Tampilkan postingan dengan label Education. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Education. Tampilkan semua postingan

Shortcut Keyboard Kode Jalan Pintas Desain Dengan CorelDRAW

0
 


Campusnesia.co.id - Jika sobat sering menggunakan aplikasi microsoft word atau excel pasti familiar dengan pengggunaan shortcut atau jalan pintas, yaitu gabungan menekan beberapa tombol sehingga mempercepat proses sebuah perintah.

Hal ini juga berlaku di software lain seperti CorelDRAW, aplikasi yang biasa digunakan untuk membuat desain.

Di era serba instan dengan maraknya aplikasi desain pesaing seperti Canva, nyatanya CorelDRAW masih jadi primadona terutama untuk kebutuhan cetak mencetak.

CorelDraw adalah editor grafik vektor yang dikembangkan oleh Corel, sebuah perusahaan perangkat lunak yang bermarkas di Ottawa, Kanada. Versi terbarunya, CorelDRAW X8 dirilis pada tanggal 15 Maret 2016. CorelDRAW pada awalnya dikembangkan untuk sistem operasi Windows 2000 dan seterusnya.

Salah satu kelebihannya adalah file berbasis vector sehingga kompatible dengan berbagai mesin cetak dari printer hingga CNC. Softwarenya ringan bisa  dijalankan di pc maupun laptop.

Oke berikut kami sajikan informasi tentang Shortcut Kode Jalan Pintas Desain Dengan CorelDRAW:

ctrl + n = membukan lembar kerja baru


ctrl + o = membuka file


ctrl + i = import gambar atau file dari folder


ctrl + s = save untuk menyimpan


ctrl + c = copy untuk menyalin


ctrl + v = paste untuk menempel


ctrl + e = untuk eksport file jadi jpg/png/pdf dll


ctrl + q = untuk membuat objek jadi qurve


ctrl + b = brightness untuk menambah kecerahan gambar


ctrl + p = print 


ctrl + z = undo membatalkan perintah terakhir


ctrl + x = cut untuk menghapus objek (bisa dilanjutkan dengan ctrl + v untuk paste)


ctrl + a = untuk menyeleksi semua objek di halaman


ctrl + m = mengganti dokumen


ctrl + g = untuk menyatukan dua atau lebih objek (group)


ctrl + u = untuk memisahkan dua atau lebih objek yang telah digabung (un group)


ctrl + t = membuka jendela text propertise


shift + page up = meletakkan objek paling depan


shift + page down = meletakkan objek paling belakang


alt + f7 = menampilkan sidebar duplikat


f2 = kaca pembesar


f3 = zoom in layar


f4 = zoom out layar


f5 = mengubah kursor ke freehand tools


f6 = mengubah kursor ke retanggle tools (kotak)


f7 = mengubah kursor ke ellipe tools (lingkaran)


f8 = mengubah kursor jadi ke menu text (menulis)


f9 = full screen


f10 = mengubah kursor jadi shape


f11 = membuat warna gradasi


f12 = membuat tebal-tipis garis


klik objek lalu tekan p = memposisikan objek di tengah area desain


shift + dua ojek atau lebih + c = meratakan posisi objek


shift + dua ojek atau lebih + t = meratakan posisi rata atas


shift + dua ojek atau lebih + b = meratakan posisi rata bawah


shift + dua ojek atau lebih + r = meratakan posisi objek rata kanan


shift + dua ojek atau lebih + L = meratakan posisi objek rata kiri




Demikian postingan kita kali ini tentang Shortcut Keyboard Kode Jalan Pintas Desain Dengan CorelDRAW, semoga bermanfaat akan kami update secara berkala.


Penulis:
Nandar

Daftar Keyword, Tips dan Trick Cari Loker di LinkedIn

0
 



Campusnesia.co.id - In this ecomony era, mencari dan mendapatkan pekerjaan bukanlah hal yang mudah. Selain karena jumlah lowongan kerja yang tidak sebanyak suply tenaga kerja produktif juga terkait isu lowongan pekerjaan yang mampu memberikan upah layak dan memenuhi hak-hak tenaga kerja.

Dalam banyak kesempatan dibutuhkan alat bantu untuk mendapatkan informasi lowongan kerja yang sesuai serta mempermudah dalam proses apply. Salah satu aplikasi populer di dunia kerja adalah LinkedIn.

LinkedIn adalah situs web jaringan sosial yang berorientasi bisnis, terutama digunakan untuk jaringan profesional. Sampai April 2018 Linkedin menyatakan memiliki lebih dari 546 juta pengguna di lebih dari 200 negara dan wilayah di seluruh dunia, meliputi 150 industri dan lebih dari 400 bidang ekonomi yang diklasifikasi menurut jasanya. Sementara itu menurut Statista menyatakan hingga April 2018, Linkedin memilik 830+ juta pengguna aktif dari lebih 200 negara dan wilayah.

LinkedIn dimulai di ruang tamu pendirinya, Reid Hoffman, pada tahun 2002 dan diluncurkan secara resmi pada 5 Mei 2003. Sementara itu CEO LinkedIn saat ini adalah Jeff Weiner, dengan manajemen yang terdiri dari eksekutif berpengalaman dari perusahaan seperti Yahoo!, Google, Microsoft, TiVo, PayPal, dan Electronic Arts.

LinkedIn menjalankan bisnis yang terdiversifikasi, dengan sumber pendapatan dari langganan keanggotaan, penjualan iklan, dan solusi perekrutan. Pada Desember 2016, Microsoft merampungkan akuisisinya terhadap LinkedIn, menggabungkan layanan cloud profesional terdepan di dunia dengan jaringan profesional terdepan di dunia.

Lewat postingan kali ini kami akan berbagi informasi tentang Daftar Keyword Tips dan Trick Cari Loker di LinkedIn. 

Apa saja? berikut daftarnya, ketik keyword di bawah ini pada kolom pencarian di aplikasi LinkedIn:

1. PT Hiring Email

2. Internship PT

3. Posisi PT

4. Posisi Hiring Domisili

5. "Hiring for (posisi) (lokasi)"

6. "Hiring (level)"



Demikian tadi sobat Campusnesia postingan kita kali ini tentang Daftar Keyword Tips dan Trick Cari Loker di LinkedIn, semoga bermanfaat sampai jumpa.


Penulis:
Nandar

Diolah dari berbagai sumber.

Energi Muda, Peduli Lansia: Kiprah KKN Tim 136 UNDIP dari Lomba Masak Hingga Cek Kesehatan Gratis di Desa Mranggen

0
 
Dokumentasi Kegiatan Lomba Masak Masakan Sehat 
bagi Lansia di Desa Mranggen


Campusnesia.co.idMranggen, 15 Juli 2025 - Kelompok 3 Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Tim 136 Universitas Diponegoro (Bagas, Cesa, Mustofa, Aisha, Sulthon, Saddam, Salwa, Nashwa, Rachel, Zefa, Irvan, Mohandis, Malahayati, Jovinca, Aksel, dan Farah) didampingi Dosen Pembimbing Lapangan Ibu Prof. Ir. Dwi Sunarti, M.S., PhD., Bapak Ir. Teysar Adi Sarjana, S.Pt., M.Si., IPM. dan Ibu Hanna Dzawish Shihah, S.Pt., M.Pt. sukses melaksanakan rangkaian kegiatan yang bertujuan memberdayakan masyarakat Desa Mranggen, khususnya lansia, melalui program senam sehat, lomba memasak masakan sehat, serta evaluasi dan pemantauan status kesehatan lansia.

Kegiatan dimulai dengan senam sehat dengan menghadirkan instruktur senam profesional Mbak Zenny. Senam sehat ini diikuti oleh lansia, peserta lomba masak, dosen pembimbing lapangan, dan mahasiswa KKN-T Tim 136. Tujuan senam sehat ini adalah untuk meningkatkan kebugaran fisik lansia, mempererat kebersamaan antar peserta, serta membangun kesadaran akan pentingnya gaya hidup aktif dan sehat. 

Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan lomba memasak masakan sehat yang diikuti oleh lansia dan kader posyandu. Lomba ini menghadirkan dewan juri profesional Chef Gading Ganesha, Executive Sous Chef dari Hotel Horison Nindya Semarang, Juri kedua Bapak Ir. Teysar Adi Sarjana, S.Pt., M.Si., IPM. selaku perwakilan dosen pembimbing lapangan dan Juri Ketiga Ibu Muslikhatun selaku perwakilan Desa Mranggen.


“Rangkaian kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Tim 136 Universitas Diponegoro di Desa Mranggen mengusung semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap lansia melalui senam sehat bersama, lomba kreasi masakan bergizi, dan layanan cek kesehatan gratis. Puncak kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk membangkitkan semangat para lansia agar tetap aktif dan sehat di usia senja, tetapi juga diharapkan mampu memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi kualitas hidup lansia di Desa Mranggen” Sambutan Bapak Ir. Teysar Adi Sarjana, S.Pt., M.Si., IPM. selaku perwakilan Dosen Pembimbing Lapangan.



“Kegiatan KKN Tematik Tim 136 Universitas Diponegoro alhamdulillah berjalan lancar dan pada puncak kegiatan sangat meriah, mudah mudahan dapat bermanfaat bagi warga masyarakat Desa Mranggen. Saya mewakili Desa Mranggen mengapresiasi kegiatan ini dan mengucapkan terima kasih kepada segenap Tim KKN T 136 Undip Tahun 2025, kader posyandu, perangkat Desa Mranggen, Ketua RW dan seluruh masyarakat desa mranggen yang terlibat.” Sambutan Bapak Abdul Cholis selaku Kepala Desa Mranggen.






"Melalui lomba ini, kita belajar bagaimana mengolah makanan bergizi yang dapat menunjang kesehatan tubuh, khususnya bagi kita yang berusia lanjut. Saya harap ilmu dan pengalaman dari lomba masak ini bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, demi terciptanya keluarga dan masyarakat desa Mranggen yang sehat." Rifky Bagas Saputra selaku perwakilan Kelompok 3 sekaligus Ketua Kelompok 3 KKN T Tim 136.





Lomba masak ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kreatifitas lansia serta kader posyandu dalam mengolah makanan sehat yang bergizi seimbang, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjang kesehatan keluarga dan komunitas.

Sebagai penutup, dilakukan evaluasi dan pemantauan status kesehatan lansia oleh kolaborasi tim KKN T 136 dengan tenaga kesehatan dari Klinik Pratama Kasih Sayang Bunda Mranggen. Pemeriksaan kesehatan ini meliputi pengukuran tekanan darah, kadar gula darah, dan penilaian kondisi fisik umum lansia. 

Data kesehatan yang diperoleh menjadi indikator keberhasilan program KKN-T Tim 136 dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan lansia di Desa Mranggen. Program ini merupakan wujud nyata kontribusi Universitas Diponegoro dalam memberdayakan masyarakat melalui pendekatan tematik yang holistik, melibatkan berbagai aspek kesehatan dan sosial. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi program-program serupa di masa depan untuk terus mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.



Editor:
Achmad Munandar

Gerakan Gizi Lansia oleh KKN Tim 136 Undip di Desa Mranggen: Mengenal Daging, Telur, Sayur, dan Pentingnya Pemantauan Kesehatan

0
 



Dokumentasi kegiatan sosialisasi pengenalan produk peternakan 
dan pemantauan kesehatan lansia di Desa Mranggen


Campusnesia.co.idMranggen, 16 Mei 2025 - Dalam upaya mendukung kesejahteraan lanjut usia, Pemerintah Desa Mranggen, Posyandu dan Kader Kesehatan bersama Kelompok 1 KKN-T TIM 136 Universitas Diponegoro menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Sosialisasi dan Pemantauan Status Kesehatan Lansia serta Pengenalan Produk Daging, Telur, dan Sayur dalam Menunjang Kesehatan Lansia” yang bertempat di Rumah Pak Tris, salah satu warga Desa Mranggen, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak.

Acara ini menjadi bagian dari program kerja multidisiplin mahasiswa KKN-T Universitas Diponegoro Tim 136 Kelompok 1 (Aji, Syifa, Syifana, Yuniar, Maharani, Annisa, Asa, Novi, Melisa,  Kevin, Cantika, Afrizal, Attala, Adinda, Christina dan Aksani) dengan fokus pada bidang kesehatan masyarakat dan ketahanan pangan yang didampingi oleh Tim DPL KKN Ibu Prof. Ir. Dwi Sunarti, M.S., Ph.D., Bapak Ir. Teysar Adi Sarjana, S.Pt., M.Si., IPM, dan Ibu Hanna Dzawish Shihah, S.Pt., M.Pt.  

Prof. Ir. Dwi Sunarti, M.S., Ph.D., selaku Ketua Tim Dosen Pembimbing Lapangan KKN, menyampaikan.


“Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Desa Mranggen, khususnya para lansia. Melalui pengenalan kandungan gizi dari produk peternakan seperti daging dan telur, serta sayuran bergizi, diharapkan kegiatan ini mampu menunjang pola makan sehat dan meningkatkan kualitas hidup lansia di masa lanjut usia.”




Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 50 orang lansia serta kader kesehatan setempat. Kegiatan diawali dengan pemeriksaan kesehatan meliputi pengukuran tekanan darah, gula darah, berat badan, dan konsultasi kesehatan ringan, yang bekerja sama dengan Posyandu Lansia Desa Mranggen. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan dasar lansia secara berkala.

Selanjutnya, dilaksanakan sosialisasi gizi seimbang yang disampaikan oleh mahasiswa KKN dari program studi gizi dan kesehatan masyarakat. Materi mencakup pentingnya konsumsi protein hewani dari daging dan telur serta asupan sayuran untuk memperkuat daya tahan tubuh dan menjaga fungsi organ tubuh pada usia lanjut.

Pada sesi edukasi pangan, tim KKN juga memperkenalkan produk olahan sederhana berbahan dasar daging, telur, dan sayur yang mudah dikonsumsi dan terjangkau oleh masyarakat, seperti telur gulung isi bayam, sup ayam sayur, dan tumis tahu sayur.

Mewakili Kepala Desa Mranggen, Ibu Muslikhatun selaku Kepala Urusan Pemerintahan dan Bendahara Desa Mranggen menyampaikan apresiasinya atas sinergi positif antara perguruan tinggi dan masyarakat.



 “Kami sangat menyambut baik kehadiran mahasiswa KKN UNDIP yang membawa semangat perubahan di tengah masyarakat, terutama bagi lansia yang membutuhkan perhatian lebih. Semoga kegiatan seperti ini dapat berlanjut secara rutin,” ujar beliau.





Ketua Kelompok 1 KKN-T TIM 136 Universitas Diponegoro, Ilham Aji Saputra, menyampaikan bahwa program ini dirancang dengan pendekatan kolaboratif dan berbasis kebutuhan nyata masyarakat.


“Kami ingin memberikan kontribusi yang relevan, terutama bagi lansia yang sering terabaikan dalam aspek edukasi gizi. Semoga kegiatan ini dapat memberi dampak positif dalam jangka panjang,” ujarnya. 










Editor:
Achmad Munandar

Pendampingan Penguatan Brand Awareness Peternakan Warga Kelurahan Pakintelan melalui Pengintegrasian dan Sosialisasi Pemanfaatan Bisnis Digital

0
 


Campusnesia.co.idSemarang, 9 Juli 2025 - Tim Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) 140 Universitas Diponegoro (Undip) mengadakan kegiatan penyuluhan bertema Digital Marketing untuk Masyarakat Umum yang berlangsung di Amrih Ngrembaka Farm, Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunung Pati, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa Undip, dengan bimbingan langsung dari tiga dosen pembimbing lapangan (DPL) yakni Anugrah Robby Pratama, S.Pt., M.Pt., Nur Maulida Wahyuni, S.Pt., M.Pt., dan Hanna Dzawish Shihah, S.Pt., M.Pt.

Penyuluhan digital marketing ini diwakili oleh kelompok 3 dari tim KKNT 140 berjumlah 15 mahasiswa yang ditujukan bagi warga Kelurahan Pakintelan untuk meningkatkan literasi digital serta keterampilan dalam memasarkan produk atau jasa melalui media sosial dan platform daring lainnya.

Kelompok 3 tim KKN-T 140 Memperkenalkan pentingnya bisnis digital dalam memperkuat eksistensi produk usaha warga lokal di dalam pasar, dengan cara peningkatan awareness warga terhadap Digital Marketing. Menggunakan sosial media sebagai alat bantu dalam meningkatkan promosi penjualan produk peternakan warga dengan tujuan agar produk yang dihasilkan dapat dikenal masyarakat luas,  Dimulai dari pemaparan mengenai pengantar bisnis digital kemudian dilanjutkan dengan fokus pada penggunaan platform sosial media seperti: pembuatan caption pada platform Instagram dan Facebook hingga penggunaan fitur-fitur pada WhatsApp Bisnis sebagai alat bantu promosi produk warga. Tak luput juga tim KKN-T Undip memberikan sosialisasi pembuatan linktree dan cara pengambilan gambar produk menggunakan kamera serta penyusunan company profile sebagai bagian dari penguatan produk usaha warga.


Acara berlangsung meriah dan partisipatif. Para peserta diberikan materi seputar pembuatan akun bisnis, pengenalan platform pemasaran digital, tips membuat konten menarik, serta strategi sederhana untuk menjangkau konsumen secara online.

Dengan semangat kolaborasi antara mahasiswa, dosen, dan warga, penyuluhan ini diharapkan dapat membuka peluang baru bagi masyarakat untuk berwirausaha secara digital, baik dari rumah maupun dalam skala lokal.



Editor:
Achmad Munandar

Manfaat Daun Beluntas untuk Hambat Virus HIV

0
 



Campusnesia.co.id - HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.

HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2019, terdapat lebih dari 50.000 kasus infeksi HIV di Indonesia. Dari jumlah tersebut, kasus HIV paling sering terjadi pada heteroseksual, diikuti lelaki seks lelaki (LSL) atau homoseksual, pengguna NAPZA suntik (penasun), dan pekerja seks.

Sementara itu, jumlah penderita AIDS di Indonesia cenderung meningkat. Di tahun 2019, tercatat ada lebih dari 7.000 penderita AIDS dengan angka kematian mencapai lebih dari 600 orang.

Akan tetapi, dari tahun 2005 hingga 2019, angka kematian akibat AIDS di Indonesia terus mengalami penurunan. Hal ini menandakan pengobatan di Indonesia berhasil menurunkan angka kematian akibat AIDS.

Baru-baru ini ada kabar gembira dari dunia riset, hasil riset dari kampus UI mengatakan Protein virus HIV dapat dihambat dengan daun beluntas.

Lamat berita Elshinta.com menulis bahwa periset Universitas Indonesia (UI) Ni Putu Ermi Hikmawanti yang juga mahasiswa Program Doktor Fakultas Farmasi (FF) UI menyatakan protein virus HIV dapat dihambat dengan daun Beluntas.

Ni Putu menyoroti pelarut alami berbasis bahan hayati, yakni Natural Deep Eutectic Solvent (Nades), mulai dikembangkan sebagai alternatif yang lebih aman dan berkelanjutan.

Dalam disertasinya yang berjudul “Pemanfaatan Nades sebagai Pelarut Ekstraksi Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dan Pemisahan Asam Dikafeoilquinat serta Aktivitas Antioksidan dan Antiretroviralnya”.

"Saya membedah dan mengkaji efektivitas nades dalam mengekstraksi senyawa bioaktif dari tanaman lokal Indonesia," kata Ermi di Depok, Senin.

Dalam penelitiannya, ia memilih daun beluntas karena mengandung senyawa fenolik tinggi dan telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional.

“Beluntas ini mudah dijumpai di Indonesia, bahkan sering tumbuh di pekarangan rumah. Beluntas merupakan sumber herbal potensial untuk dikembangkan,” ujar Ermi.

Melalui serangkaian uji laboratorium, ditemukan bahwa kombinasi glisin dan asam laktat dengan rasio molar 1:3 serta penambahan air sebesar 50 persen merupakan formulasi nades paling optimal.

Dari hasil ekstraksi tersebut, ia berhasil memisahkan salah satu senyawa utama, yakni 3,5-dikafeoilquinat (3,5-DCQA), yang kemudian diteliti lebih lanjut.

Ekstrak nades dan fraksi kaya 3,5-DCQA yang diteliti menunjukkan aktivitas antioksidan dan antiretroviral secara in vitro.

Studi in silico menunjukkan bahwa 3,5-DCQA berpotensi menghambat protein gp120 HIV-1, yang merupakan target penting dalam fase awal infeksi HIV.

Temuan Ermi membuka peluang pengembangan 3,5-DCQA sebagai kandidat bahan aktif dalam formulasi obat herbal antiretroviral berbasis bahan alam Indonesia.

Capaian ini turut memperkuat posisi risetnya sebagai rujukan penting dalam pemanfaatan nades, sekaligus menegaskan potensi besar sumber daya hayati Indonesia dalam pengembangan fito farmaka yang berdaya saing global.

Selain memberikan kontribusi praktis di bidang formulasi obat, penelitian Ermi juga membawa dampak signifikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Ia telah mempublikasikan empat artikel riset dan dua artikel ulasan di jurnal internasional dengan reputasi tinggi (Scopus Q1–Q3).

Salah satu artikelnya yang berjudul “Natural Deep Eutectic Solvents (Nades): Phytochemical Extraction Performance Enhancer for Pharmaceutical and Nutraceutical Product Development” dan terbit di jurnal Plants, telah dikutip 235 kali hingga Juli 2025.


Sumber: 

Analisis Maslow dalam Novel The Memory Police

0
 
Oleh: 
Evandio Fadhilah Akbar
Mahasiswa Jurusan Sastra Jepang 
Universitas Andalas



Campusnesia.co.idNovel The Memory Police karya Yoko Ogawa menggambarkan sebuah dunia distopia yang sunyi dan menindas, di mana berbagai objek secara misterius menghilang dari kehidupan masyarakat, dan seiring dengan itu, ingatan kolektif tentang objek-objek tersebut juga ikut lenyap. Polisi Kenangan - sebuah institusi represif - memastikan bahwa setiap bentuk kenangan dan benda yang hilang tidak kembali, bahkan dalam pikiran. 

Lewat narasi yang puitis dan menyentuh, Ogawa membangun kisah tentang bagaimana manusia bertahan, beradaptasi, dan pada saat yang sama mengalami kehancuran batin dalam sistem yang perlahan-lahan menghapus identitas mereka. Dalam esai ini, teori hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow akan digunakan untuk menganalisis dinamika psikologis dan eksistensial para tokoh dalam novel ini, serta bagaimana sistem yang represif dapat menghambat dan bahkan menghancurkan proses pemenuhan kebutuhan manusia dari level paling dasar hingga aktualisasi diri.

Abraham Maslow, seorang psikolog humanis, menyusun hierarki kebutuhan manusia dalam bentuk piramida yang terdiri dari lima tingkat: kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial atau cinta dan memiliki, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Dalam teorinya, pemenuhan kebutuhan dilakukan secara bertahap, mulai dari dasar hingga ke puncak. Jika kebutuhan dasar tidak terpenuhi, maka sangat sulit bagi individu untuk memenuhi kebutuhan di tingkat yang lebih tinggi. Dalam konteks dunia yang dibangun dalam The Memory Police, kita dapat melihat bagaimana sistem penghapusan kenangan dan benda menyebabkan hambatan besar dalam pemenuhan kebutuhan tersebut, dan bahkan menyebabkan kemunduran psikologis dan sosial pada individu-individu dalam masyarakat itu.

Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi agar manusia bisa bertahan hidup. Ini mencakup makanan, air, udara, tempat tinggal, dan kebutuhan biologis lainnya. Dalam The Memory Police, kebutuhan ini mulai terancam ketika berbagai benda yang menopang kehidupan sehari-hari secara bertahap menghilang. Misalnya, makanan tertentu seperti buah-buahan, peralatan memasak, bahkan hewan peliharaan - semuanya menghilang dari dunia fisik dan dari ingatan orang-orang. 

Ketika sebuah benda 'dihapus', masyarakat tidak hanya kehilangan akses fisik terhadap benda tersebut, tetapi juga tidak lagi mengingat bahwa benda itu pernah ada. Yang lebih mengerikan adalah ketidakmampuan masyarakat untuk mempertanyakan kehilangan tersebut. Mereka hanya menerima, seakan kehilangan adalah bagian alami dari hidup. Ini menggambarkan bagaimana sistem telah mencabut kemampuan individu untuk berpikir kritis dan mempertahankan eksistensi mereka secara sadar.

Tokoh utama dalam novel ini, seorang penulis perempuan yang tidak disebutkan namanya, mengalami secara langsung ancaman terhadap kebutuhan fisiologis ini. Ketika makanan menjadi semakin langka dan alat-alat rumah tangga hilang, ia harus belajar bertahan dengan sumber daya yang terbatas. Dalam salah satu bagian cerita, digambarkan bagaimana dia dan beberapa karakter lain harus berbagi makanan, menyembunyikan persediaan, dan mengatur konsumsi agar tetap bertahan hidup. Rasa lapar dan ketidakpastian akan hari esok menjadi bagian dari keseharian mereka. Dalam hal ini, kebutuhan fisiologis tidak lagi dapat dipenuhi secara stabil, dan mereka hidup dalam keadaan krisis terus-menerus.

Setelah kebutuhan dasar dipenuhi, manusia membutuhkan rasa aman, baik secara fisik maupun psikologis. Rasa aman mencakup perlindungan dari kekerasan, stabilitas lingkungan, dan kejelasan tentang masa depan. Dalam The Memory Police, rasa aman nyaris tidak ada. Polisi Kenangan, dengan kekuasaan absolut, dapat menangkap, menginterogasi, dan menghapus siapa saja yang dicurigai masih mengingat hal-hal yang telah 'dihapus'. Mereka datang tiba-tiba, tanpa alasan yang jelas, dan membawa orang-orang tanpa jejak. Masyarakat hidup dalam ketakutan konstan akan pengawasan dan penangkapan. Ketakutan ini menciptakan iklim represif yang menekan segala bentuk ekspresi diri dan kebebasan berpikir.

Rasa tidak aman ini juga dialami oleh sang penulis dan dua karakter penting lainnya: R, sang editor, dan seorang mantan pematung tua yang menjadi sahabat mereka. R adalah salah satu dari sedikit orang yang masih bisa mengingat benda-benda yang telah dihapus. Oleh karena itu, ia harus disembunyikan di ruang rahasia di rumah sang penulis. Ini adalah bentuk perlawanan terhadap sistem, tetapi sekaligus menciptakan tekanan emosional yang luar biasa. Sang penulis tidak hanya harus memenuhi kebutuhan fisiknya sendiri, tetapi juga menjaga keselamatan orang lain, dalam kondisi lingkungan yang sangat berbahaya. Dalam situasi ini, kebutuhan akan rasa aman benar-benar tidak terpenuhi, dan individu harus mengorbankan kebebasan, kenyamanan, bahkan rasa tenang, demi bertahan hidup.

Setelah kebutuhan akan rasa aman, manusia mencari cinta dan keterhubungan sosial. Kebutuhan ini mencakup persahabatan, cinta, keintiman, dan rasa memiliki. Dalam novel ini, penghapusan benda juga berarti penghapusan memori kolektif, yang menjadi fondasi utama hubungan sosial. Jika dua orang pernah berbagi kenangan tentang suatu objek yang kini telah 'dihapus', maka kenangan itu pun ikut lenyap dari hubungan mereka. Ini menyebabkan hubungan menjadi datar, tidak bermakna, dan terputus dari sejarah emosionalnya. Proses ini menciptakan isolasi psikologis yang mendalam.

Hubungan antara sang penulis dan R menggambarkan upaya untuk mempertahankan keterhubungan di tengah kehancuran sosial. Mereka saling menjaga, berbagi percakapan, dan mencoba menciptakan ruang keintiman meski ancaman senantiasa mengintai. Namun, hubungan ini pun terancam ketika kemampuan R untuk mengingat sesuatu berbeda dari orang lain—menciptakan jarak yang tidak bisa dihindari. Mereka hidup berdampingan, tetapi dalam dunia mental yang berbeda. Dalam hal ini, Ogawa menunjukkan bahwa bahkan cinta dan keterhubungan pun bisa terkikis oleh sistem yang menghapus memori dan identitas.

Kebutuhan akan penghargaan adalah tahap berikutnya dalam hierarki Maslow. Kebutuhan ini mencakup rasa percaya diri, penghormatan dari orang lain, dan pencapaian pribadi. Dalam novel ini, kebutuhan tersebut sulit dipenuhi karena masyarakat tidak lagi memiliki struktur yang mendukung pengakuan atau pencapaian. Sang penulis, misalnya, merasa semakin sulit untuk menulis karena kosa kata yang ia miliki perlahan menghilang. Ia kehilangan kepercayaan diri, mempertanyakan relevansi karyanya, dan merasa bahwa tulisannya tidak akan pernah dibaca atau dipahami lagi. Karyanya tidak lagi menjadi medium untuk aktualisasi, melainkan hanya menjadi pengingat sunyi bahwa sesuatu telah hilang dan tidak bisa kembali.

Rasa tidak dihargai ini juga diperkuat oleh lingkungan sosial yang tidak lagi memberi nilai pada ekspresi atau kreativitas. Ketika benda-benda yang memiliki nilai emosional atau simbolis menghilang, maka ekspresi terhadap benda-benda itu juga kehilangan makna. Sebuah kalung, sebuah buku, atau bahkan suara burung tidak lagi bisa membawa emosi atau memori, sehingga karya seni pun menjadi hambar dan tidak relevan. Dalam hal ini, kebutuhan akan penghargaan tidak hanya diabaikan, tetapi juga dibungkam oleh sistem yang menolak keberadaan individualitas.

Pada puncaknya, manusia memiliki kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri - untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri dan mengembangkan potensi secara penuh. Namun, dalam The Memory Police, kebutuhan ini sangat terhambat. Dunia yang dibangun Ogawa adalah dunia yang menolak pencarian makna, kreativitas, dan kebebasan berpikir. Sistem penindasan yang berlaku membuat individu tidak memiliki ruang untuk tumbuh. Mereka hanya diperbolehkan untuk bertahan, tidak untuk berkembang. Sang penulis tetap mencoba menulis, bahkan ketika ia tidak lagi yakin pada kata-kata yang digunakannya. Menulis menjadi satu-satunya cara baginya untuk menegaskan bahwa ia masih hidup, bahwa pikirannya masih bekerja, dan bahwa ia masih memiliki sesuatu untuk dikatakan, meskipun tidak ada yang mendengarkan.

Aktivitas menulis ini menjadi simbol perlawanan terhadap kekuasaan yang berusaha memadamkan cahaya dalam diri manusia. Ini adalah bentuk aktualisasi yang tidak sempurna, namun jujur - usaha untuk menjadi diri sendiri dalam dunia yang menolak eksistensi pribadi. Ketika ia terus menulis meski tidak ada harapan untuk diterbitkan, ia menegaskan haknya untuk berpikir, mengingat, dan merasakan. Dan dalam hal ini, kita melihat bahwa aktualisasi diri bisa terjadi bahkan dalam bentuk yang paling sunyi dan tersembunyi.

Salah satu kekuatan novel ini adalah simbolismenya. Objek-objek yang hilang bukan hanya barang-barang biasa, melainkan simbol dari struktur psikologis dan sosial manusia. Ketika benda-benda tersebut hilang, mereka membawa serta bagian dari identitas dan sejarah pribadi individu. Ketika burung menghilang, bukan hanya kicauannya yang lenyap, tetapi juga simbol kebebasan, kenangan masa kecil, atau makna religius tertentu. Penghapusan benda-benda ini menyebabkan distorsi dalam persepsi diri, sehingga manusia tidak lagi mengenali siapa mereka, apa yang mereka sukai, atau apa yang penting dalam hidup mereka.

Kondisi ini menggambarkan penghancuran kolektif terhadap struktur identitas. Ketika individu tidak lagi memiliki memori, hubungan sosial, atau kepercayaan diri, maka mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka secara utuh. Mereka menjadi bayangan dari diri mereka sendiri- hidup secara biologis, tetapi mati secara psikologis. Ini menunjukkan bahwa represi sistemik tidak hanya membunuh tubuh, tetapi juga membunuh jiwa. Novel ini menjadi refleksi mengerikan tentang bagaimana kekuasaan bisa mengatur dan menghapus bahkan hal-hal paling pribadi dan intim dalam hidup manusia.

Pada akhirnya, The Memory Police adalah kisah tentang kehilangan dalam segala bentuknya: kehilangan benda, kehilangan memori, kehilangan orang yang dicintai, kehilangan bahasa, dan pada akhirnya kehilangan diri sendiri. Melalui lensa teori Maslow, kita dapat melihat bahwa hilangnya benda-benda ini tidak hanya berdampak pada kehidupan sehari-hari, tetapi juga pada struktur kebutuhan manusia yang paling mendasar. Ketika kebutuhan-kebutuhan ini tidak terpenuhi, individu menjadi terperangkap dalam eksistensi yang hampa dan penuh penderitaan.

Melalui narasi yang lembut namun menghantui, Yoko Ogawa mengajak kita merenungkan betapa pentingnya kenangan, hubungan sosial, dan kebebasan untuk mempertahankan kemanusiaan kita. Ketika kekuasaan mampu menghapus memori dan mengatur apa yang boleh diingat, maka manusia tidak lagi menjadi subjek yang bebas, melainkan objek yang dikendalikan. Dan dalam dunia seperti itu, bertahan hidup bukanlah tentang mempertahankan tubuh, melainkan mempertahankan jiwa - suatu perjuangan yang sunyi, namun sangat manusiawi.

Mahasiswa KKN UNDIP Kenalkan Pemanfaatan AI untuk Tingkatkan Produktivitas Perangkat Desa Sukorejo

0
 

Campusnesia.co.idSragen - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro dari Program IDBU melaksanakan kegiatan edukasi pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) bagi perangkat Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan pemanfaatan teknologi modern guna meningkatkan efektivitas kerja perangkat desa, sekaligus mendukung percepatan transformasi digital di lingkungan pemerintahan desa.

Edukasi AI ini merupakan inisiatif dari Alman Kamal Mahdi, mahasiswa dari jurusan Teknik Komputer, yang menggagas program pelatihan berbasis praktik langsung. Peserta diajak mengenal dan mencoba berbagai platform kecerdasan buatan seperti ChatGPT, Gemini, dan Canva AI. Berbagai penerapan dibahas secara konkret, mulai dari merangkum dokumen peraturan, membuat agenda kegiatan desa, mencari referensi kebijakan, hingga membuat desain logo, caption promosi, serta konten video pendek untuk publikasi desa. Praktik juga mencakup penggunaan AI dalam aktivitas harian seperti mencari tutorial memasak, panduan pertanian, hingga tips pelayanan publik.

Selain penguasaan teknis, peserta juga diberikan tips dan trik untuk memaksimalkan penggunaan AI, termasuk bagaimana membuat perintah (prompt) yang efektif, memilih platform sesuai kebutuhan, serta mengenali keterbatasan sistem AI. Tak kalah penting, mahasiswa juga menekankan pentingnya etika dan kebijaksanaan dalam menggunakan teknologi AI, terutama dalam menjaga keakuratan informasi, menghindari penyalahgunaan konten, dan tetap berpedoman pada nilai-nilai tanggung jawab sosial.

 

Kegiatan edukasi ini berlangsung secara partisipatif dan aplikatif, di mana peserta didampingi langsung saat praktik sehingga mereka dapat memahami penggunaan teknologi ini dalam konteks pekerjaan mereka sehari-hari. Para perangkat desa memberikan respons positif dan menyampaikan terima kasih atas materi yang disampaikan. Mereka mengaku mendapatkan banyak wawasan baru serta kepercayaan diri dalam mencoba teknologi digital yang sebelumnya terasa asing.

Keberhasilan kegiatan ini tidak terlepas dari dukungan dan pendampingan dari dosen pembimbing lapangan, Dr. Ir. Cahya Setya Utama, S.Pt., M.Si., IPM, yang turut mengarahkan jalannya program KKN. Beliau secara aktif memberikan bimbingan dalam pengembangan kegiatan berbasis teknologi informasi agar selaras dengan kebutuhan masyarakat desa serta nilai-nilai pengabdian yang berkelanjutan.

Melalui program ini, mahasiswa KKN UNDIP diharapkan dapat menjadi motor penggerak literasi digital di desa, sekaligus menjembatani pemanfaatan teknologi modern untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan kinerja pemerintahan desa secara lebih adaptif dan inovatif.



Penulis: 
Alman Kamal Mahdi 
Mahasiswa Teknik Komputer 
Universitas Diponegoro


Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN UNDIP Latih Perangkat Desa dan Kelompok Tani Sukorejo Tingkatkan Keterampilan Komputer

0
 


Campusnesia.co.idSragen - Dalam rangka mendukung peningkatan kapasitas sumber daya manusia di tingkat desa, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) program IDBU Universitas Diponegoro melaksanakan program pelatihan komputer bagi perangkat desa dan kelompok tani di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya nyata mahasiswa untuk memperkuat tata kelola administrasi desa dan mendukung transformasi digital di wilayah pedesaan.

Pelatihan komputer ini mencakup pengenalan dasar perangkat komputer, serta praktik penggunaan berbagai aplikasi perkantoran seperti Microsoft Word, Excel, dan PowerPoint. Seluruh materi disusun untuk menunjang kebutuhan kerja perangkat desa dan kegiatan kelompok tani, khususnya dalam hal pengelolaan data, penyusunan laporan, dan dokumentasi kegiatan.

Program ini diorganisir dengan pendekatan yang aplikatif dan berorientasi pada praktik langsung. Peserta diberi kesempatan untuk mencoba setiap aplikasi secara mandiri, didampingi oleh mahasiswa KKN. Dengan metode pelatihan seperti ini, diharapkan peserta mampu memahami dan menguasai keterampilan yang dapat langsung diterapkan dalam aktivitas sehari-hari.
 

Kegiatan ini juga menjadi bentuk sinergi antara mahasiswa, pemerintah desa, dan masyarakat dalam membangun kemandirian desa berbasis teknologi. Dukungan dari perangkat desa, kelompok tani, serta pendampingan dari dosen pembimbing lapangan, Dr. Ir. Cahya Setya Utama, S.Pt.,M.Si., IPM, turut memperlancar jalannya pelatihan. Kepala Desa Sukorejo, Sukrisno, S.Pd., S.H., juga memberikan dukungan penuh dalam pelaksanaan kegiatan ini sebagai bagian dari agenda peningkatan kualitas pelayanan publik desa.

Melalui pelatihan ini, diharapkan perangkat desa dan kelompok tani tidak hanya memperoleh keterampilan teknis, tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri dalam menghadapi era digitalisasi yang terus berkembang. Program ini menjadi langkah awal menuju desa yang lebih adaptif terhadap teknologi dan inovatif dalam menjalankan roda pemerintahan maupun kegiatan kemasyarakatan.




Editor:
Achmad Munandar

Ajari Budidaya Lele Sehat, Mahasiswa KKN-T Undip Bantu Edufarm Desa Sukorejo 10 Ribu Benih Lele

0
 
Kolaborasi nyata mahasiswa KKN-T Undip dan warga Sukorejo: 
tebar benih lele, tuai semangat kemandirian pangan lokal!


Campusnesia.co.id - Sukorejo, 7 Juli 2025 - Sehubungan dengan tema “House Farming” tim IDBU KKN-T 42 Universitas Diponegoro menyelenggarakan penebaran benih lele di desa Sukorejo pada tanggal 7 Juli 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat sekaligus bentuk kontribusi Universitas Diponegoro dalam mendukung ketahanan pangan lokal.

Sebanyak 10.000 ekor benih lele ditebar dalam dua kolam Edufarm milik desa Sukorejo, yang nantinya akan dibina dan didampingi oleh Dr. Ir. Cahya Setya Utama, S.Pt., M.Si., IPM dan A. H. Condro Haditomo, S.Pi., M.Si ., Ph.D. serta mahasiswa IDBU KKN-T 42 Universitas Diponegoro. Program ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam budidaya ikan lele yang berkelanjutan, ekonomis, dan ramah lingkungan.

Sebelum kegiatan penebaran dilakukan, tim KKN-T Universitas Diponegoro bersama masyarakat telah melakukan serangkaian persiapan teknis selama dua minggu terakhir. Di antaranya adalah pemasangan instalasi pipa untuk sistem pengairan dan pengisian air pada dua kolam budidaya utama. Proses ini bertujuan untuk memastikan kondisi kolam memenuhi standar kualitas air yang optimal bagi pertumbuhan benih lele.

“Dengan mengucap Bismillah, kami tebarkan 5.000 ekor benih lele semoga membawa manfaat besar bagi masyarakat” ujar Dr. Ir. Cahya Setya Utama, S.Pt., M.Si., IPM, Dosen pembimbing tim IDBU KKN-T 42.
 
Dengan penuh semangat dan harapan, mahasiswa KKN-T 42 Undip bersama dosen pembimbing dan masyarakat Desa Sukorejo menebarkan 10.000 benih lele 
sebagai langkah awal menuju kemandirian pangan berbasis desa.


Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wadah implementasi tridharma perguruan tinggi, khususnya dalam aspek pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Mahasiswa terlibat secara langsung dalam proses edukasi dan pendampingan, sehingga mampu menerapkan ilmu di luar ruang kelas.

Kegiatan penebaran benih lele ini mendapat sambutan positif dari Pak Lurah Desa Sukorejo, Sukrisno. Sukrisno menyampaikan apresiasinya, “Kami ucapkan terima kasih kepada UNDIP. berharap program ini memberi dampak positif, dan menjadi langkah awal keberlanjutan untuk desa kami.”

Dua kolam Edufarm yang digunakan memiliki ukuran masing-masing 6x5 meter dengan kedalaman kurang lebih 2 meter. Pengelolaan kolam dilakukan secara intensif melalui pemantauan kualitas air, pemberian pakan yang tepat, serta pemeliharaan kolam secara rutin guna menciptakan lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan ikan. 

Setelah kegiatan penebaran benih, dilakukan sesi pemaparan materi mengenai pentingnya penggunaan probiotik dalam budidaya lele. Materi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas ikan lele sekaligus memperkecil risiko serangan penyakit. Kegiatan ini juga dilanjutkan dengan sesi diskusi interaktif bersama para pembudidaya, yang dipandu oleh dosen dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, Alfabetian Harjuno Condro Haditomo, S.Pi., M.Si., Ph.D., yang menyampaikan berbagai strategi budidaya lele yang efisien dan berkelanjutan.

Program ini merupakan bagian dari komitmen UNDIP dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, khususnya di bidang pangan dan pemberdayaan masyarakat desa. Kegiatan serupa direncanakan akan terus dilakukan di berbagai wilayah di Jawa Tengah sebagai bagian dari program jangka panjang universitas.




Editor:
Achmad Munandar