Dari Sampah Jadi Berkah: Mahasiswa KKN Undip Ajak Warga Olah Sampah Organik Jadi Kompos

 


Campusnesia.co.idSampah organik menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh warga Dusun Sikandri, khususnya sampah rumah tangga seperti sisa makanan dan dedaunan yang seringkali dibuang begitu saja tanpa pengelolaan yang tepat. Kurangnya kesadaran akan pentingnya pemilahan dan pengolahan sampah menyebabkan penumpukan yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro melakukan inisiatif nyata untuk mendukung pelestarian lingkungan dan ketahanan pangan lokal melalui program pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos. Kegiatan ini menjadi bagian dari kontribusi mahasiswa dalam menjawab persoalan sampah rumah tangga sekaligus memperkuat pemanfaatan limbah organik sebagai sumber daya yang bernilai.

Sampah organik seperti sisa makanan, daun kering, dan rumput, yang sebelumnya hanya dibuang begitu saja, kini diolah menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan dan bermanfaat bagi pertanian warga. Melalui kegiatan ini, masyarakat diajak untuk mengenal dan mempraktekkan cara membuat kompos dengan metode sederhana dan mudah diterapkan di rumah masing-masing.

“Kami melihat potensi besar dari sampah organik yang sering dianggap tidak berguna. Dengan sedikit edukasi dan praktik sederhana, sampah tersebut bisa diubah menjadi kompos yang bermanfaat bagi tanaman,” ujar Melfanny.

Program pelatihan pembuatan pupuk kompos ini dilaksanakan pada tanggal 16 dan 18 Juli 2025 oleh Melfanny Dwi Putri Adliyana dari Program Studi Biologi dan Sausan Mahirah dari Program Studi Kimia, sebagai bagian dari kegiatan KKN Undip di dusun Sikandri dalam memanfaatkan sampah organik yang melimpah di sekitar.
 

Kegiatan dimulai dengan sosialisasi kepada warga mengenai pentingnya pemilahan sampah organik dan anorganik, dilanjutkan dengan praktik langsung pembuatan kompos. Warga diajarkan cara membuat kompos menggunakan bahan seperti dedaunan kering, sisa sayur, air gula, dan EM4 sebagai bioaktivator. Proses fermentasi dilakukan selama kurang lebih 3-4 minggu.

“Kami sengaja menggunakan metode yang sederhana agar mudah dilakukan di rumah masing-masing. Tujuannya agar kegiatan ini bisa berlanjut setelah KKN berakhir,” tambah Sausan.

Program ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju lingkungan yang lebih bersih dan pemanfaatan sumber daya lokal secara berkelanjutan. Dengan semangat kolaboratif antara mahasiswa dan masyarakat, kegiatan ini menjadi wujud nyata pengabdian mahasiswa kepada desa, sejalan dengan misi KKN Undip untuk membangun desa melalui ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna.



Editor:
Achmad Munandar

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon