Berantas Buta Aksara di Indonesia dengan Program Desa Cerdas Cakap Berliterasi

 


Campusnesia.co.idIndonesia masih termasuk ke dalam daftar negara dengan budaya literasi yang rendah. Pada tahun 2019, UNESCO menyebutkan minat baca masyarakat Indonesia hanya sebesar 0,001 persen. Di tahun yang sama, Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) merilis hasil survei yang menempatkan Indonesia berada di urutan ke-62 dari 70 negara dengan tingkat literasi rendah.

Permasalahan tersebut menunjukkan kondisi literasi di Indonesia begitu memprihatinkan, sehingga Pemerintah Indonesia bersama dengan pihak-pihak lain perlu membenahi kondisi tersebut untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang lebih berkualitas.

Dalam kurun waktu terakhir, Pemerintah Indonesia terus berupaya dalam pemberantasan buta aksara. Upaya tersebut terus mengalami kemajuan dengan adanya penurunan angka buta aksara di Indonesia. Di tahun 2020, Kemendikbudristek mencatat jumlah presentase buta aksara mencapai 1,71%, angka ini lebih kecil dibandingkan dengan angka di tahun sebelumnya.

Kendati demikian, Pemerintah Indonesia dibantu oleh berbagai pihak terus berupaya untuk menekan angka presentase tersebut menjadi lebih kecil. Hal ini ditujukan agar masyarakat Indonesia cakap membaca dan menulis, serta dapat menerapkan budaya literasi.

Untuk mendukung upaya tersebut, mahasiswa KKN Tim 1 Undip dari Prodi Sastra Indonesia, yakni Aldilla Natasya, membuat program yang bertajuk “Desa Cerdas Cakap Berliterasi” untuk membantu mencerdasakan anak dengan budaya membaca. Program ini dilakukan di Desa Kupu Kecamatan Wanasari Brebes.

Berdasarkan hasil observasi, tingkat literasi di Desa Kupu Brebes masih tergolong rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan masih banyaknya masyarakat yang belum melek aksara, baik dari usia anak-anak, remaja, maupun orang tua.

Sebagian besar masyarakat Desa Kupu Brebes memiliki kesibukan sebagai buruh tani bawang merah, sehingga tidak ada waktu bagi mereka untuk belajar. Padahal, dengan mempelajari keaksaraan dan memperbanyak literasi dapat meningkatkan SDM yang lebih unggul dan berkualitas.

Program “Desa Cerdas Cakap Berliterasi” yang diusung oleh Aldilla, mahasiswa KKN Tim 1 Undip ini merupakan program pemberantasan buta aksara di Desa Kupu Brebes. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi kelas membaca dan menulis bagi anak-anak usia dini. 

Aldilla menyasar anak-anak agar mereka dapat mengenal keaksaraan sejak dini. Selain itu, pelatihan baca tulis pada anak juga dapat membantu kecakapan literasi dan menambah wawasan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan intelektualitas anak.

Pelaksanaan program tersebut dilaksanakan setiap satu minggu dua kali, dengan jumlah empat kali pertemuan. Setiap pertemuan Aldilla menerapkan metode dan materi ajar yang berbeda-beda untuk menciptakan kelas yang menarik dan menyenangkan, salah satunya dengan menyisipkan permainan atau nyanyian di sela-sela keberlangsungan belajar.

Kelas baca tulis ini dihadiri oleh sekitar 30 anak sebagai peserta belajar. Dari pembelajaran yang telah dilaksanakan melalui kelas baca tulis menunjukkan adanya peningkatan literasi pada anak. Antusias anak-anak selama pembelajaran baca tulis pun sangat tinggi, mereka dapat menerima materi dengan baik dan bisa memberikan umpan balik.


Program “Desa Cerdas Cakap Berliterasi” tidak hanya berhenti ketika masa KKN selesai, namun program ini diharapkan dapat diadakan keberlanjutannya oleh Kader PKK Desa Kupu. 

Untuk itu, Aldilla, mahasiswa KKN Tim 1 Undip juga menyiapkan dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan bahan ajar yang dapat dimanfaatkan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaraan baca tulis bagi anak-anak. Tak hanya itu, Aldilla juga menyiapkan RPP yang dirancang khusus untuk kelas buta aksara bagi masyarakat di usia remaja dan orang dewasa yang belum cakap membaca.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon