Tampilkan postingan dengan label KKN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KKN. Tampilkan semua postingan

Mengulik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Olahan Pisang dan Singkong di Desa Tanjung Kulon, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan

Foto bersama Tim 1 KKN-T 2023 Universitas Diponegoro 
dengan ibu-ibu pemilik UMKM di Desa Tanjung Kulon.
(Sumber: dokumen pribadi)


Campusnesia.co.idPekalongan - Tim 1 Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) 2023 Universitas Diponegoro telah melakukan wawancara dengan sejumlah pemilik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) olahan singkong dan pisang di Desa Tanjung Kulon, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan dari tanggal 14-15 November 2023. Tujuan dilaksanakannya wawancara ini adalah untuk menggali lebih lanjut mengenai informasi UMKM olahan pisang dan singkong, dan mengumpulkan data terkait proses pembuatan, kendala dan hambatan yang seringkali dihadapi, serta proses pembukuan dan perizinan usaha. Data yang didapatkan bukan hanya diolah menjadi tulisan, melainkan juga berupa peta persebaran UMKM.

Mayoritas warga Desa Tanjung Kulon memiliki tanaman pisang dan singkong yang kemudian diolah menjadi makanan ringan. Selama kurang lebih dua hari, Tim KKN-T berhasil melakukan wawancara dengan delapan pemilik UMKM olahan jamur, ketan, pisang, dan singkong. Untuk olahan pisang dan singkong, terdapat lima UMKM yang berhasil diwawancarai yakni UMKM Keripik dan Sale Pisang Bu Wastiah, UMKM Keripik Singkong Bu Daimu, UMKM Opak Singkong Bu Sayuti, UMKM Rengginang Singkong Bu Warpuah, dan UMKM Sale Pisang Bu Surtihati.

Proses wawancara dimulai pada Selasa (14/11) bulan lalu di rumah Bu Warpuah dan Bu Daimu. Sebagai pengolah makanan ringan yang sama-sama berasal dari singkong, Bu Warpuah dan Bu Daimu membeli singkong dari para pemasok sebelum kemudian diolah menjadi rengginang dan keripik. Bu Warpuah memulai produksi rengginang singkong di tahun 1990-an dan terinspirasi oleh kegiatan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Untuk hasil produksi, Bu Warpuah mematok harga sebesar Rp 3.000 per bungkus isi 20 biji. Sedangkan Bu Daimu mulai memproduksi keripik singkong sejak 10 tahun yang lalu. Harga yang dipatok tergantung dengan ukuran kemasan yakni 250 gram, 500 gram, dan 1 kg. 

Di hari berikutnya yakni Rabu (15/11), wawancara dilanjutkan di rumah Bu Sayuti, Bu Surtihati, dan Bu Wastiah. Bu Sayuti selaku pemilik UMKM opak dan rengginang singkong telah berkecimpung sejak tahun 1970-an. Proses produksi untuk dua produk biasanya dilakukan dalam sehari dengan opak yang dibuat di pagi hingga sore hari dan rengginang dibuat pada sore hingga malam hari. 

Untuk olahan pisang, Bu Surtihati dan Bu Wastiah sama-sama membuat sale pisang. Bu Surtihati memulai usaha sale pisangnya kurang lebih 10 tahun lalu atas saran anak keduanya yang kemudian berkembang menjadi UMKM. Sedangkan Bu Wastiah memutuskan untuk ikut terjun ke bisnis olahan sale pisang karena suaminya memiliki kebun pisang sendiri. Keunggulan produk sale pisang dari Bu Surtihati dan Bu Wastiah terletak pada penggunaan pisang alami tanpa pengawet yang dijual dalam plastik ukuran 250 gram dan 500 gram. 

Kendala yang dimiliki Bu Warpuah dan Bu Sayuti saat membuat produk berbasis olahan singkong adalah proses pengeringan yang membutuhkan waktu lama ketika musim hujan tiba. Rasa yang dihasilkan menjadi berbeda dengan produk yang mengalami proses pengeringan saat musim kemarau. Pun dengan olahan berbasis pisang yang dibuat oleh Bu Surtihati, untuk mengeringkan pisang perlu waktu sekitar tiga hari pada musim kemarau, sedangkan apabila saat musim hujan tiba bisa mencapai satu minggu lamanya. Masalahnya, pisang dapat berjamur jika tidak kering terutama saat di musim hujan. Keterbatasan alat juga menjadi kendala karena kurangnya alat oven untuk mengeringkan pisang. Pun sama halnya dengan memproduksi olahan singkong. Bu Daimu mengungkapkan bahwa dalam proses pemotongan singkong secara manual membutuhkan waktu yang lama. 

Selain kendala proses produksi, bantuan kepada para pemilik UMKM di Desa Tanjung Kulon rata-rata hanya pernah didapatkan sekali selama bertahun-tahun. Nihilnya bantuan dapat mempersempit ruang gerak para pemilik UMKM karena keterbatasan modal dan alat.

“Proses pemotongan singkong masih secara manual sehingga butuh waktu yang lama. Saya berharap pemerintah dapat memberikan bantuan modal dan alat pemotong singkong untuk meningkatkan produksi dan memperluas pasar,” ungkap Bu Daimu, Rabu (14/11). 

Selain Bu Daimu, Bu Wastiah juga berharap agar pemerintah lebih memperhatikan UMKM supaya dapat memberikan harapan yang lebih baik bagi masyarakat.

Pemanfaatan produksi tanaman pisang dan singkong menjadi UMKM makanan ringan di Desa Tanjung Kulon telah memiliki diversifikasi olahan yang beragam. Pun produknya memiliki ciri khas yang mampu menarik pembeli hingga dari luar kota. Potensi tersebut dapat menjadi salah satu kunci untuk memajukan perekonomian Desa Tanjung Kulon dengan memperhatikan kembali hal-hal yang perlu dikembangkan seperti pengadaan bantuan bagi para pemilik UMKM dan sosialisasi terkait perizinan dan pembukuan UMKM.




Penulis
Vika Adistya Putri

Tingkatkan Gizi Seimbang Anak Sekolah! Mahasiswa KKN Tematik UNDIP Usung Program Edukasi “GISEL”

 


Campusnesia.co.idSemarang (14/11) - Salah satu mahasiswa Tim KKN Tematik Menstrual Hygiene dan Sanitasi Aman (MHSA) UNDIP, melaksanakan program kerja monodisiplin berupa edukasi pentingnya gizi seimbang serta pemeriksaan status gizi IMT/U di SDN Sendangguwo 02. Ia menggunakan metode edukasi dan bermain secara interaktif untuk membantu siswa kelas 3 SDN Sendangguwo 02 mendapatkan pengetahuan gizi seimbang lebih baik.

Kamis, 19 Oktober 2023 mahasiswa KKN Tematik MHSA yang dibantu rekannya itu mengunjungi SDN Sendangguwo 02. Kunjungan tersebut dilakukan sebagai langkah awal untuk menjalin hubungan kerja sama antara mahasiswa KKN Tematik UNDIP dengan SDN Sendangguwo 02.

“Benar, kami melakukan survey terlebih dahulu ke SDN Sendangguwo 02 agar dapat memperkenalkan diri dan menyampaikan rencana program kerja monodisiplin yang akan kami laksanakan”, ucap Angga peserta KKN Tematik MHSA UNDIP.

Kegiatan perizinan dan survey langsung disambut hangat oleh Ibu Fery Hermayati selaku Kepala Sekolah SDN Sendangguwo 02. Ia tertarik dengan pemaparan rencana program kerja monodisiplin yang akan dilakukan oleh mahasiswa KKN Tematik MHSA UNDIP. “Saya sangat senang Mas dan Mbak ini berkenan untuk membuat kegiatan edukasi ke sekolah ini. Saya rasa itu bisa menambah pengetahuan adik-adik di SD ini”, sambut Ibu Fery.
 
Program kerja monodisiplin yang akan dilaksanakan oleh Angga, salah satu mahasiswa KKN Tematik MHSA di SDN Sendangguwo 02 yaitu mengedukasi terkait gizi seimbang serta melakukan pemeriksaan status gizi secara langsung menggunakan microtoise dan berat badan digital. Program ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang terjadi secara langsung di lingkup tempat tinggal siswa. 

Hal tersebut diungkapkan juga oleh Ibu Fery bahwa keadaan sosial menengah ke bawah yang berada di sekitar sekolah tersebut membuat perhatian orang tua terhadap kondisi gizi anaknya kadang terabaikan. Padahal, anak usia sekolah menjadi investasi bangsa karena mereka adalah generasi penerus di masa yang akan datang. Tumbuh kembang anak usia sekolah yang optimal dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu jumlah dan kualitas asupan zat gizi seimbang yang diberikan dalam makanannya.

   
Edukasi tentang pentingnya mengonsumsi makanan bergizi seimbang yang mencakup zat karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral sangat penting untuk diketahui oleh siswa sekolah dasar. Berbagai jenis zat tersebut dapat membantu tercapainya pemenuhan gizi seimbang. Zat karbohidrat berfungsi sebagai zat tenaga utama yang menghasilkan tenaga; zat protein berfungsi sebagai penunjang untuk menggantikan sel-sel tubuh; lemak berfungsi sebagai energi cadangan; vitamin berfungsi membantu perkembangan sel/jaringan tubuh; serta mineral berfungsi membantu proses metabolisme tubuh.

 
Untuk itu, edukasi program GISEL (Gizi Seimbang di Sekolah) dan pemeriksaan status gizi IMT/U perlu untuk disampaikan kepada siswa sekolah dasar, karena memiliki banyak manfaat positif di masa depan. Luaran dari kegiatan ini yaitu mahasiswa KKN Tematik MHSA akan membuatkan informasi status gizi seimbang dan rapor hasil pemeriksaan dalam lembar leaflet bolak balik yang akan dibagikan kepada setiap siswa. Selain itu, kegiatan games berupa tebak gambar berhadiah membuat anak sekolah dasar lebih cepat memahami materi yang disampaikan. 

    

Leaflet Edukasi Gizi Seimbang dan Raport Hasil Pemeriksaan Status Gizi

Pelaksanaan program kerja monodisiplin ini berjalan dengan lancar dan mendapat antusias yang cukup baik dari siswa-siswa kelas 3 di SDN Sendangguwo 02, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Diharapkan dengan adanya program edukasi GISEL ini, siswa sekolah dasar dapat memahami pentingnya gizi seimbang, pilar-pilar gizi seimbang, manfaat mengonsumsi makanan sesuai gizi seimbang, pedoman tumpeng gizi dan isi piringku, serta dapat diimplementasikan di kehidupan sehari-hari.



Penulis
Angga Dwi Cahya
Mahasiswa KKN Tematik Universitas Diponegoro 

Menilik Kisah Sukses Pak Apandi, Pemilik UMKM Jamur Tiram di Desa Tanjung Kulon


Gambar 1. Tim 1 KKN-T bersama Pak Apandi 
(Sumber: Dokumen Pribadi)


Campusnesia.co.id - Sabtu, (02/12/23) - Di tengah keramaian pusat pemerintahan Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, Tim 1 Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) 2023 Universitas Diponegoro berhasil melakukan wawancara dengan Pak Apandi, selaku pemilik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) jamur tiram di Desa Tanjung Kulon pada Selasa (16/11/23). Tujuan dilaksanakannya wawancara ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi terkait UMKM di Desa Tanjung Kulon. 

Melalui wawancara tersebut, Pak Apandi bercerita bahwa usahanya dimulai ketika adanya mahasiswa KKN di Desa Tanjung Kulon yang memberikan pelatihan kepada warga setempat mengenai bagaimana cara budidaya jamur yang mudah dan tidak terlalu membutuhkan lahan yang luas. Dengan adanya pelatihan tersebut, Pak Apandi memiliki ide cemerlang untuk melakukan budidaya jamur tiram. Pak Apandi mencoba sendiri pelatihan yang telah diberikan mahasiswa, ternyata budidaya tersebut berhasil dan akhirnya Pak Apandi memutuskan untuk membudidayakan jamur tiram dan memasarkannya. 

Salah satu faktor kunci keberhasilan usaha Pak Apandi adalah kurangnya persaingan di sektor budidaya jamur tiram di Desa Tanjung Kulon. Dengan menjadi pelopor, Pak Apandi berhasil menciptakan pasar yang baru dan membangun brand jamur tiram lokal yang diminati oleh masyarakat. Keputusannya untuk menggunakan media tanam polybag yang disusun di rak menjadi langkah inovatif, memungkinkan usahanya berkembang pesat tanpa memerlukan lahan yang luas.

Gambar 2. Tim 1 KKN-T bersama Pak Apandi 
(Sumber: Dokumen Pribadi)


Selama menjalankan usahanya, Pak Apandi tidak mengalami kendala kecuali saat di musim kemarau. Hal ini dikarenakan saat musim kemarau jamur akan susah tumbuh dan berkembang. Hal itu pula yang membuat penghasilan Pak Apandi akan turun hingga 50% dari keadaan biasanya khususnya saat musim hujan tiba. 

Usaha Jamur Tiram Pak Apandi mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat setempat. Kualitas yang dihasilkan dari produknya tidak hanya membuatnya laris di pasaran lokal, tetapi juga membuka peluang untuk ekspansi ke wilayah sekitar. Pak Apandi menjadi bukti hidup bahwa keberanian untuk mencoba hal baru dapat membawa kesuksesan yang luar biasa.

Pengusaha UMKM seperti Pak Apandi ini memang cocok untuk diwawancarai karena keuletannya yang mampu membudidayakan jamur tiram meskipun budidaya ini termasuk sulit untuk diterapkan dan membutuhkan kesabaran untuk merawatnya. Dari informasi yang diberikan Pak Apandi mengajarkan bahwa untuk memulai sebuah usaha, seseorang perlu memiliki sifat pekerja keras, mau belajar, dan mampu memanfaatkan peluang. 




Penulis
Atharina Firjani Danish Purwoto

Kembangkan Elisitor Biosaka, Mahasiswa UNDIP Berharap Dapat Menjadi Inovasi Dalam Pertanian Berkelanjutan Di Desa Kataan

 
Tim KKN-T Desa Kataan menunjukkan hasil elisitor biosaka 
yang berhasil mereka kembangkan


Campusnesia.co.idTemanggung (02/11/2023) - Dampak positif yang signifikan dalam dunia pertanian telah dilakukan oleh mahasiswa Universitas Diponegoro yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) di Desa Kataan, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung. Mereka berhasil mengembangkan Elisitor Biosaka, sebuah produk inovatif. Produk ini diharapkan dapat meningkatkan hasil pertanian di daerah tersebut dan mendukung pertanian berkelanjutan di masa depan.

Elisitor Biosaka dikembangkan oleh mahasiswa Universitas Diponegoro yang tergabung dalam KKN-T di Desa Kataan bersama UMKM Ngudi Makmur I. Produk ini meningkatkan produktivitas pertanian dengan bertindak sebagai elisitor alami yang menstimulasi sistem pertahanan tanaman. Produk ini memberikan alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan penggunaan pestisida kimia yang berbahaya bagi lingkungan.

Pengembangan elisitor biosaka terinspirasi dari kebutuhan para petani di Desa Kataan. Para petani ini menghadapi tantangan dalam menghadapi penyakit dan hama yang dapat merusak tanaman mereka. Untuk mengidentifikasi masalah yang ada tersebut dan mengembangkan solusi yang tepat, tim mahasiswa KKN-T bekerja sama dengan UMKM Ngudi Makmur I.

“Untuk para petani di Desa Kataan, kami ingin memberikan solusi yang praktis dan efektif. Elisitor Biosaka adalah jawaban atas tantangan yang mereka hadapi. Kami berharap dapat berkontribusi pada pertanian berkelanjutan di sini.”  Frisca, salah satu anggota tim mahasiswa KKN-T Desa Kataan 2023

Produk ini menggunakan bahan-bahan alami yang telah dipilih dengan cermat untuk meningkatkan efisiensi fotosintesis tanaman. Contoh tanaman yang bisa digunakan adalah daun mangga muda, daun suren, daun krokot, bunga pagoda dan bunga terisi. Produk ini juga meningkatkan sistem pertahanan alami tanaman. Hasil uji coba awal menunjukkan bahwa penggunaan pestisida kimia, yang berpotensi berbahaya bagi lingkungan, dapat dikurangi dan peningkatan produktivitas tanaman yang signifikan dapat dicapai.

Selain mengembangkan elisitor biosaka, mahasiswa juga memberikan sosialisasi kepada petani setempat dalam hal ini adalah UMKM Ngudi Makmur I tentang pengembangan, penggunaan dan praktik pertanian berkelanjutan. Mereka juga melakukan kampanye sosialisasi tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan penggunaan pestisida yang bijaksana.

Tim KKN-T melakukan sosialisasi terkait elisitor biosaka


Sekarang, tim mahasiswa KKN-T bergerak ke pengujian lanjutan dan berharap dapat membantu petani UMKM Ngudi Makmur I untuk mengkomersialkan Biosaka Elisitor. Mereka berharap Biosaka Elisitor akan segera tersedia untuk masyarakat umum.

“Kami sangat berterima kasih kepada para mahasiswa KKN-T Desa Kataan yang telah membantu dan berinovasi. Biosaka Elisitor adalah contoh nyata bagaimana kerja sama antara universitas dan masyarakat setempat dapat memberikan hasil yang nyata dan positif.” - Agus Mawardi, Ketua UMKM Kelompok Tani Ngudi Makmur I Desa Kataan saat mengungkapkan apresiasinya terhadap kontribusi mahasiswa UNDIP tersebut.

Menyusul keberhasilan pengembangan Biosaka Elisitor oleh mahasiswa Universitas Diponegoro selama KKN-T di Desa Kataan, inovasi semacam ini diharapkan dapat menginspirasi upaya-upaya serupa. Produk semacam ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mengurangi dampak lingkungan. Hal ini membuat pertanian berkelanjutan menjadi tujuan yang lebih mudah dicapai.



Penulis:
1. Tegar Pratama Kayong Wardana, S1 Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Tim KKN-T Desa Kataan Undip.
2. Myra Ivana Yuliani Jaya, S1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Tim KKN-T Desa Kataan Undip.
3. Frisca Arfieta, S1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Tim KKN-T Desa Kataan Undip.

Lokasi KKN: Desa Kataan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung.
Dosen Pembimbing: Dr. Dra. Susiana Purwantisari, M. Si.

Mahasiswa UNDIP Kenalkan K3 dan APD di Lingkungan Kerja Asap Cair Desa Kataan

 




Tim KKN-T Desa Kataan saat sedang melakukan sosialisasi 
terkait pentingnya K3 di lingkungan kerja

Campusnesia.co.id - Temanggung (02/11/2023) - Mahasiswa Universitas Diponegoro yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) di Desa Kataan, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung telah sukses melakukan sosialisasi kepada para pekerja yang ada di lingkungan kerja asap cair. Sosialisasi ini dirasa diperlukan, mengingat pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja dari setiap pekerja yang ada. Selain itu, kesadaran terkait K3 di lingkungan kerja asap cair Desa Kataan juga dirasa masih sangat minim.

Sosialisasi yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Diponegoro ini terbagi menjadi dua bagian.

Poster bahaya di lingkungan kerja, stiker K3, dan poster alat pelindung diri 
yang dibagikan kepada para pekerja asap cair
 


Bagian pertama yang dilakukan adalah sosialisasi terkait bahaya yang ada di lingkungan kerja dan pentingnya K3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman sehingga mengurangi probabilitas kecelakaan kerja. 

Di setiap industri, pastinya ada potensi bahaya yang harus dihindari oleh para pekerja. Bahaya terjadi karena adanya alat atau bahan yang mengandung sifat-sifat tertentu, seperti flammable (mudah terbakar) dan explosive (mudah meledak). Bahaya flammable yang ada di lingkungan kerja tersebut dapat timbul akibat bahan-bahan baku dan kayu untuk pembakaran yang mudah terbakar. 

Sementara itu, bahaya explosive yang ada di lingkungan kerja tersebut adalah saat suhu pembakaran yang terjadi terlampau tinggi. Akibat bahaya-bahaya tersebut, maka diperlukan peringatan atau warning di lingkungan kerja tersebut. Kami melakukan sosialisasi dengan cara pemberian materi mengenai bahaya keselamatan dan kesehatan kerja dan juga mengenalkan simbol-simbol bahaya yang wajib diketahui ketika sedang bekerja. 

Setelah dilakukan sosialisasi mengenai bahaya yang ada di lingkungan kerja, dilakukan pembagian stiker yang ditempelkan ke alat yang ada dan juga sekitar area kerja. Stiker-stiker tersebut berupa Safety First, Hati-Hati Permukaan Panas, Hati-Hati Tangan Terjepit, Dilarang Merokok, dan lain-lain. Harapanya, baik para pekerja maupun pengunjung yang ada di lingkungan asap cair akan terhindar dari kecelakaan kerja.

Kemudian, pada bagian kedua dilakukan sosialisasi terkait pengenalan alat pelindung diri (APD). Alat pelindung diri tentunya sangat krusial untuk keselamatan dan kesehatan kerja dari para pekerjanya. 

Setelah dilakukan sosialisasi terkait APD, dilakukan pembagian beberapa APD yang dirasa sangat dibutuhkan di lingkungan kerja asap cair tersebut. APD yang dibagikan kepada para pekerja asap cair meliputi sarung tangan dan masker. Tujuan dibagikannya sarung tangan kepada para pekerja, yaitu sebagai pelindung tangan dari berbagai bahan tajam dan gatal. 

Selain itu, sarung tangan juga bertujuan untuk melindungi tangan dari alat yang panas. Sementara itu, tujuan dibagikannya masker kepada para pekerja, yaitu sebagai pelindung pernapasan. Seperti yang kita semua ketahui, lingkungan kerja asap cair penuh dengan debu dan asap, yang mengharuskan kita menggunakan masker agar dapat terhindar dari gangguan pernapasan.

Tim mahasiswa KKN-T Desa Kataan berharap, dengan adanya sosialisasi ini, para pekerja yang berada di lingkungan asap kerja tersebut dapat berada di lingkungan kerja yang aman, sehingga tidak menyebabkan suatu kecelakaan kerja yang dapat berdampak pada kesehatan mereka. Selain itu, tim mahasiswa KKN-T Desa Kataan juga berharap para pekerja dapat lebih aware dengan adanya bahaya-bahaya yang ada di lingkungan kerja tersebut.

“Memang sangat diperlukan, ya, sosialisasi terkait K3 seperti ini. Kami di sini memang belum terlalu mengenal mengenai bahaya-bahaya yang ada dan alat pelindung diri yang seharusnya digunakan. Terima kasih untuk stiker dan APD yang telah diberikan, ya. Semoga kita semua dapat terhindar dari kecelakaan kerja.” - Ruchim, salah satu anggota kelompok UMKM Ngudi Makmur I Desa Kataan.



Penulis:
1. Myra Ivana Yuliani Jaya, S1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Tim KKN-T Desa Kataan Undip.
2.  Frisca Arfieta, S1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Tim KKN-T Desa Kataan Undip.
3. Tegar Pratama Kayong Wardana, S1 Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Tim KKN-T Desa Kataan Undip.

Lokasi KKN: Desa Kataan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung.

Dosen Pembimbing: Dr. Dra. Susiana Purwantisari, M. Si.

Inspiratif, Mahasiswa Matematika Sosialisasikan Cara Penghitungan Harga Pokok Produksi (HPP) Produk Asap Cair ke UMKM Ngudi Makmur 1

 


Campusnesia.co.id1/11/2023 - Sebuah inisiatif yang inspiratif telah dilakukan oleh mahasiswa Universitas Diponegoro,Seta Shofa S.A  mahasiswa jurusan matematika, telah melakukan sosialisasi tentang cara penghitungan Harga Pokok Produksi (HPP) , terutama untuk produk Asap Cair dari bahan baku sekam padi , kepada kelompok tani yang juga merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Ngudi Makmur 1. 

Agus Mawardi, Ketua UMKM Ngudi Makmur 1, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada mahasiswa Undip atas inisiatif mereka. "Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa Undip yang telah membantu kami memahami cara menghitung HPP. Ini sangat membantu kami dalam mengelola keuangan usaha kami," kata Agus Mawardi.

Mahasiswa Undip berharap bahwa dengan pengetahuan baru ini, UMKM Ngudi Makmur 1 dapat mengoptimalkan produksi dan meningkatkan keuntungan mereka. Inisiatif ini adalah contoh bagaimana pengetahuan akademis dapat diterapkan untuk membantu masyarakat luas, khususnya UMKM. 

Dengan semangat yang sama, mahasiswa Undip berencana untuk terus berbagi pengetahuan dan keterampilan mereka kepada UMKM lainnya di masa depan. Mereka percaya bahwa dengan melakukan hal ini, mereka dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional. 

Poster HPP Produk Asap Cair Sekam Padi Grade 3

Inisiatif ini adalah bukti bahwa mahasiswa memiliki peran penting dalam pembangunan masyarakat. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki, mereka dapat membantu UMKM seperti Ngudi Makmur 1 untuk tumbuh dan berkembang.



Penulis: Seta Shofa Safarina Akrom - Matematika (FSM UNDIP)
DPL: Dr. Dra. Susiana Purwantisari, M. Si.

Mahasiswa Matematika Memvisualisasikan Data Pertanian Kelompok Tani Ngudi Makmur 1 Desa Kataan Dengan Infografis Menarik

 
 Mahasiswa KKN-T Desa Kataan meyerahkan banner infografis 
kepada ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur I, Agus Mawardi




Campusnesia.co.idTemanggung, Jawa Tengah - Sektor pertanian berperan penting dalam kehidupan, pembangunan, dan perekonomian Indonesia. Sebagai negara agraris, sektor pertanian mampu melestarikan sumber daya alam, memberi hidup dan penghidupan, serta menciptakan lapangan pekerjaan.

Mahasiswa KKN-T Undip Desa Kataan mendapati belum adanya informasi pertanian khususnya pada Kelompok Tani Ngudi Makmur I yang mudah dibaca dan dimengerti di Desa Kataan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu perangkat desa dan ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur I, data monografi yang ada di Desa Kataan sendiri masih berbentuk data mentah tanpa diolah lebih lanjut dan belum ada gambaran data pertanian secara visual. Oleh karena itu, mahasiswa KKN-T Undip mengusulkan program KKN, yaitu pembuatan infografis pertanian berdasarkan data yang sudah ada.

Infografis itu sendiri merupakan informasi berupa data yang disajikan dalam bentuk visual atau gambar agar lebih mudah dipahami oleh para pembaca. Tidak hanya menyajikan angka, informasi yang dimuat pada infografis disajikan dengan elemen visual yang menarik, diantaranya terdiri dari ilustrasi, gambar, teks, dan grafik.

Penyajian infografis pertanian ini disajikan dalam bentuk banner dan diserahkan kepada ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur 1, Agus Mawardi. Infografis tersebut memberikan informasi terkait bagaimana keadaan pertanian, perkebunan, dan produk-produk dari Kelompok Tani Ngudi Makmur I. 

Selain diserahkan kepada ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur I, infografis ini juga disampaikan kepada seluruh anggota Kelompok Tani Ngudi Makmur I. Hal ini dilakukan pada saat acara kumpul rutin anggota Kelompok Tani Ngudi Makmur I. Adapun respon positif yang diberikan para anggota kepada penyampaian infografis ini, bahwa infografis ini sangat membantu mereka dalam memahami data-data pada produk-produk yang dihasilkan dan dipasarkan.

 
“Infografis pertanian ini sangat bermanfaat bagi keberjalanan acara Kelompok Tani Ngudi Makmur 1 kedepannya karena bisa dibawa kemana-kemana dan pastinya semua orang dapat melihat produk-produk kami karena banner ini akan dipajang di setiap acara. ” 
Agus Mawardi, Ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur 1.

Infografis pertanian Kelompok Tani Ngudi Makmur I, Desa Kataan diharapkan dapat memudahkan masyarakat dalam memahami informasi mengenai kondisi pertanian, perkebunan, dan produk-produk dari Kelompok Tani Ngudi Makmur I di Desa Kataan.



Penulis : Seta Shofa Safarina Akrom (Matematika-FSM UNDIP)
Lokasi KKN : Desa Kataan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung
Dosen Pembimbing Lapangan : Dr. Dra. Susiana Purwantisari, M. Si.

Temukan Potensi di Dusun Sironjang Kelurahan Pakintelan Gunung Pati, Mahasiswa Undip Membuat Peta Zona Perkebunan dan Persawahan untuk Mendukung Program IDBU

  



Campusnesia.co.id - Gunungpati merupakan salah satu kecamatan di Kota Semarang yang memiliki 16 kelurahan yaitu Kelurahan Sumurrejo, Kelurahan Plalangan, Kelurahan Gunungpati, Kelurahan Nongkosawit, Kelurahan Kandri, Kelurahan Pongangan, Kelurahan Cepoko, Kelurahan Jatirejo, Kelurahan Sadeng, Kelurahan Sukorejo, Kelurahan Sekaran , Kelurahan Patemon, Kelurahan Kalisegoro, Kelurahan Ngijo, Kelurahan Mangunsari dan Kelurahan Pakintelan. Kelurahan Pakintelan memiliki luas sebesar 274.808 hektare dengan jumlah penduduk 6.377 orang yang terbagi dalam 26 RT dan 6 RW. Secara geografis, Kelurahan Pakintelan berbatasan dengan Kelurahan Mangunsari di sebelah barat, Kelurahan Patemon di sebelah utara, Kelurahan Pudak Payung di sebelah timur dan Kelurahan Sumurrejo di sebelah selatan.

Kelurahan Pakintelan merupakan salah satu Kelurahan yang dikembangkan sebagai Desa Wisata Agroekokultural khususnya didusun Sironjang. Desa Wisata Agroekokultural yang mana Agroekokultural sendiri tersusun dari tiga kata, yaitu Agro “pertanian”, eko “lingkungan hidup” dan kultural “budaya”, sehingga Desa Wisata Agroekokultural adalah aktivitas wisata yang melibatkan aspek bidang pertanian, lingkungan dan budaya sebagai daya tarik wilayah.

Dusun Sironjang merupakan dusun yang memiliki potensi Kampung Wisata, ditunjukkan dengan keanekaragaman hayati serta memiliki nilai alam yang tinggi. Di  Dusun sironjang khususnya di RW 01 memiliki wilayah yang didominasi oleh perkebunan. Perkebunan ini merupakan suatu potensi besar yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Namun potensi tersebut belum dirasakan bagi masyarakat sekitar. Pemerintah setempat ingin mewujudkan visi dan misi kelurahan, di antaranya mewujudkan kemandirian dan daya saing dengan mencoba mengembangkan dusun tersebut menjadi  wisata terutama wisata agroekokultural yang diharapkan akan menjadi lapangan kerja baru untuk masyarakat setempat dan juga menjadi daya tarik untuk wisatawan.

Untuk mendukung visi dan misi pemerintah setempat dalam mewujudkan desa wisata maka diperlukan analisis mengenai zona perkebunan dan persawahan yang nantinya digunakan sebagai acuan untuk perkembangan desa wisata. 

 
Dari peta diatas menunjukkan zona perkebunan dan persawahan di Dusun Sironjang RW 01 Kelurahan Pakintelan Gunungpati. Di dusun ini didominasi oleh wilayah perkebunan hijau, hampir 80% wilayah ini terdiri dari perkebunan/pertanian seperti perkebunan pisang, perkebunan nangka, dll , 5% wilayah persawahan, dan 15% Wilayah perumahan/penduduk. 

Dalam analisis peta tersebut dapat dimanfaatkan sebagai : Acuan dalam perkembangan desa wisata Agroekokultural, mengidentifikasi potensi lahan perkebunan, mengoptimalkan produktivitas Perkebunan dan Persawahan jangka panjang, dll.




Penulis :
Novika Ita Cahyanti, Mahasiswi Teknik Geodesi, Tim Pelaksana IDBU Universitas Diponegoro, Dusun Sironjang, Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang


Dosen Pembimbing :
Ir. Bambang Sulistiyanto, M.Agr.Sc., Ph.D., IPU.

Mudah, Ringkas, dan Tinggal Klik: Pendampingan Pendaftaran SPP-IRT Melalui OSS dalam Rangka Pemberdayaan UMKM Dusun Sironjang

  



Campusnesia.co.id - SEMARANG - Mahasiswa UNDIP yang tergabung dalam program IDBU (IPTEK Desa Binaan UNDIP) bertema "Pengembangan Desa Wisata Agroekokultural sebagai Kawasan Eduwisata Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang” melaksanakan sosialisasi bersama dalam upaya pemberdayaan UMKM bagi warga RT 01 dan RT 02 Dusun Sironjang di Taman Toga pada bulan Agustus 2023.



Tim pelaksana program IDBU melakukan sosialisasi tentang pemberdayaan UMKM dengan materi pemetaan UMKM, tutorial pembuatan sabun dari limbah sampah, kemasan produk, pemasaran melalui video, dan pendaftaran SPP-IRT. Sasaran dari sosialisasi bersama ini adalah para pelaku UMKM dari RT 01 dan RT 02 Dusun Sironjang. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar pelaku UMKM Dusun Sironjang belum terdaftar sebagai pemilik SPP-IRT. Usaha para pelaku UMKM ini meliputi kerupuk, keripik pisang, dan olahan makanan yang lain.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, UMKM didefinisikan sebagai usaha mikro, kecil, dan menengah, sedangkan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) atau yang biasa disebut sebagai P-IRT merupakan pelengkap izin usaha bagi para pelaku usaha produk pangan. SPP-IRT berfungsi sebagai jaminan pangan yang diberikan oleh Bupati atau Walikota terhadap hasil produksi industri rumah tangga (IRT) yang sudah memenuhi syarat dan standar keamanan produksi dan peredaran produk pangan. Pada Pasal 43 PP Nomor 28 Tahun 2003 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan dijelaskan bahwa IRT wajib memiliki SPP-IRT. 

Berbeda dengan beberapa tahun ke belakang, dengan semakin berkembangnya teknologi dan informasi, pendaftaran SPP-IRT ini bisa dilakukan di rumah saja sehingga, pendaftaran SPP-IRT yang kini dapat dilakukan melalui Online Single Submission (OSS) tentunya dapat memudahkan para pelaku UMKM untuk mendaftarkan produk pangannya, agar produk pangan mereka dapat beredar secara legal di pasaran dan jalur distribusi akan meluas, tidak hanya dari rumah ke rumah atau warung ke warung, tetapi bisa saja menembus hingga ke supermarket karena kepemilikan SPP-IRT tentunya akan membuat tingkat kepercayaan konsumen semakin meningkat. Untuk itu mahasiswa pelaksana program selain memberikan edukasi juga memberikan pendampingan tentang penggunaan fasilitas pendaftaran SPP-IRT melalui OSS.


Sosialisasi pemberdayaan UMKM oleh tim pelaksana program IDBU selain dilakukan dengan tatap muka juga materi disusun dalam bentuk booklet agar suatu saat para pelaku UMKM Dusun Sironjang dapat membuka kembali langkah-langkah pendaftaran SPP-IRT. Diharapkan pasca kegiatan pelaku usaha UMKM Kelurahan Pakintelan semakin banyak yang telah memiliki perizinan SPP-IRT.

Potensi UMKM Dusun Sironjang: Pemetaan Persebaran UMKM di Dusun Sironjang sebagai Pengembangan Desa Wisata Agroekokultural

  


Campusnesia.co.id - Kelurahan Pakintelan merupakan Wilayah IDBU (IPTEK Desa Binaan Undip) yang dikembangkan sebagai Desa Wisata Agroekokultural tepatnya di Dusun Sironjang. Dusun Sironjang merupakan salah satu dusun dengan pelaku UMKM yang cukup banyak. Jenis UMKM yang ada di Dusun Sironjang meliputi berbagai macam usaha, seperti usaha makanan tradisional, toko kelontong, toko makanan, dan sebagainya. 

Karena begitu banyaknya pelaku UMKM yang ada di Dusun Sironjang, masyarakat dan remajanya yang tergabung dalam IRAS (Ikatan Remaja Aktif Sironjang) membuat kegiatan khusus untuk pelaku UMKM agar UMKM yang ada di Sironjang tetap aktif dan semakin berkembang. Kegiatan tersebut berupa kegiatan Pasar Krempyeng yang dilaksanakan setiap Minggu Kliwon dan Minggu Legi (Kalender Jawa).


 
Kegiatan tersebut meliputi kegiatan yang mengumpulkan seluruh pelaku UMKM di Dusun Sironjang untuk melakukan jual beli dengan masyarakat sekitar pada satu tempat yang sama untuk menawarkan dagangan dari pelaku UMKM.

Mengingat begitu banyaknya pelaku UMKM yang ada di Dusun Sironjang, maka dibutuhkan pendataan persebaran lokasi UMKM. Untuk mengetahui lokasi UMKM tersebut dapat dituangkan dalam bentuk peta persebaran UMKM Dusun Sironjang yang didalamnya mencakup semua lokasi dari UMKM yang ada di Sironjang.

 

Melalui peta tersebut, dapat diketahui kepadatan dari UMKM yang ada di Dusun Sironjang. Karena pada peta persebaran tersebut berisi lokasi dari setiap pelaku UMKM yang ada di Dusun Sironjang. Melalui pemetaan persebaran UMKM tersebut, dapat menjadi gambaran pemerintah setempat dalam melakukan perencanaan untuk mengembangkan dan meratakan UMKM yang ada di Dusun Sironjang, sehinga pemerintah setempat dapat memfokuskan lokasi mana saja yang akan dijadikan objek dalam pengembangan UMKM. Selain itu, pemetaan tersebut juga dapat membantu masyarakat dalam mencari jenis UMKM sesuai yang diinginkan. 


  
Beberapa mahasiswa Undip melalui program IDBU (IPTEK Desa Binaan Undip) 2023 melakukan survey lapangan ke setiap lokasi UMKM yang ada di Dusun Sironjang. Kegiatan survey lapangan tersebut berdasarkan dari data pelaku UMKM yang diberikan oleh rekan-rekan IRAS (Ikatan Remaja Aktif Sironjang). Dalam survey lapangan tersebut, dilakukan pemlottingan titik-titik koordinat dari lokasi UMKM yang telah di kunjungi. Titik-titik koordinat tersebut sebagai dasar pembuatan peta persebaran UMKM, karena titik-titik UMKM yang akan ditampilkan di peta nanti berdasarkan dari hasil survey lapangan yang telah dilakukan. Kegiatan survey lapangan tersebut dilakukan beberapa kali karena mengingat pelaku UMKM yang ada di Dusun Sironjang cukup banyak sehingga membutuhkan waktu sedikit lebih lama.

Oleh karena itu, sangat diharapkan jika peta persebaran UMKM tersebut dapat menjadi alternatif yang sesuai, baik untuk pemerintah setempat yang dapat digunakan sebagai gambaran dalam melakukan pengembangan UMKM serta mempermudah masyarakat dalam mencari jenis UMKM yang diinginkan.


Penulis :
Anna Deva Fitria Nurjanah, Mahasiswi Teknik Geodesi, Program IDBU (Iptek Desa Binaan Undip) Universitas Diponegoro, Dusun Sironjang, Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang

Dosen Pembimbing :
Ir. Bambang Sulistiyanto, M.Agr.Sc., Ph.D., IPU

Bangkit Dari Bencana Gempa, Amor Amor Tidak Hentikan Peningkatan Minat Baca

 


Campusnesia.co.idSelasa 19 September 2023. Solo - Kelompok KKN UNS 175 yang dikirim ke Dasan Amor Amor, Desa Gumantar, Lombok Utara yang bertemakan Desa Tangguh Bencana berhasil merevitalisasi rumah baca di Dusun Amor Amor yang sebelumnya didirikan oleh tim KKN dari UNS pada tahun 2019 silam. Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja yang dirancang tim KKN UNS 175. 

Revitalisasi dilakukan dalam upaya mengembangkan minat baca anak-anak di Amor Amor pasca gempa bumi yang terjadi pada tahun 2018 silam. Melihat kondisi rumah baca yang terbengkalai dan kurang terawat, tim KKN UNS 175 membenahi dan merapikan halaman, taman bermain, interior rumah baca, serta mengecat ulang dinding eksteriornya. Selain itu, tim KKN UNS 175 juga melakukan upaya revitalisasi TK yang terletak persis di sebelah rumah baca tersebut. 

Pelaksanaan program kerja ini didasarkan pada tingkat minat baca nasional yang rendah, serta minat baca di Amor Amor yang juga rendah. Kondisi rumah baca yang terbengkalai tidak hanya mengancam keberlangsungan minat baca anak-anak, tetapi juga menciptakan lingkungan yang kurang menarik dan aman bagi mereka. Oleh karena itu, tim KKN UNS 175 memutuskan untuk mengambil inisiatif dalam membenahi dan merestorasi fasilitas ini. Beberapa langkah konkret yang diambil oleh tim KKN UNS 175 dalam proses revitalisasi adalah sebagai berikut:


1. Pembenahan Fasilitas Luar
Tim KKN 175 memulai dengan memperbaiki dan merapikan halaman sekitar rumah baca. Tim membuat pagar untuk menjaga keamanan rumah baca. Selain itu, tim juga menciptakan taman bermain yang aman dan nyaman bagi anak-anak, sehingga tempat ini menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi.


2. Interior yang Memadai
Interior rumah baca juga mendapat perhatian khusus. Tim melakukan pembenahan pada lantai rumah baca. Pengadaan berbagai perlengkapan seperti meja baca, poster untuk pembelajaran anak, perlengkapan mewarnai dan mainan anak juga dilakukan oleh tim.


3. Penyegaran Eksterior
Dinding eksterior rumah baca dicat ulang untuk memberikan tampilan yang lebih segar dan menarik. Hal ini juga membantu dalam memperbaiki citra rumah baca di mata masyarakat.

Selain revitalisasi rumah baca, tim KKN UNS 175 juga melibatkan diri dalam upaya memperbaiki dan mengembangkan Taman Kanak-Kanak (TK) yang terletak di sebelah rumah baca. Dalam suasana yang sama, mereka merapikan area bermain, memperbaiki fasilitas pendidikan, dan menyediakan berbagai permainan pendidikan yang dapat membantu perkembangan anak-anak.

Selama pelaksanaan program kerja ini, kelompok KKN UNS 175 menggali pemahaman mendalam mengenai kondisi pendidikan dan minat baca di Amor Amor. Mereka menyadari bahwa minat baca di daerah tersebut rendah, sejalan dengan tren nasional. Oleh karena itu, upaya revitalisasi ini tidak hanya berfungsi untuk memperbaiki rumah baca, tetapi juga untuk menginspirasi anak-anak dan masyarakat sekitar untuk lebih aktif dalam membaca dan menggali pengetahuan.

Harapannya revitalisasi rumah baca dan TK di Amor Amor oleh kelompok KKN UNS 175 menjadi sebuah contoh nyata bagaimana pemuda/i yang peduli dapat membuat perbedaan positif dalam komunitas mereka. Langkah-langkah dalam membangkitkan minat baca dan meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak setempat adalah tonggak penting dalam mewujudkan desa yang tangguh bencana dan berdaya. Semoga inisiatif seperti ini dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang dan membantu menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi generasi muda Amor Amor dan daerah sekitarnya.



Penulis
Hasby Sulthon Muhamad

Mahasiswa UNS Berikan Kegiatan Sosialisasi Dan Cara Penerapan Dalam Pengelolaan Sampah

 
Kegiatan Sosialisasi Sedekah Sampah dan Biopori di Dusun Santan


Campusnesia.co.idKKN UNS periode semester genap telah dilaksanakan pada rentang waktu 12 Juli hingga 25 Agustus 2023 lalu. Berbagai kegiatan sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat telah dilakukan. Salah satunya adalah kegiatan KKN yang dilaksanakan di Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kota Magelang. Tema KKN yang diambil dalam kegiatan pengabdian ini yaitu “Sustainable Development Goals (SDGs)”

Dengan keadaan Desa Pabelan yang beberapa lokasi dusun didalamnya tidak dimasuki/dilewati oleh pengangkut sampah, yang menyebabkan para warga yang tinggal dalam lingkup tersebut diharuskan untuk mengelola sampah yang mereka hasilkan sendiri. Dimana banyak dari para warga masih menerapkan kegiatan pembakaran sampah dan membuang sampah ke saben (sawah) untuk menghilangkan sampah yang telah mereka sendiri hasilkan.

Kegiatan pengelolaan sampah yang tidak benar/sesuai akan membuat pencemaran baru dan akan menimbulkan permasalahan baru kedepannya. Menurut data dari laporan Bank Dunia yang bertajuk “The Atlas of Sustainable Development Goals 2023”, Indonesia saat ini menduduki peringkat ke-5 negara penghasil sampah tersebesar di dunia dengan jumlah sampah sebesar 65,2 juta ton sampah.

Program untuk mengatasi permasalahan tersebut terbagi menjadi 3 waktu, yang dilaksanakan pada 14 Juli, 26 Juli, dan 25 Agustus. Program ini berupa pemberian sosialisasi mengenai kegiatan sedekah sampah yang bertujuan agar sampah yang dihasilkan dari para warga dapat dikelola dengan baik dan akan menghasilkan penghasilan tambahan bagi kas dusun. Sebelumnya, didalam salah satu dusun yang berada di Desa Pabelan tersebut sudah ada yang menerapkan kegiatan Sedekah Sampah, yang dikelola oleh Ibu Bina dari Dusun Pabelan IV, namun kegiatan yang dilaksanakan tersebut hanya sebatas untuk RW saja, dikarenakan lahan yang kurang memadai.

Pada 26 Juli 2023, Tim KKN UNS Desa Pabelan melakukan kegiatan sosialisasi mengenai kegiatan sedekah sampah dan biopori kepada masing-masing dusun yang memiliki tujuan agar para warga yang menghasilkan sampah tersebut dapat mengelola secara maksimal mengenai sampah yang telah dihasilkan. Tidak sebatas di bakar dan di buang secara sembarangan yang berpotensi menyebabkan masalah baru kedepannya. Untuk kegiatan Sedekah Sampah bertujuan untuk mengurangi sampah anorganik yang beredar dan untuk kegiatan biopori untuk memaksimalkan pengalihan potensi sampak organik yang terbuang secara percuma.

Tim KKN UNS juga memberikan bentuk simbolis wadah Sedekah Sampah untuk memantik minat dan semangat warga agar mau berkontribusi dalam kegiatan tersebut agar keberlanjutan kegiatan ini tidak berhenti pada saat kami selesai saja.




Penulis
Muhammad Amjad Hamy Faqiih

Mahasiswa KKN UNS Sosialisasikan Pembuatan Eco Enzyme Bersama Ibu-Ibu PKK Kelurahan Sumber sebagai Inovasi di Kawasan Urban

 



Campusnesia.co.id SURAKARTA-Dalam periode Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T), sekelompok mahasiswa dari Universitas Sebelas Maret di Kelurahan Sumber telah memberikan kontribusi positif untuk warga, yaitu melakukan kegiatan sosialisasi mengenai pengolahan sampah organic menjadi Eco Enzyme bersama Ibu-Ibu PKK Kelurahan Sumber. Kelompok KKN ini berasal dari Kelompok KKN 116 Universitas Sebelas Maret yang beranggotakan 10 orang yang berasal dari program studi Ilmu Lingkungan dan Fisika. 

Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan penyumbang sampah terbesar, dan sampah sendiri pun masih termasuk ke dalam 5 masalah nasional utama di Indonesia. Sampah merupakan sisa buangan yang sudah tidak terpakai dari sebuah produk. Permasalahan sampah jika tidak tertangani dengan baik maka akan menyebabkan pencemaran, baik pencemaran tanah, pencemaran air, pencemaran udara, serta hilangnya nilai estetika dalam sebuah lingkungan. Maka dari itu, permasalahan ini bisa diuraikan jika pengolahannya mulai bisa disadari oleh seluruh pihak.

Pembuangan sampah akan berakhir begitu saja di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Untuk sampah organic, biasanya dalam beberapa hari akan mengeluarkan bau tidak sedap yang akan mengganggu lingkungan yang disebabkan oleh pembusukan. Pengurangan sampah organic ini bisa dilakukan secara Bersama-sama dengan cara mengolahnya terlebih dahulu yang bisa dilakukan pada pengolahan tingkat rumah tangga, salah satunya yaitu pengolahan sampah organic menjadi Eco Enzyme.

Atas dasar latar belakang tersebutlah, Mahasiswa KKN 116 Universitas Sebelas Maret mengusulkan untuk memberi sosialisasi mengenai pengolahan Eco Enzyme tersebut. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan pada Sabtu (12/08/2023) yang bertempat di wilayah Kecamatan Banjarsari, dengan peserta kegiatan Bersama Ibu-Ibu PKK. Kegiatan sosialisasi ini dimulai dengan memberikan pematerian terkait latar belakang pengelolaan sampah organic, khususnya sampah organic tingkat yang dihasilkan rumah tangga sehari-hari. Dijelaskan bahwa dalam Upaya untuk mengurangi sampah organic tersebut, salah satu cara yang bisa diterapkan Bersama-sama yaitu mengolahnya menjadi cairan Eco Enzyme. 

 
Para peserta yang hadir pun memperhatikan dan mencatatat poin-poin yang dirasa penting pada saat pemaparan. Setelah pemaparan materi selesai, dilakukan sesi tanya jawab langsung. Setelahnya, dengan menggunakan alat dan bahan yang sudah disiapkan Mahasiswa KKN, seluruh peserta melakukan demonstrasi pembuatan cairan Eco Enzyme secara Bersama-sama yang juga berkolaborasi dengan Ibu Ester dan Ibu Sonny yang merupakan salah satu warga Kelurahan Sumber yang turut menjadi peserta kegiatan dalam sosialisasi ini. Pembuatannya dilakukan step by step yang didampingi oleh seluruh Mahasiswa KKN, dan dilakukan secara serentak. 

Pada akhir kegiatan, dihasilkan cairan Eco Enzyme yang sudah jadi yang akan dibawa pulang kerumah yang ditempatkan pada botol plastic, yang akan ditunggu proses fermentasinya sekitar 3 bulan dengan perlakuan yang sudah dijelaskan, dan dapat dilakukan secara mandiri dirumah. Pada botol juga diberikan keterangan tanggal pembuatannya dan tanggal pemanenannya. Sehingga Ketika sudah selesai proses fermentasi, cairan Eco Enzyme sudah bisa digunakan sesuai kebutuhan.

 
Melalui program KKN ini, diharapkan masyarakat lebih terdorong untuk melakukan inovasi dalam pengolahan sampah, dalam ini khususnya sampah organic, yang ternyata juga bisa dilakukan di Kawasan urban, seperti Kelurahan Sumber. Sampah organic sejatinya bisa dijadikan produk yang bermanfaat salah satunya, seperti Eco Enzyme. 

Manfaat Eco Enzyme pun juga beragam, bisa digunakan pada bidang pertanian seperti pupuk organic, pengusir serangga, dan juga bisa dimanfaatkan untuk mengepel lantai. Melalui kegiatan sosialisasi ini juga diharapkan akan mampu membantu mengurangi jumlah timbunan sampah organic yang dihasilkan pada setiap rumah tangga, terutama di Kelurahan Sumber.