Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri umkm. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri umkm. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Tingkatkan Produksi UMKM, Mahasiswa TIM KKN I UNDIP Lakukan Digitalisasi Branding UMKM Desa Karanganom Berbasis Website

0
 
Edukasi cara pengoperasian website 
kepada perangkat Desa Karanganom

Campusnesia.co.idSragen (30/01), Mahasiswa Universitas Diponegoro yang tergabung dalam Tim KKN 1 UNDIP melaksanakan program kerja digitalisasi branding UMKM di Desa Karanganom, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen sebagai upaya meningkatkan produksi UMKM. Desa Karanganom merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Sukodono yang memiliki banyak potensi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), diantaranya yaitu UMKM Balung Kethek, UMKM Dewi Bakery, UMKM Suryadi Jaya, UMKM Adi Jamur Tiram, UMKM Dandang Gajah Kembar, UMKM Pangesti Store, UMKM Kembar Jaya Keset, UMKM Kembar Bakery. UMKM Mutiara dan Jambul Keset dan UMKM Lele Mina-Rahayu.

Digitalisasi branding sangat penting bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dengan hadirnya teknologi digital, UMKM memiliki kesempatan untuk menjangkau lebih banyak pelanggan secara global. Melalui keberadaan yang kuat di platform online seperti media sosial dan situs web, UMKM dapat membangun kesadaran merek yang kuat di antara target pasar mereka. Hal ini membantu mereka untuk tetap bisa bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif. Hasil survey yang dilakukan oleh tim KKN UNDIP menunjukkan bahwa mayoritas usaha UMKM di Desa Karanganom belum memiliki kemampuan branding produk melalui platform online. Hal tersebut menginisiasi tim KKN UNDIP untuk membuat website UMKM Desa Karanganom sebagai bentuk upaya digitalisasi branding UMKM lokal.

Website UMKM Desa Karanganom

Website UMKM Desa Karanganom merupakan situs web yang yang dibuat dan diperkenalkan oleh mahasiswa KKN Universitas Diponegoro sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas UMKM di desa tersebut. Website tersebut menampilkan seluruh UMKM yang terdata di wilayah Desa Karanganom dengan menampilkan sejarah singkat setiap UMKM dan detail produk yang dijual. Selain itu, mahasiswa juga turut membantu pembuatan akun media sosial bagi UMKM yang selanjutnya link akun tersebut dicantumkan di dalam website. Hal itu dilakukan agar UMKM bisa menjangkau lebih banyak pelanggan baik yang di dalam maupun di luar kota.

Selanjutnya, website yang telah dibuat diserahkan kepada pihak desa melalui perangkat desa untuk selanjutnya dikelola dan dikembangkan. Sebelum melakukan penyerahan website kepada pihak desa, mahasiswa terlebih dahulu melakukan edukasi dan pendampingan terkait cara pengoperasian website kepada perangkat desa. Edukasi dan pendampingan tersebut dilakukan di Balai Desa Karanganom yang dihadiri oleh perangkat desa dan kebanyan. Melalui kegiatan tersebut diharapkan pihak desa dapat melanjutkan dan mengembangkan website UMKM yang telah dibuat oleh mahasiswa untuk meningkatkan branding dan produktivitas UMKM desa.



Penulis: 
Tim KKN I Universitas Diponegoro

Editor: 
Hendrik A.S.

Potensi UMKM Dusun Sironjang: Pemetaan Persebaran UMKM di Dusun Sironjang sebagai Pengembangan Desa Wisata Agroekokultural

0
  


Campusnesia.co.id - Kelurahan Pakintelan merupakan Wilayah IDBU (IPTEK Desa Binaan Undip) yang dikembangkan sebagai Desa Wisata Agroekokultural tepatnya di Dusun Sironjang. Dusun Sironjang merupakan salah satu dusun dengan pelaku UMKM yang cukup banyak. Jenis UMKM yang ada di Dusun Sironjang meliputi berbagai macam usaha, seperti usaha makanan tradisional, toko kelontong, toko makanan, dan sebagainya. 

Karena begitu banyaknya pelaku UMKM yang ada di Dusun Sironjang, masyarakat dan remajanya yang tergabung dalam IRAS (Ikatan Remaja Aktif Sironjang) membuat kegiatan khusus untuk pelaku UMKM agar UMKM yang ada di Sironjang tetap aktif dan semakin berkembang. Kegiatan tersebut berupa kegiatan Pasar Krempyeng yang dilaksanakan setiap Minggu Kliwon dan Minggu Legi (Kalender Jawa).


 
Kegiatan tersebut meliputi kegiatan yang mengumpulkan seluruh pelaku UMKM di Dusun Sironjang untuk melakukan jual beli dengan masyarakat sekitar pada satu tempat yang sama untuk menawarkan dagangan dari pelaku UMKM.

Mengingat begitu banyaknya pelaku UMKM yang ada di Dusun Sironjang, maka dibutuhkan pendataan persebaran lokasi UMKM. Untuk mengetahui lokasi UMKM tersebut dapat dituangkan dalam bentuk peta persebaran UMKM Dusun Sironjang yang didalamnya mencakup semua lokasi dari UMKM yang ada di Sironjang.

 

Melalui peta tersebut, dapat diketahui kepadatan dari UMKM yang ada di Dusun Sironjang. Karena pada peta persebaran tersebut berisi lokasi dari setiap pelaku UMKM yang ada di Dusun Sironjang. Melalui pemetaan persebaran UMKM tersebut, dapat menjadi gambaran pemerintah setempat dalam melakukan perencanaan untuk mengembangkan dan meratakan UMKM yang ada di Dusun Sironjang, sehinga pemerintah setempat dapat memfokuskan lokasi mana saja yang akan dijadikan objek dalam pengembangan UMKM. Selain itu, pemetaan tersebut juga dapat membantu masyarakat dalam mencari jenis UMKM sesuai yang diinginkan. 


  
Beberapa mahasiswa Undip melalui program IDBU (IPTEK Desa Binaan Undip) 2023 melakukan survey lapangan ke setiap lokasi UMKM yang ada di Dusun Sironjang. Kegiatan survey lapangan tersebut berdasarkan dari data pelaku UMKM yang diberikan oleh rekan-rekan IRAS (Ikatan Remaja Aktif Sironjang). Dalam survey lapangan tersebut, dilakukan pemlottingan titik-titik koordinat dari lokasi UMKM yang telah di kunjungi. Titik-titik koordinat tersebut sebagai dasar pembuatan peta persebaran UMKM, karena titik-titik UMKM yang akan ditampilkan di peta nanti berdasarkan dari hasil survey lapangan yang telah dilakukan. Kegiatan survey lapangan tersebut dilakukan beberapa kali karena mengingat pelaku UMKM yang ada di Dusun Sironjang cukup banyak sehingga membutuhkan waktu sedikit lebih lama.

Oleh karena itu, sangat diharapkan jika peta persebaran UMKM tersebut dapat menjadi alternatif yang sesuai, baik untuk pemerintah setempat yang dapat digunakan sebagai gambaran dalam melakukan pengembangan UMKM serta mempermudah masyarakat dalam mencari jenis UMKM yang diinginkan.


Penulis :
Anna Deva Fitria Nurjanah, Mahasiswi Teknik Geodesi, Program IDBU (Iptek Desa Binaan Undip) Universitas Diponegoro, Dusun Sironjang, Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang

Dosen Pembimbing :
Ir. Bambang Sulistiyanto, M.Agr.Sc., Ph.D., IPU

Ajak Warga Lebih Produktif, Mahasiswa KKN TIM I UNDIP Lakukan Pendampingan Pengurusan NIB (Nomor Induk Berusaha) Sebagai Syarat Izin Usaha

0

Campusnesia.co.idSragen (18/01), mahasiswa KKN Tim I UNDIP tahun 2024 melakukan Pendampingan Pendaftaran NIB (Nomor Induk Berusaha) Berbasis Risiko Bagi pelaku usaha UMKM. UMKM adalah usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro. Seperti diatur dalam peraturan perundang-undangan No. 20 tahun 2008, sesuai pengertian UMKM tersebut maka kriteria UMKM dibedakan secara masing-masing meliputi usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah. 

Nomor Induk Berusaha (NIB) adalah nomor identitas pelaku usaha sesuai dengan bidang usaha yang diatur dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2020 yang dibedakan menurut jenis aktivitas ekonomi yang menghasilkan output alias produk, baik itu dalam wujud barang maupun jasa. Akan tetapi, masih cukup banyak pelaku usaha UMKM yang belum memiliki sertifikat NIB sebagai salah satu perizinan legalitas usaha. 

Edukasi mengenai pentingnya NIB sebagai syarat izin usaha

NIB penting bagi pelaku UMKM karena menjadi titik awal untuk mengurus izin yang lain, termasuk sertifikasi halal. Pelaku UMKM yang sudah mengantongi NIB, artinya usahanya sudah formal, karena terdaftar dalam database. Kegiatan pendampingan terhadap UMKM ini dilakukan oleh Irena Rahmawati, mahasiswa program studi Manajemen dan Administrasi Logistik, Universitas Diponegoro di Desa Karanganom, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen. Dalam kegiatan ini mahasiswa memberikan edukasi terkait pentingnya legalitas atau perizinan usaha bagi pelaku usaha UMKM dan pendampingan dalam proses pendaftaran hingga terbit sertifikat NIB bagi UMKM.

Berdasarkan hasil survey terhadap potensi Desa Karanganom, terdapat cukup banyak usaha UMKM yang ada di desa tersebut meliputi UMKM Dandang Gajah Kembar, UMKM Keset Kembar Jaya, UMKM Roti Dewi Bakery, UMKM Roti Kembar Bakery dan UMKM Alat Kebersihan Suryadi Jaya. Melihat pentingnya legalitas usaha pada bisnis UMKM, maka mahasiswa KKN melakukan pendampingan dalam pendaftaran dan pengajuan sertifikat NIB bagi UMKM di Desa Karanganom. Kegiatan pendampingan ini dilakukan door to door ke setiap rumah atau lokasi usaha UMKM. Para pelaku usaha UMKM dibantu dalam pembutan akun OSS untuk membuat permohonan NIB melalui website oss.go.id milik Kementerian Investasi/BKPM. Selanjutnya, UMKM juga dibantu dalam pengisian data diri, data usaha, dan rincian produk usaha pada website tersebut. Hal ini dikarenakan masih cukup banyak dari pelaku usaha yang belum terlalu paham dalam penggunaan dan pengoperasian teknologi.
  


Penyerahan sertifikat NIB kepada UMKM

Pak Joko Supriyanto, Pemilik usaha Keset Kembar Jaya sangat mendukung kegiatan pendampingan tersebut. Beliau mengatakan, “Kami sangat terbantu dengan adanya kegiatan pendampingan pendaftaran NIB ini dikarenakan dari saya pribadi kurang bisa mba pakai internet seperti itu karena sudah sepuh”. Selain itu, Pak Asep, Pemilik usaha Kembar Bakery juga mendukung penuh kegiatan tersebut. Beliau mengatakan. “Alhamdulillah dengan adanya kegiatan pendampingan ini saya bisa mendapatkan sertifikat NIB sebagai legalitas usaha tanpa perlu jauh-jauh mengurus ke Kantor Kecamatan”.
 
Pencetakan sertifikat NIB bagi UMKM

Selain melakukan kegiatan edukasi dan pendampingan terhadap pendaftaran NIB bagi UMKM, mahasiswa KKN UNDIP juga membantu dalam proses pencetakan sertifikat dan menyerahkan sertifikat tersebut kepada setiap UMKM yang ada di Desa Karanganom. Dengan adanya kegiatan yang diinisiasi oleh mahasiswa KKN UNDIP ini dapat mendukung produktivitas UMKM khususnya di Desa Karanganom.



Penulis: 
Irena Rahmawati 
(Manajemen dan Administrasi Logistik, Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro)

Editor: 
Hendrik A.S.

Kembangakan Potensi Desa, Mahasiswa KKN Tim 1 UNDIP Visualisasikan Persebaran UMKM dengan Pembuatan Peta

0
 
Penyerahan Produk Peta Persebaran UMKM 
Kepada Kepala Desa Kalangan


Campusnesia.co.idUsaha Mikro Kecil Menengah atau yang biasa disebut UMKM merupakan suatu usaha perdagangan yang dikelola oleh badan usaha atau perorangan yang merujuk pada usaha ekonomi produktif sesuai dengan kriteria yang tertera pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008. UMKM memiliki peran yang cukup besar dalam perekonomian negara dan merupakan penyumbang PDB terbesar. Dengan pengembangan potensi di suatu daerah melalui UMKM, diharapkan mampu meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan penduduknya.

Peta sebaran UMKM Desa Kalangan ini dibuat karena belum adanya data maupun media penyalur informasi mengenai UMKM di desa Kalangan dan untuk mengembangkan UMKM dalam mendukung perekonomian warga di desa kalangan. Dengan adanya Peta persebaran UMKM ini, diharapkan dapat menjadi visualisasi untuk mengkomunikasikan informasi dalam pemetaan UMKM.

Berdasarkan latar belakang tersebut, Anindita Alifa yang merupakan salah satu mahasiswa Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) 1 Universitas Diponegoro (Undip) tahun 2024 menjalankan program monodisiplin sesuai bidang ke ilmuannya untuk Desa Kalangan, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten. Pada tanggal 2 februari 2024, mahasiswa KKN Undip meluncurkan hasil pembuatan Peta Sebaran UMKM Desa Kalangan dan diserahkan di kantor Desa Kalangan.
Desa Kalangan dengan 14 RW memiliki berbagai macam UMKM unggulan yang menjadi potensi di desa ini. Berdasarkan hasil survei primer dengan cara Geotagging pada UMKM yang ada, selanjutnya pengolahan dilakukan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) melalui apikasi ArcGIS.  

Di desa Kalangan terdapat berbagai macam UMKM antara lain UMKM kemoceng, UMKM batu bata, UMKM tahu, UMKM tempe, serta UMKM Kripik tempe. UMKM Batu bata yang merupakan potensi unggulan desa Kalangan mayoritas berada di RW 12, RW 11, dan RW 10. UMKM Kemoceng dan Tahu juga berada di RW 12. Sedangkan UMKM Tempe dan Kripik Tempe berada di RW 03, RW 02, RW 01, dan RW 13 yang juga merupakan UMKM unggulan desa Kalangan.

Kepala Desa Kalangan, Bapak Ratno Widodo, menerima dengan baik inisiatif yang dilakukan mahasiswa KKN Undip. Ia berharap bahwa Peeta Persebaran UMKM Desa Kalangan yang dihasilkan dapat menjadi panduan yang berguna dalam pengembangan UMKM unggulan Desa Kalangan kedepannya.



Editor:
Achmad Munandar

Sambut Era Digital!! Mahasiswa KKN UNDIP Ajak UMKM Di Sragen Lakukan Digital Branding Melalui E-Commerce!!

0
 
Penyerahan Akun Media E-Commerce kepada Balai Desa Karananom

Campusnesia.co.idSragen (20/01), mahasiswa KKN Tim I UNDIP tahun 2024 melakukan pembuatan Media E-commerce bagi pelaku usaha UMKM di Desa Karanganom. UMKM adalah usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro. Seperti diatur dalam peraturan perundang-undangan No. 20 tahun 2008, sesuai pengertian UMKM tersebut maka kriteria UMKM dibedakan secara masing-masing meliputi usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah. Electronic Commerce atau E-Commerce adalah segala kegiatan jual beli atau transaksi yang dilakukan menggunakan sarana media elektronik (internet). 

Era modern UMKM harus melihat peluang yang lebih menguntungkan dengan cara memasuki dunia jualan secara online. Pelaku UMKM di Desa Karanganom masih belum mengatahui dampak positif dari fungsi penjualan melalui media online atau E-commerce. Oleh Karena itu, pembuatan akun E-Commerce dilakukan oleh Shadam Chondro Wijoyo, mahasiswa program studi Ilmu Ekomi Studi Pembangunan, Universitas Diponegoro di Desa Karangangom, Kecamatan Sukodonon, Kabupaten Sragen.

Dalam kegiatan ini mahasiswa memberikan edukasi terkait dampak positif yang akan dirasakan oleh UMKM di Desa Karanganom dan pembuatan media online TOKOPEDIA sebagai salah satu cara untuk meningkatkan penjualan melalui media jualan online atau E-commerce. Berdasarkan hasil survey erhadap potensi di Desa Karanganom, terdapat cukup banyak pelaku usaha UMKM yang dapat dijual secara online meliputi UMKM Dandang Gajah Kembar, UMKM Keset Kembar Jaya, dan UMKM Alat Kebersihan Suryadi Jaya. Melihat banyaknya UMKM di Desa Karanganom maka mahasiswa KKN membantu melakukan pembuatan akun E-Commerce.

Kegiatan ini dilakukan dengan cara door to door ke setiap rumah atau lokasi usaha UMKM. Mahasisa Melakukan pengambilan data masing-masing usaha UMKM di Desa Karanganom. Mulai dari pendataan titik lokasi tempat, produk yang di perjualkan, harga jual produk dan melakukan Foto produk. Semuanya akan disatukan dalam satu E-commerce yang teritegrasi satu sama lain. Oleh Karena itu, mahasiswa KKN membuat satu akun E-Commerce untuk Desa Karanganom dan dikelola oleh Staff Balai Desa Karanganom.
   



Dokumentasi UMKM di Desa Karanganom Kecamatan Sukondono

Pak Suryadi, Pemilik salah satu usaha UMKM di Desa Karanganom bergerak dibidang Alat Kebersihan Rumah Tangga sangat mendukung kegiatan tersebut. Beliau Mengatakan, “Saya berharap dengan adanya kegiatan Digitalisasi UMKM ini dapat membantu menaikan penjualan kami dan semoga produk yang kami jual dapat tersebar diseluruh Indonesia”.
 
Pembuatan Akun E-Commerce Tokopedia Karanganom

Selain melakukan kegiatan edukasi mengenai dampak positf fungsi dari penjualan online atau Ecommerce kepada UMKM, Mahasiswa juga membantu berkerja sama dengan staf Balai Desa Karanganom untuk saling membangun sistem yang terintegrasi dengan salah satu caranya menggunakan akun TOKOPEDIA sebagai platform bagi UMKM yang ada di Desa Karanganom. Semoga dengan adanya E-Commerce ini Mahasiswa KKN UNDIP berharap memberikan dampak positif bagi pelaku usaha UMKM di Desa Karanganom terutama dapat meningkatkan nilai ekonomi bagi masing-masing pelaku UMKM.




Penulis : 
Shadam Chondro Wijoyo 
(Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro)

Editor: 
Hendrik A.S.

Selamatkan UMKM yang Terdampak Pandemi, Unissula Gelar Pelatihan Marketing Digital E-Commerce

0



Campusnesia.co.id -- Purbalingga (31/8). Semenjak Indonesia dilanda pandemi Covid-19, para pelaku UMKM mengeluh omzet penjualan mereka menurun drastis. Keluhan ini terutama dikeluhkan oleh para pelaku UMKM Biyunge yang ada di Desa Wisata Panusupan, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga. 

Sebagai pelaku UMKM di Desa Wisata mereka sangat mengandalkan penjualan produknya melalui wisatawan yang berkunjung. Namun, semenjak pandemi dan kebijakan penutupan tempat pariwisata hampir tidak ada wisatawan yang datang ke Desa Wisata Panusupan untuk membeli produk-produk UMKM Biyunge. 

Pandemi Covid-19 memang sangat dirasakan dampaknya dan menjadi tantangan tersendiri bagi UMKM Biyunge agar tetap bertahan. Walaupun dengan kondisi sangat sulit, UMKM diharapkan dapat tetap produktif dan mampu memasarkan produknya sehingga UMKM ini mampu menjadi kekuatan penyangga ekonomi nasional dan sebagai tulang punggung dalam menggerakkan ekonomi di negara kita secara dinamis.

“Dulu sebelum pandemi produk-produk kami pasarkan langsung di toko, ada juga yang di rumah. Mayoritas pembelinya adalah para wisatawan yang berkunjung sebagai oleh-oleh khas Desa Wisata Panusupan. 

Namun, semenjak pandemi hampir tidak ada wisatawan berkunjung yang membeli produk kami sehingga kami pun tidak punya pendapatan” keluh Bu Tumiarti, salah satu pelaku UMKM Biyunge di Desa Wisata Panusupan.

Melihat kondisi tersebut, Unissula melalui Tim Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang diketuai oleh Meilan Arsanti, M. Pd. menggelar “Pelatihan Pembuatan Iklan pada Media Digital E-Commerce sebagai Strategi Marketing para Pelaku UMKM Biyunge di Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga.” 

Pelatihan tersebut dilaksanakan hampir satu pekan secara daring dan luring mengingat kondis masih pandemi dan masih diberlakukannya kebijakan PPKM. 


Kegiatan PKM ini diikuti kurang lebih 15 orang yang aktif di komunitas UMKM Biyunge di Desa Wisata Panusupan. Kegiatan PKM tersebut dilakukan di salah satu rumah pelaku UMKM Biyunge dengan menaati prokes ketat. 

Setiap sesi jumlah peserta dibatasi kurang lebih 5 orang agar tidak membuat kerumunan untuk mengurangi risiko infeksi Covid-19. Sesi PKM secara langsung dilakukan dengan pertimbangan para pelaku UMKM Biyunge yang mayoritas hanya lulusan SMP butuh pendampingan langsung terkait IT.

Dalam PKM tersebut, para peserta dilatih untuk dapat membuat iklan aneka produk UMKM Biyunge dan memasarkannya di media digital e-commerce sepeti whatsapp, instagram, facebook, tiktok, dan lain-lain. Perangkat yang digunakan peserta hanya menggunakan gawai yang support (memiliki kamera, aplikasi editing foto, dan jaringan internet). 

Produk UMKM Biyunge yang dipasarkan seperti keripik pisang, pisang sale, manisan salak, nugget kulit pisang, bolu talas, rengginang ketan, rengginang singkong, gula jawa, minyak VCO, serundeng, jajan pasar, dan aneka olahan singkong seperti ciwel, ondol, pipis, dan lain-lain. 

Semua produk tersebut merupakan khas Desa Wisata Panusupan yang banyak diburu oleh wisatawan yang berkunjung sebagai oleh-oleh. Setelah peserta memiliki keterampilan membuat iklan dan mengunggahnya di media digital e-commerce selanjutnya peserta dilatih untuk melakukan transaksi penjualan dengan pembeli secara online.

Dengan demikian, para pelaku UMKM memiliki keterampilan membuat iklan, memasarkan produk di media digital e-commerce, dan melakukan transaksi penjualan secara online.

Saat ini para pelaku UMKM hanya memproduksi sesuai dengan pesanan yang diterima misal dari tetangga. Hal tersebut karena aneka produk UMKM Biyunge belum dipasarkan secara digital melalui situs-situs penjualan digital e-commerce. 

Selama ini produk UMKM Biyunge hanya dipasarkan kepada wisatawan dan dari mulut ke mulut, sehingga jangkauan penjualannya masih sangat terbatas.

“Melalui kegiatan PKM ini diharapkan para pelaku UMKM Biyunge dapat memiliki keahlian membuat iklan dan memasarkan produknya secara lebih luas melalui media digital e-commerce sepeti whatsapp, instagram, facebook, tiktok, dll. sebagai strategi marketing produk. Dengan jangkauan pemasaran yang lebih luas diharapkan UMKM Biyunge kembali produktif dan tetap bertahan selama pandemi Covid-19,” jelas Ketua Tim PKM Unissula, Meilan Arsanti. 

Peran Mahasiswa Ekonomi Memberikan Pelatihan Perencanaan Keuangan Menggunakan Ms. Excel kepada Pelaku UMKM di Desa Sumberagung melalui Sentuhan Financial Tracker

0
 


Campusnesia.co.idDesa Sumberagung, Kecamatan Klego (10/8/2023) Seiring berkembangnya era digitalisasi, pemasaran digital kini memiliki peranan yang sangat besar bagi UMKM, salah satunya adalah memperluas dan memanfaatkan kemajuan teknologi dengan mempromosikan usahanya melalui website, medsos, ataupun media digital lainnya. 

Namun, hal tersebut juga harus dilengkapi dengan kemampuan mengelola keuangan yang baik, tujuannya agar antara pemasukan dan pengeluaran dapat tercatat dengan jelas, sehingga setiap posko baik pemasukan dan pengeluaran dapat menjadi proyeksi keberlanjutan kondisi keuangan kedepannya. 

Dari hasil survei yang telah dilakukan, ditemukan bahwa di Desa Sumberagung, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali memiliki potensi, salah satunya pada UMKM yakni Pembuatan Tas dari Limbah Plastik. Dengan demikian diperlukan adanya pembinaan dan pelatihan pengelolaan keuangan untuk mengajak para kader UMKM lebih melek dalam pengelolaan keuangan. Sehingga pentingnya dilakukan Pelatihan Perencanaan Keuangan kepada Kader UMKM di Desa Sumberagung.

Berdasarkan permasalahan tersebut salah satu mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro Tahun 2022/2023, Yusup Nurfaizi (21) dari program studi Ekonomi membawa program “Pelatihan Perencanaan Keuangan kepada Kader UMKM di Desa Sumberagung Menggunakan Aplikasi Ms. Excel”. 

Program ini sejalan dengan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNDIP untuk melaksanakan salah satu dari target Sustainable Development Goals (SDGs) yang terdiri dari 17 tujuan dan 169 target, dengan mempertimbangkan masalah yang terjadi di lapangan. Maka penulis memutuskan untuk mengangkat tema yang berkaitan dengan poin nomor 8 dari tujuan SDGS yaitu mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tenaga kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua. 

Sebagai gambaran umum, UMKM Pembuatan Tas dari Limbah Plastik merupakan salah satu produk UMKM yang berada di Desa Sumberagung, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali. UMKM Pembuatan Tas dari Limbah Plastik merupakan usaha kreatif lokal yang berbasis rumah tangga, menjual berbagai macam produk tas dengan berbagai model. 

Target pasar dari UMKM Pembuatan Tas dari Limbah Plastik adalah masih masyarakat sekitar Kabupaten Boyolali, meskipun sekarang sudah merambah ke media sosial salah satunya Facebook dan Shopee. Semakin berkembangnya usaha Pembuatan Tas dari Limbah Plastik, ada beberapa masalah yang perlu segera dituntaskan seperti salah satunya pengelolaan keuangan yang baik dan terencana.

Program kerja dilaksanakan berkoordinasi dengan perangkat desa terkait UMKM di Desa Sumberagung yang perlu dilatih dan diedukasi. Adapun pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu Tahap persiapan, Tahap pelaksanaan dan pelatihan untuk peningkatan pengetahuan pengelolaan keuangan UMKM menggunakan Ms. Excel, dan Tahap evaluasi. 

Program ini dilakukan selama satu minggu dimulai dari tanggal 20-27 Agustus 2023. Kegiatan pemberian pelatihan ini dimulai dengan observasi keadaan dari UMKM Tas dari Limbah Plastik, seperti menganalisa apa saja kegiatan pengelolaan keuangan yang sudah pernah dilakukan.
 
Adapun harapan dari program kerja ini nantinya “Pelaku UMKM Tas dari Limbah Plastik bisa melakukan pengelolaan keuangan secara mandiri dan terencana, sehingga nantinya dapat memproyeksikan pendapatan yang sudah diperoleh pada pos-pos pengeluaran produktif guna mencapai kebebasan financial serta bisa melakukan financial check-up secara mandiri dengan template financial tracker yang telah disediakan dalam bentuk excel, yang diharapkan pada nantinya dapat digunakan oleh para pelaku UMKM di Desa Sumberagung. Template financial tracker ini telah dibuat secara otomatis, sehingga siapapun bisa mengoperasikannya tanpa perlu memiliki basic finance”. Ujar Yusup Nurfaizi, dalam reportase program kerjanya.
 
Adanya program ini, tentunya disambut baik oleh warga Desa Sumberagung dengan harapan pada akhirnya warga umumpun tidak hanya pelaku UMKM dapat mengetahui pemasukan dan pengeluaran bulanan secara terperinci yang bisa dilakukan pada berbagai aktivitas. “Semoga dengan adanya program KKN dari teman-teman mahasiswa UNDIP ini, khususnya Pelatihan Perencanaan Keuangan kepada Kader UMKM di Desa Sumberagung Menggunakan Aplikasi Ms. Excel dapat meningkatkan literasi pengelolaan keuangan yang baik dan terencana kedepannya bagi Masyarakat dan pelaku UMKM di Desa Sumberagung, dan saya selaku pelaku UMKM merasa terbantu dengan adanya template financial tracker ini.” ujar Ibu Sugeng Haryanti.

Selain itu, saya juga mengirimkan materi kepada para pelaku UMKM via WhatsApp yang diharapkan nantinya materi pelatihan dalam bentuk softfile dan modul serta template financial tracker dalam bentuk Ms. Excel guna dapat diteruskan dan disampaikan kepada Masyarakat luas di Desa Sumberagung.

Peran Mahasiswa Ekonomi Memaksimalkan Potensi UMKM: Melalui Pelatihan Pembukuan Menggunakan Aplikasi Manager.IO

0
  


Campusnesia.co.id - Desa Sumberagung, Kecamatan Klego (10/8/2023) Kepentingan majunya negara tak terlepas dari meleknya negara akan ekonominya. Tulisan diatas merupakan pesan Joko Widodo selaku Presiden Indonesia mengenai investasi paling berguna adalah berinvestasi dalam sektor UMKM negara Indonesia. 

Oleh karena itu, berlandaskan pesan tersebut, menjadi keyakinan sendiri dan motivasi bagi saya untuk menginvestasikan pengalaman dan ilmu berharga, dalam bentuk pemberian inovasi dan optimalisasi potensi UMKM, hingga UMKM ini punya nilai jual tersendiri serta memiliki pencatatan keuangan yang terintegrasi dengan baik. 

Berdasarkan hasil survei lapangan yang telah dilakukan, salah satu potensi di Desa Sumberagung yaitu keberadaan para pelaku UMKM yang turut serta dalam mendorong perekonomian masyarakat desa. Adapun keberadaan UMKM cenderung didominasi dari sektor produktif kreatif salah satunya UMKM Pembuatan Tas dari Limbah Plastik. 

Namun demikian, kebanyakan para pelaku UMKM di Desa Sumberagung belum melakukan pembukuan keuangan secara terintegrasi dan kebanyakan masih dilakukan secara manual atau bahkan tidak melakukan pembukuan pada usahanya, padahal hal tersebut berisiko untuk kehilangan catatan keuangan usaha.

Berdasarkan permasalahan tersebut salah satu mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro Tahun 2022/2023, Yusup Nurfaizi (21) dari program studi Ekonomi membawa program “Pelatihan Pembukuan kepada Pelaku UMKM di Desa Sumberagung dengan Menggunakan Aplikasi Manager.IO”. 

Saya titip agar dalam rakornas ini, bisa dipastikan jumlah UMKM kita yang on boarding digital, yang masuk ke market place, yang masuk ke platform digital tahun 2022 ini, harus mencapai target 20 juta minimal, dan meningkat 24 juta di tahun 2023, dan 30 juta 2024. Ini target, kalau semua kerja keras, memiliki keinginan yang sama mencapai target yang telah kita tentukan saya yakin Insya Allah semuanya bisa melakukan,”
- Joko Widodo (Presiden Indonesia ke-7) –

Program ini sejalan dengan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNDIP untuk melaksanakan salah satu dari target Sustainable Development Goals (SDGs) yang terdiri dari 17 tujuan dan 169 target, dengan mempertimbangkan masalah yang terjadi di lapangan. Maka penulis memutuskan untuk mengangkat tema yang berkaitan dengan poin nomor 8 dari tujuan SDGS yaitu mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tenaga kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua. 

Tema ini berbicara terkait pentingnya untuk pengembangan potensi UMKM yang nantinya bisa dimaksimalkan melalui optimalisasi Digital Marketing yang membutuhkan bantuan dari generasi muda yang lebih melek digitalisasi serta dilandasi oleh edu cultural tourism yang membuat budaya khas dari Desa Sumberagung semakin dikenal oleh khalayak umum disamping pada sekedar produk UMKM biasa saja. 

Dilandasi oleh tema tersebut, pelaksanaan program, dilakukan mahasiswa selama satu minggu dimulai dari tanggal 28 Juli – 3 Agustus 2023 yang dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu Tahap persiapan, Tahap pelaksanaan dan pelatihan pembukuan UMKM menggunakan Aplikasi Manager.IO, dan Tahap evaluasi. 

Mahasiswa menyampaikan teori dan praktik teknis penggunaan aplikasi Manager.IO secara rinci yang disertai dengan pemberian modul. Modul yang diberikan mengenai cara mengoperasikan aplikasi Manager.IO meliputi Meng-Create Persediaan Barang Dagang, Menambah Akun yang dibutuhkan, Menginput Penerimaan dan Pembayaran, Menginput Pemasok, Faktur Pembelian, dan Pelunasan serta Mencetak Laporan Keuangan.



Adapun harapan dari program kerja ini nantinya “Para Pelaku UMKM dapat memahami, mempraktekkan dan cara pembuatan Jurnal, Buku Besar, Neraca Saldo, Worksheet, Buku Besar, dan Laporan Keuangan dari usaha yang dilakukannya”. Ujar Yusup Nurfaizi, dalam reportase program kerjanya.

Adanya program ini, tentunya disambut baik oleh warga Desa Sumberagung dengan harapan pelaku UMKM dapat mengetahui penerimaan dan penjualan dari dagang bulanan secara terperinci. “Semoga dengan adanya program KKN dari teman-teman mahasiswa UNDIP ini, khususnya Pelatihan Pembukuan UMKM dengan Aplikasi Manager.IO di Desa Sumberagung dapat meningkatkan literasi pembukuan yang baik kedepannya bagi para pelaku UMKM di Desa Sumberagung, dan saya selaku pelaku UMKM merasa terbantu dengan adanya pelatihan pembukuan menggunakan aplikasi Manager.IO” ujar Najwa.

Selain itu, saya juga mengirimkan materi kepada para pelaku UMKM via WhatsApp yang diharapkan nantinya materi pelatihan dalam bentuk softfile dapat diteruskan dan disampaikan kepada Masyarakat luas di Desa Sumberagung.


“Banyak orang hebat di dunia, namun yang terpenting adalah ketika
orang hebat bisa menginspirasi orang lain dan membangkitkan semangat UMKM
untuk bisa seperti pengusaha sukses lainnya”
-YUSUP NURFAIZI-




Mengulik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Olahan Pisang dan Singkong di Desa Tanjung Kulon, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan

0
Foto bersama Tim 1 KKN-T 2023 Universitas Diponegoro 
dengan ibu-ibu pemilik UMKM di Desa Tanjung Kulon.
(Sumber: dokumen pribadi)


Campusnesia.co.idPekalongan - Tim 1 Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) 2023 Universitas Diponegoro telah melakukan wawancara dengan sejumlah pemilik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) olahan singkong dan pisang di Desa Tanjung Kulon, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan dari tanggal 14-15 November 2023. Tujuan dilaksanakannya wawancara ini adalah untuk menggali lebih lanjut mengenai informasi UMKM olahan pisang dan singkong, dan mengumpulkan data terkait proses pembuatan, kendala dan hambatan yang seringkali dihadapi, serta proses pembukuan dan perizinan usaha. Data yang didapatkan bukan hanya diolah menjadi tulisan, melainkan juga berupa peta persebaran UMKM.

Mayoritas warga Desa Tanjung Kulon memiliki tanaman pisang dan singkong yang kemudian diolah menjadi makanan ringan. Selama kurang lebih dua hari, Tim KKN-T berhasil melakukan wawancara dengan delapan pemilik UMKM olahan jamur, ketan, pisang, dan singkong. Untuk olahan pisang dan singkong, terdapat lima UMKM yang berhasil diwawancarai yakni UMKM Keripik dan Sale Pisang Bu Wastiah, UMKM Keripik Singkong Bu Daimu, UMKM Opak Singkong Bu Sayuti, UMKM Rengginang Singkong Bu Warpuah, dan UMKM Sale Pisang Bu Surtihati.

Proses wawancara dimulai pada Selasa (14/11) bulan lalu di rumah Bu Warpuah dan Bu Daimu. Sebagai pengolah makanan ringan yang sama-sama berasal dari singkong, Bu Warpuah dan Bu Daimu membeli singkong dari para pemasok sebelum kemudian diolah menjadi rengginang dan keripik. Bu Warpuah memulai produksi rengginang singkong di tahun 1990-an dan terinspirasi oleh kegiatan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Untuk hasil produksi, Bu Warpuah mematok harga sebesar Rp 3.000 per bungkus isi 20 biji. Sedangkan Bu Daimu mulai memproduksi keripik singkong sejak 10 tahun yang lalu. Harga yang dipatok tergantung dengan ukuran kemasan yakni 250 gram, 500 gram, dan 1 kg. 

Di hari berikutnya yakni Rabu (15/11), wawancara dilanjutkan di rumah Bu Sayuti, Bu Surtihati, dan Bu Wastiah. Bu Sayuti selaku pemilik UMKM opak dan rengginang singkong telah berkecimpung sejak tahun 1970-an. Proses produksi untuk dua produk biasanya dilakukan dalam sehari dengan opak yang dibuat di pagi hingga sore hari dan rengginang dibuat pada sore hingga malam hari. 

Untuk olahan pisang, Bu Surtihati dan Bu Wastiah sama-sama membuat sale pisang. Bu Surtihati memulai usaha sale pisangnya kurang lebih 10 tahun lalu atas saran anak keduanya yang kemudian berkembang menjadi UMKM. Sedangkan Bu Wastiah memutuskan untuk ikut terjun ke bisnis olahan sale pisang karena suaminya memiliki kebun pisang sendiri. Keunggulan produk sale pisang dari Bu Surtihati dan Bu Wastiah terletak pada penggunaan pisang alami tanpa pengawet yang dijual dalam plastik ukuran 250 gram dan 500 gram. 

Kendala yang dimiliki Bu Warpuah dan Bu Sayuti saat membuat produk berbasis olahan singkong adalah proses pengeringan yang membutuhkan waktu lama ketika musim hujan tiba. Rasa yang dihasilkan menjadi berbeda dengan produk yang mengalami proses pengeringan saat musim kemarau. Pun dengan olahan berbasis pisang yang dibuat oleh Bu Surtihati, untuk mengeringkan pisang perlu waktu sekitar tiga hari pada musim kemarau, sedangkan apabila saat musim hujan tiba bisa mencapai satu minggu lamanya. Masalahnya, pisang dapat berjamur jika tidak kering terutama saat di musim hujan. Keterbatasan alat juga menjadi kendala karena kurangnya alat oven untuk mengeringkan pisang. Pun sama halnya dengan memproduksi olahan singkong. Bu Daimu mengungkapkan bahwa dalam proses pemotongan singkong secara manual membutuhkan waktu yang lama. 

Selain kendala proses produksi, bantuan kepada para pemilik UMKM di Desa Tanjung Kulon rata-rata hanya pernah didapatkan sekali selama bertahun-tahun. Nihilnya bantuan dapat mempersempit ruang gerak para pemilik UMKM karena keterbatasan modal dan alat.

“Proses pemotongan singkong masih secara manual sehingga butuh waktu yang lama. Saya berharap pemerintah dapat memberikan bantuan modal dan alat pemotong singkong untuk meningkatkan produksi dan memperluas pasar,” ungkap Bu Daimu, Rabu (14/11). 

Selain Bu Daimu, Bu Wastiah juga berharap agar pemerintah lebih memperhatikan UMKM supaya dapat memberikan harapan yang lebih baik bagi masyarakat.

Pemanfaatan produksi tanaman pisang dan singkong menjadi UMKM makanan ringan di Desa Tanjung Kulon telah memiliki diversifikasi olahan yang beragam. Pun produknya memiliki ciri khas yang mampu menarik pembeli hingga dari luar kota. Potensi tersebut dapat menjadi salah satu kunci untuk memajukan perekonomian Desa Tanjung Kulon dengan memperhatikan kembali hal-hal yang perlu dikembangkan seperti pengadaan bantuan bagi para pemilik UMKM dan sosialisasi terkait perizinan dan pembukuan UMKM.




Penulis
Vika Adistya Putri

Peta Persebaran Produk Potensi UMKM Desa Majenang Berbasis Geographic Information System (GIS) sebagai Media Informasi Masyarakat dan Perangkat Desa

0
 
Peta Persebaran Produk Potensi UMKM Desa Majenang

Campusnesia.co.idDesa Majenang, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen (25/01/2023) – Potensi sumber daya lokal seperti potensi pertanian dan kekayaan alam lain yang dimiliki oleh Desa Majenang dapat dikembangkan menjadi dasar pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Desa Majenang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berkaitan dengan dinamika dan dan kebutuhan masyarakat lokal. Adanya UMKM juga dapat menjadi solusi untuk mengurangi tingkat pengangguran karena masyarakat dapat menciptakan peluang pekerjaan sendiri. Selain aspek ekonomi, keberadaan UMKM juga dapat merangsang perkembangan kreativitas dan inovasi. 

Pengembangan produk lokal dan pemasaran yang khas bisa membantu mendukung identitas budaya desa dan membuka peluang untuk memasarkan produk secara lebih luas. Oleh karena itu, pembuatan Peta Persebaran Produk Potensi UMKM di Desa Majenang yang berbasis Geographic Information System (GIS) diperlukan untuk mengetahui keberadaan produk unggulan UMKM di Desa Majenang dan pengembangan produk ekonomi lokal di Desa Majenang baik oleh pemerintah maupun masyarakat.
 
Berdasarkan penjelasan tersebut, Gavra Aras Padantya selaku mahasiswa KKN Tim I Universitas Diponegoro Tahun Ajaran 2023/2024 yang berasal dari Program Studi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota dengan dosen pembimbing Ibu Riza Susanti, S.T., M.T. berinisiatif untuk membuat Peta Persebaran Produk Potensi UMKM Desa Majenang, Kecamatan Sukodono Kabupaten Sragen sebagai program monodisiplinnya. Peta ini dibuat sebagai media informasi kepada masyarakat terkait letak potensi produk UMKM yang ada di Desa Majenang. Selain itu, dengan adanya peta ini juga dapat menjadi media dalam pengembangan potensi produk UMKM di Desa Majenang. 

Pembuatan Peta Persebaran Produk Potensi UMKM Desa Majenang dilakukan melalui survey lapangan selama 10 hari sejak tanggal 10-20 Januari 2024. Berdasarkan hasil observasi, survey, dan wawancara di lapangan diketahui potensi produk unggulan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Desa Majenang yang kemudian dilakukan pengolahan data menggunakan teknologi Geographic Information System (GIS) dilakukan sejak tanggal 20-24 Januari 2024. Kemudian, pada tanggal 25 Januari 2024 dilakukan presentasi kepada perangkat desa terkait dengan output Peta Sarana dan Prasarana yang telah dibuat. Survey lapangan dilakukan dengan cara menitikkan koordinat dari masing-masing fasilitas menggunakan aplikasi GIS kemudian titik-titik tersebut dieksport menjadi shapefile yang kemudian diolah menggunakan software Quantum GIS. Hasil dari Quantum GIS tersebut kemudian dieksport menjadi pdf file dan diprint out dengan ukuran kertas A3.

Dengan dibuatnya Peta Persebaran Produk Potensi UMKM Desa Majenang dapat menjadi dasar untuk memahami potensi ekonomi lokal. Dengan mengetahui produk-produk unggulan UMKM, diharapkan pemerintah dan masyarakat bisa merancang strategi pengembangan ekonomi lokal yang sesuai dengan potensi yang ada di Desa Majenang. Selain itu, Peta Persebaran Potensi Produk UMKM memberikan informasi kepada masyarakat tentang produk-produk lokal yang mungkin belum mereka ketahui. Hal ini memberikan pilihan alternatif dan mendukung konsep belanja produk dalam desa untuk mendukung para pelaku usaha di Desa Majenang.

Melalui pemetaan potensi produk UMKM, masyarakat berharap bahwa Desa Majenang akan menjadi Desa dengan pengembangan UMKM sebagai tumpuan pergerakan ekonomi lokal dan diharapkan nantinya akan menjadi pusat ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan. Program ini diharapkan menjadi fondasi untuk pembangunan yang berkelanjutan terkait pengembangan ekonomi lokal. Pemetaan potensi produk UMKM dapat dilanjutkan dengan perumusan strategi yang tepat dan berkelanjutan untuk mendukung ekonomi lokal Desa Majenang.




Editor:
Achmad Munandar

Dukung Akselerasi Transformasi Digital: Mahasiswa KKN UNDIP Kenalkan QRIS Kepada UMKM Desa Kutosari

0
Potret Mahasiswa Tim II KKN Undip 2022/2023 
bersama ibu-ibu pemilik UMKM di Desa Kutosari, 
Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan. 29/07/2023.


Campusnesia.co.id - Campusnesia.co.id - Kutosari, Pekalongan (29/07/2023) – Era digital yang terus bertransformasi menjadikan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berpeluang luas untuk tumbuh dan memiliki daya saing yang tinggi di tengah-tengah pasar global. Digitalisasi menjadi batu loncatan untuk membantu UMKM dalam memperluas jangkauan pasar, meningkatkan efisiensi operasional, dan mengoptimalkan pemasaran. 

Salah satu alat yang muncul sebagai solusi untuk mendukung transformasi digital UMKM adalah Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), yang menggabungkan sistem pembayaran dengan teknologi kode QR. Permasalahan yang kemudian muncul ialah pengaplikasiannya terhadap UMKM yang masih kurang familiar dengan teknologi yang ada. 

Mahasiswa KKN Tim II Undip Desa Kutosari, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan berusaha mengatasi permasalahan tersebut dengan memberikan sosialisasi dan pelatihan pembuatan QRIS kepada ibu-ibu pemilik UMKM di Desa Kutosari. Tujuan dari kegiatan ini tentu untuk membantu UMKM di Desa Kutosari dalam mengadopsi QRIS sebagai sarana untuk mendorong pertumbuhan dan ekspansi bisnis mereka melalui digitalisasi. 

Kegiatan ini berlangsung dengan tahapan sebelumnya dimana mahasiswa telah melakukan survei untuk mengidentifikasi potensi UMKM yang berada di Desa Kutosari, yakni usaha konveksi. Pada saat sosialisasi, mahasiswa memberikan pengenalan mengenai QRIS untuk para pemilik UMKM dengan menjelaskan manfaat QRIS, cara menggunakannya, dan potensi dampak positif pada keberjalanan bisnis mereka. 

Poster Pengenalan QRIS kepada ibu-ibu pemilik UMKM 
di Desa Kutosari. 29/07/2023.


Sosialisasi oleh perwakilan tim KKN di Desa Kutosari yang disampaikan Fara Aulia dan Ilma Dzakiah sebagai pemateri bertujuan untuk meningkatkan kemauan ibu-ibu pemilik UMKM akan pentingnya pembuatan QRIS bagi keberlangsungan kemajuan usaha mereka. 

Materi yang disampaikan juga merujuk pada keberhasilan dan dampak dari penggunaan QRIS yang akan membantu UMKM mengurangi risiko kesalahan dalam transaksi tunai dan pemberian akses UMKM untuk memahami pola pembelian pelanggan. 

Tidak hanya memberikan pengetahuan terhadap kelebihan dari QRIS, namun mahasiswa juga memberikan pengetahuan terhadap berita yang sedang marak beredar, yakni pengenaan tarif QRIS kepada pedagang sebesar 0,3%. Hal ini kemudian diketahui Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwa transaksi di bawah Rp100 ribu menggunakan QRIS akan bebas tarif alias gratis.

Hasil Pembuatan QRIS Toko Queen Parcel 

Setelah pelaksanaan sosialiasi, para mahasiswa juga membantu pelaku UMKM untuk membuat QRIS sebagai luaran dari kegiatan ini. Salah satu UMKM yang dibantu untuk membuat QRIS ialah Silma Dharoini pemilik toko Queen Parcel. 

Dengan sosialisasi dan pelatihan ini diharapkan UMKM di Desa Kutosari dapat mendapatkan manfaat dalam mengakselerasi pertumbuhan mereka melalui digitalisasi. Dengan dukungan yang tepat, memperluas potensi bisnis mereka dalam pasar yang semakin terhubung secara digital.




Oleh: 
Raihanah Gustiputri 
Mahasiswa Tim II KKN Undip TA 2022/2023 Desa Kutosari

DPL: 
Syachril Warasambi Mispaki., S.T., M.Eng.

Meningkatkan UMKM Keripik Tempe Di Desa Kalangan Hanya Dengan Copywriting

0
 


Campusnesia.co.idUMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro. Pada saat ini sudah mulai banyak UMKM yang bermunculan di kota-kota hingga di desa. Meskipun telah banyak UMKM yang bermuculan namun masih banyak UMKM yang belum berkembang. 

Kurang berkembangnya UMKM tersebut disebabkan oleh banyak hal seperti kurangnya pengetahuan teknologi, teknik pemasaran, copywriting dan sebagainya. Kasus tersebut banyak terjadi di Indonesia khususnya pelaku UMKM yang ada di desa-desa, dimana banyak UMKM yang pemasarannya belum berkembang dan hanya sebatas di ruang lingkup desa. Contohnya seperti di Desa Kalangan, Kec. Pedan, Klaten.

UMKM di Dukuh Durenan, Desa Kalangan terbilang cukup banyak khususnya UMKM Keripik Tempe, namun di antara dari mereka kurang berkembang akibat pemasaran yang kurang luas. Untuk mengurangi permasalahan tersebut penulis memilih salah satu UMKM Keripik Tempe milik Bu Harni untuk diadakan pelatihan dan pendampingan copywriting

Pelatihan tersebut dilakukan dengan cara langsung mendatangi tempat usaha Bu Harni pada tanggal 21, 23, dan 25 Juli 2023. Pemilik UMKM diberi pengetahuan mengenai teknik pembuatan copywriting yang menarik dan menjual khususnya dalam mengoptimalisasi penggunaan digital marketing. Teknik tersebut diantaranya seperti teknik AIDA, pertanyaan yang sering digunakan, serta konsep slippery slide.
 
Dengan adanya pelatihan Copywriting pada UMKM tersebut diharapkan dapat menambah wawasan pemilik UMKM terkait. Pasalnya tidak hanya pelatihan Copywriting saja namun juga terdapar pelatihan digital marketing yang ditunjukan kepada UMKM. Pemilik UMKM yang dibantu dalam pembuatan brosur pemasaran merasa berterima kasih dan terbantu. 

Harapan dari penulis sendiri setelah dilaksanakannya program kerja tersebut adalah ingin UMKM sekitar menjadi lebih dikenal banyak warga sekitar Desa Kalangan hingga luar desa dengan menggunakan teknik copywrting dan teknologi penunjang seperti e-commerce, sosial media, dan WA yang penyebarannya mudah dan cepat.

Pendataan UMKM Ke Dalam Website Desa Sebagai Wadah Digital Oleh Mahasiswa KKN TIM I UNDIP Di Desa Jatipuro Klaten

0
 


Campusnesia.co.idDi era digital yang semakin maju ini, pemanfaatan teknologi menjadi kunci dalam memajukan berbagai sektor, termasuk dalam pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Di Desa Jatipuro, keberadaan UMKM menjadi bagian penting dalam memperkuat perekonomian lokal. Namun, untuk meningkatkan daya saing dan meningkatkan akses pasar, penting untuk menciptakan wadah digital sebagai sarana sentralisasi informasi bagi kelompok UMKM desa.

Salah satu manfaat utama dari pembuatan wadah digital adalah memperluas jangkauan pasar bagi produk-produk UMKM Desa Jatipuro. Dengan adanya platform online yang menyediakan informasi tentang produk-produk lokal, baik dalam bentuk katalog online, website, atau aplikasi seluler, UMKM dapat menjangkau pasar yang lebih luas, bahkan di luar wilayah geografis mereka.

 
Mahasiswa KKN Tim I Universitas Diponegoro telah melakukan survey UMKM pada lingkup Desa Jatipuro pada tanggal 28 januari - 6 februari. Desa Jatipuro terdapat 8 dusun/dukuh yang dimana terdapat berbagai macam umkm seperti pengrajin kayu, bengkel motor dan mobil, usaha mebel, tempat makan, tempat pakan dan memelihara ungags, dll. Dengan adanya berbagai macam umkm tersebut, maka diperlukan pendataan umkm ke dalam website Desa Jatipuro, yang bertujuan untuk memajukan dan menggerakkan perekonomian Masyarakat Desa Jatipuro. Selain itu masyarakat akan lebih mudah dalam mencari dan menghubungi terkait umkm tersebut melalui website desa yang telah terdata umkm di Desa Jatipuro.

Kegiatan ini tentu akan memberikan dampak positif kepada perekonomian Masyarakat Desa Jatipuro dan website desa akan lebih berkembang menjadi lebih baik. Melalui pendataan umkm ini, lalu data tersebut dimasukan ke dalam website Desa Jatipuro akan lebih memudahkan Masyarakat dalam mencari kebutuhan dari umkm tersebut.

Dengan memperhatikan pentingnya pembuatan wadah digital sebagai sarana sentralisasi informasi bagi kelompok UMKM Desa Jatipuro, dapat disimpulkan bahwa langkah ini tidak hanya membantu mengembangkan UMKM secara individu, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan pembangunan berkelanjutan di tingkat desa. Oleh karena itu, langkah ini patut dipertimbangkan dan didukung oleh berbagai pihak untuk mendorong kemajuan ekonomi desa secara keseluruhan.




Editor:
Achmad Munandar