Mahasiswa KKN-T UNDIP Adakan Kegiatan Edukasi Kreatif Bersama Anak-Anak Di Dusun Sikandri Dengan Membuat “Teru Teru Bozu”

 
Kegiatan Edukasi Kreatif Bersama Anak-Anak Di Dusun Sikandri, 
Membuat “Teru Teru Bozu”, Boneka Penangkal Hujan dari Jepang

Campusnesia.co.id - Batang 18 Juli 2025 - Kegiatan ini merupakan inisiatif dari salah satu mahasiswi KKN bernama Rizka Meuthia Andini, yang memiliki kepedulian terhadap isu lingkungan, khususnya dalam upaya mengurangi sampah plastik dan mengembangkan kreativitas anak-anak di Dusun Sikandri. Dengan pendekatan yang edukatif dan menyenangkan, Rizka bersama tim KKN merancang kegiatan ini agar dapat menginspirasi anak-anak sejak usia dini untuk mencintai lingkungan serta terbuka terhadap budaya lain.

Sebagai bagian dari kegiatan KKN Tematik di Kecamatan Bandar, khususnya Dusun Sikandri, mahasiswa dari Universitas Diponegoro mengadakan kegiatan edukasi dan kerajinan tangan yang menyenangkan bersama anak-anak di KB Perintis. Pada kesempatan ini, kami mengajak anak-anak untuk membuat kerajinan tangan boneka tradisional Jepang yang disebut “Teru Teru Bozu”.


Apa Itu Teru Teru Bozu?

Teru Teru Bozu adalah boneka kecil sederhana yang dibuat dari kain atau plastik, berbentuk seperti orang, dan biasanya digantung di jendela. Dalam budaya Jepang, boneka ini dipercaya bisa “menolak hujan” dan membawa cuaca cerah.

Anak-anak di Jepang sering membuat boneka ini jika ingin pergi piknik atau bermain di luar rumah agar tidak turun hujan. Mereka akan menggantung boneka ini sambil bernyanyi dan berharap esok harinya cerah.

Kegiatan ini dirancang untuk:
1. Mengembangkan kreativitas anak usia dini,
2. Melatih motorik halus anak lewat aktivitas melipat, mengikat, dan menggambar,
3. Memperkenalkan budaya luar dengan cara yang menyenangkan,
4. Mendorong anak-anak mengenal daur ulang dan penggunaan bahan bekas.

Bahan yang digunakan cukup sederhana, yaitu:
1. Plastik bekas (misalnya kantong kresek putih)
2. Kapas atau tisu sebagai isi kepala
3. Tali rafia atau benang untuk mengikat
4. Spidol warna untuk menggambar wajah.

Kami juga menyiapkan bahan-bahan yang aman dan ramah anak, serta alat bantu untuk anak-anak PAUD seperti contoh boneka, gambar, dan lagu pendek untuk menyemangati proses pembuatan.

Kegiatan dilaksanakan pada pagi hari di salah satu ruang kelas KB Perintis. Anak-anak tampak sangat antusias mengikuti arahan dari kakak-kakak mahasiswa. Mereka dibantu untuk membuat kepala boneka dari plastik dan kapas, kemudian menggambar wajah tersenyum pada bonekanya masing-masing.

Kami juga membacakan cerita singkat mengenai asal-usul Teru Teru Bozu, dan mengajak anak-anak bernyanyi bersama. Lagu yang dinyanyikan adalah lagu tradisional Jepang yang biasa dinyanyikan saat menggantung boneka ini.

Selain itu, guru-guru PAUD turut serta membantu mendampingi dan mengarahkan anak-anak. Setelah boneka selesai, masing-masing anak membawa pulang hasil karyanya, dan sebagian menggantungnya di ruang kelas sebagai hiasan.


Manfaat bagi Anak-Anak

Dari kegiatan ini, anak-anak mendapatkan pengalaman belajar yang beragam, antara lain:
1. Mengenal budaya luar negeri (Jepang) dengan cara sederhana,
2. Meningkatkan kemampuan menggenggam dan menggambar,
3. Belajar fokus, sabar, dan mengikuti arahan,
4. Merasa senang dan bangga atas hasil karyanya sendiri.


Kegiatan ini mendapat apresiasi dari pihak sekolah dan orang tua. Guru PAUD menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk melatih kemandirian dan kreativitas anak. Orang tua juga senang melihat anak-anak pulang membawa kerajinan tangan yang lucu dan unik.

Dengan kegiatan sederhana namun bermakna ini, Tim KKN Tematik Universitas Diponegoro berharap dapat memberikan warna baru dalam proses belajar anak-anak PAUD. Teru Teru Bozu menjadi simbol bahwa dari hal kecil, anak-anak bisa belajar banyak hal tentang cuaca, budaya, kreativitas, hingga pentingnya menjaga lingkungan dengan memanfaatkan bahan bekas. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus dilanjutkan di masa depan, dan menjadi bagian dari pembelajaran menyenangkan bagi anak-anak Dusun Sikandri, Kecamatan Bandar.



Editor:
Achmad Munandar

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon