Tampilkan postingan dengan label KKN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KKN. Tampilkan semua postingan

Program Sekolah Berdaya-Bersahaja Hadirkan Kolaborasi Internasional: Wujudkan Sekolah Bersih, Sehat, dan Juara di SD 1 Sriwulan dan SD 1 Purwosari, Kabupaten Demak

0


Campusnesia.co.id -  Demak - SD 1 Sriwulan dan SD 1 Purwosari, Kabupaten Demak, menjadi saksi lahirnya program inovatif Sekolah Berdaya-Bersahaja yang digagas oleh Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Undip 119. Program yang berlangsung selama Juli hingga Agustus 2025 ini mengusung misi besar: menciptakan sekolah yang Bersih, Sehat, dan Juara melalui pendekatan kolaboratif lintas sektor, bahkan lintas negara.

Bukan sekadar kegiatan pengabdian mahasiswa, Sekolah Berdaya-Bersahaja dirancang sebagai rangkaian program berkesinambungan untuk memperkuat kapasitas guru dan siswa di wilayah rawan bencana. Targetnya tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membentuk perilaku, menanamkan budaya sehat, dan membangun karakter juara yang siap bersaing di masa depan.


Latar Belakang: Pendidikan di Daerah Rawan Bencana
Kondisi geografis Kabupaten Demak yang rentan terhadap bencana – termasuk banjir rob – menuntut adanya langkah preventif di sektor pendidikan. Sekolah yang berada di kawasan ini tidak hanya menghadapi tantangan akademik, tetapi juga risiko kesehatan, kebersihan, dan keamanan. Melihat kondisi tersebut, Tim KKN Undip 119 memandang perlu adanya intervensi terarah yang memadukan edukasi, kesehatan, lingkungan, dan kebencanaan.

“Program ini adalah bentuk komitmen kami untuk menghadirkan pendidikan yang tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga membangun ketahanan anak-anak terhadap tantangan lingkungan,” ujar Ketua Tim Sekolah Berdaya-Bersahaja KKN 119 Undip.


Kolaborasi Lintas Negara dan Lintas Disiplin
Yang membuat program ini berbeda adalah kehadiran para akademisi dan praktisi dari berbagai negara. Di antara tokoh yang hadir yaitu:

Athira Nandakumar, Ph.D – Kagoshima University, Jepang

Prof. Satoko Okabe – Koriyama Women’s University, Jepang

Prof. Aya Goto – Harvard T.H.C. School of Public Health

Prof. Chihaya Koriyama – Kagoshima University, Jepang

Letnan Kolonel Rishi Rajalakhsmi – Indian Army, yang memberikan pelatihan kebencanaan
Keterlibatan mereka menjadi bukti bahwa pendidikan di daerah rawan bencana dapat menarik perhatian dan dukungan dari jaringan internasional.


Rangkaian Program Utama

Program Sekolah Berdaya-Bersahaja terdiri dari tiga rangkaian besar yang saling melengkapi:

1. Sekolah Juara
Fokus pada pengembangan karakter dan potensi siswa. Kegiatan meliputi motivasi belajar, orientasi masa depan, edukasi pemberdayaan, sosialisasi perlindungan hak anak, serta penciptaan lingkungan egaliter, anti-bullying, dan anti-kekerasan. Siswa juga mendapat pelatihan bahasa Inggris dan tata tertib sekolah untuk membangun kedisiplinan bersama.

2. Sekolah Bersih
Mengedepankan kesadaran lingkungan melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Siswa dan guru diajak membangun Pojok Hijau dengan kegiatan daur ulang, serta memprakarsai pembentukan Bank Sampah sebagai langkah nyata pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

3. Sekolah Sehat
Melibatkan mahasiswa Kedokteran Undip untuk melakukan pemeriksaan visus dan antropometri siswa. Tujuannya adalah mendeteksi dini risiko kesehatan dan memberikan rekomendasi perbaikan, mengingat pentingnya kesehatan di daerah yang rawan bencana.


Dampak dan Harapan
Kegiatan ini bukan hanya memberi manfaat langsung, tetapi juga meninggalkan warisan pengetahuan dan keterampilan yang bisa diteruskan guru dan siswa secara mandiri. “Kami berharap, setelah program ini, sekolah dapat meneruskan kebiasaan baik dan menjadi contoh bagi sekolah lain di wilayah Demak,” kata salah satu anggota tim KKN.

Para akademisi internasional yang hadir juga menyampaikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif ini. Mereka melihat potensi besar jika konsep serupa diterapkan di daerah rawan bencana lain di Indonesia.

Dengan semangat “Bersih, Sehat, Juara”, Program Sekolah Berdaya-Bersahaja membuktikan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah sederhana di sekolah. Kolaborasi antara mahasiswa, guru, siswa, pakar internasional, dan komunitas lokal menjadi fondasi kuat untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, berdaya, dan tangguh menghadapi tantangan zaman.



Editor:
Achmad Munandar

Mendorong Wisata Berkelanjutan, Mahasiswa KKN-T Universitas Diponegoro Perkenalkan Panduan Pilah Sampah Wisatawan

0

Pemaparan Program Pendampingan Rancangan Eco Guide kepada Ketua Unit Pengolahan Sampah Desa Sriwulan

Campusnesia.co.idKendal - Dalam rangka mendukung penguatan branding Arenan Kalikesek sebagai wisata yang berkelanjutan, salah satu mahasiswa KKN Tematik Universitas Diponegoro memperkenalkan rancangan Eco-Guide atau panduan memilah sampah bagi wisatawan. Program ini diinisiasi oleh Aulia Putri, mahasiswa D-4 Informasi dan Hubungan Masyarakat, Universitas Diponegoro.

Aulia menjelaskan bahwa tujuan perancangan Eco-Guide Wisatawan ini untuk meminimalisir risiko pencemaran lingkungan wisata akibat tumpukan sampah yang tidak terpilah dengan baik. Melalui media edukasi yang interaktif, wisatawan diajak berkontribusi secara aktif dalam membantu proses pengolahan sampah sehingga dapat memaksimalkan potensi daur ulang sampah. Program ini juga menjadi pendukung konsep sustainable tourism atau wisata berkelanjutan, yaitu wisata yang tidak merusak sumber daya alam dan bisa dinikmati oleh generasi mendatang. 

Eco Guide Wisatawan didesain dalam bentuk leaflet lipat tiga dan poster yang berisi informasi singkat dan ilustrasi cara memilah sampah organik, anorganik, B3, dan residu dengan bahasa yang ringan, serta visual grafis yang mudah dipahami oleh semua kalangan, termasuk anak-anak.

“Harapannya melalui pendampingan perancangan Eco Guide Wisatawan, dapat meningkatkan kesadaran pengunjung untuk membuang sampah sesuai kategori tempat sampah yang telah disediakan di area-area strategis wisata. Dengan langkah kecil ini, lingkungan akan tetap terjaga dan wisata pun menjadi lebih nyaman.” ujar Aulia. 

 
Pemaparan Program Pendampingan Rancangan Eco Guide kepada Sekretaris BUMDES

Pemaparan rancangan Eco Guide Wisatawan ini dilakukan pada Senin, 28 Juli 2025 dan Rabu, 30 Juli 2025 kepada pengelola wisata, yakni pihak BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) dan pihak Unit Pengolahan Sampah Desa. Kegiatan pemaparan dilakukan di Kantor BUMDES Sriwulan dan rumah Ketua Unit Pengolahan Sampah Desa Sriwulan untuk menjelaskan rancangan desain visual dan strategi pemanfaatan yang dapat diterapkan ke depannya. 

Salafudin, Ketua Unit Pengolahan Sampah Desa Sriwulan menyampaikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa KKN-T ini. “Edukasi seperti ini sangat dibutuhkan agar wisata di desa kami tidak hanya indah tetapi juga berkelanjutan. Kami berharap wisatawan menjadi lebih peduli.” ujarnya

Dengan adanya Eco Guide Wisatawan ini, pengelola wisata optimis kebersihan Arenan Kalikesek dapat terjaga dan dapat menjadi insipirasi daerah lain sebagai contoh destinasi wisata berkelanjutan. Rancangan Eco Guide ini diharapkan bisa bermanfaat dan terus digunakan oleh pengelola dan wisatawan untuk menjaga kelestarian lingkungan di area wisata. 



Penulis: 
Aulia Putri Salsa Billa
Mahasiswa Program Studi Informasi dan Hubungan Masyarakat
Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro.

DPL: 
Reny Wiyatasari, S.S., M.Hum

Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN-T 112 Undip Kenalkan Batas Gula Harian kepada Warga Ngemplak Simongan melalui Camilan Sehat

0


Campusnesia.co.idSemarang - Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro (Undip) terus menggelar berbagai kegiatan edukatif di Kelurahan Ngemplak Simongan. Salah satu program yang menarik perhatian warga adalah kegiatan bertajuk “Kenali Batas Gula Harianmu: Yuk, Buat Camilan Sehat dan Rendah Gula!” yang diselenggarakan oleh Alfiani Fa’izatinni’mah, anggota Kelompok 1 KKN-T 112, pada Jumat, 1 Agustus 2025. 

Bertempat di Balai RT 09 RW 01, kegiatan ini menggabungkan edukasi mengenai konsumsi gula harian dengan praktik langsung membuat camilan sehat. Melalui kegiatan ini, peserta tidak hanya menerima materi secara teoritis, tetapi juga dilibatkan dalam kegiatan memasak bersama yang menyenangkan dan mudah diterapkan di rumah.

Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga, mengenai pentingnya membatasi konsumsi gula harian. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan memberikan alternatif camilan yang lebih sehat dan tetap lezat, sehingga bisa menjadi pilihan baru untuk konsumsi keluarga sehari-hari.

Kegiatan ini diikuti oleh para ibu-ibu warga RT 09 RW 01 Ngemplak Simongan. Antusiasme peserta terlihat dari partisipasi aktif dalam sesi diskusi maupun praktik memasak puding.

Kegiatan dimulai pukul 16.00 WIB dengan sambutan pembuka dari penyelenggara. Selanjutnya, peserta diajak menyimak penjelasan materi yang bersumber dari leaflet mengenai batas konsumsi gula harian yang aman, dampak konsumsi gula berlebih terhadap kesehatan, serta pentingnya memilih camilan sehat dengan indeks glikemik rendah. Acara dilanjutkan dengan sesi praktik membuat puding ubi ungu rendah gula dan kalori. Dalam sesi ini, peserta diajak terlibat langsung mulai dari proses pencampuran bahan hingga menuangkan ke dalam cetakan. Kegiatan kemudian ditutup pada pukul 17.00 WIB dengan penyerahan hasil puding yang telah dibuat kepada peserta, pengisian kuesioner, dan sesi dokumentasi.
 

Kegiatan ini mendapat tanggapan positif dari para peserta. Salah satu peserta, Ibu Ani, menyampaikan kesannya, “Kegiatannya menyenangkan dan ilmunya sangat bermanfaat. Jadi tahu cara bikin camilan sehat buat keluarga tanpa harus takut kelebihan gula.”

Sebagai penyelenggara, Alfiani berharap kegiatan ini bisa menjadi langkah awal dalam mendorong gaya hidup sehat di lingkungan masyarakat. “Semoga setelah kegiatan ini, para ibu bisa mulai menerapkan pola konsumsi gula yang lebih bijak dan mencoba membuat camilan sehat sendiri di rumah. Harapannya, edukasi seperti ini bisa membawa dampak nyata dalam menjaga kesehatan keluarga,” ujarnya.

Program ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan KKN Undip yang mengedepankan pendekatan edukatif, praktis, dan partisipatif dalam membangun kesadaran hidup sehat di masyarakat.



Editor:
Achmad Munandar

WAW! Mahasiswa FPP UNDIP Mengolah Minyak Jelantah Menjadi Lilin Aromaterapi

0


Campusnesia.co.id - Semarang - Mahasiwa KKN-T Tim 112 Kelompok 1 Universitas Diponegoro menggelar kegiatan kegiatan edukatif di masyarakat Keluarahan Ngemplak Simongan. Salah satu program yang dilakukan bertajuk "Edukasi dan Demonstrasi Pemanfaatan Limbah Minyak Jelantah menjadi Lilin Aromaterapi" yang di selenggarakan oleh Fauziyyah Surya Septa Anggraini, mahasiswa S1 Agribisnis, Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) Undip.

 

Kegiatan ini diselenggarakan pada hari Rabu, 30 Juli 2025 di Balai Pertemuan RT 09 RW 01, diawali dengan edukasi mengenai penjernihan minyak jelantah lalu dilanjutkan demonstrasi pembuatan lilin aromaterapi serta pelaksanaan lomba pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah. Melalui kegiatan ini, peserta tidak hanya menerima materi teoritis tetapi dilibatkan dalam pembuatan lilin aromaterapi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran ibu rumah tangga mengenai penjernihan minyak jelantah untuk dimanfaatkan kembali menjadi lilin aromaterapi.

Partisipan kegiatan ini diikuti oleh Ibu PKK, warga Rt 09, dan remaja Karang Taruna RT 09. Peserta tampak antusias mengikuti kegiatan ini, terlihat bahwa meteka turut andil dalam rangkaian acara ini. 

Acara dimulai pukul 15.30 WIB, pembukaan oleh MC dan sambutan dari Ibu RW 01 Ngemplak Simongan. Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi mengenai bahaya limbah minyak jelantah terhadap kesehatan dan lingkungan, cara penjernihannya, hingga proses pembuatan lilin aromaterapi. Peserta kemudian mengikuti demonstrasi langsung menyaring minyak jelantah dan mencampurnya dengan bahan-bahan seperti stearin, pewarna, dan aroma terapi. Setelah itu, dilanjutkan dengan kompetisi pembuatan lilin aromaterapi antar peserta. Masing-masing peserta dikelompokkan dan diberikan waktu untuk mengekspresikan kreativitas mereka dalam merancang lilin dengan variasi bentuk serta aroma yang unik. Lomba ini dinilai oleh dosen pembimbing lapangan (DPL) Dr. Khairul Anam S.Si., M.Si. penilaian dilakukan berdasarkan aspek kerapian, kewangian, dan inovasi. Acara kemudian ditutup dengan pengumuman pemenang, pembagian hadiah, sesi dokumentasi, dan pengisian kuesioner sebagai evaluasi kegiatan.

Salah satu peserta, Ibu Ani menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat. “Biasanya minyak bekas langsung saya buang, ternyata bisa dibuat lilin seperti ini. Saya jadi ingin coba praktik sendiri di rumah,” ujarnya antusias.

Sebagai penyelenggara, Fauziyyah berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi pembelajaran sesaat. Namun, bisa diterapkan secara nyata oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. “Semoga kegiatan ini mendorong warga untuk lebih peduli pada pengelolaan limbah rumah tangga serta memunculkan ide-ide kreatif yang bisa bernilai ekonomi,” ungkapnya.

Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian program KKN Universitas Diponegoro yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat melalui pendekatan langsung dan partisipatif. Dengan menggabungkan penyampaian materi dan praktik secara nyata, program ini mendorong terciptanya kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga kesehatan dan kelestarian lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.




Editor:
Achmad Munandar

KKN Undip Kenalkan Alat Monitoring Air untuk Budidaya Lele Gunungpati

0
 

Mahasiswa KKN Tim 97 Undip memperlihatkan alat monitoring air yang terdiri dari tiga sensor: pH, TDS, dan turbidity sebelum digunakan di kolam budidaya Mina Lancar, Senin (30/6). (Sumber: Audia Syafira/Citizen Journalism)


Campusnesia.co.id - Citizen Journalism - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 97 Universitas Diponegoro (Undip) melaksanakan kegiatan pengabdian bertema “Pengembangan Technopreneurship Pembudidaya Ikan Lele” di Rukun Warga (RW) 10, Kelurahan Gunungpati, Kota Semarang. Salah satu fokus utama kegiatan tersebut adalah pengenalan alat monitoring kualitas air kepada pembudidaya lele di Sentra Mina Lancar Pembesaran, Senin (30/6).

Dalam kegiatan ini, mahasiswa memperkenalkan dan menyerahkan alat digital monitoring kualitas air yang terdiri atas tiga sensor utama, yakni sensor Potential of Hydrogen (pH) yang berguna untuk mengukur tingkat keasaman atau kebasaan air, lalu sensor Total Dissolved Solids (TDS) yang berguna untuk mengukur kadar zat terlarut, dan terakhir sensor turbidity meter yang berguna untuk mengukur tingkat kekeruhan air. Data hasil pengukuran ditampilkan secara langsung pada layar digital Liquid Crystal Display (LCD) dan smartphone yang menyertakan status kondisi air seperti “Bersih” atau “Kotor” berdasarkan parameter yang terbaca.

Menurut (Tumwesigye et al., 2022), air kolam yang ideal sangat penting untuk pertumbuhan lele. Berdasarkan penelitian untuk budidaya tilapia dan catfish, pH optimal berada antara 6,5–8,5, dan nilai TDS serta turbidity yang rendah membantu menjaga kesehatan ikan dan efisiensi pakan. Studi lain juga menunjukkan bahwa sistem monitoring real-time dengan sensor pH, Total Padatan Terlarut (TDS), turbidity terbukti akurat dengan tingkat presisi hingga 98% dan sangat efektif dalam mengontrol kualitas air (Sugiharto et al., 2023).


Pengujian langsung alat monitoring oleh mahasiswa KKN di kolam pembesaran Mina Lancar, Senin (30/6). (Sumber: Audia Syafira/Citizen Journalism)

Salah satu pembudidaya, Muchlisin, menyatakan ketertarikannya terhadap alat tersebut, meskipun dirinya mengaku sebelumnya pernah mencoba alat pH manual. “Udah pernah pakai alat pH, tapi karena masih manual, jadi sudah enggak pakai lagi. Sekarang kalau mau lihat pH air ya cuma lihat dari warna airnya aja,” ungkapnya.

Melalui pengenalan alat ini, tim KKN berupaya meningkatkan kesadaran peternak terhadap pentingnya pemantauan kualitas air berbasis data. Tidak hanya digunakan untuk pengecekan sekali waktu, alat ini dapat dipakai secara rutin untuk pengambilan teknis seperti penggantian air, pemberian aerasi, atau pengaturan padat tebar.

Penelitian lain juga memperlihatkan efektivitas Internet of Things (IoT)-based monitoring terhadap produktivitas budidaya. Sistem monitoring pH, suhu, dan turbidity secara real-time mendukung pengelolaan kolam yang lebih baik serta respons cepat terhadap perubahan lingkungan mengingat bahwa kualitas air dapat mempengaruhi berat dan ukuran ikan secara signifikan (Sung et al., 2023). 

Penerapan alat monitoring ini di Mina Lancar menjadi salah satu bentuk nyata pemanfaatan teknologi dalam skala usaha kecil menengah. Dengan teknologi yang mudah digunakan dan memiliki keakuratan tinggi, proses budidaya menjadi lebih efisien, produktif, dan berkelanjutan. Pendekatan ini juga membuka peluang agar mereka lebih sadar akan technopreneurship sederhana, tetapi berdampak nyata terhadap usaha pembesaran ikan lele.



Penulis:
Angela Constantine Chandra, Tjan 
Mahasiswa S1 Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro

Editor:
Achmad Munandar


Referensi:
Sugiharto, W. H., Susanto, H., & Prasetijo, A. B. (2023). Real-Time Water Quality Assessment via IoT: Monitoring pH, TDS, Temperature, and Turbidity. Ingenierie Des Systemes d’Information, 28(4), 823–831. https://doi.org/10.18280/isi.280403

Sung, W. T., Isa, I. G. T., & Hsiao, S. J. (2023). An IoT-Based Aquaculture Monitoring System Using Firebase. Computers, Materials and Continua, 76(2), 2180–2200. https://doi.org/10.32604/cmc.2023.041022

Tumwesigye, Z., Tumwesigye, W., Opio, F., Kemigabo, C., & Mujuni, B. (2022). The Effect of Water Quality on Aquaculture Productivity in Ibanda District, Uganda. Aquaculture Journal, 2(1), 23–36. https://doi.org/10.3390/aquacj2010003

Mahasiswa Universitas Airlangga Kenalkan Bir Khotjok: Ramuan Herbal untuk Hipertensi dan Pegal Linu di Desa Sambangrejo

0
 


Campusnesia.co.idLamongan (16 Juli 2025) - Dalam rangka kegiatan Belajar Bersama Komunitas (BBK) ke-6 Universitas Airlangga, para mahasiswa melakukan edukasi kesehatan sekaligus demonstrasi pembuatan ramuan tradisional Bir Khotjok kepada warga Desa Sambangrejo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan.

Acara ini berlangsung di balai desa setempat dan dihadiri oleh ibu-ibu kader kesehatan serta warga sekitar. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai alternatif pengobatan herbal yang mudah dibuat di rumah dan bermanfaat bagi kesehatan, khususnya dalam menangani masalah hipertensi dan pegal linu yang sering dikeluhkan masyarakat.

“Bir Khotjok merupakan minuman herbal berbahan dasar jahe, serai, kayu manis, dan cengkeh yang memiliki efek relaksasi dan melancarkan peredaran darah. Sangat cocok untuk penderita hipertensi ringan dan mereka yang sering mengalami pegal-pegal akibat aktivitas berat,” jelas salah satu mahasiswa pemateri dari tim BBK UNAIR.

Selama sesi berlangsung, peserta tidak hanya mendapatkan materi edukasi, tetapi juga turut praktik langsung membuat Bir Khotjok. Bahan-bahan yang digunakan sangat mudah didapat, dan proses pembuatannya pun praktis serta bisa disesuaikan dengan selera.

Menurut para peserta, kegiatan ini sangat bermanfaat dan membuka wawasan mereka mengenai cara menjaga kesehatan dengan bahan alami. Beberapa di antaranya bahkan mengaku baru mengetahui bahwa rempah-rempah dapur yang selama ini tersedia di rumah memiliki khasiat luar biasa untuk kesehatan tubuh.

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program BBK Universitas Airlangga yang berlangsung dari tanggal 7 Juli hingga 4 Agustus 2025, yang mengusung semangat pemberdayaan masyarakat desa melalui pendekatan edukatif dan aplikatif.



Editor:
Achmad Munandar

Wujud Syukur dan Pelestarian Budaya: Sedekah Bumi Dusun Graman Dimeriahkan Arak-arakan dan Doa Bersama

0
 



Campusnesia.co.idLamongan - Suasana penuh khidmat dan kebersamaan terasa kuat dalam gelaran Sedekah Bumi di Dusun Graman, Desa Sambangrejo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, pada Selasa (23/7/2025). Tradisi tahunan ini menjadi momentum warga untuk mengungkapkan rasa syukur atas limpahan hasil bumi sekaligus menjaga warisan budaya leluhur.

Kegiatan yang dihadiri langsung oleh Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, atau yang akrab disapa Pak Yes, diawali dengan arak-arakan budaya dari Balai Desa menuju Sendang Graman. Ratusan warga dari empat RT di Dusun Graman turut serta dalam prosesi tersebut dengan mengenakan pakaian adat khas kerajaan dan membawa gunungan hasil bumi.

Yang menarik, arak-arakan juga dimeriahkan dengan pertunjukan teatrikal perang sempyoh — sebuah seni tradisional yang menggambarkan semangat juang masyarakat di masa lalu. Sesampainya di Sendang Graman, acara dilanjutkan dengan doa bersama sebagai bentuk permohonan keselamatan, kelimpahan rezeki, dan keharmonisan warga.

Dalam sambutannya, Bupati Yuhronur menyampaikan pentingnya merawat budaya lokal seperti sedekah bumi, terlebih di wilayah yang memiliki nilai sejarah tinggi seperti Dusun Graman. Ia juga mengapresiasi kekompakan masyarakat dalam menjaga tradisi dan identitas desa.

“Tradisi seperti ini adalah kekayaan budaya yang harus terus kita rawat bersama. Bukan hanya sebagai bentuk syukur, tetapi juga pengingat akan sejarah panjang desa kita,” ungkap Pak Yes.

Tak hanya dihadiri pejabat dan masyarakat setempat, kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) yang sedang menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sambangrejo. Kehadiran para mahasiswa ini memberikan warna tersendiri dalam pelaksanaan sedekah bumi.

Kevin, salah satu mahasiswa Unair peserta KKN, mengaku terkesan dengan semangat masyarakat dalam melestarikan budaya.

“Kami merasa beruntung bisa ikut merasakan langsung sedekah bumi di Dusun Graman. Ini pengalaman berharga yang tidak kami dapatkan di perkuliahan,” ujarnya.

Selain mengikuti arak-arakan, mahasiswa Unair juga turut membantu dalam persiapan logistik dan dokumentasi kegiatan. Partisipasi mereka menjadi wujud kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dalam mendukung pelestarian budaya lokal.

Dengan semangat gotong royong dan nilai-nilai kearifan lokal, sedekah bumi tahun ini tidak hanya menjadi agenda rutin desa, tetapi juga sarana mempererat hubungan sosial lintas generasi dan memperkuat identitas budaya Lamongan.



Editor:
Achmad Munandar

Pengadaan Tempat Sampah Terklasifikasi : Upaya Mahasiswa KKN-T Undip Dalam Mewujudkan Lingkungan yang Sehat dan Aman di CV. Bintang Umbul Wibawa

0
 


Campusnesia.co.idPada tanggal 29 Juli 2025 di Desa Degayu, Pekalongan Utara –Para mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP) yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu dan tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Tim 151 kelompok 5 telah melaksanakan program kerja multidisiplin yaitu pengadaan tempat sampah terklasifikasi seperti sampah organik, sampah anorganik, sampah limbah cair, sampah limbah padat, dan sampah kayu, di galangan kapal kayu tepatnya di CV Bintang Umbul Wibowo. 

Program kerja multidisiplin ini didasarkan pada hasil survey dan diskusi dengan pemilik galangan CV. Bintang Umbul Wibawa - Tungky Ari Wibawa - yang menyatakan bahwa pengadaan tempat sampah di galangan dapat menjadi solusi yang tepat untuk permasalahan sampah yang selama ini kurang diperhatikan pembuangannya. Sejauh ini, segala jenis sampah di galangan disatukan dalam tempat yang sama dan hal tersebut dinilai tidak ramah lingkungan karena beberapa sampah yang terklasifikasi berbahaya dapat mencemari lingkungan sekitar galangan dan tentu membahayakan siapapun yang ada disana, terutama para pekerja.

Kelompok 5 KKN-T 151 pun menginisiasi untuk mengadakan tempat sampah di lingkungan galangan dan tindakan tersebut disetujui oleh pemilik galangan. Dengan latar belakang sebagian besar anggota kelompok 5 merupakan mahasiswa teknik perkapalan, mereka mulai menentukan titik peletakan tempat sampah yang strategis sesuai dengan kondisi galangan kapal kayu. Begitu juga dengan anggota kelompok lain yang berasal dari disiplin ilmu yang berbeda, bekerja sama menyusun booklet dan juga poster yang tidak hanya disebar di lingkungan galangan kapal kayu, tapi juga  ke lingkungan masyarakat sekitar galangan supaya kesadaran dan wawasan akan pengklasifikasian sampah bisa lebih masif dan meluas ke segala kalangan.

Peletakkan tempat sampah di galangan kapal kayu didasarkan pada denah yang telah dibuat dan didiskusikan. Para mahasiswa kelompok 5 bekerja sama untuk meletakkan tempat sampah tersebut sesuai dengan titik yang ada di denah. Setelah itu, kelompok 5 juga mensosialisasikannya kepada pekerja galangan kapal kayu tentang pengadaan tempat sampah dan para pekerja bisa membuang sampah atau sisa bahan baku pembuatan kapal ke tempat sampah yang telah tersedia. “Tempat sampah ini diharapkan disadari oleh para pekerja supaya lingkungan galangan bisa tetap bersih sekaligus aman” ucap Mas Tungky selaku pemilik galangan kapal kayu CV Bintang Umbul Wibawa.

Melalui program pengadaan tempat sampah terklasifikasi ini diharapkan para pekerja galangan kapal kayu maupun masyarakat Desa Degayu semakin sadar akan kebersihan lingkungan untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas dan sehat serta jauh dari lingkungan yang tercemar. 



Editor:
Achmad Munandar

Pemetaan Peternakan dan Lahan Dusun Sikandri, Dasar Penguatan Ketahanan Pangan Berkelanjutan

0
 


Campusnesia.co.idDusun Sikandri, Batang - Tim KKN Universitas Diponegoro Tahun 2025 telah memasang Plang Peta Penggunaan Lahan dan Sebaran Titik Peternak di Dusun Sikandri, Desa Tumbrep, Kecamatan Bandar. Peta yang dipasang di tempat strategis ini bertujuan memberikan informasi visual yang mudah dipahami oleh seluruh warga, termasuk perangkat dusun dan kelompok tani-peternak. 
 
Peta ini merupakan hasil dari program pemetaan penggunaan lahan dan peternakan oleh mahasiswa KKN-T tim 41 Daffa Bintang Arkannuda mahasiswa dari Program Studi Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan., yang dilakukan dengan metode survei GPS dan pengolahan data menggunakan perangkat lunak GIS (ArcGIS). Peta ini juga menjadi bagian dari pendukung data peternak yang dikumpulkan oleh tim multidisiplin, termasuk kegiatan pendataan peternak, produksi dan pelatihan UMMB (Urea Molases Mineral Block). “Pemetaan ini tidak hanya sebagai dokumentasi visual wilayah, tetapi juga memberikan gambaran menyeluruh mengenai persebaran peternak dan karakteristik lahan di Dusun Sikandri. Peta ini nantinya dapat digunakan untuk perencanaan distribusi pakan, penempatan fasilitas penyimpanan UMMB, hingga bahan pertimbangan pengembangan UMKM peternakan ke depannya,” jelas Daffa.


Program ini mendukung kegiatan pendataan peternak yang dilakukan anggota tim lainnya, dan menjadi dasar dari berbagai intervensi penguatan kapasitas peternak, mulai dari pelatihan pembuatan suplemen pakan UMMB, edukasi hukum transaksi ternak, pencatatan keuangan, hingga digitalisasi branding produk. Dengan adanya pemetaan ini, warga dusun kini memiliki sarana informasi berbasis spasial yang membantu mereka mengenali wilayah sekitar, memetakan potensi dan masalah, serta menjembatani komunikasi antar peternak. Kegiatan ini juga mendukung upaya menjadikan Dusun Sikandri sebagai model integrasi peternakan rakyat dan IPTEK berbasis komunitas. “Kami berharap data ini bisa dimanfaatkan oleh pemerintah desa maupun lembaga pendukung untuk menyusun kebijakan yang lebih tepat sasaran dalam pengembangan ketahanan pangan lokal,” tambahnya. 

Program ini tidak berdiri sendiri. Kolaborasi antar mahasiswa lintas disiplin dari bidang akuntansi, hukum, biologi, kedokteran, hingga teknik membentuk pendekatan menyeluruh dalam menciptakan sistem peternakan yang tidak hanya berorientasi pada produksi, tetapi juga keberlanjutan, kesehatan, legalitas, dan ekonomi rumah tangga. Melalui UMMB sebagai suplemen pakan dan perbaikan manajemen peternakan berbasis data, KKN Tim Dusun Sikandri membuktikan bahwa integrasi antar keilmuan dapat membawa perubahan nyata bagi ketahanan pangan desa.



Editor:
Achmad Munandar

Pencatatan Keuangan Sederhana: Langkah Awal Menuju Peternakan Mandiri di Dusun Sikandri

0
 


Campusnesia.co.idDusun Sikandri, Batang - Dusun Sikandri, yang terletak di Desa Tumbrep, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, merupakan salah satu kawasan dataran tinggi dengan kontur alam subur dan curah hujan yang tinggi. Dengan kondisi geografis seperti ini, mayoritas warganya menggantungkan hidup pada sektor pertanian dan peternakan. Namun, meskipun memiliki potensi agraria yang besar, pengelolaan sektor peternakan di dusun ini masih bersifat tradisional, terbatas, dan belum menyentuh pendekatan manajerial yang sistematis. Salah satu ciri khas peternakan di Sikandri adalah dominasi ternak ruminansia kecil seperti kambing dan domba, yang dikelola dalam skala rumah tangga. Hampir setiap kepala keluarga di dusun ini memiliki satu atau dua ekor ternak sebagai sumber pendapatan tambahan, tabungan hidup, atau cadangan darurat. 

Sayangnya, potensi ekonomi dari usaha ternak ini belum sepenuhnya dimanfaatkan. Ketidaktahuan tentang pengelolaan usaha, minimnya pencatatan keuangan, dan ketergantungan pada metode warisan menyebabkan sebagian besar peternak di Dusun Sikandri tidak benar-benar mengetahui apakah usaha mereka memberikan keuntungan atau justru menyebabkan kerugian. Hal inilah yang melatarbelakangi Tim KKN Tematik Universitas Diponegoro 2025 memilih Dusun Sikandri sebagai lokasi implementasi program multidisiplin bertema “Penguatan Ketahanan Pangan Berbasis Optimalisasi Pengelolaan Ternak Ruminansia Kecil.”

Program ini merupakan kolaborasi lintas keilmuan dari mahasiswa berbagai fakultas, yang hadir untuk mengintegrasikan pendekatan teknis, edukatif, sosial, dan manajerial dalam membenahi sistem peternakan di dusun tersebut. Beberapa program di antaranya mencakup edukasi kesehatan ternak dan lingkungan, pelatihan pembuatan pakan suplemen UMMB (Urea Molases Mineral Block), pemetaan kandang dan jumlah ternak, hingga penguatan kapasitas warga dalam memahami aspek hukum dalam transaksi ternak dan perjanjian bagi hasil. Keseluruhan kegiatan ini diarahkan untuk membangun model peternakan desa yang berkelanjutan dan adaptif terhadap tantangan zaman. 

Dari keseluruhan rangkaian program tersebut, salah satu kontribusi utama datang dari Bagus Puji Prayogi, mahasiswa dari Program Studi Akuntansi Perpajakan, Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro. Bagus mengambil peran penting dalam memberikan edukasi dan pelatihan tentang pembukuan keuangan sederhana untuk peternak ruminansia kecil. Dalam praktiknya, Bagus turun langsung ke masyarakat, mengadakan diskusi kelompok dengan para peternak, lalu menyusun dan mendemonstrasikan format pembukuan manual yang mudah dipahami dan langsung bisa diterapkan.

 
Melalui pelatihan ini, warga peternak diperkenalkan pada cara mencatat pengeluaran harian seperti pembelian pakan, obat-obatan, serta biaya perawatan kandang, disertai dengan pencatatan pemasukan hasil penjualan ternak. Format pembukuan yang dikenalkan sangat sederhana - cukup menggunakan buku tulis, kolom pemasukan, pengeluaran, dan saldo - namun mampu memberikan pandangan nyata mengenai arus keuangan mereka. Selain itu, Bagus juga mengajarkan peternak membuat laporan laba-rugi sederhana untuk menilai apakah usaha mereka benar-benar memberikan profit dalam periode tertentu. Edukasi ini disampaikan secara partisipatif, dengan simulasi kasus nyata yang diangkat dari pengalaman peternak setempat, sehingga mereka merasa relevan dan mudah memahami manfaatnya.

Tak berhenti di situ, Bagus juga memberikan wawasan dasar mengenai pentingnya legalitas usaha dan kesadaran pajak secara ringan. Menurutnya, meskipun sebagian besar peternak di Dusun Sikandri belum dalam skala UMKM formal, namun membiasakan pencatatan dan memahami peran legalitas adalah langkah strategis menuju kemandirian ekonomi desa. Dalam jangka panjang, peternak yang memiliki catatan rapi akan lebih mudah mengakses program bantuan pemerintah, kredit usaha, dan bertransformasi menjadi pelaku ekonomi produktif yang diakui secara administrasi. 
 

Dalam wawancaranya, Bagus menyatakan bahwa inisiatif ini bukan sekadar mengajarkan cara mencatat angka, tetapi mengubah cara pandang peternak terhadap usahanya. "Selama ini, banyak peternak tidak tahu apakah usaha ternaknya menguntungkan atau tidak. Dengan pembukuan sederhana, mereka bisa melihat sendiri kondisi usahanya dan merencanakan langkah selanjutnya," ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa kebiasaan mencatat secara konsisten dapat menjadi kebiasaan yang menular dan mengakar dalam budaya usaha masyarakat desa.

Melalui sinergi antara edukasi pencatatan keuangan, perbaikan nutrisi ternak, dan pendataan sistematis, kegiatan KKN Tematik Multidisiplin UNDIP di Dusun Sikandri menjadi contoh nyata bagaimana pendekatan ilmu pengetahuan dapat membawa dampak langsung bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat desa. Dari pencatatan sederhana yang dikenalkan oleh Bagus Puji Prayogi, lahirlah kesadaran baru bahwa usaha ternak bisa dikelola secara profesional, meskipun dalam skala kecil. Harapannya, langkah kecil ini bisa menjadi awal dari terbentuknya peternakan rakyat yang tangguh, mandiri, dan berkelanjutan sebagai bagian dari ketahanan pangan lokal.



Editor:
Achmad Munandar

Solusi Penyimpanan UMMB: Upaya Mahasiswa KKN-T Tim 41 UNDIPuntuk Dukung Ketahanan Pakan Ternak di Dusun Sikandri Desa Tumbrep

0


Campusnesia.co.idTim KKN-T (Kuliah Kerja Nyata Tematik) tim 41 Universitas Diponegoro yang terdiri dari 4 tim diterjunkan di Desa Tumbrep, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang selama 30 hari yaitu sejak tanggal 1 Juli hingga 30 Juli. KKN Tim 41 dibawah bimbingan tiga dosen pembimbing lapangan (DPL) yang berasal dari Fakultas Peternakan dan Pertanian, yakni Migie Handayani, S. Pt., M. Si., Ir. Surono, M. P., dan Dr. Ir. Marry Christiyanto, M. P., IPM.

Diterjunkannya KKN-T di Desa Tumbrep didasari karena adanya Program Studi Diluar Kampus Utama Batang atau yang biasa dikenal PSDKU Batang. Dengan salah satu Program Studi unggulan adalah S1 Agribisnis karenanya kampus PSDKU  Batang akan dijadikan pusat pembelajaran, penelitian, dan pengembangan agribisnis yang berbasis pertanian dan peternakan. 

Ketua KKN-T tim 41 yang juga selaku ketua lembaga PSDKU Batang Prof. Dr. Ir. Bambang Waluyo Hadi Eko Prasetiyono, M.S., M.Agr., IPU., mengangkat tema utama "Penerapan IPTEK Agribisnis berbasis ternak ruminansia kecil secara terintegrasi untuk mendukung ketahanan pangan di Desa Tumbrep". 

Kelompok 1 KKN-T Undip tim 41 yang berjumlah 11 mahasiswa difokuskan berkegiatan di Dusun Sikandri. Dusun yang terletak di dataran tinggi dengan mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai peternak dan petani. Kedua sektor tersebut sebenarnya memiliki potensi yang besar, tetapi hingga saat ini belum dioptimalkan secara terpadu dan berkelanjutan. Melihat kondisi tersebut, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam agribisnis ruminansia kecil secara terintegrasi dapat menjadi sangat relevan. Salah satu pendekatan inovatif dalam meningkatkan produktivitas ternak di Dusun Sikandri adalah dengan mengenalkan Urea Molases Mineral Block (UMMB) sebagai suplemen pakan tambahan untuk hewan ruminansia.

Melalui pengenalan UMMB, masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil ternak, dengan menghasilkan ternak yang lebih sehat dan produktif. Hal tersebut menjadi langkah konkret dalam mendukung penguatan ketahanan pangan di Dusun Sikandri, sekaligus membuka jalan menuju terbentuknya sistem peternakan yang berkelanjutan dan berbasis pada optimalisasi sumber daya lokal.

Pengenalan UMMB ini dilaksanakan 2 sesi yang berbeda, yaitu dengan dikumpulkannya kelompok ternak di posko KKN untuk dilakukannya pemaparan materi dan demonstrasi pembuatan UMMB oleh tim KKN pada tanggal 8 Juli 2025 dan dilakukannya kegiatan mandiri oleh masing-masing kelompok ternak di RT 1, 2, 3, dan 4 yang dikoordinir oleh ketua RT setempat dan didampingi oleh perwakilan tim KKN secara merata. 

Unzilla Masyaprilia salah satu anggota KKN- T tim 41 melakukan pendampingan pembuatan UMMB di masing-masing RT dan memaparkan rancangan desain tempat penyimpanan pakan dan produk UMMB sederhana yang hanya membutuhkan drum bekas. 

Untuk menjaga kualitas produk UMMB diperlukannya perlakuan khusus yaitu tidak boleh terpapar matahari secara langsung dan tidak berada di tempat yang lembab, sehingga pengenalan produk UMMB yang dilakukan oleh kelompok 1 KKN-T tim 41 tidak hanya pendampingan cara pembuatan saja tetapi juga dengan diberi pengarahan agar kualitas UUMB yang dibuat dapat bertahan lama dengan tidak menurun kulitasnya. Dengan dasar ilmu arsitektur yang diampu Unzilla dapat melengkapi dan menyempurnakan susunan kelompok 1 KKN-T tim 41, kelompok peternak di Dusun Sikandri tidak hanya dikenalkan dengan inovasi UMMB namun juga dengan cara penyimpanan yang dapat menjaga kualitas produk dalam jangka panjang.

Rangkaian kegiatan ini telah terlaksana dengan baik dan mendapat sambutan positif dari kelompok peternak di Dusun Sikandri. Ketika selesai dilakukannya praktik pembuatan UMMB di RT 3 & 4 yang dilaksanakan bersamaan salah satu wargamendatangi perwakilan dari kelompok kami dan menyampaikan pesan “Warga Sikandri sangat menghargai kehadiran mahasiswa apalagi dengan memberikan keterampilan praktis yang diberikan secara langsung kepada masyarakat.”

Pada tanggal 22 Juli 2025 tim 41 & 50 KKN-T UNDIP mengadakan Gelar Karya, sebuah ajang memamerkan dan mempresentasikan produk dan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama 22 hari berkegiatan di Desa Tumbrep. Gelar Karya tersebut dilaksanakan dengan mendapat dukungan penuh oleh pemerintah dan masyarakat setempat. 


Muhammad Najib selaku Kepala Desa Tumbrep menyambangi stand kelompok 1 tim 41 KKN-T dan mengapresiasi luaran produk UMMB yang dibawa. Selain memperkenalkan inovasi UMMB ke kelompok ternak Dusun Sikandri, kelompok 1 tim 41 KKN-T memanfaatkan sumber daya yang sudah ada di Dusun Sikandri setempat yaitu dengan mengganti dedak halus yang biasa ada di pasaran dengan dedak hasil penggilingan keliling yang rutin memutar pagi hari di sekitar Dusun Sikandri.

Melalui dukungan masyarakat dan kerjasama yang solid, diharapkan pengenalan produk UMMB ini diharapkan dapat memberikan manfaat nyata yaitu dengan meningkatnya kualitas hasil ternak, sehingga dapat menghasilkan ternak yang lebih sehat dan produktif bagi kelompok peternak di Dusun Sikandri.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN UNDIP Dorong Penguatan Ketahanan Pangan Lewat Pendataan Peternak di Dusun Sikandri

0
 


Campusnesia.co.idMahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Tim 41 Universitas Diponegoro (UNDIP) melakukan kegiatan multidisiplin di Desa Tumbrep, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang. Salah satu program unggulannya yaitu penguatan ketahanan pangan berbasis optimalisasi pengelolaan ternak ruminansia kecil, seperti sapi dan kambing, khususnya di Dusun Sikandri.

Safira Faelasufah, mahasiswa Program Studi Administrasi Publik Kampus Rembang yang tergabung dalam Tim 41, melaksanakan pendataan langsung peternak di wilayah tersebut dengan metode (door to door) ke setiap rumah warga di seluruh RT Dusun Sikandri. Kegiatan ini menjadi bagian awal dari penyusunan basis data peternak sebagai bentuk kontribusi nyata mahasiswa dalam mendukung pembangunan desa yang berkelanjutan.

“Dengan data ini, Dusun Sikandri memiliki arsip peternak. Jika suatu saat ada program pelatihan, bantuan, atau kegiatan lain yang membutuhkan informasi peternak, sudah ada datanya,” ujar Safira Faelasufah

Pendataan ini tidak hanya mencatat nama peternak, namun juga jenis ternak yang dipelihara, jumlah hewan, serta pakan apa yang diberikan setiap harinya . Salah satu tokoh masyarakat yang turut didata adalah Pak Muji, warga RT 4, yang telah berkecimpung dalam dunia peternakan selama kurang lebih 60 tahun. Saat ini, beliau memelihara dua ekor sapi salah satunya dari jenis Brahmana dan tiga ekor domba.


Pemilihan tema besar “Penguatan Ketahanan Pangan Berbasis Optimalisasi Pengelolaan Ternak Ruminansia Kecil” bukan tanpa alasan. Dusun Sikandri diketahui memiliki potensi besar dalam bidang peternakan, khususnya sapi dan kambing. Namun sayangnya, sistem peternakan di wilayah ini masih dikelola secara perseorangan, belum terintegrasi, dan cenderung tradisional. Bahkan, beberapa ternak yang dipelihara oleh warga merupakan titipan dari pemilik lain, dengan sistem bagi hasil saat terjadi transaksi jual beli. Hingga saat ini, belum pernah ada pendataan terkait peternak dan jenis ternak yang dimiliki oleh masyarakat, sehingga hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk dilakukan penataan data dan sistem.

Menariknya, data yang dikumpulkan Safira tidak hanya menjadi arsip desa, tetapi juga digunakan oleh rekan KKN lainnya untuk kegiatan lanjutan seperti pembuatan Urea Molasses Mineral Block (UMMB). UMMB merupakan pakan tambahan yang bergizi dan dirancang secara praktis serta ekonomis untuk meningkatkan kualitas pakan ternak ruminansia. Program ini diharapkan bisa mendukung peternak lokal dalam meningkatkan produktivitas dan kesehatan hewan ternaknya.

“Program UMMB akan lebih efektif jika diawali dengan basis data yang jelas, karena bisa menyesuaikan siapa saja yang akan diundang untuk melakukan pembuatan UMMB,” tambah Safira.

Kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat ini menjadi contoh nyata sinergi akademisi dan desa dalam menjawab isu ketahanan pangan berbasis potensi lokal. Dengan data yang tersusun rapi dan kegiatan yang terarah, Dusun Sikandri diharapkan bisa menjadi model pengelolaan peternakan ruminansia kecil yang lebih terorganisir dan berdaya saing.



Editor:
Achmad Munandar

Dari Sampah Jadi Berkah: Mahasiswa KKN Undip Ajak Warga Olah Sampah Organik Jadi Kompos

0
 


Campusnesia.co.idSampah organik menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh warga Dusun Sikandri, khususnya sampah rumah tangga seperti sisa makanan dan dedaunan yang seringkali dibuang begitu saja tanpa pengelolaan yang tepat. Kurangnya kesadaran akan pentingnya pemilahan dan pengolahan sampah menyebabkan penumpukan yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro melakukan inisiatif nyata untuk mendukung pelestarian lingkungan dan ketahanan pangan lokal melalui program pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos. Kegiatan ini menjadi bagian dari kontribusi mahasiswa dalam menjawab persoalan sampah rumah tangga sekaligus memperkuat pemanfaatan limbah organik sebagai sumber daya yang bernilai.

Sampah organik seperti sisa makanan, daun kering, dan rumput, yang sebelumnya hanya dibuang begitu saja, kini diolah menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan dan bermanfaat bagi pertanian warga. Melalui kegiatan ini, masyarakat diajak untuk mengenal dan mempraktekkan cara membuat kompos dengan metode sederhana dan mudah diterapkan di rumah masing-masing.

“Kami melihat potensi besar dari sampah organik yang sering dianggap tidak berguna. Dengan sedikit edukasi dan praktik sederhana, sampah tersebut bisa diubah menjadi kompos yang bermanfaat bagi tanaman,” ujar Melfanny.

Program pelatihan pembuatan pupuk kompos ini dilaksanakan pada tanggal 16 dan 18 Juli 2025 oleh Melfanny Dwi Putri Adliyana dari Program Studi Biologi dan Sausan Mahirah dari Program Studi Kimia, sebagai bagian dari kegiatan KKN Undip di dusun Sikandri dalam memanfaatkan sampah organik yang melimpah di sekitar.
 

Kegiatan dimulai dengan sosialisasi kepada warga mengenai pentingnya pemilahan sampah organik dan anorganik, dilanjutkan dengan praktik langsung pembuatan kompos. Warga diajarkan cara membuat kompos menggunakan bahan seperti dedaunan kering, sisa sayur, air gula, dan EM4 sebagai bioaktivator. Proses fermentasi dilakukan selama kurang lebih 3-4 minggu.

“Kami sengaja menggunakan metode yang sederhana agar mudah dilakukan di rumah masing-masing. Tujuannya agar kegiatan ini bisa berlanjut setelah KKN berakhir,” tambah Sausan.

Program ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju lingkungan yang lebih bersih dan pemanfaatan sumber daya lokal secara berkelanjutan. Dengan semangat kolaboratif antara mahasiswa dan masyarakat, kegiatan ini menjadi wujud nyata pengabdian mahasiswa kepada desa, sejalan dengan misi KKN Undip untuk membangun desa melalui ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna.



Editor:
Achmad Munandar

Penerapan Akuntansi Manajerial dalam Efisiensi Pengelolaan Peternakan Ruminansia Kecil di Dusun Srikandi

0
 


Campusnesia.co.idDusun Srikandi merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi besar dalam bidang peternakan, khususnya peternakan ruminansia kecil seperti kambing dan domba. Potensi ini menjadi tumpuan ekonomi bagi sebagian besar masyarakat setempat, baik sebagai mata pencaharian utama maupun sebagai usaha sampingan yang menopang kebutuhan harian. Lebih dari sekadar sumber pendapatan, peternakan ruminansia kecil juga memiliki peran strategis dalam mendukung ketahanan pangan lokal karena menyediakan sumber protein hewani yang bergizi dan mudah diakses oleh masyarakat sekitar.

Namun, potensi besar ini masih dibayangi oleh berbagai tantangan, terutama dalam hal efisiensi pengelolaan keuangan dan produksi. Salah satu permasalahan yang paling menonjol adalah tidak adanya sistem pencatatan keuangan yang teratur dan sistematis. Para peternak cenderung mengandalkan ingatan untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran usaha mereka. Akibatnya, banyak peternak yang tidak mampu menghitung biaya produksi secara tepat, tidak mengetahui apakah usaha mereka menghasilkan keuntungan atau justru mengalami kerugian, serta kesulitan dalam menetapkan harga jual yang sesuai dengan kondisi pasar. Tanpa dasar data yang kuat, para peternak juga kesulitan merancang strategi pengembangan usaha, sehingga tidak sedikit dari mereka yang mengalami stagnasi bahkan kemunduran usaha tanpa menyadarinya.

Melalui program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan pada 19 Juli 2025, mahasiswa hadir dengan menawarkan solusi berupa penerapan akuntansi manajerial dalam kegiatan usaha peternakan. Penerapan akuntansi manajerial menjadi langkah strategis untuk membantu peternak merencanakan, mengendalikan, serta mengevaluasi aktivitas usahanya secara lebih efisien dan berorientasi pada keuntungan. Berbeda dengan akuntansi keuangan yang lebih bersifat pelaporan eksternal, akuntansi manajerial fokus pada penggunaan data untuk pengambilan keputusan internal dan operasional.

Dalam pelaksanaan program yang dipandu oleh Farrelia Luthfiana Naila Safitri, para peternak diperkenalkan dengan konsep dasar pencatatan keuangan secara sederhana. Mereka diajarkan untuk mulai mencatat pemasukan dari hasil penjualan ternak serta pengeluaran dari pembelian pakan, obat-obatan, perawatan kandang, dan kebutuhan lainnya. Catatan tersebut kemudian dijadikan dasar untuk menyusun laporan laba-rugi sederhana, sehingga peternak dapat mengetahui kondisi keuangan usaha mereka secara periodik. Tidak hanya itu, peternak juga mulai belajar bagaimana menganalisis waktu terbaik untuk menjual ternak agar memperoleh harga maksimal, serta kapan sebaiknya membeli pakan dalam jumlah besar guna menekan biaya produksi. Semua ini dilakukan melalui pendekatan yang komunikatif dan menggunakan media yang mudah dipahami agar sesuai dengan kondisi dan kemampuan masyarakat setempat.

Hasil dari penerapan akuntansi manajerial ini menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Para peternak mulai dapat mengambil keputusan usaha dengan lebih tepat karena mereka kini memiliki data dan informasi keuangan yang lebih jelas dan akurat. Kesadaran terhadap pentingnya pengelolaan keuangan pun meningkat. Peternak yang sebelumnya mengabaikan pencatatan kini mulai terbiasa memeriksa kondisi keuangan usaha mereka sebelum melakukan tindakan penting, seperti membeli pakan, memperluas kandang, atau menjual ternak. Mereka menjadi lebih rasional dalam merencanakan langkah ke depan karena sudah memiliki gambaran yang konkret tentang keuntungan dan kerugian usaha mereka.

Selain itu, penerapan akuntansi manajerial juga terbukti meningkatkan efisiensi usaha. Dengan pencatatan yang baik, para peternak mulai menyadari komponen biaya yang paling besar dalam usaha mereka dan mencoba mencari alternatif atau strategi yang lebih hemat. Mereka juga lebih berhati-hati dalam menggunakan sumber daya yang ada, seperti pakan dan tenaga kerja, karena kini mereka memahami bahwa setiap keputusan operasional berdampak pada hasil akhir usaha. Keberhasilan ini turut memperkuat upaya keberlanjutan usaha peternakan sebagai bagian dari ketahanan pangan lokal. Ketika usaha peternakan dikelola secara lebih profesional dan efisien, maka hasil produksinya pun menjadi lebih stabil dan berkualitas, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada ketersediaan pangan yang cukup bagi masyarakat sekitar.

Program ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga membuka peluang keberlanjutan jangka panjang. Peternak yang sudah terbiasa dengan pencatatan dan pengelolaan berbasis data memiliki potensi besar untuk terus mengembangkan usahanya secara mandiri. Bahkan, mereka dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi peternak di dusun-dusun lain yang memiliki tantangan serupa. Melalui kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat, program ini membuktikan bahwa pendekatan yang sederhana namun tepat sasaran dapat membawa perubahan nyata dalam meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan ekonomi desa.

Dengan melihat hasil yang positif ini, diharapkan pemerintah desa maupun pihak terkait dapat memberikan dukungan lanjutan agar penerapan akuntansi manajerial terus berkembang dan membudaya di kalangan peternak. Program semacam ini tidak hanya meningkatkan kapasitas individu, tetapi juga memperkuat fondasi ekonomi lokal secara menyeluruh. Maka, program kerja ini layak dipertahankan dan diperluas sebagai salah satu bentuk kontribusi nyata dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan penguatan ketahanan pangan desa.




Editor:
Achmad Munandar