Tampilkan postingan dengan label Education. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Education. Tampilkan semua postingan

FPP Undip Gelar Pendampingan Packaging di Mranggen untuk Dukung SDGs Tujuan 8

0


Campusnesia.co.id - Demak - Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) Universitas Diponegoro melaksanakan program Pendampingan Packaging bagi masyarakat dan pelaku UMKM di Kelurahan Mranggen, Kecamatan Demak, sebagai langkah nyata mendukung SDGs Tujuan 8: Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan Layak. Kegiatan ini berlangsung selama lima bulan, mulai Juli hingga November 2025, dan disambut meriah oleh warga setempat.

Program pendampingan ini melibatkan mahasiswa dan dosen dari Laboratorium produksi ternak unggas FPP Undip, yaitu Nur Maulida Wahyuni, Dwi Sunarti, Teysar Adi Sarjana, dan Rina Muryani. Para dosen memberikan pelatihan intensif terkait teknik pengemasan produk, desain label, branding, hingga strategi pemasaran agar produk UMKM Mranggen memiliki daya saing lebih tinggi di pasar lokal maupun regional.

Masyarakat Mranggen hadir dengan antusias dalam setiap sesi kegiatan. Suasana pelatihan berlangsung meriah, terutama pada sesi praktik langsung, di mana peserta diajak merancang kemasan baru, belajar memilih bahan packaging yang tepat, serta memahami standar kelayakan produk pangan dan nonpangan.

Dalam sambutannya, Nur Maulida Wahyuni menjelaskan bahwa pengemasan bukan sekadar tampilan luar, tetapi merupakan aspek penting yang menentukan nilai ekonomi produk. “Dengan packaging yang baik, UMKM bisa meningkatkan kualitas, menarik konsumen, dan memperluas peluang usaha. Ini sejalan dengan SDGs tujuan 8 yang menekankan pertumbuhan ekonomi inklusif dan kesempatan kerja layak,” ujarnya.

Warga dan pelaku UMKM mengaku mendapatkan banyak manfaat dari kegiatan ini, terutama dalam memahami pentingnya identitas produk dan kemasan yang profesional. Beberapa peserta bahkan langsung mulai menerapkan desain kemasan baru untuk produk mereka.

Program pendampingan ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas dan kemandirian UMKM Mranggen, memperkuat ekonomi lokal, sekaligus mendorong terciptanya peluang kerja baru di masyarakat. FPP Undip menegaskan komitmennya untuk terus hadir dan berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pengabdian yang berkelanjutan.



Editor:
Achmad Munandar

Edukasi Penanganan Produk Unggas untuk Gizi Sehat di Desa Mranggen

0
 
Foto Bersama Kegiatan

“Penanganan dan Penyimpanan Produk Unggas untuk Mempertahankan Gizinya di Kelurahan Mranggen, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak dalam rangka Mendukung SDGs Tujuan 3 (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan)”

Campusnesia.co.idPertengahan tahun 2025, Tim Staf Dosen Laboratorium Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro (UNDIP) yang terdiri dari Hanna Dzawish Shihah, S.Pt., M.Pt., Prof. Dr. Ir. Edjeng Suprijatna, M.P., dan Prof. Dr. Ir. Luthfi Djauhari Mahfudz, M.Sc. telah melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Mranggen, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya penanganan dan penyimpanan produk unggas secara tepat agar kandungan gizinya tetap terjaga.

Acara berlangsung di Balai Desa Mranggen dan diikuti oleh kelompok peternak dan masyarakat Desa Mranggen yang hadir dengan penuh antusiasme. Tim pengabdian menyampaikan materi mulai dari manajemen pemeliharaan unggas hingga penanganan produk yang baik, seperti cara membersihkan, mengemas, dan menyimpan daging ayam serta telur dengan metode higienis sesuai standar. Untuk memperkuat pemahaman, peserta dibekali leaflet panduan sebagai sumber informasi praktis. Antusiasme warga terlihat dari banyaknya pertanyaan dan diskusi yang muncul, menandakan bahwa edukasi sederhana dapat membawa dampak besar jika diterapkan secara konsisten. Sebagai penutup, kegiatan diakhiri dengan pembagian telur kepada peserta yang hadir sebagai bentuk apresiasi dan simbol kebersamaan.
 
Pembagian telur secara simbolis kepada Kepala Desa Mranggen

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang berbagi ilmu, tetapi juga langkah nyata membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya pangan sehat. Harapannya, pengetahuan yang diperoleh dapat terus diterapkan dan menjadi kebiasaan baik dalam keluarga maupun komunitas. Dari Desa Mranggen, semangat menjaga gizi dan kesehatan diharapkan tumbuh berkelanjutan, sejalan dengan tujuan SDGs untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan sejahtera.



Editor:
Achmad Munandar

5 Cara Pencatatan Gaji yang Buruk Merusak Kepercayaan Karyawan

0



Campusnesia.co.idTahukah Anda bahwa satu kesalahan dalam catatan gaji dapat merusak kepercayaan karyawan? 

Transparansi gaji dan manajemen penggajian yang tepat tidak hanya merupakan praktik yang baik; namun juga menunjukkan rasa hormat dan keadilan.

Jika karyawan tidak dibayar secara akurat atau sesuai jadwal, mereka mulai kehilangan kepercayaan terhadap pemberi kerja mereka.

Moral karyawan menurun ketika catatan gaji ditangani dengan buruk. Hal ini membuat mereka merasa diremehkan. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan motivasi yang buruk dan bahkan mengusir karyawan yang baik.

Pencatatan yang buruk lebih meluas daripada yang disadari orang Hal ini terutama berlaku di organisasi kecil atau tempat kerja yang tidak memiliki sistem yang efektif. Dalam blog ini, kita akan membahas 5 cara pencatatan kompensasi yang tidak tepat dapat merusak kepercayaan karyawan.


5 Cara Pencatatan Penggajian yang Buruk Merusak Kepercayaan Karyawan

Berikut ini adalah lima cara prosedur penggajian yang buruk merusak transparansi, menurunkan moral, dan mengusir personel yang unggul.


1. Data Penggajian yang Tidak Akurat dari Catatan Tulis Tangan atau Pindaian
Banyak perusahaan, terutama yang masih menggunakan pencatatan manual, menyimpan informasi gaji dalam versi tulisan tangan atau pindaian.

Praktik yang ketinggalan zaman ini meningkatkan kemungkinan kesalahan entri data, salah perhitungan, dan informasi yang hilang. Memeriksa riwayat pembayaran atau mengakses informasi gaji karyawan dengan cepat menjadi sulit saat dibutuhkan. Kesalahan-kesalahan ini menyebabkan anomali penggajian, seperti jumlah yang salah, keterlambatan, atau pembayaran yang terlewat, yang merusak kepercayaan dan moral karyawan.

Solusi: 
Untuk menghindari kesalahan dan meningkatkan akurasi penggajian, digitalkan catatan gaji yang ditulis tangan atau dipindai dengan alat OCR terkemuka seperti Imagetotext.me Dan Imagetotextconverter.net Alat-alat ini mengonversi catatan gaji fisik atau berbasis gambar ke dalam format digital yang dapat diedit dan dicari. 

Hal ini memberikan manajemen catatan yang lebih baik, verifikasi yang lebih mudah, dan lebih sedikit kesalahan penggajian, yang pada akhirnya memulihkan kepercayaan dan meningkatkan kebahagiaan karyawan.


2. Menghancurkan Transparansi, Memblokir Komunikasi Terbuka
Karyawan ingin tahu berapa gaji yang mereka terima dan alasannya. Mereka menginginkan informasi yang akurat tentang potongan, bonus, dan kenaikan gaji. Namun, jika slip gaji tidak jelas atau kurang informasi, hal itu menimbulkan kebingungan. Karyawan curiga ada yang menyembunyikan kebenaran.

Keburaman Kurangnya Kejelasan. Ketidakpercayaan karyawan muncul saat catatan gaji tidak jelas, sehingga menyulitkan mereka untuk bertanya atau mengungkapkan kekhawatiran.Seiring berjalannya waktu, pekerja dan manajer kesulitan untuk berbicara jujur, sehingga mengikis kepercayaan terhadap sistem.

Solusi:
Gunakan dokumen penggajian yang jelas. Izinkan karyawan melihat catatan mereka kapan saja. Hal ini meningkatkan kepercayaan dan memperkuat komunikasi.


3. Kesalahan Hukum Membuat Karyawan Merasa Tidak Aman
Catatan gaji yang tidak akurat dapat menyebabkan komplikasi hukum. Jika potongan pajak, pensiun, atau iuran asuransi salah atau hilang, perusahaan dapat melanggar undang-undang ketenagakerjaan. Karyawan khawatir akan pengelolaan tunjangan yang tidak efektif.

Individu merasa tidak aman dan tidak yakin tentang masa depan mereka. Kesalahan hukum dapat menunjukkan bahwa perusahaan tersebut ceroboh atau tidak jujur. Kepercayaan sulit didapatkan kembali.

Solusi:
Memanfaatkan alat seperti Penggajian QuickBooks atau Penggajian Zoho untuk mengelola catatan gaji sekaligus memastikan kepatuhan hukum. Teknologi ini membantu melacak pemotongan gaji, menghasilkan slip gaji yang akurat, dan selalu mengikuti perkembangan peraturan perpajakan, sehingga meningkatkan kepercayaan karyawan dalam prosesnya.


4. Merusak Kredibilitas SDM, Melemahkan Kepercayaan Karyawan
Ketika karyawan memiliki kekhawatiran tentang gaji dan tunjangan mereka, departemen Sumber Daya Manusia berfungsi sebagai titik kontak utama mereka.Catatan gaji yang tidak terorganisir membuat departemen SDM terlihat tidak profesional. Karyawan meragukan keadilan dan efisiensi SDM dalam menangani keluhan. Jika karyawan kehilangan kepercayaan, mereka mungkin berhenti melaporkan masalah atau meminta bantuan karena takut diabaikan. Hal ini merusak hubungan antara SDM dan karyawan, mengurangi kepercayaan terhadap bantuan dan advokasi departemen.

Solusi:
Solusi manajemen profesional seperti BambooHR Dan Menyukai Membantu departemen SDM menjaga kredibilitas. Sistem ini mengotomatiskan penggajian, mengelola catatan gaji, dan meningkatkan komunikasi. Solusi ini membantu SDM menangani masalah karyawan dengan lebih jelas dan efektif, sehingga meningkatkan moral dan kepercayaan diri.


5. Menyebabkan Pergantian Karyawan dengan Mengikis Kepercayaan dan Loyalitas
Ketidakpastian keuangan yang disebabkan oleh pencatatan kompensasi yang buruk dapat membuat karyawan khawatir tentang masa depan mereka di organisasi.Kepercayaan karyawan berkurang secara signifikan ketika muncul kekhawatiran tentang pembayaran yang tepat waktu dan akurat. 

Selanjutnya, keterlibatan kerja menurun, yang menyebabkan menurunnya kinerja.Akibatnya, tingkat pergantian karyawan seringkali lebih tinggi, karena pekerja terampil dan pekerja keras mencari pekerjaan yang lebih stabil. Karyawan berprestasi tinggi mungkin akan mengundurkan diri karena merasa kurang dihargai atau salah urus. Setelah kepercayaan rusak, sulit untuk memulihkannya, bahkan jika perusahaan kemudian memberikan kenaikan gaji atau promosi.

Solusi:
Gunakan alat keterlibatan karyawan dan penggajian seperti Hari kerja Dan Paycor untuk memastikan pembayaran gaji dilakukan tepat waktu dan akurat, sekaligus mengukur kepuasan karyawan. Fitur-fitur ini berkontribusi pada sistem penggajian yang jelas dan andal, yang meningkatkan loyalitas karyawan dan mengurangi pergantian karyawan.
Kesimpulan


Kesalahan penggajian adalah salah satu cara tercepat untuk merusak kepercayaan di tempat kerja, yang sangat berharga. Pembayaran yang benar, tepat waktu, dan transparan membuat karyawan merasa dihormati, dihargai, dan aman. Bahkan ketidakakuratan kecil atau catatan gaji yang tidak akurat dapat menimbulkan keraguan dan kejengkelan, sehingga menjauhkan karyawan yang baik.

Pencatatan yang buruk merusak moral, kredibilitas SDM, dan hubungan karyawan-perusahaan, tidak hanya secara hukum. Kepercayaan yang hilang sulit untuk didapatkan kembali.

Dengan menggunakan sistem penggajian yang akurat, teknologi tepercaya, dan komunikasi yang transparan, perusahaan dapat menghindari kesalahan yang merugikan serta meningkatkan keadilan dan kepercayaan. Memperbaiki pencatatan gaji merupakan komitmen Anda kepada karyawan dan pendekatan kreatif untuk kesuksesan jangka panjang.

Ini Kisahku Menang Give Away Buku Kopi Dari Kang Maman Suherman

0


Campusnesia.co.id - Tahu sosok Kang Maman Suherman dari acara ILK (Indonesia Lawak Club) di stasiun tv Trans7 yang merupakan parodi dari acara populer Indonesia Lawyers Club Pak Karni Ilyas. Kang Maman selalu tampil belakangan sebagai sososk Notulen yang merangkum perdebatan sepanjang acara dengan gaya bahaya yang berirama bak puisi.

Ketika saya mulai bermain sosial media Twitter, tenyata beliau juga ada di sana dan aktif mencuit tentang banyak tema, misalnya bola, bercanda dengan Pak Amal dan sering mengangkat tema literasi, ini yang saya sukai.

Sebagai orang yang juga gemar baca buku, apa yang dilakukan Kang Maman di dunia literasi sangat menginspirasi. Bagaimana beliau berkeliling Indonesia berbagi ilmu tentang menulis, mengirim buku ke pelosok daerah agar minat baca meningkat dan lain sebagainya.

Dari postingan dan podcast beliau yang saya dengarkan di spotify, saya yang juga sedang merintis sebuah taman baca masyarakat bernama Pojok Baca Weron Poeple jadi semakin bersemangat.

Hingga tiba suatu hari tanggal 23 Oktober 2025 malam, beliau mencuit tentang Give Away Buku Kopi, ada dua puluh buku tulisan beliau dan dua puluh Kopi Komeng untuk dua puluh pemenang di instagram dan twitter dari Kang Maman yang bekerjasama dengan JNE, pertanyaanya "Daerah tujuan wisata yang paling tidak bisa kamu lupakan di mana dan mengapa tidak lekang dari ingatan."


Ini bukan kali pertama beliau membuat kuis give away berhadiah buku dan kopi dan juga bukan kali pertama saya melihat cuitan beliau tentang lomba serupa, namun entah mengapa ketika tahu pertanyaannya tiba-tiba ingatan saya jauh melayang ke masa kecil. 

Kala itu saya masih duduk di bangku 
kelas 6 sekolah dasar, SD saya mengadakan karya wisata dengan tujuan Taman Safari di Jawa Timur karena saya mabuk perjalanan dan termasuk anak manja keberangkatan saya ditemani oleh alm. Bapak saya yang bernama Pak Dardi.

Ini adalah salah satu momen terindah dalam hidup saya, berwisata bersama bapak langsung ke Jawa Timur, melihat aneka macam binatang secara langsung, melihat atraksi gajah dan burung parkit yang lucu serta momen beliau membelikan saya Es Krim Walls yang selama ini bagi saya yang anak desa hanya bisa menikmatinya di layar kaca. Rasa es krimnya kecut tapi kenangannya masih terasa manis hingga sekarang. Al Fatihah buat alm. Bapak.

Selang seminggu tepatnya tanggal 31 Oktober 2025 jam setengah depalan pagi, Kang Maman mengumumkan pemenang Give Away Buku Kopi di twitter dan betapa bahagianya saya karena akun @nandar_art masuk jadi salah satu pemenang yang akan dikirimi Buku dan Kopi Komeng.


Hari-hari setelahnya saya selalu deg-degkan setiap melihat kurir paket lewat depan rumah, jangan-jangan hari ini paketnya datang. Finally, hari ini Minggu 9 November 2025 paketnya beneran datang.

Isinya Kopi Komeng Houseblend Garut giling halus seberat 250gr dan buku karya Kang Maman berjudul "Ada Nama yang Abadi di Hati Tapi Tak Bisa Dinikahi". 

Respon pertama saya setelah membaca judulnya adalah "Deg.." darimana Kang Maman tahu kalau yang dikirimi buku adalah jomblo yang memang dalam hatinya ada nama yang masih tersimpan rapi namun sayang tidak atau setidaknya belum bisa dinikahi.

Dengan rasa penasaran saya merampungkan Bab I yang berjudul Cinta Adalah Jawabannya, berbeda dengan buku-buku yang selama ini sudah saya baca, buku karya Kang Maman ini walau tebal namun enak dibaca karena gaya penulisannya seperti layaknya puisi dan kalimat-kalimat yang pendek namun berirama.

Selanjutnya buku hadiah dari Kang Maman ini akan saya pajang di rak Pojok Baca Weron People bersama koleksi buku yang lainnya agar semakin banyak jomblo-jomblo lain yang baca he he.


Buat Kang Maman barangkali sedang melancong ke daerah Kabupaten Pati, monggo berkenan mampir ke pojok baca kami di Dukuh Weron Desa Tegalharjo Pati Jawa Tengah.

Oke sobat pembaca Campusnesia, saya rasa itu dulu postingan kali ini tentang Ini Kisahku  Menang Give Away Buku Kopi Dari Kang Maman Suherman. Sekali lagi terima kasih kepada Kang Maman untuk hadiahnya semoga Kang Maman senantiasa dilimpahi keberkahan, kesehatan dan kelancaran rizki, amin ya robbal'alamin.

Semoga bermanfaat, sampai jumpa.


Penulis
Nandar
@nandar_art


===
Baca juga:

Pengembangan Sistem Pemantauan Distribusi Air Bersih di Desa Cibuluh

0
Program KKN Politeknik Manufaktur Bandung di Desa Cibuluh

Politeknik Manufaktur Bandung Kembangkan “Pemantauan Distribusi Air Berbasis IoT” untuk Tingkatkan Efisiensi Pengelolaan Sumber Daya Air Desa. 


Campusnesia.co.id - Cibuluh, Subang – Air bersih merupakan kebutuhan dasar yang tidak bisa ditawar, namun masih menjadi persoalan di banyak wilayah pedesaan. Di Desa Cibuluh, Kabupaten Subang, warga selama ini mengandalkan tandon air besar sebagai penyalur utama ke rumah-rumah. Sistem ini memang membantu, tetapi di balik itu muncul masalah baru: sulitnya memantau volume air yang keluar dan masuk secara akurat. Alhasil, distribusi sering kali tidak merata - ada warga yang kebagian lebih banyak, ada pula yang justru kekurangan. Selain itu, tekanan air yang tidak stabil juga kerap memicu kebocoran dan kerusakan pada jaringan pipa.

Melihat permasalahan tersebut, Politeknik Manufaktur Negeri (Polman) melalui tim dosen dan mahasiswa dari bidang Otomasi Manufaktur dan Mekatronika menghadirkan solusi teknologi berbasis Internet of Things (IoT). Teknologi ini memungkinkan pemantauan debit air secara real-time menggunakan sensor aliran yang terhubung dengan sistem online. Hasil pengukuran langsung ditampilkan pada dashboard berbasis web atau aplikasi, sehingga operator maupun masyarakat dapat memantau kondisi pasokan kapan saja.

Teknologi Sederhana, Manfaat Besar




Sistem Pemantauan Distribusi Air Bersih


Sistem ini bekerja menggunakan sensor aliran (flow sensor) yang dipasang di beberapa titik tandon dan jalur pipa utama. Data yang dikumpulkan kemudian dikirimkan secara otomatis ke dashboard berbasis web, yang bisa diakses melalui komputer maupun smartphone. Dengan begitu, petugas dapat melihat langsung jumlah air yang tersalurkan, mendeteksi kebocoran, hingga memprediksi kapan pasokan akan menipis - semuanya tanpa harus turun langsung ke lokasi.


Menurut Ketua Tim Pengabdian, sistem ini bukan hanya membantu efisiensi teknis, tapi juga meningkatkan transparansi pengelolaan air di tingkat masyarakat. “Selama ini data aliran air masih dipantau manual, jadi sering terlambat diketahui kalau ada masalah. Dengan sistem ini, kami bisa melihat kondisi secara langsung dan mengambil keputusan lebih cepat,” jelasnya.


Dampak Nyata bagi Warga
Kepala Desa Cibuluh menyampaikan bahwa inovasi ini sangat membantu masyarakat. “Selama ini kami sering kesulitan mengatur aliran air, terutama di musim kemarau. Ada wilayah yang mendapat pasokan berlebih, sementara wilayah lain kekurangan. Dengan adanya sistem ini, distribusi lebih terkendali dan warga lebih tenang,” ujarnya.

Selain meningkatkan keadilan distribusi, sistem ini juga membantu pengelola desa dalam menekan biaya operasional. Tanpa perlu pengecekan manual yang memakan waktu, pengelolaan air bisa dilakukan lebih cepat, efisien, dan berbasis data. Transparansi juga meningkat karena masyarakat bisa ikut memantau kondisi air bersih yang mereka gunakan.


Model untuk Daerah Lain
Inovasi yang dikembangkan Polman di Cibuluh tidak hanya ditujukan untuk kebutuhan lokal. Tim pengembang berharap teknologi ini bisa menjadi model penerapan teknologi tepat guna di desa-desa lain dengan permasalahan serupa. Tantangan distribusi air sebenarnya dialami banyak daerah, baik di pedesaan maupun perkotaan, terutama pada wilayah yang mengandalkan tandon dan pipa distribusi sederhana.

Keunggulan sistem ini adalah fleksibilitasnya. Dengan biaya yang relatif terjangkau dan perawatan yang mudah, sistem dapat diadopsi oleh desa-desa lain tanpa memerlukan infrastruktur yang rumit. Kehadiran teknologi IoT juga membuka peluang pengembangan ke tahap lebih lanjut, misalnya integrasi dengan sistem pembayaran berbasis konsumsi air atau pengendalian jarak jauh melalui aplikasi mobile.

 
Komitmen Polman untuk Hilirisasi Riset
Pengembangan sistem pemantauan distribusi air ini merupakan bagian dari komitmen Polman dalam mendukung hilirisasi riset dan penerapan teknologi di masyarakat. Selama ini, riset seringkali berhenti di laboratorium tanpa sempat memberikan dampak nyata. Melalui program ini, Polman menunjukkan bahwa inovasi akademik bisa langsung menjawab kebutuhan masyarakat sehari-hari.

Tim peneliti juga menyiapkan publikasi ilmiah, poster kegiatan, serta produk teknologi sebagai luaran resmi proyek, sesuai dengan standar penelitian terapan. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat, tetapi juga memperkuat kontribusi Polman dalam bidang penelitian dan pengembangan teknologi.


Harapan ke Depan
Dengan beroperasinya sistem pemantauan IoT ini, Desa Cibuluh diharapkan dapat menjadi contoh desa mandiri yang mampu mengelola sumber daya air secara modern. Lebih jauh, sistem ini bisa menjadi pintu masuk bagi penerapan teknologi digital lainnya di bidang infrastruktur desa, seperti energi, pertanian, maupun pendidikan.

Bagi Polman, proyek ini menjadi bukti nyata bagaimana kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dapat menghasilkan solusi inovatif, praktis, dan berdampak langsung. Seperti disampaikan tim pengembang, “Kami ingin membuktikan bahwa teknologi bukan hanya untuk industri besar, tetapi juga bisa hadir di desa, membantu kehidupan sehari-hari, dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat.”


Penutup
Keberhasilan program ini menjadi bukti bahwa sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah desa, dan masyarakat dapat melahirkan solusi nyata bagi persoalan dasar yang selama ini dihadapi warga. Melalui penerapan teknologi sederhana namun berdampak besar, Polman Bandung menunjukkan bahwa inovasi tidak harus rumit untuk bermanfaat. Sistem pemantauan distribusi air berbasis IoT di Desa Cibuluh menjadi langkah kecil menuju kemandirian teknologi di tingkat desa—sekaligus wujud nyata komitmen Polman dalam menghadirkan pendidikan tinggi vokasi yang relevan, solutif, dan berpihak pada kebutuhan masyarakat.


Tentang Program:
Program “Pengembangan Sistem Pemantauan Distribusi Air Bersih di Desa Cibuluh” merupakan kegiatan pengabdian masyarakat berbasis iptek tepat guna Politeknik Manufaktur Bandung yang didanai oleh Pusat Pengembangan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P4M) Polman Bandung tahun 2025. Mitra kegiatan: Desa Cibuluh, Kab. Subang.
 


Oleh: 
Tim Pengabdian Polman Bandung

Editor:
Achmad Munandar

Tahun 2025 Blogger dan Blogspot Platform Menulis Gratis Dari Google Rilis 2 Fitur Baru, Ini Dia Fungsi dan Manfaatnya

0
 


Campusnesia.co.id - Platform blogging dari Google yaitu Blogger atau lebih dikenal dengan nama Blogspot bulan Oktober 2025 ini memperkenalkan dua fitur baru bagi para penggunanya.

Hal yang cukup mengagetkan mengingat sudah cukup lama sejak terakhir Blogger merilis fitur baru di platform menulis ini.

Di tengah persaingan ketat di dunia platform menulis, Blogger dan Blogspot masih punya banyak pengguna mungkin salah satunya karena perusahaan induknya yaitu Google yang hingga sekarang tetap kokoh sebagai mesin pencari walau digempur oleh para pendatang baru dan tren pencarian di menggunakan sosial media.


Fitur baru Blogger

1. Fitur baru yang pertama adalah tombol Google yang ditandai dengan ikon logo "G" di antara editor menulis. Fungsinya membuat pintasan pencarian ke mesin pencari google untuk kata atau istilah tertnetu.


2. Fitur baru yang kedua adalah pembuat backlink otomatis ditandai dengan ikon pensil di samping area menulis sebelah kanan. Fungsi tombol ini untuk membuat backlink otomatis dengan bantuan Ai pada kata-kata tertentu yang postensial di dalam artikel yang kita tulis. Jika di klik link tersebut akan membawa kita ke halaman mesin pencari google, atau kalau mau menghubungkan ke halaman artikel dalam web kita harus melalui proses editing dahulu.


Sebagai informasi, Blogger adalah layanan penerbitan blog yang menerima blog multi-pengguna dengan entri bertanda waktu. Ini dikembangkan oleh Pyra Labs, yang dibeli oleh Google pada tahun 2003. Blog-blog tersebut diselenggarakan oleh Google dan umumnya diakses dari subdomain "blogspot.com". Blog juga dapat disajikan dari domain khusus yang dimiliki oleh pengguna (seperti www.example.com) dengan menggunakan fasilitas DNS untuk mengarahkan domain ke server Google. Seorang pengguna dapat memiliki hingga 100 blog per akun.

Hingga 1 Mei 2010, Blogger juga memungkinkan pengguna untuk memublikasikan blog ke server hosting web mereka sendiri, melalui FTP. Semua blog semacam itu harus diubah untuk menggunakan subdomain blogspot.com, atau mengarahkan domain mereka sendiri ke server Google melalui DNS.

Oke itu dia sobat Campusnesia postingan kita kali ini tentang 2 fitur baru di platform blogger dari google semoga bermnafaat dan untuk sobat yang masih bertahan menjadi blogger di tengah gempuran sosial media lainnya tetap semangat dan produktif. Sampai jumpa.



Penulis
Nandar

Salah Paham Lintas Budaya: Yuk, Pahami Biar Nyambung!

0
 
Sumber gambar: pinterest.com



Campusnesia.co.id - Pernah nggak sih kamu mengangguk pas ngobrol, mikirnya cuma sopan, eh ternyata orang lain kira kamu setuju banget? Atau kirim pesan “Oke” di grup chat, tapi malah dikira lagi bad mood? Momen bikin bingung gini sering banget kejadian, dan tahu nggak? Biasanya gara-gara budaya!

Dunia sekarang kayak kampung global. Kita bertemu orang dari berbagai budaya, entah pas traveling, kuliah, atau cuma lewat WhatsApp. Setiap bahasa, gerakan, bahkan diam, punya cerita sendiri yang dibentuk sama budaya dan sejarah. Apa yang biasa buat kita, bisa jadi asing buat orang lain. Makanya, paham perbedaan budaya itu bukan cuma soal sopan, tapi bikin kita nyambung beneran sama orang lain.


Kata Bisa Bikin Bingung

Meski pakai bahasa yang sama, kita bisa salah paham. Soalnya, cara ngomong kita dipengaruhi budaya, bukan cuma kata-katanya. Ada budaya yang suka ngomong to the point, ada juga yang lebih suka halus.

Contohnya, di Jepang, orang mungkin bilang “Kayaknya susah, deh” ketimbang “Enggak”. Ini karena mereka jaga harmoni biar nggak bikin orang lain tersinggung. Nah, di negara kayak Amerika, orang lebih suka jelas. Bilang “tidak” dianggap jujur, bukan kasar.

Makanya, kata “iya” aja bisa bikin ribet. Di Jepang, “iya” kadang cuma berarti “Aku dengerin”, bukan “Aku setuju”. Tapi di Barat, “iya” ya berarti setuju. Bayangin, beda pengertian ini bisa bikin kacau di kantor, kelas, atau proyek bareng temen dari luar negeri!


Bahasa Tanpa Kata

Peneliti Liu, Schwab, dan Hess (2023) bilang, kita lebih banyak ngomong lewat hal-hal yang nggak pakai kata, kayak ekspresi muka, gerakan tangan, nada, atau bahkan diam. Tapi, tantangannya, makna isyarat ini beda-beda di tiap budaya.

Senyum, misalnya. Di suatu tempat, senyum artinya ramah. Di tempat lain, bisa jadi cuma sopan atau nutupin rasa nggak nyaman. Penelitian bilang, cara kita lihat emosi tergantung situasi. Yang kelihatan bahagia di satu budaya, bisa dikira cuma gugup di budaya lain.

Diam juga punya makna. Studi dari Hayati dan Sinha (2024) bilang, kalau kamu nggak bales chat, artinya beda-beda. Di budaya Barat, diam bisa dianggap cuek atau nggak sopan. Tapi di Indonesia atau Jepang, diam bisa berarti hormat, lagi mikir, atau malah setuju. Nah, di dunia online yang nggak ada nada atau gestur, gampang banget salah paham kalau kamu nggak
bales cepet!


Emosi Nggak Selalu Sama

Kita suka mikir emosi itu universal, senyum artinya seneng, nangis artinya sedih. Tapi, penelitian besar dari Cowen dkk. (2024) bilang, cara orang nunjukin emosi beda-beda banget antar budaya. Mereka ngeliat orang dari Amerika, Eropa, dan Jepang. Meski perasaan dasarnya sama, cara ngungkapinnya beda. Orang Amerika suka ekspresif, misalnya ketawa lebar pas seneng atau ngomel pas kesel. Orang Jepang? Lebih kalem, biar suasana tetap adem.

Ini namanya “aturan tampilan” (display rules), kayak panduan budaya buat nunjukin emosi. Di Jepang, muka tenang bukan berarti nggak seneng, tapi bisa jadi tanda hormat. Tapi, senyum lebar orang Amerika mungkin dikira lebay di budaya yang lebih santai.

Beda gaya ini kadang bikin stereotip. Orang Barat bisa nganggep orang Asia “pendiam banget”, sementara orang Asia mungkin ngerasa orang Barat “heboh amat”. Padahal, cuma beda aturan main budaya!


Ribetnya Ngobrol di Dunia Digital

Teknologi bikin gampang nyambung sama orang dari mana aja, tapi juga bikin beda budaya lebih kelihatan. Bayangin, satu video call bisa ngumpulin orang dari lima negara! Emoji, nada, atau video call bisa bantu, tapi kadang malah bikin salah.

Misalnya, emoji jempol. Buat orang Amerika, artinya “oke”. Tapi di Timur Tengah, bisa berarti “udah, stop ngomong.” Pesan singkat juga bisa bikin bingung. Tanpa muka atau konteks, pesan bisa kedengaran lebih galak atau dingin dari maksudnya.

Hayati dan Sinha (2024) bilang, chat di dunia maya kehilangan banyak isyarat sosial yang biasanya bantu kita ngertiin orang. Makanya, banyak tim global sekarang belajar biar lebih pinter ngertiin diam, nada, sama waktu ngobrol.


Pelajaran dari Keseharian

Nggak perlu kerja di perusahaan besar buat ngerasain salah paham budaya. Bayangin, pelajar Indonesia di Jerman. Dia diam di kelas karena hormat sama guru, kayak kebiasaan di Indonesia. Tapi, profesor Jerman mikir dia nggak peduli atau nggak siap. Padahal, dua-duanya cuma mau sopan!

Momen kayak gini nunjukkin bahwa kita sering nilai orang pake kacamata budaya kita sendiri. Jeda dalam obrolan bisa bikin orang mikir, tapi bisa juga bikin orang lain ngerasa awkward. Nunduk pas ngobrol bisa dianggap sopan atau malah nggak jujur, tergantung budayanya.

Kuncinya? Sadar. Kalau kita berhenti sejenak dan mikir, “Eh, apa dia maksudnya lain?”, kita mulai bisa ngerti, bukan cuma nilai. Bukan soal hafal semua aturan budaya, tapi soal ngedengerin dengan hati.


Tips Biar Nggak Salah Paham

Salah paham nggak bisa hilang 100%, tapi bisa dikurangi kalau kita ramah dan penasaran. Nih, tiga cara gampang:


1. Lihat Maksud di Balik Kata
Jangan cuma denger kata-katanya, tapi coba pahami apa yang orang mau sampaikan. “Mungkin” bisa berarti “nggak”, dan diam bisa berarti “aku setuju”.


2. Tanya, Jangan Nebak
Kalau bingung, tanya aja dengan sopan. Cukup bilang, “Maksudnya gini, ya?” biar nggak salah sangka.


3. Belajar Sambil Jalan
Makin sering ngobrol sama orang lain dari budaya lain, makin jago kita nangkep isyarat kecil, Nggak perlu ganti jati diri, cukup tambah wawasan!


Cara-cara kecil ini bisa bikin orang lebih percaya sama kita, kurangi drama di kantor, dan
bikin pertemanan makin erat.


Cerita Nyata: Dari Bingung Jadi Nyambung

Bayangkan kamu lagi kerja bareng teman dari India di proyek online. Kamu tanya, “Jadi, kapan deadline nya?” Dia jawab, “Secepatnya, deh”. Kamu berpikir, “Oke, berarti minggu ini.” Tapi, seminggu kemudian, dia baru mengirimkan draft. Kesel? Eits, tunggu dulu. Di budaya India, “secepatnya” bukan berarti “santai saja, nanti selesai kok,” bukan buru-buru seperti di Indonesia.

Daripada marah, coba tanya, “Secepatnya itu kira-kira kapan, ya?” Ini membuat jelas tanpa membuat orang lain merasa disudutkan. Cerita seperti ini sering terjadi di grup belajar atau kantor yang lintas budaya. Di Indonesia, kita mungkin suka bilang “nanti” agar sopan, tapi bagi orang jerman, “nanti” bisa membuat mereka bingung karena terlalu samar.

Contoh lain, ketika ngobrol dengan teman dari Amerika, mereka suka bercerita panjang lebar tentang ide mereka. Untuk kita yang biasa to the point, ini bisa membuat, “Eh, intinya apa sih?” Tapi, di budaya mereka, bercerita panjang adalah cara untuk menyampaikan ide. jadi, coba dengarkan dulu, baru ringkaskan jika perlu. Lama-kelamaan, kamu akan jago membedakan mana yang cuma gaya ngomong, mana yang benar-benar penting.


Mulai dari Sekarang: Jadi Jembatan Budaya

Jadi, orang yang bisa beradaptasi dengan budaya lain tidak perlu jadi ahli antropologi. Mulai dari hal kecil aja. Misalnya, ketika bertemu orang baru dari budaya berbeda, coba tanya satu pertanyaan sederhana, seperti, “Di tempat kamu, biasanya ngapain kalau ulang tahun?”

Pertanyaan sederhana ini bisa membuka obrolan yang menyenangkan dan membuatmu belajar tanpa terasa berat. Atau, ketika berada di grup chat internasional, perhatikan kebiasaan orang lain. Ada yang merespons cepat, ada yang suka berpikir dulu. Jangan buru-buru menilai, “Kok dia lambat merespons, sih?” Mungkin bagi mereka, berpikir dulu adalah tanda serius. Di Indonesia, kita juga sering menggunakan “santai aja” untuk menjaga perasaan kan? Nah, coba beri ruang yang sama kepada orang lain.

Satu lagi, coba eksplor budaya melalui hal-hal yang menyenangkan, seperti menonton film dari negara lain atau mencoba resep makanan khas mereka. Misalnya, membuat kimchi ala Korea atau menonton film Bollywood. Ini cara yang asik untuk memahami cara orang lain berpikir dan hidup. Lama kelamaan, kamu akan lebih mudah beradaptasi.


Lebih dari Salah Paham: Ayo Nyambung!

Ngobrol itu nggak cuma soal bagi-bagi info, tapi juga bikin hubungan. Setiap budaya punya caranya sendiri nunjukin perhatian, hormat, dan jujur. Kalau kita belajar ngertiin perbedaan ini, salah paham bukan akhir dunia, melainkan kesempatan buat lebih deket.

Kata Liu dan timnya, emosi sama cara kita nunjukinnya agak kaku. Mereka berubah-ubah tergantung tempat dan orang di sekitar kita. Begitu kita sadar ini, dunia jadi nggak begitu bikin pusing, malah seru!

Jadi, lain kali kamu bingung sama reaksi orang, diam lama, senyum cuma sopan, atau pesan yang kayaknya “aneh”. Inget, pesan mereka mungkin tersembunyi. Kita nggak harus pake bahasa yang sama buat nyambung; cukup dengerin dengan hati terbuka. Komunikasi lintas budaya nggak perlu sempurna. Cukup sabar, penasaran, dan tetap jadi manusia.


Ditulis oleh:
1. Varelina Aulia F.
2. Yuni Sari Amalia S.S., M.A., Ph.D



Referensi:

Cowen, A. S., Brooks, J. A., & Prasad, G. (2024). How emotion is experienced and expressed
            in multiple cultures: a large-scale experiment across North America, Europe, and
           Japan, 15. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2024.1350631


Hayati, D., & Sinha, S. (2024). Decoding Silence in Digital Cross-Cultural Communication:
            Overcoming Misunderstandings in Global Teams, 2(2).
            https://doi.org/10.70211/ltsm.v2i2.60


Liu, M., Schwab, J., & Hess, U. (2023). Language and face in interactions: emotion
           perception, social meanings, and communicative intentions, 14.
           https://doi.org/10.3389/fpsyg.2023.1146494

Dosen PGMI Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Berikan Bekal Pemahaman Pembelajaran Mendalam Bagi Guru CLC Di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) Malaysia

0
 

Campusnesia.co.idSarawak-Malaysia - Dosen Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang (Unwahas) melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui pelatihan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) bagi Guru Community Leaning Center di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) yang dilaksanakan di Merdeka Suites Hotel Miri, 25-27 September 2025. Kegiatan ini menjadi upaya strategis dalam mendiseminasikan kebijakan pemerintah bagi guru Indonesia yang bertugas di Malaysia.

Aris Abdul Ghoni, selaku ketua tim menjelaskan bahwa Pembelajaran mendalam adalah pendekatan yang mendorong siswa untuk tidak hanya menghafal materi, tetapi juga memahami konsep secara menyeluruh, mengaitkannya dengan kehidupan nyata, serta mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif dan kolaboratif. 

“Kegiatan ini betujuan untuk meningkatkan pemahaman guru-guru Community Learning Center di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) mengenai konsep, prinsip dalam merancang pembelajaran yang berpusat pada siswa dan mengembangkan modul pelatihan dan perangkat pembelajaran yang kontekstual dan sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa”, jelasnya.

Fitria Martanti sebagai anggota tim pengabdian sekaligus fasilitator pembelajaran mendalam memaparkan banyak materi terkait hal tersebut. Terlibat juga Gadis Herningtyasari yang terlibat aktif dalam pendampingan selama 3 hari di Malaysia.


Nena selaku panitia dari SIKK merespon positif dan sangat merasa terbantu atas terselenggaranya kegiatan ini.

“Kami sangat senang dan berterima kasih atas kepedulian dosen Universits Wahid Hasyim terhadap pengembangan kompetensi pedagogic bagi guru-guru di Malaysia”, ujarnya.

Keterlaksanaan kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari LPPM melalui pendanaan DIPA Universitas Wahid Hasyim. Keterlibatan pihak SIKK menunjukkan adanya kerja sama yang baik antara Indonesia dan Malaysia dalam bidang pendidikan, khususnya dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan lingkungan di sekolah-sekolah Indonesia yang ada di Malaysia. Diharapkan kegiatan semacam ini dapat terus berlanjut dan semakin banyak melibatkan berbagai pihak untuk mencapai hasil yang lebih maksimal.



Kontributor: 
Aris Abdul Ghoni

Review Buku Novel Animal Farm, Siklus Otoritarian Yang Berulang

0
 


Campusnesia.co.id - Setelah sekian lama melihat sliweran di timeline twitter, akhirnya di moment 9.9 kemarin saya putuskan membeli buku novel populer berjudul Animal Farm.

Buku terbitan Bentang Pustaka ini merupakan versi terjemahan dari novel berjudul sama karya George Orwell diterbitkan pertama kali pada tanggal 17 Agustus tahun 1945.

Memiliki tebal 400 halaman, novel ini bercerita tentang peristiwa yang terjadi di peternakan Manor milik Pak Jones. Pada suatau hari terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh para hewan ternak yang merasa selama ini dieksploitasi secara berlebihan dan diperlakukan tidak adil oleh si pemilik peternakan.

Pemberontakan dipimpin oleh sekelompok babi yang dianggap hewan paling cerdas di dalam peternakan. Diikuti oleh para hewan lain dari kuda, sapi, biri-biri, ayam, bebek hingga kucing dan burung.

Awalnya pemberontakan ini berjalan mulus, peternakan berhasil dikuasi oleh para binatang dan untuk sejenak mereka merdeka dari kekangan manusia, boleh lebih leluasa menikmati apa yang mereka hasilkan dari susu, telur hingga pakan jerami dan hasil kebun.

Atas dasar menjaga ketertiban dan keberlangsungan peternakan yang kini diganti namanya jadi Animal Farm - maknanya bukan secara harfiah peternakan hewan namun dimaksudkan berarti peternakan yang dikelola oleh dan untuk hewan - babi yang mendeklarasikan diri sebagai pemikir dan pemimpin membuat serangkain aturan dan rencana pengelolaan.

Awalnya semua berjalan baik-baik saja, hingga kehidupan di peternakan berdinamika dan bahaya laten sebuah perubahan adalah lahirnya bibit-bibit otoritarian baru.

Walau novel ini ditulis 80 tahun silam, entah mengapa drama yang dihadirkan terasa sangat dekat. 

Lewat perumpamaan revolusi (atau sebut saja rerformasi) yang terjadi di sebuah peternakan dan bagaimana kehidupan merdeka sesaat bergeser jadi tirani baru terasa sangat familiar dengan kondisi di berbagai negara belakangan ini.

Misalnya babi yang mengubah aturan demi keuntungan pribadi, keluarga dan golongannya. 

Maaf jika sedikit alur sudah ter-spoiler lewat tulisan di atas namun percayalah dengan jumlah halaman yang tak terlalu tebal (saya bisa menyelasaikannya dalam sekali duduk) masih banyak alur, kisah, drama dan intriks menarik lainnya dalam buku bovel ini.

Sangat rekomended buat yang butuh bacaan ringan di waktu senggang. 

Bagi sobat yang kebetulan lagi main ke Kabupaten Pati bisa mampir ke Pojok Baca Weron People di desa saya Tegalharjo dan bisa baca novel Animal Farm ini gratis.

Semoga bermanfaat, salam literasi dan sampai jumpa.


Penulis
Nandar.

SMK di Pangandaran Bangkit Hadapi Industri 4.0: Guru dan Siswa Dibekali Teknologi Robot Kolaboratif

0
 
Politeknik Manufaktur Bandung Hadirkan “Teaching Aid Cobot” untuk Tingkatkan Daya Saing Lulusan SMK


Campusnesia.co.id - Padaherang, Pangandaran - Di tengah pesatnya transformasi industri 4.0, SMK Negeri 1 Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, tak ingin ketinggalan bersama Politeknik Manufaktur Bandung (Polman Bandung) menggelar program pelatihan intensif pengenalan teknologi Collaborative Robot (Cobot) bagi guru dan siswanya. Tujuannya yaitu untuk meningkatkan kompetensi guru SMK dalam mengintegrasikan Cobot ke dalam pembelajaran berbasis praktik, membekali siswa SMK dengan keterampilan operasional dan pemrograman Cobot, dan membangun kolaborasi antara SMK, perguruan tinggi (Politeknik Manufaktur Bandung), dan industri untuk memperkuat ekosistem pendidikan vokasi. Tujuan ini selaras dengan SDGs (Pendidikan Berkualitas, Pekerjaan Layak, Industri-Inovasi-Infrastruktur, Berkurangnya Kesenjangan), IKU perguruan tinggi, dan Asta Cita nasional.


Menjawab Kesenjangan Kompetensi

Revolusi Industri 4.0 menuntut transformasi di sektor pendidikan vokasi khususnya SMK untuk mencetak lulusan yang siap kerja, salah satu tantangan yang dihadapi yaitu kesenjangan kompetensi antara lulusan SMK dengan kebutuhan industri, terutama dalam penguasaan teknologi mutakhir seperti Collaborative Robot (Cobot). SMK Negeri 1 Padaherang, sebagai mitra, memiliki fasilitas dasar otomasi namun belum memiliki trainer Cobot dan kompetensi guru dalam teknologi ini masih terbatas. Hal ini berpotensi memperlebar skill gap dan menghambat transformasi industri nasional.

Program pengabdian masyarakat Polman Bandung hadir menjawab tantangan itu. Tim yang dipimpin oleh Sarosa Castrena Abadi S.Pd., M.T., dosen Program Studi Teknologi Rekayasa Informatika Industri Jurusan Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika, bersama anggota tim Dosen dan Mahasiswa merancang dan membangun Teaching Aid Collaborative Robot khusus untuk SMK Negeri 1 Padaherang. Alat ini bukan sekadar robot, tapi sistem pembelajaran lengkap yang terintegrasi dengan PLC dan HMI - menyerupai lingkungan kerja industri sesungguhnya.


Pelatihan Intensif, Hasil Nyata

Sebanyak 34 peserta - gabungan guru dan siswa terpilih - mengikuti pelatihan selama 3 hari penuh. Materinya padat: mulai dari dasar-dasar Cobot, pemrograman gerakan, hingga integrasi sistem otomasi industri.

Yang menarik, pelatihan ini bukan sekadar teori. Peserta langsung praktik menggunakan Teaching Aid Cobot. Mereka belajar memprogram robot untuk mengambil, memindahkan, dan menyortir objek - simulasi nyata yang biasa ditemui di pabrik modern. 

Hasil evaluasi menunjukkan rata-rata peningkatan kompetensi sebesar 31% -. Beberapa peserta pun yang terdiri dari 1 Guru dan 3 Siswa mengikuti Ujian Sertifikasi Kompetensi Bersama LSP OMI (Otomasi Mekatronika Indonesia) dan dinyatakan lulus dan menerima Sertifikat Kompetensi.


Dukungan Mahasiswa dan Kolaborasi Nyata

Program ini juga melibatkan mahasiswa Polman Bandung sebagai asisten pelatih dan teknisi lapangan. Mereka terlibat dalam perancangan, perakitan, hingga pendampingan teknis - wujud nyata dari IKU 2 Kemdikbudristek: mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus.



Menuju Pendidikan Vokasi yang Relevan dan Berkelanjutan

Kegiatan ini bukan akhir, tapi awal dari transformasi pendidikan vokasi di SMK Negeri 1 Padaherang. Teaching Aid Cobot akan menjadi aset tetap laboratorium sekolah. Rencananya, materi pelatihan akan diintegrasikan ke dalam kurikulum reguler, dan tim pemelihara internal akan dibentuk untuk menjaga keberlanjutan program.

Kolaborasi dengan dunia industri juga sedang dijajaki - untuk magang siswa, sertifikasi, bahkan donasi peralatan tambahan. Dengan begitu, SMK Negeri 1 Padaherang tidak hanya mengikuti perkembangan zaman, tapi juga menjadi sekolah percontohan bagi SMK lain di Jawa Barat.

Program ini adalah bukti nyata bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi, sekolah, dan masyarakat dapat menjadi katalisator perubahan. Di tengah keterbatasan, semangat untuk maju dan berinovasi justru tumbuh subur di pelosok Pangandaran.
Dengan dukungan teknologi dan peningkatan kompetensi, masa depan lulusan SMK Negeri 1 Padaherang - dan pendidikan vokasi Indonesia - terlihat semakin cerah. Siap menghadapi Industri 4.0, dari desa ke dunia.

Program “Pengembangan Kompetensi Guru dan Siswa SMK melalui Pengenalan Teknologi Collaborative Robot (Cobot) untuk Mendukung Transformasi Industri 4.0” merupakan kegiatan pengabdian masyarakat Politeknik Manufaktur Bandung yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM) Kemdiktisaintek tahun 2025. Mitra kegiatan: SMK Negeri 1 Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.


Oleh: 
Tim Pengabdian Polman Bandung

Editor:
Achmad Munandar