Campusnesia.co.id - Permasalahan pakan menjadi salah satu tantangan yang dihadapi oleh peternak, terutama di wilayah pedesaan. Untuk menjawab permasalahan tersebut, mahasiswa Universitas Diponegoro yang tergabung dalam Tim KKN-T 41 menghadirkan program multidisiplin berupa edukasi dan praktik pembuatan Urea Molase Mineral Block (UMMB) kepada para peternak di Dusun Sikandri, Desa Tumbrep, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang.
Program ini dilaksanakan pada Selasa, 8 Juli 2025, bertempat di rumah Ibu Kepala Dusun Sikandri. Mahasiswa mengajak para peternak untuk mengenal lebih jauh tentang UMMB, sebuah suplemen pakan tambahan bagi ternak ruminansia yang bermanfaat untuk meningkatkan nafsu makan, daya cerna, dan kesehatan ternak secara menyeluruh.
“Kami ingin memberikan solusi yang sederhana tapi berdampak. Melalui pembuatan UMMB, peternak bisa membuat sendiri suplemen pakan di rumah tanpa harus membeli produk jadi yang harganya cukup mahal,” ujar Sausan Mahirah, mahasiswa jurusan Kimia selaku pelaksana program.
UMMB sendiri dibuat dari bahan-bahan yang mudah ditemukan seperti molase (tetes tebu), urea, mineral, dedak, semen putih, garam, dan air. Seluruh bahan tersebut dicampur, dicetak, lalu dijemur hingga kering. Prosesnya cukup sederhana dan dapat dilakukan langsung oleh peternak di rumah.
Dalam kegiatan ini, mahasiswa melakukan demonstrasi langsung pembuatan UMMB di hadapan para peternak. Selain itu, disebarkan juga leaflet berisi panduan lengkap pembuatan UMMB agar peternak bisa memahami setiap langkah dan manfaatnya secara mandiri.
Meskipun pada hari kegiatan para peternak belum ikut praktik langsung, tim KKN melakukan tindak lanjut dengan mendistribusikan bahan pembuatan UMMB ke seluruh RT di Dusun Sikandri. Di RT 01, mahasiswa bahkan melakukan praktik bersama peternak agar proses pembuatan bisa dicontoh secara langsung.
Mahasiswa juga menekankan pentingnya memahami bahwa UMMB hanya berfungsi sebagai suplemen, bukan sebagai pakan utama. Pemberian yang tepat akan menunjang produktivitas ternak, terutama dalam masa pertumbuhan atau saat kondisi pakan hijauan terbatas.
“Dengan adanya program ini, peternak jadi tahu kalau mereka bisa mandiri dalam membuat suplemen untuk ternaknya. Selain menghemat biaya, ternaknya juga jadi lebih sehat dan nafsu makan meningkat,” lanjut Melfanny Dwi Putri Adliyana, mahasiswa Biologi sekaligus rekan pelaksana program.
Program ini mendapat sambutan positif dari warga dan kepala dusun setempat. Peternak mengaku terbantu dengan adanya alternatif pakan yang mudah dibuat dan lebih hemat. Tim KKN-T 41 berharap, dengan adanya pelatihan ini, masyarakat bisa mulai menerapkan secara rutin pembuatan UMMB secara mandiri, serta menyebarkannya ke lingkungan sekitar.
Sebagai bagian dari rangkaian program tematik, kegiatan ini menunjukkan kontribusi nyata mahasiswa dalam membantu mengatasi permasalahan peternakan rakyat dengan pendekatan yang sederhana namun berdampak besar. Inovasi kecil seperti UMMB bisa menjadi awal perubahan besar dalam sistem pakan ternak di desa, terutama dalam menghadapi tantangan pangan dan iklim.
Editor:
Achmad Munandar
Achmad Munandar
