50% pakan pabrik.

Program ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan. Harapanya budidaya maggot ini dapat mengatasi permasalahan harga pakan yang dikeluhkan para peternak. Disamping itu juga dapat membantu menguraikan sampah organik rumah tangga warga Desa Bakungan yang nantinya dikelola di TPS. 

Pakan Ternak dari Bagian Tanaman Ketela Singkong Ubi Kayu

0


Campusnesia.co.id - Singkong, Ubi Kayu atau ketela yang biasa digunakan sebagai bahan pangan dari sekedar digoreng, direbus diolah jadi kue jadi tepung topioka, mocaf dll ternyata juga bisa dijadikan bahan pakan ternak lho.

Ubi kayu, ubi prancis, ubi sampa, ubi kayu, singkong, atau kaspe (Manihot esculenta) adalah perdu tropis dan subtropis tahunan dari suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran.

Dimasak dengan berbagai cara, singkong banyak digunakan pada berbagai macam masakan. Direbus untuk menggantikan kentang, dan pelengkap masakan. Tepung singkong dapat digunakan untuk mengganti tepung gandum, cocok untuk pengidap alergi gluten.

Singkong adalah nama lokal di kawasan Jawa Barat untuk tanaman ini. Nama "ubi kayu" dan "ketela pohon" dipakai dalam bahasa Melayu secara luas. Nama "ketela" secara etimologi berasal dari kata "castilla" (dibaca "kastilya"), karena tanaman ini dibawa oleh orang Portugis dan Castilla (Spanyol).

Dalam bahasa lokal, bahasa Jawa menyebutnya Telo, bahasa Sangihe bungkahe, bahasa Tolitoli dan Gorontalo kasubi, dan bahasa Sunda sampeu.Sementara dalam bahasa Rejang, tanaman ini dikenal sebagai ubai.

Perdu bisa mencapai hingga 7 meter dengan cabang agak jarang. Akar tunggang dengan sejumlah akar cabang yang kemudian membesar menjadi umbi akar yang dapat dimakan. Ukuran umbi rata-rata bergaris tengah 2–3 cm dan panjang 50–80 cm, tergantung dari klon/kultivar. 

Bagian dalam umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat meracun bagi manusia.

Umbi dari ubi kayu merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung asam amino metionina.


Bagian Tanaman Ketela Singkong Ubi Kayu yang Bisa digunakan untuk Pakan Ternak 


1. Daun Singkong
Bagian daun pada singkong sudah umum digunakan sebagai pakan ternak, untuk sapi daun singkong segar bisa langsung diberikan. Namun untuk kambing dan domba sebaiknya dijemur terlebih dahulu hingga kering untuk mengurangi kandungan racun pada daun yang bisa menyebabkan kambing dan domba keracunan hingga mengakibatkan kematian.


2. Kulit Batang Ketela 
Bagian selanjutnya adalah batang singkong, namun hanya diambil kulitnya saja. Bisa langsung diberikan untuk sapi dan kambing dalam kondisi segar atau dijemur hingga kering baru diberikan ke ternak untuk menghemat pakan.


3. Pongkol Telo
Pongkol telo atau bagian ujung atas dari singkong juga mulai marak digunakan sebagai alternatif pakan. Pongkol telo masih mengandung sedikit daging singkong. Cara pemberian bisa langsung diberikan ke ternak atau digiling dulu menjadi tepung kasar dan dijeur agar lebih awet saat disimpan.


4. Ampas Telo
Terakhir adalah ampas telo atau sisa dari penggilingan singkong setelah diperas dan diambil patinya. Bisa diberikan ke ternak dalam bentuk basah dicampur dedak atau bekatul dan garam, atau bisa bisa juga diberikan dalam bentuk kering dijemur terlebih dahulu.


Kandungan gizi singkong per 100 gram meliputi:
Kalori 121 kal
Air 62,50 gram
Fosfor 40,00 gram
Karbohidrat 34,00 gram
Kalsium 33,00 miligram
Vitamin C 30,00 miligram
Protein 1,20 gram
Besi 0,70 miligram
Lemak 0,30 gram
Vitamin B1 0,01 miligram


Sedangkan daun singkong yang banyak dijadikan sayuran pada masakan Sunda dan masakan Padang memiliki nutrisi sebagia berikut:

Nutrisi Satuan Kadar
Protein gram 6.8
Kalsium mg        165
Fosfor mg         54
Besi         mg         2.0
Vitamin A IU        11000
Vitamin C mg         275


Varietas tanaman singkong
Tanaman singkong disebut manis atau beracun, tergantung kandungan asam hydrocyanic dalam akarnya, yang umum diakui mengandung kurang dari 50 miligram asam hydrocyanic per kilogram bahan segar. Saat ini tersedia 10 varietas ubi kayu di pasaran. Kesepuluh varietas tersebut dikelompokkan menjadi dua, yakni kelompok varietas ubi kayu untuk pangan dan untuk industri.

Varietas untuk pangan adalah
N1 Mekarmanik
Adira 1
Malang 1
Malang 2
Darul Hidayah.


Sedangkan untuk ubi industri adalah
N1 Mekarmanik
Adira 2
Adira 4
Malang 4
Malang 6
UJ 5
UJ 3.


Varietas untuk pangan mempunyai tekstur umbi yang pulen dengan kadar HCN < 50 miligram per kilogram dan mempunyai rasa tidak pahit. Sedangkan ubi jalar untuk industri mempunyai kadar patin atau kadar bahan kering sekitar 0,6 gram per kilogram

Beberapa varietas unggul singkong yang telah dilepas oleh Kementrian Pertanian antara lain Adira 1, Adira 2, Adira 4, Malang 1, Malang 2, Darul Hidayah, Malang 4 maupun Malang 6.

Manihot esculenta pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian dikembangkan pada masa prasejarah di Brasil dan Paraguay, sejak kurang lebih 10 ribu tahun yang lalu. Bentuk-bentuk modern dari spesies yang telah dibudidayakan dapat ditemukan bertumbuh liar di Brasil selatan. 

Meskipun spesies Manihot yang liar ada banyak, semua kultivar M. esculenta dapat dibudidayakan. Walaupun demikian, bukti-bukti arkeologis budidaya singkong justru banyak ditemukan di kebudayaan Indian Maya, tepatnya di Meksiko dan El Salvador.

Produksi singkong dunia diperkirakan mencapai 192 juta ton pada tahun 2004. Nigeria menempati urutan pertama dengan 52,4 juta ton, disusul Brasil dengan 25,4 juta ton. 

Indonesia menempati posisi ketiga dengan 24,1 juta ton, diikuti Thailand dengan 21,9 juta ton (FAO, 2004) Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton di Amerika Latin dan Kepulauan Karibia.



sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Ubi_kayu

Review Web Kambingjoynim,com Memangkas Gap Teori Kampus dan Lapangan Dunia Peternakan dan Pertanian





Campusnesia.co.id – Sebagai orang yang pernah berlajar di kampus peternakan walau akhirnya murtad bekerja dan menggeluti bidang yang justru berbeda jauh dengan dunia peternakan sudah lama tersimpan keresahan dalam hati saya tentang Gap yang jauh antara teori di kampus dengan praktek peternakan di lapangan terutama untuk masyarakat peternak skala kecil 1-3 hewan ternak.


Sudah bukan rahasia lagi, teori dan ilmu yang ada di kampus dan bangku kuliah tentang dunia peternakan dan pertanian ini sudah sangat maju. Sayangnya entah di mana missing link-nya praktek pengelolaan pertanian dan peternakan di masyarakat skala kecil ya masih begitu-begitu saja. Berbagai penelitian, paper dan skripsi hanya berakhir jadi tumpukan kertas di perpustakaan, ilmunya tidak sampai ke masyarakat awam. 


Sebut saja dalam hal pakan ternak, di masyarakat kebanyakan masih menggunakan pakan full hijauan dan kadang kesusahan saat musim kemarau, padahal secara teori di kampus, pakan tidak selalu harus hijauan segar, bisa dari fermentasi jerami atau daun singkong. Belum lagi jika bicara efisiensi pakan dalam meningkatkan bobot ternak secara signifikan dalam waktu singkat, teorinya sudah ada tapi sampai hingga peternak kecil.


Kalau boleh mengurai, menurut saya munculnya Gap atau jurang pemisah yang jauh antara teori dan praktik ini karena pertama teori yang terlalu ndakik-ndakik bahasanya terlalu akademis susah dipahami dan diterapkan oleh masyarakat awam. Level ilmu kebanyakan pada tahap penelitian butuh lebih banyak diturunkan ke level praktik terapan yang lebih sederhana. 


Kedua sedikit sekali lulusan pertanian dan peternakan yang setelah lulus mau nyemplung ke dunia peternakan dan pertanian. Ini debatable banyak faktor misal peluang gaji di sektor pekerjaan lain yang lebih menggiurkan, atau kalaupun masuk dunia peternakan dan pertanian adanya di level mangerial tidak langsung berhubungan dengan peternak dan petani. Oleh karena itu melalui artikel ini saya mengajak alumni peternakan dan pertanian jangan malu setelah lulus nyangkul di sawah atau ngarit di tegal.


Alhamdulillah saya menemukan sebuah website yang akhirnya menjawab keresahan saya ini, nama websitenya Kambingjoynim.com dikelola oleh sahabat kecil saya Sulistyo dengan nama pena Lek Yo. Uniknya beliau justriu bukan jebolan fakulktas peternakan atau pertanian tapi jurusan Fisika FMIPA Undip 2007.



Melalui Kambingjoynim.com beliau aktif menulis seputar tips dunia peternakan dan pertanian dengan bahasa yang mudah dipahami oleh orang awam sekalipun secara runut dan urut. Seperti saya sampaikan tadi, Kambinghoynim mengurangi jurang pemisah antara teori di kampus dan praktek dilapangan. 


Dalam setiap artikel yang disampaikan semua data diambil dari paper, jurnal dan skripsi dari berbagai penelitian kampus ternama. Jadi asyik membaca artikelnya karena di akhir kita akan diberikan sumber dari mana teori yang diambil yang berrti pendapatnya bisa dipertanggungjawabkan dan punya dasar ilmiah.




Tidak hanya itu, dalam beberpa artikel seperti panduan lengkap beternak kambing dan hiroponik ditulis dari hasil pengalaman. Praktek tersebut kembali dikomparasikan dengan teori yang ada dikampus. Menarik sekali. 

Atau dalam artikel 15 Konsentrat Sapi Dengan Bahan Baku Konsentrat Sapi Yang Layak Dicoba, beliau mengupas mulai dari pengertian Konsentrat Sapi, Jenis pakan yang wajib diberikan kepada sapi, Kapan kita harus menggunakan konsentrat?, Konsentrat sapi yang sekarang ada di pasaran, hingga pembahasan tentang Jika ingin membuat konsentrat sapi sendiri dan Alternatif konsentrat sapi pabrikan.

Untuk sobat campusnesia yang penasaran dan mau mulai menjadi peternak atau petani, langsung saja ke websitenya klik di sini >> Kambingjoynim.com oh ya beliau juga aktif di Yotube melalui channel Joynim Lowland Hydroponics berbagi seputar dunia hidroponik, jangan lupa subcribes.


Penulis: Nandar

Mahasiswa KKN Undip Sosialisasi Pembuatan Mineral Blok Sebagai Pakan Tambahan Ternak

0



Campusnesia.co.id - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro (Undip) telah membuat program sosialisasi tentang Pembuatan Mineral Blok Sebagai Pakan tambahan untuk ternak sapi maupun kambing. Program ini diadakan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pembuatan mineral blok atau permen bernutrisi untuk sapi, dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan produktivitas ternak sapi di Desa Jatingarang. Mineral blok merupakan pakan suplemen yang telah dipadatkan, mengandung berbagai macam mineral dan vitamin, sehingga diharapkan dapat berfungsi meningkatkan nafsu makan, sehingga bobot badan sapi tersebut mengalami peningkatan secara nyata dan terhindar dari defisiensi mineral.

Program ini dibuat oleh Abeg Nego Manulang. Sasaran dari program ini adalah para peternak sapi dan juga kambing yang ada di Desa Jatingarang. Kegiatan Sosialisasi ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 27 Januari 2024 yang berlokasi di mushola ngelri. Kegiatan dimulai pada pukul 19.30 – 21.00 WIB.
                 
                
Kegiatan ini diselenggarakan sebagai alternatif warga dalam pemberian pakan tambahan untuk ternak. Selain harga yang murah untuk membuat mineral blok namun kandungan nutrisi juga baik untuk memenuhi kebutuhan mineral ternak. Para hadirin diberi demonstrasi bagaimana proses pembuatan mineral blok atau permen untuk sapi mulai dari awal hingga sampai bagaimana nantinya diberikan kepada ternak.

Selama kegiatan, warga diberi demonstrasi tentang cara membuat mineral blok atau permen bernutrisi untuk sapi. Setelah demonstrasi, dilakukan sesi tanya jawab untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada warga mengenai manfaat dan proses pembuatan mineral blok tersebut. Warga sangat antusias dan senang mendapat ilmu baru.

 

Diharapkan melalui program sosialisasi ini, masyarakat Desa Jatingarang dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang nutrisi yang diperlukan oleh sapi dan dapat mengimplementasikannya dalam praktik peternakan mereka.




Penulis: 
Abeg Nego Manulang

Jurusan: 
Peternakan

Dosen Pembimbing: 
dr. Siti Fatimah , M. Kes.

Tim: 
Tim Reguler KKN 1 Undip Tahun Akademik 2023/2024

Lokasi: 
Desa Jatingarang, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo

Editor:
Achmad Munandar

Analisis Usaha Pakan Ternak Pongkol Telo Giling Hasilnya Bikin Merinding

0
 


Campusnesia.co.id - sekitar 5 hinggga 6 tahun lalu di daerah Majasem Ngemplak dan sekitarnya yang masuk kecamatan Trangkil Kabupaten Pati sedang tren pemanfaatan pongkol telo sebagai pakan ternak kambing dan sapi. 

Pongkol telo adalah bagian ujung pangkal ketela yang dipotong saat umbi ketela hendak dikupas kulitnya sebelum digiling menjadi tepung topioka. 

Pongkol telo ini termasuk bagian ujungnya masih mengandung daging ketela walau hanya sedikit, dalam daging singkong ini terdapat pati yang bersifat mengeyangkan bagi hewan ternak. 

Karena sifatnya yang membuat kenyang, peternak bisa lebih hemat pakan hijauan sehingga tak perlu sering-sering atau terlalu banyak "ngarit" mengambil hijauan berupa dedaunan segar. 

Kini warga tak hanya memberikan pongkol telo dalam bentuk glondongan namun digiling menjadi tepung sehingga mudah dikonsumsi oleh ternak baik secara langsung maupun dicampur dengan air, dedak atau bekatul dan garam. 

Peluang ini dilihat oleh pak Woto warga Weron Tegalharjo Trangkil Pati, dari awalnya hanya menyediakan jasa selep atau giling pongkol untuk pemilik ternak, kini beliau juga memproduksi pongkol selep siap guna. 

Beliau membeli pongkol dari para pekerja kupas telo atau ocek di wilayah Majasem dan Ngemplak Pati dengan harga Rp 500-1.000 per kwintal telo. 

Pongkol yang terkumpul selanjutnya beliau selep menjadi tepung dan dijemur hingga kering untuk mengurangi kadar air yang akan membuat tahan lama ketika disimpan dalam karung-karung plastik di gudang penyimpanan. 

Untuk menghasilkan 1 kantong sak pongkol siap guna, dibutuhkan 1 hingga 1,2 ton pongkol. Untuk biaya selep kira-kira setiap 1 ton sebesar Rp 15.000. 

Jadi untuk 1 sak pongkol telo selep yang siap diberikan ke ternak butuh modal produksi antara Rp20.000 hingga Rp30.000 jika permintaan sedang banyak namun stok pongkol basah sedikit. 

Setiap karung dijual dengan range harga Rp50.000 hingga Rp90.000 dengan demikian setidaknya beliau bisa mengantongi margin laba hingga 100 persen. 

Tak cuma pak Woto, anak muda bernama mas Puji dan bapaknya bernama Pak Parjin juga melakukan hal yang sama. 

Pongkol selep jadi favorit para pemilik ternak, dan membeli yang sudah siap guna adalah pilihan mudah bagi yang tidak mau repot mencari pongkol basah, menggiling dan menjemur sendiri. 

Sebagai catatan, walau pongkol telo memberi efek kenyang dan mempercepat ternak "gemuk" namun pemberiannya harus diimbangi dengan hijauan dan serat protein lain agar gemuknya tidak hanya lemak namun daging beneran. 

Pongkol singkong merupakan sumber energi yang bagus karena kandungan energinya tinggi. Dalam formulasi sumber serat untuk sapi, kambing, atau domba dari 100% diantaranya 30% sumber protein 30% sumber serat  30%  sumber energi, pongkol selep bisa jadi alternatif sumber energi untuk ternak dengan harga yang sangat terjangkau.

Inspiratif ya sobat wirausaha, kalau di sekitarmu apa inovasi pakan ternak yang ada? share di kolom komentar ya. Sampai jumpa.



Penulis
Achmad Munandar

Sumber foto: Anto tv hd

Tata Cara Budidaya Lele Sangkuriang di Kolam Terpal Tahun 2023

0
 



Campusnesia.co.id - Halo sobat Campusnesia, ternak lele pernah menjadi guyonan untuk mereka yang tidak kerja, padahal andai mereka tahu budidaya ikan lele sangat menguntungkan lho, salah satunya jenis lele sangkuriang.

Budidaya lele sangkuriang punya keunggulan dari ikan lele jenis lainnya. Ikan lele sangkuriang merupakan varietas ikan lele baru yang dikembangkan oleh Lembaga BBAT melalui rekayasa genetik dari lele dumbo strain.

Lewat postingan kali ini berikut kami hadirkan informasi tentang Tata Cara Budidaya Lele Sangkuriang Tahun 2023.


Cara Budidaya Lele Sangkuriang di Kolam Terpal
Ada banyak cara budidaya lele sangkuriang, seperti menggunakan kolam tanah, kolam semen, dan kolam terpal. Namun, di antara jenis kolam lainnya, kolam terpal lebih cocok dalam budidaya ikan lele sangkuriang. Lalu bagaimana caranya?

1. Persiapan Kolam
Ikan lele sangkuriang tidak memerlukan lahan yang terlalu luas untuk pembudidayaannya. Kolam berukuran 5 x 2 meter bisa digunakan untuk membudidayakan 1000 ekor lele sangkuriang.

Bapak/Ibu dapat memulai pembuatan kolam terpal berukuran 5 x 2 meter. Buatlah kolam terpal pada permukaan tanah yang datar dan tidak tajam sehingga terpal tidak mudah koyak.

Jika Bapak/Ibu ingin mengetahui pembuatan kolam terpal lebih lanjut dapat mengakses artikel ini.

2. Pengisian Air Kolam
Setelah kolam terpal selesai dibuat, selanjutnya yaitu tahap pengisian air kolam. Air kolam diisi dengan air bersih yang bebas dari bahan kimia berbahaya pada ketinggian 50 cm.

3. Memilih dan Menebarkan Benih
Pilihlah benih ikan lele sangkuriang yang berkualitas karena kualitas dari benih menentukan keberhasilan budidaya Bapak/Ibu. Ciri-ciri benih yang unggul yaitu secara fisik proporsional, aktif bergerak, dan tidak hanya diam di dalam air. 

Sebelum menebarkan benih, hendaknya Bapak/Ibu melakukan proses aklimatisasi agar benih ikan lele dapat beradaptasi dengan kondisi air kolam. Berikut beberapa cara aklimatisasi ikan lele sangkuriang:

Masukan benih dan air kolam bersama wadahnya
Biarkan terapung selama 15-20 menit untuk menyesuaikan suhu wadah awal dan kolam
Wadah dimiringkan sehingga benih ikan lele dapat keluar dengan sendirinya
4. Pemberian Pakan
Pakan yang memiliki nutrisi seimbang menjadi cara agar lele sangkuriang cepat besar. Berilah pakan dengan dosis 3-4% dari ukuran tubuh ikan lele. Frekuensinya dapat dilakukan sebanyak 3 kali sehari pada pagi hari, siang hari dan malam hari. 

5. Manajemen Kualitas Air Kolam
Penggantian air dilakukan ketika tercium bau amis pada air kolam. Penggantian air ini penting karena air yang kotor menjadi sarang dari penyakit.

Ketika ikan lele sangkuriang sudah cukup besar, tambahkan air dari yang awalnya 50 cm menjadi 90 cm. Kemudian tambahkan lagi hingga tinggi air kolam 120 cm ketika menjelang panen.

6. Panen Ikan Lele Sangkuriang
Ikan lele sangkuriang dapat dipanen lebih cepat dibandingkan ikan jenis lainnya yaitu pada usia 60-70 hari. Cara panennya yaitu dilakukan dengan menyurutkan air pada kolam terpal.

Selanjutnya, dengan hati-hati ditangkap menggunakan jaring dan dipindahkan pada wadah yang berisi air. Ikan lele sangkuriang kemudian siap untuk dijual.


5 Keunggulan Lele Sangkuriang
Ikan lele sangkuriang banyak dibudidayakan di Indonesia. Hal ini dikarenakan, lele sangkuriang memiliki keunggulan dibandingkan lele jenis lainnya.

Berikut ini 5 keunggulan budidaya lele sangkuriang.

1. Panen Lebih Cepat
Benih Ikan lele sangkuriang dapat tumbuh dari ukuran 2-3cm ke ukuran 5-6 cm hanya dalam waktu 20-25 hari. Begitu juga pembesarannya, dari benih ukuran 5-6 cm hingga bisa dapat dipanen, ikan lele sangkuriang hanya memerlukan waktu 50-60 hari saja. 

Ikan lele ini juga dapat tumbuh lebih cepat pada suhu lingkungan yang cukup hangat. Disarankan suhu minimum untuk budidaya ikan lele sangkuriang yaitu 25°C.

2. Jumlah Telur Banyak
Ikan lele sangkuriang memiliki jumlah telur ikan yang lebih banyak dibandingkan ikan lele jenis lainnya. Jika Bapak/Ibu melakukan pemijahan ikan lele sangkuriang, satu ekornya dapat menghasilkan 40.000-60.000 butir telur.

3. Tahan Penyakit
Ikan lele sangkuriang merupakan hasil pengembangan genetika dari ikan lele. Maka tak heran, ikan lele ini tahan terhadap penyakit dan memiliki kekebalan tubuh yang baik.

4. Rasa yang Nikmat
Ikan lele sangkuriang merupakan salah satu jenis ikan lele kegemaran masyarakat di Indonesia. Pasalnya, ikan lele sangkuriang memiliki cita rasa daging yang gurih dan daging yang lebih padat, serta minim lemak.

5. Mudah Dibudidayakan 
Lele sangkuriang merupakan jenis lele air tawar yang mudah untuk dibudidayakan. Ikan lele sangkuriang memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi pada kolam dengan suhu yang panas dan kadar oksigen yang rendah. Selain itu, lele sangkuriang juga tidak cerewet memilih pakan.


Demikian tadi sobat Campusnesia, postingan kita kali ini tentang Tata Cara Budidaya Lele Sangkuriang Tahun 2023, semoga bermanfaat sampai jumpa.


Tantangan Terjawab: Mahasiswa KKN Pimpin Perubahan Peternakan di Desa Banaran dengan Edukasi Inovatif Mesin Pencacah Rumput Gajah

0
Mahasiswa Universitas Diponegoro 
Membangkitkan Rasa Inovatif di Desa Banaran


Campusnesia.co.idBanaran (02/04/2024) Desa Banaran merupakan salah satu desa yang memiliki potensial usaha peternakan dan pertanian yang tinggi. Salah satu pakan yang sering digunakan di Desa Banaran sebagai pakan ternak adalah rumput gajah. Rumput gajah adalah makanan utama untuk hewan ternak. Sebelum diberikan kepada ternak, rumput harus dicacah dengan baik agar bisa dicerna dengan baik. 

Namun, mahasiswa teknik mesin dari Universitas Diponegoro menemukan bahwa di Desa Banaran sendiri, masih menggunakan cara manual. Cara manual ini seringkali memakan waktu, tenaga, dan dapat merusak rumput karena pemotongan yang tidak merata. Hal inilah yang menyebabkan sebagian besar makanan tidak dapat dikunyah seluruhnya terutama pada bagian batangnya, dari salah satu pengamatan langsung menunjukkan ternak sapi tidak menyukai bahan makanan (rumput gajah) yang panjang-panjang khususnya pada bagian batang yang cenderung berserat banyak, dan justru pada bagian batang inilah sumber protein dan nutrisi itu berada yakni sekitar 80% dari total protein rumput gajah (Pennisetum pupureum) serta 52% TDN (Total digestible nutrients) ada di bagian batang rumput gajah. 

Mahasiswa teknik mesin, Aditya Shelgi Wibowo melihat gap bahwa pencacahan yang dilakukan peternak di sini belum mencacah rumput pakan ternaknya dengan menggunakan mesin. Kontribusi yang ingin dilakukan oleh mahasiswa adalah bagaimana memenuhi celah yang ada dengan menciptakan suatu inisiatif, yaitu mengedukasi bagaimana cara membuat mesin pencacah rumput gajah dari awal sampai selesai kepada para pemangku kepentingan di Desa Banaran yang harapannya mesin ini dapat dimanfaatkan dan membantu sektor peternakan dan pertanian di desa ini. 

Aditya sendiri membuat desain, analisis, dan tata cara perancangan mesin pencacah rumput gajah. Perancangan ini mulai dari komponen apa saja yang ada di mesin pencacah rumput gajah, terbuat dari material apa setiap komponennya, kapasitas dan spesifikasi dari mesin tersebut, faktor keamanan, analisis perhitungan torsi, daya, dan lain-lain, serta pemilihan rancangan sedemikian rupa sehingga tercipta mesin tersebut, tidak lupa bagaimana langkah-langkah perakitan mesin pencacah rumput gajah dari awal hingga selesai.

Proyek ini berhasil dilakukan pada tanggal 2 Februari 2024, dan terutama berfokus pada bagaimana membuat Desa Banaran memiliki upperhand dalam membuat mesin pencacah rumput gajah secara mandiri. Edukasi yang diberikan kepada perangkat berupa sosialisasi dengan membagikan buku panduan perancangan mesin pencacah rumput gajah. Buku tersebut juga dilengkapi dengan gambar teknik secara rinci yang dapat dijadikan acuan ketika ingin memesan komponen kepada workshop atau bengkel yang ada. Selain itu, audiens juga diberikan soft file sebagai arsip. Hal ini bertujuan dengan harapan, ketika mahasiswa sudah meninggalkan lapangan, proyek ini akan tetap berjalan dengan baik.

Dengan keberhasilan program ini, Mahasiswa KKN menunjukkan kontribusinya dalam membuat perubahan pada sektor peternakan dan membuka pandangan bahwa membuat mesin pencacah rumput juga bisa dilakukan jika mengikuti panduan dengan baik. Program kerja ini mencerminkan semangat kolaborasi antar mahasiswa dan pihak desa, menjawab tantangan dan menciptakan Desa Banaran menjadi inovatif dan lebih maju.



Penulis: 
Aditya Shelgi Wibowo 
(S-1 Teknik Mesin – Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro)

Dosen Pembimbing Lapangan: 
Dr. Aminah, S.H., M.Si.
Dra. Sri Puji Astuti, M.Pd.
Dr. Eng. Samuel, S.T., M.T.

Lokasi KKN: 
Desa Banaran
Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah

KKN Reguler Tim 1 2024 Universitas Diponegoro

Editor:
Achmad Munandar

Tim I KKN Undip Kenalkan Probiotik Alami Guna Percepat Pertumbuhan Ikan Lele di Desa Kemiri Timur



Campusnesia.co.id -- Batang, 31 Januari 2020. Mahasiswa Tim 1 KKN Undip 2020 di Desa Kemiri Timur, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang mengadakan edukasi dan pendampingan mengenai manfaat dan pentingnya penggunaan probiotik bagi pertumbuhan ikan lele. Hal ini didasari dengan fakta bahwa kegiatan budidaya lele tradisional menghasilkan limbah air cukup banyak yang dapat menurunkan kualitas pada umumnya. Selain itu, diperlukan biaya pakan yang tinggi sehingga berdampak pada biaya pakan mahal yang dikeluhkan oleh pembudidaya.

“Desa Kemiri Timur memiliki potensi budidaya lele khususnya di dusun kalisari  yang memiliki cadangan air tanah yang tinggi, namun yang menjadi hambatan adalah budidaya tersebut hanya sampai pada tahap pembibitan saja” Ujar Jayono selaku sekretaris desa. 

iklan

Tiyo Meizi Nugroho, Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan memberikan edukasi dan praktik pembuatan probiotik guna mengatasi permasalahan tersebut di Desa Kemiri Timur. Probiotik memiliki segudang manfaat yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan metabolisme ikan,merangsang nafsu makan, membantu proses pembenihan,makanan tambahan untuk ikan, dan menghilangkan bau air kolam akibat amonia.


Program ini disambut baik oleh masyarakat Desa Kemiri Timur, khususnya para pembudidaya lele. Beberapa pembudidaya ikan lele bahkan berencana untuk segera mengaplikasikan probiotik tersebut pada kolam budidaya miliknya. “Menurut saya edukasi ini sangat penting karena saya ingin mengetahui cara pembuatan probiotik dan menambah padat tebar perkolam ” ungkap Bapak Parman pemilik kolam lele 

Probiotik tersebut memiliki banyak manfaat yaitu diantaranya meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan metabolisme ikan, merangsang nafsu makan, membantu proses pembenihan dan makanan tambahan untuk ikan dan menghilangkan bau air kolam akibat amonia. Pembudidaya dapat memulai pembuatan probiotik dengan menyiapkan bahan bahan yang di campurkan seperti gula merah cair atau molase, air kelapa tua, yoghurt, EM4 dan ragi tape yang kemudian difermentasi selama minimal seminggu.

Mahasiswa KKN Undip, Tiyo mencoba mempraktikan probiotik yang sudah dibuat sebelunya di salah satu kolam budidaya milik pembudidaya ikan Lele di Dusun Kalisari, Desa Kemiri Timur. Cara pemberian probiotik ini adalah dengan cara melarutkan probiotik dalam air kolam sesuai denganprosedur yang dianjurkan, proses pemberian probiotik dapat dihentikan apabila kondisi air kolam sudah berwarna merah. Sehingga kedepannya pembudidaya dapat membuat probiotik ini secara mandiri agar dapat menekan biaya pakan, ikan yang dibudidayakan jauh lebih sehat serta mengurangi buangan limbah air budidaya.