Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri kkn undip. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri kkn undip. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan

Program Sekolah Berdaya-Bersahaja Hadirkan Kolaborasi Internasional: Wujudkan Sekolah Bersih, Sehat, dan Juara di SD 1 Sriwulan dan SD 1 Purwosari, Kabupaten Demak

0


Campusnesia.co.id -  Demak - SD 1 Sriwulan dan SD 1 Purwosari, Kabupaten Demak, menjadi saksi lahirnya program inovatif Sekolah Berdaya-Bersahaja yang digagas oleh Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Undip 119. Program yang berlangsung selama Juli hingga Agustus 2025 ini mengusung misi besar: menciptakan sekolah yang Bersih, Sehat, dan Juara melalui pendekatan kolaboratif lintas sektor, bahkan lintas negara.

Bukan sekadar kegiatan pengabdian mahasiswa, Sekolah Berdaya-Bersahaja dirancang sebagai rangkaian program berkesinambungan untuk memperkuat kapasitas guru dan siswa di wilayah rawan bencana. Targetnya tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membentuk perilaku, menanamkan budaya sehat, dan membangun karakter juara yang siap bersaing di masa depan.


Latar Belakang: Pendidikan di Daerah Rawan Bencana
Kondisi geografis Kabupaten Demak yang rentan terhadap bencana – termasuk banjir rob – menuntut adanya langkah preventif di sektor pendidikan. Sekolah yang berada di kawasan ini tidak hanya menghadapi tantangan akademik, tetapi juga risiko kesehatan, kebersihan, dan keamanan. Melihat kondisi tersebut, Tim KKN Undip 119 memandang perlu adanya intervensi terarah yang memadukan edukasi, kesehatan, lingkungan, dan kebencanaan.

“Program ini adalah bentuk komitmen kami untuk menghadirkan pendidikan yang tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga membangun ketahanan anak-anak terhadap tantangan lingkungan,” ujar Ketua Tim Sekolah Berdaya-Bersahaja KKN 119 Undip.


Kolaborasi Lintas Negara dan Lintas Disiplin
Yang membuat program ini berbeda adalah kehadiran para akademisi dan praktisi dari berbagai negara. Di antara tokoh yang hadir yaitu:

Athira Nandakumar, Ph.D – Kagoshima University, Jepang

Prof. Satoko Okabe – Koriyama Women’s University, Jepang

Prof. Aya Goto – Harvard T.H.C. School of Public Health

Prof. Chihaya Koriyama – Kagoshima University, Jepang

Letnan Kolonel Rishi Rajalakhsmi – Indian Army, yang memberikan pelatihan kebencanaan
Keterlibatan mereka menjadi bukti bahwa pendidikan di daerah rawan bencana dapat menarik perhatian dan dukungan dari jaringan internasional.


Rangkaian Program Utama

Program Sekolah Berdaya-Bersahaja terdiri dari tiga rangkaian besar yang saling melengkapi:

1. Sekolah Juara
Fokus pada pengembangan karakter dan potensi siswa. Kegiatan meliputi motivasi belajar, orientasi masa depan, edukasi pemberdayaan, sosialisasi perlindungan hak anak, serta penciptaan lingkungan egaliter, anti-bullying, dan anti-kekerasan. Siswa juga mendapat pelatihan bahasa Inggris dan tata tertib sekolah untuk membangun kedisiplinan bersama.

2. Sekolah Bersih
Mengedepankan kesadaran lingkungan melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Siswa dan guru diajak membangun Pojok Hijau dengan kegiatan daur ulang, serta memprakarsai pembentukan Bank Sampah sebagai langkah nyata pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

3. Sekolah Sehat
Melibatkan mahasiswa Kedokteran Undip untuk melakukan pemeriksaan visus dan antropometri siswa. Tujuannya adalah mendeteksi dini risiko kesehatan dan memberikan rekomendasi perbaikan, mengingat pentingnya kesehatan di daerah yang rawan bencana.


Dampak dan Harapan
Kegiatan ini bukan hanya memberi manfaat langsung, tetapi juga meninggalkan warisan pengetahuan dan keterampilan yang bisa diteruskan guru dan siswa secara mandiri. “Kami berharap, setelah program ini, sekolah dapat meneruskan kebiasaan baik dan menjadi contoh bagi sekolah lain di wilayah Demak,” kata salah satu anggota tim KKN.

Para akademisi internasional yang hadir juga menyampaikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif ini. Mereka melihat potensi besar jika konsep serupa diterapkan di daerah rawan bencana lain di Indonesia.

Dengan semangat “Bersih, Sehat, Juara”, Program Sekolah Berdaya-Bersahaja membuktikan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah sederhana di sekolah. Kolaborasi antara mahasiswa, guru, siswa, pakar internasional, dan komunitas lokal menjadi fondasi kuat untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, berdaya, dan tangguh menghadapi tantangan zaman.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN-T 112 Undip Kenalkan Batas Gula Harian kepada Warga Ngemplak Simongan melalui Camilan Sehat

0


Campusnesia.co.idSemarang - Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro (Undip) terus menggelar berbagai kegiatan edukatif di Kelurahan Ngemplak Simongan. Salah satu program yang menarik perhatian warga adalah kegiatan bertajuk “Kenali Batas Gula Harianmu: Yuk, Buat Camilan Sehat dan Rendah Gula!” yang diselenggarakan oleh Alfiani Fa’izatinni’mah, anggota Kelompok 1 KKN-T 112, pada Jumat, 1 Agustus 2025. 

Bertempat di Balai RT 09 RW 01, kegiatan ini menggabungkan edukasi mengenai konsumsi gula harian dengan praktik langsung membuat camilan sehat. Melalui kegiatan ini, peserta tidak hanya menerima materi secara teoritis, tetapi juga dilibatkan dalam kegiatan memasak bersama yang menyenangkan dan mudah diterapkan di rumah.

Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga, mengenai pentingnya membatasi konsumsi gula harian. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan memberikan alternatif camilan yang lebih sehat dan tetap lezat, sehingga bisa menjadi pilihan baru untuk konsumsi keluarga sehari-hari.

Kegiatan ini diikuti oleh para ibu-ibu warga RT 09 RW 01 Ngemplak Simongan. Antusiasme peserta terlihat dari partisipasi aktif dalam sesi diskusi maupun praktik memasak puding.

Kegiatan dimulai pukul 16.00 WIB dengan sambutan pembuka dari penyelenggara. Selanjutnya, peserta diajak menyimak penjelasan materi yang bersumber dari leaflet mengenai batas konsumsi gula harian yang aman, dampak konsumsi gula berlebih terhadap kesehatan, serta pentingnya memilih camilan sehat dengan indeks glikemik rendah. Acara dilanjutkan dengan sesi praktik membuat puding ubi ungu rendah gula dan kalori. Dalam sesi ini, peserta diajak terlibat langsung mulai dari proses pencampuran bahan hingga menuangkan ke dalam cetakan. Kegiatan kemudian ditutup pada pukul 17.00 WIB dengan penyerahan hasil puding yang telah dibuat kepada peserta, pengisian kuesioner, dan sesi dokumentasi.
 

Kegiatan ini mendapat tanggapan positif dari para peserta. Salah satu peserta, Ibu Ani, menyampaikan kesannya, “Kegiatannya menyenangkan dan ilmunya sangat bermanfaat. Jadi tahu cara bikin camilan sehat buat keluarga tanpa harus takut kelebihan gula.”

Sebagai penyelenggara, Alfiani berharap kegiatan ini bisa menjadi langkah awal dalam mendorong gaya hidup sehat di lingkungan masyarakat. “Semoga setelah kegiatan ini, para ibu bisa mulai menerapkan pola konsumsi gula yang lebih bijak dan mencoba membuat camilan sehat sendiri di rumah. Harapannya, edukasi seperti ini bisa membawa dampak nyata dalam menjaga kesehatan keluarga,” ujarnya.

Program ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan KKN Undip yang mengedepankan pendekatan edukatif, praktis, dan partisipatif dalam membangun kesadaran hidup sehat di masyarakat.



Editor:
Achmad Munandar

WAW! Mahasiswa FPP UNDIP Mengolah Minyak Jelantah Menjadi Lilin Aromaterapi

0


Campusnesia.co.id - Semarang - Mahasiwa KKN-T Tim 112 Kelompok 1 Universitas Diponegoro menggelar kegiatan kegiatan edukatif di masyarakat Keluarahan Ngemplak Simongan. Salah satu program yang dilakukan bertajuk "Edukasi dan Demonstrasi Pemanfaatan Limbah Minyak Jelantah menjadi Lilin Aromaterapi" yang di selenggarakan oleh Fauziyyah Surya Septa Anggraini, mahasiswa S1 Agribisnis, Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) Undip.

 

Kegiatan ini diselenggarakan pada hari Rabu, 30 Juli 2025 di Balai Pertemuan RT 09 RW 01, diawali dengan edukasi mengenai penjernihan minyak jelantah lalu dilanjutkan demonstrasi pembuatan lilin aromaterapi serta pelaksanaan lomba pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah. Melalui kegiatan ini, peserta tidak hanya menerima materi teoritis tetapi dilibatkan dalam pembuatan lilin aromaterapi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran ibu rumah tangga mengenai penjernihan minyak jelantah untuk dimanfaatkan kembali menjadi lilin aromaterapi.

Partisipan kegiatan ini diikuti oleh Ibu PKK, warga Rt 09, dan remaja Karang Taruna RT 09. Peserta tampak antusias mengikuti kegiatan ini, terlihat bahwa meteka turut andil dalam rangkaian acara ini. 

Acara dimulai pukul 15.30 WIB, pembukaan oleh MC dan sambutan dari Ibu RW 01 Ngemplak Simongan. Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi mengenai bahaya limbah minyak jelantah terhadap kesehatan dan lingkungan, cara penjernihannya, hingga proses pembuatan lilin aromaterapi. Peserta kemudian mengikuti demonstrasi langsung menyaring minyak jelantah dan mencampurnya dengan bahan-bahan seperti stearin, pewarna, dan aroma terapi. Setelah itu, dilanjutkan dengan kompetisi pembuatan lilin aromaterapi antar peserta. Masing-masing peserta dikelompokkan dan diberikan waktu untuk mengekspresikan kreativitas mereka dalam merancang lilin dengan variasi bentuk serta aroma yang unik. Lomba ini dinilai oleh dosen pembimbing lapangan (DPL) Dr. Khairul Anam S.Si., M.Si. penilaian dilakukan berdasarkan aspek kerapian, kewangian, dan inovasi. Acara kemudian ditutup dengan pengumuman pemenang, pembagian hadiah, sesi dokumentasi, dan pengisian kuesioner sebagai evaluasi kegiatan.

Salah satu peserta, Ibu Ani menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat. “Biasanya minyak bekas langsung saya buang, ternyata bisa dibuat lilin seperti ini. Saya jadi ingin coba praktik sendiri di rumah,” ujarnya antusias.

Sebagai penyelenggara, Fauziyyah berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi pembelajaran sesaat. Namun, bisa diterapkan secara nyata oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. “Semoga kegiatan ini mendorong warga untuk lebih peduli pada pengelolaan limbah rumah tangga serta memunculkan ide-ide kreatif yang bisa bernilai ekonomi,” ungkapnya.

Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian program KKN Universitas Diponegoro yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat melalui pendekatan langsung dan partisipatif. Dengan menggabungkan penyampaian materi dan praktik secara nyata, program ini mendorong terciptanya kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga kesehatan dan kelestarian lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.




Editor:
Achmad Munandar

KKN Undip Kenalkan Alat Monitoring Air untuk Budidaya Lele Gunungpati

0
 

Mahasiswa KKN Tim 97 Undip memperlihatkan alat monitoring air yang terdiri dari tiga sensor: pH, TDS, dan turbidity sebelum digunakan di kolam budidaya Mina Lancar, Senin (30/6). (Sumber: Audia Syafira/Citizen Journalism)


Campusnesia.co.id - Citizen Journalism - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 97 Universitas Diponegoro (Undip) melaksanakan kegiatan pengabdian bertema “Pengembangan Technopreneurship Pembudidaya Ikan Lele” di Rukun Warga (RW) 10, Kelurahan Gunungpati, Kota Semarang. Salah satu fokus utama kegiatan tersebut adalah pengenalan alat monitoring kualitas air kepada pembudidaya lele di Sentra Mina Lancar Pembesaran, Senin (30/6).

Dalam kegiatan ini, mahasiswa memperkenalkan dan menyerahkan alat digital monitoring kualitas air yang terdiri atas tiga sensor utama, yakni sensor Potential of Hydrogen (pH) yang berguna untuk mengukur tingkat keasaman atau kebasaan air, lalu sensor Total Dissolved Solids (TDS) yang berguna untuk mengukur kadar zat terlarut, dan terakhir sensor turbidity meter yang berguna untuk mengukur tingkat kekeruhan air. Data hasil pengukuran ditampilkan secara langsung pada layar digital Liquid Crystal Display (LCD) dan smartphone yang menyertakan status kondisi air seperti “Bersih” atau “Kotor” berdasarkan parameter yang terbaca.

Menurut (Tumwesigye et al., 2022), air kolam yang ideal sangat penting untuk pertumbuhan lele. Berdasarkan penelitian untuk budidaya tilapia dan catfish, pH optimal berada antara 6,5–8,5, dan nilai TDS serta turbidity yang rendah membantu menjaga kesehatan ikan dan efisiensi pakan. Studi lain juga menunjukkan bahwa sistem monitoring real-time dengan sensor pH, Total Padatan Terlarut (TDS), turbidity terbukti akurat dengan tingkat presisi hingga 98% dan sangat efektif dalam mengontrol kualitas air (Sugiharto et al., 2023).


Pengujian langsung alat monitoring oleh mahasiswa KKN di kolam pembesaran Mina Lancar, Senin (30/6). (Sumber: Audia Syafira/Citizen Journalism)

Salah satu pembudidaya, Muchlisin, menyatakan ketertarikannya terhadap alat tersebut, meskipun dirinya mengaku sebelumnya pernah mencoba alat pH manual. “Udah pernah pakai alat pH, tapi karena masih manual, jadi sudah enggak pakai lagi. Sekarang kalau mau lihat pH air ya cuma lihat dari warna airnya aja,” ungkapnya.

Melalui pengenalan alat ini, tim KKN berupaya meningkatkan kesadaran peternak terhadap pentingnya pemantauan kualitas air berbasis data. Tidak hanya digunakan untuk pengecekan sekali waktu, alat ini dapat dipakai secara rutin untuk pengambilan teknis seperti penggantian air, pemberian aerasi, atau pengaturan padat tebar.

Penelitian lain juga memperlihatkan efektivitas Internet of Things (IoT)-based monitoring terhadap produktivitas budidaya. Sistem monitoring pH, suhu, dan turbidity secara real-time mendukung pengelolaan kolam yang lebih baik serta respons cepat terhadap perubahan lingkungan mengingat bahwa kualitas air dapat mempengaruhi berat dan ukuran ikan secara signifikan (Sung et al., 2023). 

Penerapan alat monitoring ini di Mina Lancar menjadi salah satu bentuk nyata pemanfaatan teknologi dalam skala usaha kecil menengah. Dengan teknologi yang mudah digunakan dan memiliki keakuratan tinggi, proses budidaya menjadi lebih efisien, produktif, dan berkelanjutan. Pendekatan ini juga membuka peluang agar mereka lebih sadar akan technopreneurship sederhana, tetapi berdampak nyata terhadap usaha pembesaran ikan lele.



Penulis:
Angela Constantine Chandra, Tjan 
Mahasiswa S1 Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro

Editor:
Achmad Munandar


Referensi:
Sugiharto, W. H., Susanto, H., & Prasetijo, A. B. (2023). Real-Time Water Quality Assessment via IoT: Monitoring pH, TDS, Temperature, and Turbidity. Ingenierie Des Systemes d’Information, 28(4), 823–831. https://doi.org/10.18280/isi.280403

Sung, W. T., Isa, I. G. T., & Hsiao, S. J. (2023). An IoT-Based Aquaculture Monitoring System Using Firebase. Computers, Materials and Continua, 76(2), 2180–2200. https://doi.org/10.32604/cmc.2023.041022

Tumwesigye, Z., Tumwesigye, W., Opio, F., Kemigabo, C., & Mujuni, B. (2022). The Effect of Water Quality on Aquaculture Productivity in Ibanda District, Uganda. Aquaculture Journal, 2(1), 23–36. https://doi.org/10.3390/aquacj2010003

Pengadaan Tempat Sampah Terklasifikasi : Upaya Mahasiswa KKN-T Undip Dalam Mewujudkan Lingkungan yang Sehat dan Aman di CV. Bintang Umbul Wibawa

0
 


Campusnesia.co.idPada tanggal 29 Juli 2025 di Desa Degayu, Pekalongan Utara –Para mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP) yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu dan tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Tim 151 kelompok 5 telah melaksanakan program kerja multidisiplin yaitu pengadaan tempat sampah terklasifikasi seperti sampah organik, sampah anorganik, sampah limbah cair, sampah limbah padat, dan sampah kayu, di galangan kapal kayu tepatnya di CV Bintang Umbul Wibowo. 

Program kerja multidisiplin ini didasarkan pada hasil survey dan diskusi dengan pemilik galangan CV. Bintang Umbul Wibawa - Tungky Ari Wibawa - yang menyatakan bahwa pengadaan tempat sampah di galangan dapat menjadi solusi yang tepat untuk permasalahan sampah yang selama ini kurang diperhatikan pembuangannya. Sejauh ini, segala jenis sampah di galangan disatukan dalam tempat yang sama dan hal tersebut dinilai tidak ramah lingkungan karena beberapa sampah yang terklasifikasi berbahaya dapat mencemari lingkungan sekitar galangan dan tentu membahayakan siapapun yang ada disana, terutama para pekerja.

Kelompok 5 KKN-T 151 pun menginisiasi untuk mengadakan tempat sampah di lingkungan galangan dan tindakan tersebut disetujui oleh pemilik galangan. Dengan latar belakang sebagian besar anggota kelompok 5 merupakan mahasiswa teknik perkapalan, mereka mulai menentukan titik peletakan tempat sampah yang strategis sesuai dengan kondisi galangan kapal kayu. Begitu juga dengan anggota kelompok lain yang berasal dari disiplin ilmu yang berbeda, bekerja sama menyusun booklet dan juga poster yang tidak hanya disebar di lingkungan galangan kapal kayu, tapi juga  ke lingkungan masyarakat sekitar galangan supaya kesadaran dan wawasan akan pengklasifikasian sampah bisa lebih masif dan meluas ke segala kalangan.

Peletakkan tempat sampah di galangan kapal kayu didasarkan pada denah yang telah dibuat dan didiskusikan. Para mahasiswa kelompok 5 bekerja sama untuk meletakkan tempat sampah tersebut sesuai dengan titik yang ada di denah. Setelah itu, kelompok 5 juga mensosialisasikannya kepada pekerja galangan kapal kayu tentang pengadaan tempat sampah dan para pekerja bisa membuang sampah atau sisa bahan baku pembuatan kapal ke tempat sampah yang telah tersedia. “Tempat sampah ini diharapkan disadari oleh para pekerja supaya lingkungan galangan bisa tetap bersih sekaligus aman” ucap Mas Tungky selaku pemilik galangan kapal kayu CV Bintang Umbul Wibawa.

Melalui program pengadaan tempat sampah terklasifikasi ini diharapkan para pekerja galangan kapal kayu maupun masyarakat Desa Degayu semakin sadar akan kebersihan lingkungan untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas dan sehat serta jauh dari lingkungan yang tercemar. 



Editor:
Achmad Munandar

Pencatatan Keuangan Sederhana: Langkah Awal Menuju Peternakan Mandiri di Dusun Sikandri

0
 


Campusnesia.co.idDusun Sikandri, Batang - Dusun Sikandri, yang terletak di Desa Tumbrep, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, merupakan salah satu kawasan dataran tinggi dengan kontur alam subur dan curah hujan yang tinggi. Dengan kondisi geografis seperti ini, mayoritas warganya menggantungkan hidup pada sektor pertanian dan peternakan. Namun, meskipun memiliki potensi agraria yang besar, pengelolaan sektor peternakan di dusun ini masih bersifat tradisional, terbatas, dan belum menyentuh pendekatan manajerial yang sistematis. Salah satu ciri khas peternakan di Sikandri adalah dominasi ternak ruminansia kecil seperti kambing dan domba, yang dikelola dalam skala rumah tangga. Hampir setiap kepala keluarga di dusun ini memiliki satu atau dua ekor ternak sebagai sumber pendapatan tambahan, tabungan hidup, atau cadangan darurat. 

Sayangnya, potensi ekonomi dari usaha ternak ini belum sepenuhnya dimanfaatkan. Ketidaktahuan tentang pengelolaan usaha, minimnya pencatatan keuangan, dan ketergantungan pada metode warisan menyebabkan sebagian besar peternak di Dusun Sikandri tidak benar-benar mengetahui apakah usaha mereka memberikan keuntungan atau justru menyebabkan kerugian. Hal inilah yang melatarbelakangi Tim KKN Tematik Universitas Diponegoro 2025 memilih Dusun Sikandri sebagai lokasi implementasi program multidisiplin bertema “Penguatan Ketahanan Pangan Berbasis Optimalisasi Pengelolaan Ternak Ruminansia Kecil.”

Program ini merupakan kolaborasi lintas keilmuan dari mahasiswa berbagai fakultas, yang hadir untuk mengintegrasikan pendekatan teknis, edukatif, sosial, dan manajerial dalam membenahi sistem peternakan di dusun tersebut. Beberapa program di antaranya mencakup edukasi kesehatan ternak dan lingkungan, pelatihan pembuatan pakan suplemen UMMB (Urea Molases Mineral Block), pemetaan kandang dan jumlah ternak, hingga penguatan kapasitas warga dalam memahami aspek hukum dalam transaksi ternak dan perjanjian bagi hasil. Keseluruhan kegiatan ini diarahkan untuk membangun model peternakan desa yang berkelanjutan dan adaptif terhadap tantangan zaman. 

Dari keseluruhan rangkaian program tersebut, salah satu kontribusi utama datang dari Bagus Puji Prayogi, mahasiswa dari Program Studi Akuntansi Perpajakan, Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro. Bagus mengambil peran penting dalam memberikan edukasi dan pelatihan tentang pembukuan keuangan sederhana untuk peternak ruminansia kecil. Dalam praktiknya, Bagus turun langsung ke masyarakat, mengadakan diskusi kelompok dengan para peternak, lalu menyusun dan mendemonstrasikan format pembukuan manual yang mudah dipahami dan langsung bisa diterapkan.

 
Melalui pelatihan ini, warga peternak diperkenalkan pada cara mencatat pengeluaran harian seperti pembelian pakan, obat-obatan, serta biaya perawatan kandang, disertai dengan pencatatan pemasukan hasil penjualan ternak. Format pembukuan yang dikenalkan sangat sederhana - cukup menggunakan buku tulis, kolom pemasukan, pengeluaran, dan saldo - namun mampu memberikan pandangan nyata mengenai arus keuangan mereka. Selain itu, Bagus juga mengajarkan peternak membuat laporan laba-rugi sederhana untuk menilai apakah usaha mereka benar-benar memberikan profit dalam periode tertentu. Edukasi ini disampaikan secara partisipatif, dengan simulasi kasus nyata yang diangkat dari pengalaman peternak setempat, sehingga mereka merasa relevan dan mudah memahami manfaatnya.

Tak berhenti di situ, Bagus juga memberikan wawasan dasar mengenai pentingnya legalitas usaha dan kesadaran pajak secara ringan. Menurutnya, meskipun sebagian besar peternak di Dusun Sikandri belum dalam skala UMKM formal, namun membiasakan pencatatan dan memahami peran legalitas adalah langkah strategis menuju kemandirian ekonomi desa. Dalam jangka panjang, peternak yang memiliki catatan rapi akan lebih mudah mengakses program bantuan pemerintah, kredit usaha, dan bertransformasi menjadi pelaku ekonomi produktif yang diakui secara administrasi. 
 

Dalam wawancaranya, Bagus menyatakan bahwa inisiatif ini bukan sekadar mengajarkan cara mencatat angka, tetapi mengubah cara pandang peternak terhadap usahanya. "Selama ini, banyak peternak tidak tahu apakah usaha ternaknya menguntungkan atau tidak. Dengan pembukuan sederhana, mereka bisa melihat sendiri kondisi usahanya dan merencanakan langkah selanjutnya," ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa kebiasaan mencatat secara konsisten dapat menjadi kebiasaan yang menular dan mengakar dalam budaya usaha masyarakat desa.

Melalui sinergi antara edukasi pencatatan keuangan, perbaikan nutrisi ternak, dan pendataan sistematis, kegiatan KKN Tematik Multidisiplin UNDIP di Dusun Sikandri menjadi contoh nyata bagaimana pendekatan ilmu pengetahuan dapat membawa dampak langsung bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat desa. Dari pencatatan sederhana yang dikenalkan oleh Bagus Puji Prayogi, lahirlah kesadaran baru bahwa usaha ternak bisa dikelola secara profesional, meskipun dalam skala kecil. Harapannya, langkah kecil ini bisa menjadi awal dari terbentuknya peternakan rakyat yang tangguh, mandiri, dan berkelanjutan sebagai bagian dari ketahanan pangan lokal.



Editor:
Achmad Munandar

Solusi Penyimpanan UMMB: Upaya Mahasiswa KKN-T Tim 41 UNDIPuntuk Dukung Ketahanan Pakan Ternak di Dusun Sikandri Desa Tumbrep

0


Campusnesia.co.idTim KKN-T (Kuliah Kerja Nyata Tematik) tim 41 Universitas Diponegoro yang terdiri dari 4 tim diterjunkan di Desa Tumbrep, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang selama 30 hari yaitu sejak tanggal 1 Juli hingga 30 Juli. KKN Tim 41 dibawah bimbingan tiga dosen pembimbing lapangan (DPL) yang berasal dari Fakultas Peternakan dan Pertanian, yakni Migie Handayani, S. Pt., M. Si., Ir. Surono, M. P., dan Dr. Ir. Marry Christiyanto, M. P., IPM.

Diterjunkannya KKN-T di Desa Tumbrep didasari karena adanya Program Studi Diluar Kampus Utama Batang atau yang biasa dikenal PSDKU Batang. Dengan salah satu Program Studi unggulan adalah S1 Agribisnis karenanya kampus PSDKU  Batang akan dijadikan pusat pembelajaran, penelitian, dan pengembangan agribisnis yang berbasis pertanian dan peternakan. 

Ketua KKN-T tim 41 yang juga selaku ketua lembaga PSDKU Batang Prof. Dr. Ir. Bambang Waluyo Hadi Eko Prasetiyono, M.S., M.Agr., IPU., mengangkat tema utama "Penerapan IPTEK Agribisnis berbasis ternak ruminansia kecil secara terintegrasi untuk mendukung ketahanan pangan di Desa Tumbrep". 

Kelompok 1 KKN-T Undip tim 41 yang berjumlah 11 mahasiswa difokuskan berkegiatan di Dusun Sikandri. Dusun yang terletak di dataran tinggi dengan mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai peternak dan petani. Kedua sektor tersebut sebenarnya memiliki potensi yang besar, tetapi hingga saat ini belum dioptimalkan secara terpadu dan berkelanjutan. Melihat kondisi tersebut, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam agribisnis ruminansia kecil secara terintegrasi dapat menjadi sangat relevan. Salah satu pendekatan inovatif dalam meningkatkan produktivitas ternak di Dusun Sikandri adalah dengan mengenalkan Urea Molases Mineral Block (UMMB) sebagai suplemen pakan tambahan untuk hewan ruminansia.

Melalui pengenalan UMMB, masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil ternak, dengan menghasilkan ternak yang lebih sehat dan produktif. Hal tersebut menjadi langkah konkret dalam mendukung penguatan ketahanan pangan di Dusun Sikandri, sekaligus membuka jalan menuju terbentuknya sistem peternakan yang berkelanjutan dan berbasis pada optimalisasi sumber daya lokal.

Pengenalan UMMB ini dilaksanakan 2 sesi yang berbeda, yaitu dengan dikumpulkannya kelompok ternak di posko KKN untuk dilakukannya pemaparan materi dan demonstrasi pembuatan UMMB oleh tim KKN pada tanggal 8 Juli 2025 dan dilakukannya kegiatan mandiri oleh masing-masing kelompok ternak di RT 1, 2, 3, dan 4 yang dikoordinir oleh ketua RT setempat dan didampingi oleh perwakilan tim KKN secara merata. 

Unzilla Masyaprilia salah satu anggota KKN- T tim 41 melakukan pendampingan pembuatan UMMB di masing-masing RT dan memaparkan rancangan desain tempat penyimpanan pakan dan produk UMMB sederhana yang hanya membutuhkan drum bekas. 

Untuk menjaga kualitas produk UMMB diperlukannya perlakuan khusus yaitu tidak boleh terpapar matahari secara langsung dan tidak berada di tempat yang lembab, sehingga pengenalan produk UMMB yang dilakukan oleh kelompok 1 KKN-T tim 41 tidak hanya pendampingan cara pembuatan saja tetapi juga dengan diberi pengarahan agar kualitas UUMB yang dibuat dapat bertahan lama dengan tidak menurun kulitasnya. Dengan dasar ilmu arsitektur yang diampu Unzilla dapat melengkapi dan menyempurnakan susunan kelompok 1 KKN-T tim 41, kelompok peternak di Dusun Sikandri tidak hanya dikenalkan dengan inovasi UMMB namun juga dengan cara penyimpanan yang dapat menjaga kualitas produk dalam jangka panjang.

Rangkaian kegiatan ini telah terlaksana dengan baik dan mendapat sambutan positif dari kelompok peternak di Dusun Sikandri. Ketika selesai dilakukannya praktik pembuatan UMMB di RT 3 & 4 yang dilaksanakan bersamaan salah satu wargamendatangi perwakilan dari kelompok kami dan menyampaikan pesan “Warga Sikandri sangat menghargai kehadiran mahasiswa apalagi dengan memberikan keterampilan praktis yang diberikan secara langsung kepada masyarakat.”

Pada tanggal 22 Juli 2025 tim 41 & 50 KKN-T UNDIP mengadakan Gelar Karya, sebuah ajang memamerkan dan mempresentasikan produk dan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama 22 hari berkegiatan di Desa Tumbrep. Gelar Karya tersebut dilaksanakan dengan mendapat dukungan penuh oleh pemerintah dan masyarakat setempat. 


Muhammad Najib selaku Kepala Desa Tumbrep menyambangi stand kelompok 1 tim 41 KKN-T dan mengapresiasi luaran produk UMMB yang dibawa. Selain memperkenalkan inovasi UMMB ke kelompok ternak Dusun Sikandri, kelompok 1 tim 41 KKN-T memanfaatkan sumber daya yang sudah ada di Dusun Sikandri setempat yaitu dengan mengganti dedak halus yang biasa ada di pasaran dengan dedak hasil penggilingan keliling yang rutin memutar pagi hari di sekitar Dusun Sikandri.

Melalui dukungan masyarakat dan kerjasama yang solid, diharapkan pengenalan produk UMMB ini diharapkan dapat memberikan manfaat nyata yaitu dengan meningkatnya kualitas hasil ternak, sehingga dapat menghasilkan ternak yang lebih sehat dan produktif bagi kelompok peternak di Dusun Sikandri.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN UNDIP Dorong Penguatan Ketahanan Pangan Lewat Pendataan Peternak di Dusun Sikandri

0
 


Campusnesia.co.idMahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Tim 41 Universitas Diponegoro (UNDIP) melakukan kegiatan multidisiplin di Desa Tumbrep, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang. Salah satu program unggulannya yaitu penguatan ketahanan pangan berbasis optimalisasi pengelolaan ternak ruminansia kecil, seperti sapi dan kambing, khususnya di Dusun Sikandri.

Safira Faelasufah, mahasiswa Program Studi Administrasi Publik Kampus Rembang yang tergabung dalam Tim 41, melaksanakan pendataan langsung peternak di wilayah tersebut dengan metode (door to door) ke setiap rumah warga di seluruh RT Dusun Sikandri. Kegiatan ini menjadi bagian awal dari penyusunan basis data peternak sebagai bentuk kontribusi nyata mahasiswa dalam mendukung pembangunan desa yang berkelanjutan.

“Dengan data ini, Dusun Sikandri memiliki arsip peternak. Jika suatu saat ada program pelatihan, bantuan, atau kegiatan lain yang membutuhkan informasi peternak, sudah ada datanya,” ujar Safira Faelasufah

Pendataan ini tidak hanya mencatat nama peternak, namun juga jenis ternak yang dipelihara, jumlah hewan, serta pakan apa yang diberikan setiap harinya . Salah satu tokoh masyarakat yang turut didata adalah Pak Muji, warga RT 4, yang telah berkecimpung dalam dunia peternakan selama kurang lebih 60 tahun. Saat ini, beliau memelihara dua ekor sapi salah satunya dari jenis Brahmana dan tiga ekor domba.


Pemilihan tema besar “Penguatan Ketahanan Pangan Berbasis Optimalisasi Pengelolaan Ternak Ruminansia Kecil” bukan tanpa alasan. Dusun Sikandri diketahui memiliki potensi besar dalam bidang peternakan, khususnya sapi dan kambing. Namun sayangnya, sistem peternakan di wilayah ini masih dikelola secara perseorangan, belum terintegrasi, dan cenderung tradisional. Bahkan, beberapa ternak yang dipelihara oleh warga merupakan titipan dari pemilik lain, dengan sistem bagi hasil saat terjadi transaksi jual beli. Hingga saat ini, belum pernah ada pendataan terkait peternak dan jenis ternak yang dimiliki oleh masyarakat, sehingga hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk dilakukan penataan data dan sistem.

Menariknya, data yang dikumpulkan Safira tidak hanya menjadi arsip desa, tetapi juga digunakan oleh rekan KKN lainnya untuk kegiatan lanjutan seperti pembuatan Urea Molasses Mineral Block (UMMB). UMMB merupakan pakan tambahan yang bergizi dan dirancang secara praktis serta ekonomis untuk meningkatkan kualitas pakan ternak ruminansia. Program ini diharapkan bisa mendukung peternak lokal dalam meningkatkan produktivitas dan kesehatan hewan ternaknya.

“Program UMMB akan lebih efektif jika diawali dengan basis data yang jelas, karena bisa menyesuaikan siapa saja yang akan diundang untuk melakukan pembuatan UMMB,” tambah Safira.

Kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat ini menjadi contoh nyata sinergi akademisi dan desa dalam menjawab isu ketahanan pangan berbasis potensi lokal. Dengan data yang tersusun rapi dan kegiatan yang terarah, Dusun Sikandri diharapkan bisa menjadi model pengelolaan peternakan ruminansia kecil yang lebih terorganisir dan berdaya saing.



Editor:
Achmad Munandar

Dari Sampah Jadi Berkah: Mahasiswa KKN Undip Ajak Warga Olah Sampah Organik Jadi Kompos

0
 


Campusnesia.co.idSampah organik menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh warga Dusun Sikandri, khususnya sampah rumah tangga seperti sisa makanan dan dedaunan yang seringkali dibuang begitu saja tanpa pengelolaan yang tepat. Kurangnya kesadaran akan pentingnya pemilahan dan pengolahan sampah menyebabkan penumpukan yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro melakukan inisiatif nyata untuk mendukung pelestarian lingkungan dan ketahanan pangan lokal melalui program pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos. Kegiatan ini menjadi bagian dari kontribusi mahasiswa dalam menjawab persoalan sampah rumah tangga sekaligus memperkuat pemanfaatan limbah organik sebagai sumber daya yang bernilai.

Sampah organik seperti sisa makanan, daun kering, dan rumput, yang sebelumnya hanya dibuang begitu saja, kini diolah menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan dan bermanfaat bagi pertanian warga. Melalui kegiatan ini, masyarakat diajak untuk mengenal dan mempraktekkan cara membuat kompos dengan metode sederhana dan mudah diterapkan di rumah masing-masing.

“Kami melihat potensi besar dari sampah organik yang sering dianggap tidak berguna. Dengan sedikit edukasi dan praktik sederhana, sampah tersebut bisa diubah menjadi kompos yang bermanfaat bagi tanaman,” ujar Melfanny.

Program pelatihan pembuatan pupuk kompos ini dilaksanakan pada tanggal 16 dan 18 Juli 2025 oleh Melfanny Dwi Putri Adliyana dari Program Studi Biologi dan Sausan Mahirah dari Program Studi Kimia, sebagai bagian dari kegiatan KKN Undip di dusun Sikandri dalam memanfaatkan sampah organik yang melimpah di sekitar.
 

Kegiatan dimulai dengan sosialisasi kepada warga mengenai pentingnya pemilahan sampah organik dan anorganik, dilanjutkan dengan praktik langsung pembuatan kompos. Warga diajarkan cara membuat kompos menggunakan bahan seperti dedaunan kering, sisa sayur, air gula, dan EM4 sebagai bioaktivator. Proses fermentasi dilakukan selama kurang lebih 3-4 minggu.

“Kami sengaja menggunakan metode yang sederhana agar mudah dilakukan di rumah masing-masing. Tujuannya agar kegiatan ini bisa berlanjut setelah KKN berakhir,” tambah Sausan.

Program ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju lingkungan yang lebih bersih dan pemanfaatan sumber daya lokal secara berkelanjutan. Dengan semangat kolaboratif antara mahasiswa dan masyarakat, kegiatan ini menjadi wujud nyata pengabdian mahasiswa kepada desa, sejalan dengan misi KKN Undip untuk membangun desa melalui ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswi KKN-T TIM 41 UNDIP Tingkatkan Literasi Hukum Peternak melalui Program "Edukasi Hukum Transaksi Ternak yang Aman" di Dusun Sikandri

0
 


Campusnesia.co.idSebagai upaya meningkatkan pemahaman hukum di kalangan peternak, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Diponegoro menyelenggarakan program bertajuk “Edukasi Hukum Transaksi Ternak yang Aman” di Dusun Sikandri, Desa Tumbrep, Kabupaten Batang. Program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para peternak mengenai aspek-aspek hukum dalam transaksi jual beli ternak, sehingga proses jual beli dapat berlangsung dengan aman dan menguntungkan. Riyanti Nur Khasanah, mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (UNDIP), menjadi inisiator sekaligus pelaksana program ini. Melalui pendekatan yang komunikatif dan praktis, Riyanti berhasil menarik antusiasme warga dalam mengikuti edukasi yang diselenggarakan.

Dusun Sikandri memiliki potensi besar dalam pengembangan peternakan ruminansia kecil sebagai salah satu sumber ketahanan pangan lokal. Sayangnya, potensi tersebut belum dimaksimalkan secara optimal. Salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya pemahaman para peternak terhadap aspek hukum dalam transaksi ternak, serta minimnya keterampilan dalam membuat perjanjian kerja sama yang sah dan mengikat. Di lapangan, masih banyak transaksi dilakukan secara lisan tanpa bukti tertulis, sehingga rawan menimbulkan sengketa dan merugikan salah satu pihak jika terjadi perselisihan.

Kegiatan edukasi hukum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Juli 2025, dengan susunan acara yang sistematis dan aplikatif. Acara diawali dengan penyuluhan mengenai dasar-dasar hukum yang berkaitan dengan transaksi ternak, seperti pengertian transaksi menurut hukum, alasan pentingnya perjanjian dalam jual beli ternak, serta dasar hukum yang berlaku di Indonesia. Beberapa regulasi yang dijelaskan di antaranya Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1457–1540 tentang jual beli, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Selain materi hukum, peserta juga diberikan panduan praktis berupa tiga langkah penting sebelum melakukan transaksi ternak. Langkah pertama adalah memeriksa kondisi hewan ternak secara menyeluruh, mulai dari kondisi mata, bulu, dan gerakan, hingga menanyakan riwayat vaksin serta membawa timbangan untuk memastikan bobot ternak. Langkah kedua adalah mengenali lawan transaksi dengan mencatat nama lengkap dan alamat pembeli atau penjual, serta meminta kontak yang aktif. Langkah ketiga adalah membuat kesepakatan secara jelas dan rinci, mencakup harga, metode pembayaran, serta penanggung biaya transportasi.

Kegiatan ini berlangsung secara interaktif dengan antusiasme tinggi dari para peternak di Dusun Sikandri. Banyak peternak mengaku baru memahami pentingnya legalitas dalam transaksi ternak dan merasa terbantu dengan penjelasan yang disampaikan dalam bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Leaflet panduan yang dibagikan juga menjadi media belajar tambahan yang sangat membantu mereka dalam mengingat poin-poin penting.

Secara keseluruhan, program ini berhasil melampaui target yang telah ditetapkan. Jumlah peserta sesuai dengan perkiraan, materi dapat diterima dengan baik, dan terjadi peningkatan signifikan dalam kesadaran hukum di kalangan peternak. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk membentuk praktik jual beli ternak yang lebih aman, tertib, dan seluruh pihak dapat terjamin kepastian hukumnya.



Penulis : 
Riyanti Nur Khasanah

Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN-T Undip Kenalkan Inovasi Suplemen Pakan Ternak melalui Pembuatan UMMB di Dusun Sikandri

0
 


Campusnesia.co.idPermasalahan pakan menjadi salah satu tantangan yang dihadapi oleh peternak, terutama di wilayah pedesaan. Untuk menjawab permasalahan tersebut, mahasiswa Universitas Diponegoro yang tergabung dalam Tim KKN-T 41 menghadirkan program multidisiplin berupa edukasi dan praktik pembuatan Urea Molase Mineral Block (UMMB) kepada para peternak di Dusun Sikandri, Desa Tumbrep, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang.

Program ini dilaksanakan pada Selasa, 8 Juli 2025, bertempat di rumah Ibu Kepala Dusun Sikandri. Mahasiswa mengajak para peternak untuk mengenal lebih jauh tentang UMMB, sebuah suplemen pakan tambahan bagi ternak ruminansia yang bermanfaat untuk meningkatkan nafsu makan, daya cerna, dan kesehatan ternak secara menyeluruh.

“Kami ingin memberikan solusi yang sederhana tapi berdampak. Melalui pembuatan UMMB, peternak bisa membuat sendiri suplemen pakan di rumah tanpa harus membeli produk jadi yang harganya cukup mahal,” ujar Sausan Mahirah, mahasiswa jurusan Kimia selaku pelaksana program.

UMMB sendiri dibuat dari bahan-bahan yang mudah ditemukan seperti molase (tetes tebu), urea, mineral, dedak, semen putih, garam, dan air. Seluruh bahan tersebut dicampur, dicetak, lalu dijemur hingga kering. Prosesnya cukup sederhana dan dapat dilakukan langsung oleh peternak di rumah.

Dalam kegiatan ini, mahasiswa melakukan demonstrasi langsung pembuatan UMMB di hadapan para peternak. Selain itu, disebarkan juga leaflet berisi panduan lengkap pembuatan UMMB agar peternak bisa memahami setiap langkah dan manfaatnya secara mandiri.

Meskipun pada hari kegiatan para peternak belum ikut praktik langsung, tim KKN melakukan tindak lanjut dengan mendistribusikan bahan pembuatan UMMB ke seluruh RT di Dusun Sikandri. Di RT 01, mahasiswa bahkan melakukan praktik bersama peternak agar proses pembuatan bisa dicontoh secara langsung.

Mahasiswa juga menekankan pentingnya memahami bahwa UMMB hanya berfungsi sebagai suplemen, bukan sebagai pakan utama. Pemberian yang tepat akan menunjang produktivitas ternak, terutama dalam masa pertumbuhan atau saat kondisi pakan hijauan terbatas.

“Dengan adanya program ini, peternak jadi tahu kalau mereka bisa mandiri dalam membuat suplemen untuk ternaknya. Selain menghemat biaya, ternaknya juga jadi lebih sehat dan nafsu makan meningkat,” lanjut Melfanny Dwi Putri Adliyana, mahasiswa Biologi sekaligus rekan pelaksana program.

Program ini mendapat sambutan positif dari warga dan kepala dusun setempat. Peternak mengaku terbantu dengan adanya alternatif pakan yang mudah dibuat dan lebih hemat. Tim KKN-T 41 berharap, dengan adanya pelatihan ini, masyarakat bisa mulai menerapkan secara rutin pembuatan UMMB secara mandiri, serta menyebarkannya ke lingkungan sekitar.

Sebagai bagian dari rangkaian program tematik, kegiatan ini menunjukkan kontribusi nyata mahasiswa dalam membantu mengatasi permasalahan peternakan rakyat dengan pendekatan yang sederhana namun berdampak besar. Inovasi kecil seperti UMMB bisa menjadi awal perubahan besar dalam sistem pakan ternak di desa, terutama dalam menghadapi tantangan pangan dan iklim.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN-T UNDIP Adakan Kegiatan Edukasi Kreatif Bersama Anak-Anak Di Dusun Sikandri Dengan Membuat “Teru Teru Bozu”

0
 
Kegiatan Edukasi Kreatif Bersama Anak-Anak Di Dusun Sikandri, 
Membuat “Teru Teru Bozu”, Boneka Penangkal Hujan dari Jepang

Campusnesia.co.id - Batang 18 Juli 2025 - Kegiatan ini merupakan inisiatif dari salah satu mahasiswi KKN bernama Rizka Meuthia Andini, yang memiliki kepedulian terhadap isu lingkungan, khususnya dalam upaya mengurangi sampah plastik dan mengembangkan kreativitas anak-anak di Dusun Sikandri. Dengan pendekatan yang edukatif dan menyenangkan, Rizka bersama tim KKN merancang kegiatan ini agar dapat menginspirasi anak-anak sejak usia dini untuk mencintai lingkungan serta terbuka terhadap budaya lain.

Sebagai bagian dari kegiatan KKN Tematik di Kecamatan Bandar, khususnya Dusun Sikandri, mahasiswa dari Universitas Diponegoro mengadakan kegiatan edukasi dan kerajinan tangan yang menyenangkan bersama anak-anak di KB Perintis. Pada kesempatan ini, kami mengajak anak-anak untuk membuat kerajinan tangan boneka tradisional Jepang yang disebut “Teru Teru Bozu”.


Apa Itu Teru Teru Bozu?

Teru Teru Bozu adalah boneka kecil sederhana yang dibuat dari kain atau plastik, berbentuk seperti orang, dan biasanya digantung di jendela. Dalam budaya Jepang, boneka ini dipercaya bisa “menolak hujan” dan membawa cuaca cerah.

Anak-anak di Jepang sering membuat boneka ini jika ingin pergi piknik atau bermain di luar rumah agar tidak turun hujan. Mereka akan menggantung boneka ini sambil bernyanyi dan berharap esok harinya cerah.

Kegiatan ini dirancang untuk:
1. Mengembangkan kreativitas anak usia dini,
2. Melatih motorik halus anak lewat aktivitas melipat, mengikat, dan menggambar,
3. Memperkenalkan budaya luar dengan cara yang menyenangkan,
4. Mendorong anak-anak mengenal daur ulang dan penggunaan bahan bekas.

Bahan yang digunakan cukup sederhana, yaitu:
1. Plastik bekas (misalnya kantong kresek putih)
2. Kapas atau tisu sebagai isi kepala
3. Tali rafia atau benang untuk mengikat
4. Spidol warna untuk menggambar wajah.

Kami juga menyiapkan bahan-bahan yang aman dan ramah anak, serta alat bantu untuk anak-anak PAUD seperti contoh boneka, gambar, dan lagu pendek untuk menyemangati proses pembuatan.

Kegiatan dilaksanakan pada pagi hari di salah satu ruang kelas KB Perintis. Anak-anak tampak sangat antusias mengikuti arahan dari kakak-kakak mahasiswa. Mereka dibantu untuk membuat kepala boneka dari plastik dan kapas, kemudian menggambar wajah tersenyum pada bonekanya masing-masing.

Kami juga membacakan cerita singkat mengenai asal-usul Teru Teru Bozu, dan mengajak anak-anak bernyanyi bersama. Lagu yang dinyanyikan adalah lagu tradisional Jepang yang biasa dinyanyikan saat menggantung boneka ini.

Selain itu, guru-guru PAUD turut serta membantu mendampingi dan mengarahkan anak-anak. Setelah boneka selesai, masing-masing anak membawa pulang hasil karyanya, dan sebagian menggantungnya di ruang kelas sebagai hiasan.


Manfaat bagi Anak-Anak

Dari kegiatan ini, anak-anak mendapatkan pengalaman belajar yang beragam, antara lain:
1. Mengenal budaya luar negeri (Jepang) dengan cara sederhana,
2. Meningkatkan kemampuan menggenggam dan menggambar,
3. Belajar fokus, sabar, dan mengikuti arahan,
4. Merasa senang dan bangga atas hasil karyanya sendiri.


Kegiatan ini mendapat apresiasi dari pihak sekolah dan orang tua. Guru PAUD menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk melatih kemandirian dan kreativitas anak. Orang tua juga senang melihat anak-anak pulang membawa kerajinan tangan yang lucu dan unik.

Dengan kegiatan sederhana namun bermakna ini, Tim KKN Tematik Universitas Diponegoro berharap dapat memberikan warna baru dalam proses belajar anak-anak PAUD. Teru Teru Bozu menjadi simbol bahwa dari hal kecil, anak-anak bisa belajar banyak hal tentang cuaca, budaya, kreativitas, hingga pentingnya menjaga lingkungan dengan memanfaatkan bahan bekas. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus dilanjutkan di masa depan, dan menjadi bagian dari pembelajaran menyenangkan bagi anak-anak Dusun Sikandri, Kecamatan Bandar.



Editor:
Achmad Munandar

“Stunting Jadi Fokus, PMT Lokal Gizi Optimal!”, Strategi Mahasiswa KKN-T Tim 41 Undip Wujudkan Tumbrep Bebas Stunting

0
 

Campusnesia.co.idStunting merupakan permasalahan yang menjadi perhatian penting mengingat tingginya angka stunting di Indonesia. Dalam rangka menuntaskan locus stunting di Desa Tumbrep, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) Universitas Diponegoro Tim 41 melaksanakan program edukatif dan informatif berupa edukasi stunting dan pembuatan menu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada kader posyandu di Desa Tumbrep. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kader terkait permasalahan gizi pada balita dan pemaparan alternatif menu untuk PMT.

Program ini merupakan program sosial kemasyarakatan dari KKN tematik Undip yang memiliki tema “Penerapan Agribisnis Berbasis Ternak Ruminansia Kecil Secara Terintegrasi Untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Desa Tumbrep Kecamatan Bandar” yang berlangsung dari 1 Juli hingga 30 Juli 2025. Selain untuk meningkatkan pengetahuan para kader, program ini juga diharapkan menjadi sarana diskusi antara kader, bidan, dan mahasiswa terkait kondisi kesehatan balita di Desa Tumbrep. 

Program ini diawali dengan pendataan jumlah total balita yang ada di Desa Tumbrep, lalu dikhususkan pula jumlah balita yang mengalami permasalahan gizi. Terdapat total 958 balita dan 32 ibu hamil di Desa Tumbrep. Data tersebut didapatkan dari pendataan kepada kader tiap dusun dan bidan desa. Dengan banyaknya jumlah balita di Desa Tumbrep dan beberapa balita yang mengalami stunting, Desa Tumbrep masih menjadi locus stunting dan harus segera dituntaskan. 


Kegiatan edukasi dalam program ini dilaksanakan pada Sabtu, 26 Juli 2025 dengan mengundang 44 kader posyandu, kepala desa, ketua PKK, dan bidan desa. Acara dimulai dengan pemaparan materi terkait stunting, penyebabnya, dan pencegahannya oleh Muhammad Fitra Nurhida, selaku mahasiswa dari program studi Kedokteran. Antusiasme peserta acara pada kegiatan ini sangatlah tinggi, terdapat lebih dari tiga kader yang aktif dalam diskusi tanya jawab pasca materi. Selanjutnya, dilanjutkan dengan pemaparan menu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) oleh tim riset dengan perwakilan dua mahasiswi dari program studi Keperawatan. Menu PMT yang diajukan sebagai alternatif adalah nugget ikan lele daun kelor dan bubur singkong. Dua menu tersebut merupakan menu dengan bahan pangan lokal yang terjangkau dan mudah diolah. Setelah pemaparan menu, kader dan peserta acara mencoba dua menu tersebut dan diskusi juga terkait menu yang disampaikan.

Pemaparan materi terkait stunting oleh Muhammad Fitra juga dilengkapi dengan pembagian leaflet stunting kepada kader. Terdapat total 1034 leaflet yang nantinya akan dibagikan kepada masyarakat yang menghadiri posyandu di bulan Agustus 2025. Leaflet tersebut berisi pengertian stunting, penyebab, dan pencegahannya yang disusun dengan bahasa yang mudah dipahami agar dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat. 

Tidak hanya itu, program ini juga didukung penuh oleh bidan desa yang akan turut serta dalam pembagian leaflet tersebut ke masyarakat. Bidan juga menyampaikan pesan dan testimoni yang positif terhadap program yang telah dilaksanakan.

“Terima kasih mas dan mbak KKN yang telah mempresentasikan materinya dengan baik. Saya sebagai tenaga kesehatan berterima kasih karena telah membantu memberikan pengetahuan kepada rekan-rekan kader. Semoga program ini dapat bermanfaat besar kepada kami dan juga anda sekalian. Sekali lagi terima kasih dan sampai jumpa lagi di lain kesempatan,” ungkap Bu Novia selaku bidan desa di Desa Tumbrep.

Untuk memastikan keberlanjutan dari program pasca-KKN, Tim KKN-T telah menyediakan suatu laman untuk pengumpulan bukti foto pembagian leaflet dan pembuatan menu PMT yang telah disampaikan. Dengan jumlah leaflet 1034 dan video pembuatan menu PMT, diharapkan hampir seluruh masyarakat di Desa Tumbrep yang memiliki balita dapat membaca dan memahami pesan dan materi yang diberikan. 

Program ini menjadi bukti nyata peran mahasiswa dalam menuntaskan stunting di Desa Tumbrep. Tim KKN-T 41 berharap program ini tidak hanya memberikan dampak yang singkat, tetapi juga memberikan dampak dan manfaat untuk jangka panjang. Semoga diskusi antara mahasiswa, kader, dan bidan mampu memberikan perubahan nyata untuk menuntaskan locus stunting di Desa Tumbrep.




Editor:
Achmad Munandar