Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri griya peradaban. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri griya peradaban. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan

Pemuda Harus Melek Digital, Refleksi Akhir Kuliah Alternatif Ke X

0
 



Campusnesia.co.idDunia sudah berkembang sejauh ini, teknologi informasi dan komunikasi semakin canggih, banyak peluang meraih pendidikan gratis, inilah saatnya untuk mencapai tujuan. Sejalan dengan hal tersebut Griya Peradaban hadir dengan menggelar Kuliah Alternatif ke 10 dan mengambil tema “youth empowerment in digital era” pada, sabtu 02/08/2025.

Dalam sambutannya, Pegiat Sri Pujiati menyampaikan rasa syukur karena telah selesainya rangkaian kuliah alternatif ke 10 ini dan mengucapkan terimakasih kepada para pengurus, peserta, pemateri dan semua yang terlibat dalam kegiatan ini  sehingga berjalan dengan lancar. Puji berharap dari awal hingga akhir kegiatan ini dapat memberikan dampak positif di masa depan untuk seluruh peserta dan seluruh keluarga besar Griya Peradaban, bisa bermanfaat bagi individu terutama dalam mengembangkan diri. Kemudian, para peserta di minta untuk membuat resume atau rangkuman materi setelah selesai Kegiatan. Tidak hanya itu, akan ada challenge untuk para peserta dan akan diberikan rewardnya juga.

Alumni Kuliah Alternatif 1 sekaligus pemateri pertama Infijarun Ni’am menyampaikan, Sociopreneur adalah seorang yang mengerti permasalahan sosial dan menggunakan kemampuan entrepreneurshipnya untuk melakukan perubahan sosial atau social change terutama meliputi bidang kesejahteraan, pendidikan dan kesehatan. Karakteristik orang yang bersociopreneur diantaranya dapat menyelesaikan masalah kemasyarakatan, sebagai pembaharu, mempunyai gagasan yang sangat kuat untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat. Seorang sociopreneur dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif. Hal-hal kecil yang perlu ditanamkan dari sekarang yaitu berbagi kepada orang atau masyarakat, apalagi setelah menjadi pengusaha. Seorang pengusaha yang menghasilkan provide harus ikut berkontribusi kepada masyarakat dan ikut memberikan pengaruh kesejahteraan bagi lingkungan.

“Dulu saya selesai kuliah langsung ke KOPMA (Koperasi Mahasiswa), tapi bukan hidup diorganisasi melainkan menghidupkan organisasi. Kalau kegiatan itu diniatkan bersosial, kalau jiwanya kita diawal itu sudah pamrih atau menerima, kalau kata orang jawa ‘aku mangkat  oleh opo?’ ya nanti dapatnya itu tok, bukan selain yang diniatkan itu. Kalo diniatkan yowislah saya berniat ibadah mencari ilmu mendapatkan teman yang banyak insyaallah dapatnya lebih, tidak hanya materi secara keduniaan kan gitu. Ini yang perlu juga ditanamkan pada anak-anak sekarang. Jangan hanya mencari untungnya saja untuk diri sendiri. Kalau dalam masyarakat, implementasi sociopreneur yang bisa diterapkan contohnya seperti mengadakan kegiatan atau acara yang menghadirkan pemateri untuk membantu pemberdayaan masyarakat dan berkolaborasi dengan pemerintah terutama untuk membantu dalam hal pendanaan” jelasnya.

Ni’am juga menyampaikan dibeberapa lingkungan sekitarnya seperti di Semarang dan Banyuwangi ada sebuah organisasi sosial untuk membantu anak-anak terlantar dan anak yang ditelantarkan oleh orangtuanya. Nah, kalau kita belum bisa seperti itu minimal bisa berkontribusi untuk membantu atau menyelesaikan masalah secara kreatif dan inovatif dilingkungan sekitar seperti tetangga, RT atau RW. Yang harus dilakukan oleh sociopreneur bagi para pemuda sekarang (agen of change) yaitu melaksanakan cita-cita, mengubah dan memperbaiki nilai-nilai sosial, mengenali berbagai peluang untuk melakukan perbaikan, selalu melibatkan diri dalam proses inovasi, adaptasi pembelajaran terus-menerus, bertindak tanpa menghiraukan berbagai hambatan, keterbatasan yang di hadapi, memiliki akuntabilitas dalam mempertanggungjawabkan hasil yang di capainya kepada masyarakat. Selain memikirkan kesejahteraan masyarakat kita juga harus bisa memikirkan kesejahteraan diri sendiri, salah satunya dengan kewirausahaan ini. Sejahtera bisa diartikan merdeka baik secara ekonomi maupun yang lainnya, dan ini harus diusahakan bukan diwariskan.

“Kalau sudah semester akhir coba sambil dipikirkan, apasih yang sudah kita lakukan, kira-kira seperti apa kondisi saya saat masuk kuliah dan saat saya mau menyelesaikan perkuliahan apakah sudah siap menghadapi dunia, kan gitu. Apakah sudah siap mengimplementasikan apa yang sudah dipelajari dan apakah semuanya bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sampai nanti malah temen-temen yang penting masuk kuliah, lulus ya lulus, mau ngapain ya terserah saya, nggak mau ngapa-ngapain juga nggak apa-apa, kan gitu. Ini kan berarti dia nggak ada keinginan untuk maju, padahal masa depan kita kan yang menentukan diri sendiri,  jangan sampai menyalahkan keadaan” pungkasnya.

Sementara itu, Khoirul Adib yang merupakan Alumni Kuliah Alternatif 4 sekaligus pemateri kedua menyampaikan, tantangan generasi muda adalah tingginya pengangguran, gaya hidup konsumtif, terbatasnya peluang kerja lokal dan kurangnya pemanfaatan teknologi secara produktif. Seseorang harus mempunyai mimpi yang besar, entah itu mau kerja dimana saja atau menjadi pengusaha sekaligus, membuat sesuatu yang berdampak mulai dari sekarang karena dunia digital tidak kenal batas, para pekerja mulai diganti dengan AI.

“Saya berasal dari UIN walisongo yang notabennya terkenal dari kampus berbacground agama, sekarang banyak pendidikan mulai dari kedokteran maupun dari saintex. Namun awal masuk saya tidak terpaku pada agama saja tapi saya punya keinginan, impian bahwa saya harus bisa lebih. Walaupun saya dari UIN tapi saya tetep bisa bersaing kok dengan jaz karung goni, dll. Karena kita punya peluang yang sama, kita sebagai mahasiswa punya kesempatan yang sama untuk bisa mendapatkan keinginan kita” ujarnya.

Internet mempunyai peluang besar di era digital, sosial media sekarang menjadi marketplace, siapapun bisa bikin konten, jualan dan bikin platform sekalipun. Contohnya aplikasi Tik Tok yang sekarang masih booming diseluruh manca negara. Nah ini menjadi kesempatan bagi Indonesia sebagai negara berkembang yang masih mencari jati diri, yang penting adalah kemauan belajar dan aksi nyata. Pemuda mempunyai modal keuatan super yaitu energi dan kreativitas tinggi, cepat adaptif terhadap teknologi, paham trend dan keberanian mengambil resiko.

“Kemarin saya sempat buka facebook dan di facebook itu banyak Gen Milenial sekarang bikin konten facebook pro, itu saya apresiasi juga. Nah, tapi perlu digarsibawahi kalau bikin konten juga harus ada valuenya, ada edukasinya, karena orang-orang Indonesia bikin konten-konten itu sangat random, kurang isi dari valuenya. Nah maka kita sebagai generasi Z coba bikin konten disitu yang ada valuenya, ada kebermanfaatannya bagi orang lain. Secara tidak langsung, kita disitu sudah bernilai amal, sudah berusaha mengajarkan orang sesuatu yang baik yang disitu akan menjadi shodaqoh jariyah juga bagi kita selain kita mendapatkan uang. Nah inilah mindset yang harus kita tanamkan, oh saya mengedukasi di youtube, mengedukasi di platform-platform media sosial sebagai ajang untuk berdakwah, untuk mengedukasi masyarakat, seperti itu” jelasnya.

Dijelaskan juga, Jenis-jenis bisnis digital sekarang ini diantaranya ada dropship/reseller/affiliate, Freelance, conten creator, digital product dan starup. Kemudian langkah mudah untuk memulainya yaitu temukan passion dan masalah disekitar, pilih model bisnis digital, bangun banding dan digital presence, konsisten dan evaluasi, kembangkan, ulangi. Contoh tool gratis yang dapat digunakan diantaranya ada canva, capcut, nation, shopee, Instagram, tik tok, dll. Ada juga platform freelance yang dapat digunakan seperti fiver, upwork, sribulancer, fastwork dan project.co.id.

“Saya punya ibarat gini, sekarang itu ibaratnya kita punya sabuk pengaman. Sejatuh-jatuhnya kita, segagal-gagalnya kita, sebangkrut-bangkrutnya kita, sehancur-hancurnya kita ketika kita berbisnis, kita belajar, kita masih ada rumah untuk pulang, yaitu orangtua maupun keluarga dirumah. Sekarang itu kita musti punya safety, yaitu pengaman dalam aktivitas kita, maka temen-temen silaka explore apa yang dipingini, jangan takut gagal karena kita masih punya keluarga, habiskan masa kegagalanmu sampai kamu bisa tumbuh. Tetapi jangan mengandalkan privilege yang kita punya, kekayaan orangtua misalnya. Mulai dari hal kecil dan lakukan secara konsisten. Jangan nunggu sempurna, mulai sekarang bangun sesuatu yang kamu cintai, nggak ada yang instan tapi semua bisa tumbuh. Dunia digital sudah buka pintu, tinggal kamu mau masuk atau nonton dari luar?” pungkasnya.



Kontributor : 
Khayatun Nufus

Ungkap Isu-Isu Global, Griya Peradaban Gelar Kuliah Alternatif Ke 10 Bertema “Global Citizenship”

0
 


Campusnesia.co.idMenjadi manusia itu bukan hanya tentang diri sendiri saja, tetapi bagaimana dia bisa bermanfaat bagi orang lain. Bagaimana sikap kita ketika melihat saudara-saudara kita menderita? Sebagai warga negara yang menjujung tinggi nilai dan norma sosial, seharusnya kita peka terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi baik di ranah lokal maupun global. Menyikapi hal tersebut perkumpulan Griya Peradaban menggelar Kuliah Alternatif ke 10 bertema “Global Citizenship” melalui Zoom Meeting pada, Sabtu (26/07/2025).

Pegiat Arif Prasetyo menyampaikan dalam sambutannya, Kuliah Alternatif kali ini mengangkat tema yang sangat relevan dengan perkembangan zaman, tema ini di pilih bukan tanpa alasan melainkan karena di era globalisasi seperti sekarang ini kita semua di tuntut untuk tidak hanya menjadi warga negara yang baik di tingkat lokal tetapi juga menjadi warga dunia yang bertanggungjawab.

“Melalui kuliah alternatif ini saya berharap temen-temen semua dapat mengembangkan wawasan global yang luas namun tetap berdasar pada nilai-nilai pancasila, membangun kesadaran akan tanggungjawab kita bersama dalam menghadapi tantangan global seperti iklim dan ketidakadilan sosial, mengasah kemampuan berfikir kritis dan analisis dalam memahami dinamika dunia yang semakin kompleks, menjalin jejaring dan kolaborasi yang dapat berkontribusi positif di masyarakat baik di tingkat lokal maupun global” harapnya.

Awardee Nusantara Academic Writing Award Fathur Rochman sekaligus pemateri pertama menyampaikan,  per-hari ini dinamika global sangat berjalan dengan cepat, kita tidak lagi berhubungan atau berinteraksi dengan tetangga-tetangga kita di tingkat lokal saja, tetapi juga berinteraksi dengan warga dunia. Adanya teknologi dan komunikasi ini manusia bisa terhubung satu sama lain tanpa adanya batas wilayah dan negara. Keadaan tersebut kemudian dinamakan Globalisasi. Globalisasi itu ketika satu budaya atau satu produk itu kemudian mengglobal misalnya budaya K-Pop. Dari sinilah muncul konsep kewarganegaraan global yaitu di mana seseorang memprioritaskan identitas sebagai anggota masyarakat global. Mereka memandang bahwa manusia itu adalah satu kesatuan yang saling bergantung, ketika seseorang melakukan sesuatu di sini maka itu bisa berpengaruh di bagian dunia yang lain. Akan tetapi manusia itu makhluk primodial, artinya tidak bisa lepas dari identitas lokal, tidak bisa lepas dari norma dan budaya sehingga merasa sebagai warga dunia tapi indetitas lokal itu harus tetap di pegang.


“Kita bisa mengomentari atau melihat informasi di belahan dunia paling pojok sekalipun dalam waktu yang sangat singkat, kita juga bisa nimbrung ikut komentar statusnya Muhammad Falah di Liverpool misalnya atau ikut akunnya Cristiano Ronaldo misalnya, meskipun dia ada di Portugal tanpa harus pergi jauh-jauh ke sana, sehingga menurut Marshal Mcluhan adanya teknologi informasi dan komunikasi ini ini kemudian menjadikan dunia itu sempit. Kata pepatah Indonesia itu, ternyata dunia tidak selebar daun kelor, maksudnya itu mrono mrene ketemu wong seng ajeg, jadi seakan-akan dunia itu sempit. Problem-problem seperti problem lingkungan, politik dan pembangunan, juga permasalahan yang terjadi di dunia harus kita sadari sebagai problem bersama, bukan hanya problem masyarakat tertentu sehingga kita di tuntut untuk terlibat aktif paling tidak menyumbang ide atau gagasan-gagasan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Saya himbau untuk teman-teman yang ikut kuliah alternatif, apapun yang bisa kalian lakukan untuk masyarakat kalian lakukanlah, aktif di forum-forum kepemudaan, aktif di organisasi, dari situ apa yang kita lakukan itu bermnfaat untuk orang lain dan akan meluas. Orang-orang yang sekarang sukses itu tidak sukses sendiri mereka dengan kolaborasi” ujarnya.

Di jelaskan pula, ciri-ciri kewarganegaraan global ada 6 yaitu mempunyai pola pikir global, peduli isu global, menghargai keberagaman, pemahaman multidimensional, partisipasi aktif dan adaptif. Generasi di zaman sekarang adalah generasi yang paling akrab dengan teknologi, mereka hidup dengan teknologi dari kecil sehingga menjadi fungsi pemuda untuk membangun kewarganegaraan global, bagaimana teknologi itu dapat di manfaatkan dengan baik. Dengan bekal teknologi dan keberanian di harapkan pemuda dapat membantu menyelesaikan permasalahan dan menjadi agen untuk pembangunan berkelanjutan. Bahkan Indonesia memiliki 64,19 juta pemuda, ini sebuah potensi besar yang bisa di kembangkan. Karena ketika akses-akses  teknologi komunikasi ini tidak di dapatkan maka nanti akan terjadi bencana yaitu ketidakpastian global. Salah satu dampaknya, kemarin ada berita seorang pemuda dari Indonesia yang tidak kuat menghadapi problematika di negaranya yang kemudian menjadi tentara bayaran di rusia dan ternyata permasalahan disana lebih parah sehingga meminta kembali menjadi warga negara Indonesia.

Pemateri kedua Brelyantika Indra Jesa seorang mentor griya peradaban menyampaikan, a global citizen is one who can live and work effectively anywhere in the world, supported by a global way of life. Seorang warga global adalah seseorang yang dapat hidup dan bekerja secara efektif di mana pun di dunia, di dukung oleh pandangan atau wawasan hidup global. Wawasan terbagi menjadi tiga yaitu wawasan lokal, wawasan nasional dan wawasan global. Pemuda perlu berwawasan global karena semakin berkembangnya ekonomi global, semakin pesatnya kemajuan teknologi dan komunikasi dan meningkatnya populasi penduduk dunia yang di ikuti dengan munculnya permasalahan lingkungan.

“Salah satu permasalahan global sekarang yaitu perang yang terjadi di negara Palestina belum selesai. Seperti yang kita lihat di berita-berita banyak orang-orang yang menderita dan kelaparan di Palestina. Nah, itu salah satu bentuk, kita sebagai seorang pemuda untuk aware terhadap permasalahan yang ada di dunia saat ini salah satunya tentang kemerdekaan Palestine ini. Kalau di euro sendiri saya melihatnya isu green isu environment cukup banyak di bahas, kebetulan kerjaan saya sekarang di bidang yang membahas isu-isu tersebut” ujarnya.

Di tambahkannya, untuk membentuk wawasan global maka perlu open minded, mempunyai kemampuan digital literacy, harus bisa proactive, dan bilingual atau polygot. Banyak platform yang dapat di gunakan untuk melihat dan bergabung menjadi warga warga dunia. Menurut Albert Enstein “The world as we have created it is a process of our thinking. It cannot be changed without changing our thinking”.



Griya Peradaban Gelar Kuliah Alternatif Dengan Tema Leadership

0



Campusnesia.co.idGriya Peradaban menggelar kuliah alternatif dengan tema “leadership” melalui zoom meeting pada sabtu (01/02/2025)

Perwakilan pegiat griya peradaban Sri Pujiati menyampaikan, kegiatan ini menghadirkan pemateri dari alumni kuliah alternatif 1 dan 3, diikuti oleh para pegiat dan peserta kuliah alternatif ke 9, dan ini merupakan sesi terakhir dari rangkaian kuliah alternatif ke 9 yang dilaksanakan pada tanggal 11, 16, 25 januari dan 1 Februari 2025.

“tema kuliah alternatif ini saling berkesinambungan yaitu literacy and civilization, spiritual and mental healty, professional and social network dan leadership yang orientasinya nanti akan menjadi pemimpin baik bagi dirinya sendiri maupun sosial. Saya berharap temen-temen semua dapat menerapkan apa yang sudah dipelajari dikuliah alternatif ini dan dapat bermanfaat bagi sesama” ujarnya.

Pemateri pertama Novianto menyampaikkan, leadership atau kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi, memotivasi dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Saat seseorang memiliki growth mindset, kegagalan bukanlah akhir, tapi hanyalah sebuah proses untuk tumbuh sebagai seorang pemimpin.

“temen-teman pernah dengar? seseorang yang terlahir dan mempunyai skill tertentu. Saya minta temen-temen tidak berpaku pada skill sejak lahir. Bakat atau skill perlu di asah dan jangan takut gagal karena jika kalian gagal berarti mempunyai kesempatan baru. Kalau kata orang pinter itu habiskan masa gagalmu di masa mudamu. Terus belajar, balajar dan belajar” jelasnya.

Pemateri kedua M. Asyrof Naf’il menyampaikan, loyalitas merupakan kesetiaan dan komitmen terhadap organisasi. Sedangkan, militansi merupakan semangat juang dan dedikasi tinggi dalam berorganisasi.

“untuk membangun loyalitas dan militansi dalam organisasi itu yang pertama harus mempunyai visi misi yang jelas, kemudian komunikasi yang efektif, berikan apresiasi, ciptakan budaya kerja yang inklusif dan kolaboratif dan yang terakhir dengarkan pendapat anggota. Kedekatan emosional antar anggota bisa diliat dari komunikasi yang efektif dan seorang pemimpin dapat mengetahui psikologi anggotanya” jelasnya.

Griya Peradaban Gelar Kuliah Alternatif ke 9 Dengan Tema "Professional and Social Network"

0



Campusnesia.co.idGriya Peradaban gelar kuliah Alternatif ke 9 dengan tema "Professional and Social Network" melalui Zoom Meeting pada Sabtu (25/01/2025)

Alumni Kuliah Alternatif ke 6 Familla Dwi Ningsih menyampaikan, Manusia mempunyai kerangka hidup yaitu visi, misi dan value (nilai). Visi adalah arah misi tujuan atau sesuatu yang diemban atau amanah dan value adalah hasil dari visi misi. Dengan berpedoman Al-Qur'an Familla menjelaskan bahwa manusia sebagai Kholifah di muka bumi dan dalam hadis di sampaikan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lain.

Menurutnya yang harus dimiliki untuk menjadi manusia yang profesional yang pertama adalah kebebasan, karena apabila tidak ada kebebasan akan ada kendala. Kemudian keberanian, kejujuran dan ilmu pengetahuan. Sociopreneur adalah gabungan dari sosial dan enterpreneur, manusia sebagai makhluk sosial dan wirausaha.

"Sociopreneur adalah kegiatan bisnis untuk kepentingan bersama. Jadi bukan hanya mengumpulkan dana kemudian dibagi-bagikan. Outputnya untuk menyelesaikan masalah sosial. Jaringan dan organisasi adalah jembatan untuk menuju sociopreneur. Saya berjejaring dibidang pertanian, sering berkegiatan dengan para petani. Adek-adek semua kalau ada pelatihan-pelatihan itu jangan sungkan-sungkan, ikuti semua baik yang gratis maupun yang berbayar. Kuliah Alternatif ini salah satu membangun jejaring sosial" Jelasnya

Ubbadul Adzkiya dari ELSA Semarang selaku pemateri kedua menyampaikan, membangun jejaring itu butuh waktu yang lama, untuk membangun interaksi dan komunikasi butuh waktu lama. Ketika berorganisasi tidak langsung merasakan hasilnya tapi bisa jadi sepuluh atau duapuluh tahun kedepan baru terasa rewardnya.

"Percaya atau tidak Indonesia merupakan netizen yang kurang sopan. Contohnya ketika Indonesia di curangi wasit dalam pertandingan sepak bola yang lalu banyak yang berkomentar negatif, banyak yang menghardik. Dalam bermedia sosial kurangi curhatan dan komentar-komentar negatif. Karena untuk prospek ke depan. Seemosi apapun jaga jangan sampai berkomentar negatif. Karena attitude kita dinilai" Jelasnya

Di sampaikan juga, menurutnya yang paling penting menjadikan kesuksesan adalah kompetensi atau skill. Di liat dari lembaga profesional yang menjadi jaminan adalah bisa apa, bukan dari ijazah apa. Mulai lah untuk mengasah kemampuan kita, membangun jejaring sosial. Jejaring sosial bisa terbangun ketika ada rasa saling percaya dan saling menguntungkan.

Kegiatan ini merupakan sesi ke 3 dari Kuliah Alternatif ke 9, diikuti oleh para pegiat griya peradaban dan peserta kuliah alternatif angkatan 9.

Kuliah Alternatif ke 9 Griya Peradaban Angkat Tema Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental

0


Campusnesia.co.idSelain fisik, menjaga kesehatan mental juga tak kalah penting. Berangkat dari hal ini, perkumpulan griya peradaban menggelar kuliah alternatif ke 9 bertema “Spiritual and Mental Healthy” via zoom meeting pada Sabtu (18/01/2025).

Kegiatan ini merupakan sesi ke 2 dari rangkaian ke kuliah alternatif ke 9. Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber dari mentor griya peradaban dan diikuti oleh para pegiat griya peradaban dan peserta kuliah alternative ke 9.

“Saya mengapresiasi kepada peserta kuliah altenatif angkatan 9 dan menekankan pentingnya spiritual and mental healthy sebagai lanjutan diskusi literasi dan peradaban pada kuliah alternative 9 sesi satu. Literasi tidak hanya terkait kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga memahami kehidupan secara mendalam. Ini menggarisbawahi bahwa kesehatan spiritual dan mental adalah fondasi penting dalam membangun peradaban yang berkelanjutan, terutama di era penuh tantangan ini. Harapanya, pada sesi ini memberikan perspektif baru untuk mengintegrasikan spiritualitas dan  kesehatan mental dalam membangun literasi yang bermakna” tutur koordinator pegiat griya peradaban, Arif Prasetyo dalam sambutanya.

Alivia Nadatul ‘Aisy selaku narasumber pertama menyampaikan, kesehatan mental adalah kondisi kesejahteraan emosional, psikologis dan sosial individu. Komponen kesehatan mental yaitu berbuat  baik kepada diri sendiri, yakin bahwa semua yang ada di dunia ini punya masalah dan kemampuan untuk hidup. Kekhawatiran merupakan awal dari gangguan kesehatan mental.

“Kalau mental kita sehat, maka sosial kita akan sehat, kehidupan nggak akan terganggu, semua akan sehat. Cakupan kesehatan mental adalah bagaimana kita dapat mengelola stres, emosional, menjaga hubungan kita dengan manusia atau yang di sebut hablum minannas, terutama menjaga hubungan kita dengan yang di atas atau hablum minallah. Orang yang sehat mentalnya maka akan sehat intelektualnya.” Jelasnya

Muhammad Yunus Mustofa selaku pemateri kedua menyampaikan, Spiritualitas sangat berkaitan dengan kesehatan mental. Ada 5 dimensi dari diri seseorang salah satunya yaitu spiritualitas yang diartikan sebagai aspek dinamis dan intrinsik yang melaluinya seseorang mencari makna, tujuan, dan transendensi tertinggi, dan mengalami hubungan dengan diri sendiri, keluarga, orang lain, komunitas masyarakat, alam dan hal-hal penting atau sakral yang di ungkapkan melalui keyakinan, nilai, tradisi dan praktik.

“Saya penah membaca kitab ahwalunnafsi bahwa menurut Ibnu Sina, jiwa manusia terbagi dalam dua daya. yang pertama yaitu daya praktis (amaliyyah) yaitu daya yang ada hubungannya dengan gerakan fisik. yang kedua daya teoritis (nazhariyyah amaliyyah) yang kaitanyya dngan hal-hal yang abstrak, yaitu pemikiran. Spiritualitas di mulai dari hal-hal kecil misalnya ketika sholat subuh yang masih menggunakan baju tidur seperti kaos. Apakah itu pantas? koneksi dengan tuhan itu ada seninya. Ojo sak penake dewe.” tuturnya

Tingkatkan Literasi, Griya Peradaban Gelar Kuliah Alternatif ke IX

0


Campusnesia.co.idPerkumpulan Griya Peradaban menggelar kuliah Alternatif ke IX dengan agenda diskusi "Literacy and Civilization" melalui Zoom Meeting pada Sabtu (11/01/2025)

Ma'as Shobirin selaku pendiri griya peradaban menyampaikan, kegiatan ini rutin di laksanakan tiap tahun sekali, di ikuti oleh para pegiat dan peserta kuliah Alternatif, dan merupakan ruang kolaborasi dan komunikasi antar pegiat griya peradaban. Menghadirkan pemateri-pemateri terbaik.

"Melalui kegiatan ini  teman-teman dapat menambah pengetahuan. Harapan saya supaya nanti teman-teman bisa komunikasi dengan narasumber. Insyaallah kegiatan ini di isi oleh orang-orang baik", ujarnya.

Pemateri pertama M. Andi Hakim Founder GISAF Cirebon menyampaikan, Literasi adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, membuat, mengkomunikasikan dan menghitung menggunakan bahan tertulis atau cetak dalam berbagai konteks. Mulailah membaca buku dari topik yang di sukai. Menulis adalah hal yang mungkin di lakukan, bahan untuk memproduksi gagasan ada dimana-mana.

"Kita sering mengira ingin menjadi kaya raya padahal kaya karya juga penting.  Pemuda Indonesia itu tidak hanya baperan tapi juga harus berperan. Jangan hanya bermain media sosial saja tapi desain media sosial kita dengan hal-hal positif juga memotivasi. Jika ingin mendapatkan sesuatu yang belum pernah di dapatkan sebelumnya maka lakukan sesuatu yang belum pernah di lakukan sebelumnya. Dengan menjadi pribadi literat kita bukan hanya memahami tapi mempunyai nalar kritis. Ketika selesai membaca langsung munculkan satu tulisan" jelasnya.

Aktivis Forum Komunikasi Pontren Zaki Mubarok selaku pemateri kedua menyampaikan, Peradaban merupakan tingkat kemajuan sosial, budaya dan ekonomi suatu masyarakat. Modernisasi menyimpan kekuatan dalam membangun masyarakat menyelesaikan masalah dengan cara efektif. 

"Zaman sekarang tidak seperti dulu. Sekarang loncatanya semakin tinggi. Peradabannya sampai sejauh itu. Kita harus menjadi objek dalam peradaban, bangun kegiatan-kegiatan yang membangun seperti kuliah Alternatif" jelasnya.


Pegiat Griya Peradaban Khoirul Adib Raih Penghargaan Wisudawan Terbaik

0



Campusnesia.co.id - Semarang (07/11) - Pegiat Griya Peradaban Khoirul Adib menerima penghargaan “wisudawan terbaik” di acara wisuda ke-94 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang Program Studi Teknologi Informasi 2024.

Penghargaan ini diberikan atas usahanya dalam menyelesaikan studi dengan waktu tiga koma tiga tahun dengan IPK 3,97 dan menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Framework Chatbot Fiqih Berbasis Kitab Fathul Qorib Menggunakan LLM Gemini Untuk Meningkatkan Relevansi Jawaban” dalam kurun waktu dua bulan.

Meskipun dari keluarga sederhana, namun tidak menyurutkan semangat Adib untuk meraih pendidikan tinggi. Keadaan kedua orangtuanya dijadikan inspirasi dan motivasi dalam meraih mimpinya. Adib berasal dari Dusun Kedungkebo, Desa Rayung, Tuban, Jawa Timur.

“Tidak ada mimpi yang terlalu besar untuk di capai. Setiap perjuangan akan membuahkan hasil jika di lakukan dengan sepenuh hati. Jangan pernah berhenti bermimpi dan berusaha, karena impian kita adalah jalan menuju masa dpan yang gemilang.” ungkapnya

Ma'as Shobirin selaku pendiri Griya Peradaban juga menjelaskan Adib juga sosok yang aktif dan kontributif sebagai pegiat di perkumpulan.

"Saya bangga atas capaian saudara Adib. Ia pribadi yang cakap dan selama dua tahun ini menjadi pegiat aktif di perkumpulan griya peradaban. Semoga hal baik ini terus dilahirkan oleh banyak generasi di griya peradaban", tuturnya.

Selain sebagai wisudawan terbaik, Adib juga menerima penghargaan sebagai Pemuda Utama Jawa timur 2023 atas kontribusinya dalam dalam pengembangan digitalisasi dan edukasi teknologi di Jawa Timur dan berkesempatan mengunjungi delapan Negara, yaitu Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Turki, Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat  dalam rangka kompetisi dan student mobility. Adib juga meraih berbagai prestasi Internasional.

Keluarga griya peradaban menyampaikan selamat kepada Khoirul Adib atas prestasi gemilang yang diraih. Semoga penghargaanya menjadikan satu langkah dalam mencapai prestasi-prestasi lainya di masa yang akan datang dan dapat menginspirasi para  pemuda untuk perubahan yang positif.

Sesi 3 Kuliah Alternatif Ke-VIII Angkat Tema Professional and Social Network

0
 






Campusnesia.co.idGriya Peradaban telah melaksanakan Kuliah Alternatif ke-VIII sesi 3. Acara ini digelar pada hari Sabtu (27/7/24).

Sesi ke 3 Kuliah Alternatif ini diselenggarakaan melalui zoom meeting. Adapun tema yang diambil yaitu mengenai Professional and Social Network. Kegiatan pagi ini diawali dengan sapaan hangat dan sambutan oleh Dian Kurniasari selaku perwakilan pegiat Griya Peradaban.

Kegiatan yang dimulai pada pukul 09.35 ini disampaikan langsung oleh Nyimas An An Aminah dari Pondok Pesantren Ar-Risalah, Ciamis sebagai pemateri pertama. Tak lupa kegiatan ini juga dipimpin oleh M. Kamal selaku moderator.

“Silaturahim adalah salah satu amal ibadah sosial (ghoir mahdloh) yang bisa bernilai mulia dan mendapatkan jaminan- jaminan kebaikan dikemudian hari." Jelas pemateri, Nyimas An An Aminah. 

Pemateri pertama kali ini membahas mengenai strategi membangun jaringan professional dan prospek kerja. Diawali dengan hadist yang meriwayatkan terkait silaturahmi, pemateri kemudian menjelaskan terkait apa itu networking, sumber relasi setiap orang, benefit of networking, membangun kecerdasan dalam networking, dan bagaimana membangun professional networking. Selain itu, beliau juga mengarahkan bagaimana islam memandang networking untuk kebutuhan professional.

Dilanjutkan dengan pemateri kedua terkait jaringan sosial, pentingkah? yang dipimpin langsung oleh Ibnu Fikri Ghazali yang merupakan mentor Griya Peradaban. Mengutip sedikit dari apa yang di sampaikan oleh pemateri, bahwa jaringan sosial merupakan suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan sebagainya. 

Kenapa jaringan harus dimulai dari organisasi? Karena organisasi skala kecil maupun besar memiliki masalah tersendiri, tentunya sesuai skala organisasi tersebut. Melalui masalah tersebut manusia didalamnya menjadi kuat dalam menghadapi masalah yang ada, dan paham apa yang harus dilakukan kedepannya. dengan bercermin kegagalan yang pernah dialami dan berusaha mengevaluasi atau mencari titik masalah sehingga bisa diperbaiki kedepannya.

Di akhir acara, kegiatan yang diikuti oleh 30 peserta ini ditutup dengan tanya jawab dan juga foto bersama. Sebagai closing statement terdapat a quote to remember.  (Zahro/Griya Peradaban)

Sesi 2 Kuliah Alternatif Ke-VIII Angkat Tema Membangun Spirit Akademik dan Masa Depan AI

0
 



Campusnesia.co.id - Griya Peradaban telah melaksanakan Kuliah Alternatif ke-VIII sesi 2. Acara ini digelar pada hari Sabtu (20/7/24).

Sesi ke 2 Kuliah Alternatif ini diselenggarakaan melalui zoom meeting. Adapun tema yang diambil yaitu mengenai membangun spirit akademik dan masa depan AI. Kegiatan pagi ini diawali dengan sapaan hangat dan sambutan oleh Ika Lailatun Nikmah sebagai host selaku perwakilan pegiat Griya Peradaban.

Kegiatan yang dimulai pada pukul 09.20 ini disampaikan langsung oleh Annas Rolli M sebagai pemateri pertama. Tak lupa kegiatan ini juga dipimpin oleh Astuti Rahayu selaku moderator.

“Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan." Jelas pemateri, Annas Rolli M. 

Pemateri pertama kali ini membahas mengenai membangun spirit akademik. Diawali dengan pembahasan terkait problem dunia akademik di Indonesia yang terdiri dari kualitas pendidikan, sumber daya terbatas, biaya pendidikan, kesenjangan regional, persoalan penelitian dan inovasi, birokrasi dan kebijakan, keterbatasan keterlibatan industri, kurangnya pengakuan internasional, dan juga tantangan teknologi. Selain itu, beliau juga menyasarkan teruntuk para pejuang beasiswa untuk memulai persiapan perkuliahan di luar negeri. 

Diselingi dengan sambutan oleh Feby Alfiana selaku CEO griya Peradaban, kemudian dilanjutkan dengan pemateri kedua. Adapun pemateri kedua membahas terkait masa depan AI yang dipimpin langsung oleh Hilman Najib. Mengutip sedikit dari apa yang di sampaikan oleh pemateri bahwa AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan kehidupan kita, tetapi juga membawa risiko yang perlu dikelola dengan hat-hati. Perlunya pendekatan yang tepat, maka dapat dipastikan AI tetap menjadi kawan yang membantu kita mencapai masa depan yang lebih baik. 

Di akhir acara, kegiatan yang diikuti oleh 42 peserta ini ditutup dengan tanya jawab dan juga foto bersama. Sebagai closing statement terdapat a quote to remember. 
“Bukan spesies paling kuat yang akan bertahan, bukan pula mereka yang paling pandai, tetapi mereka yang paling responsive terhadap perubahan.” (Zahro/Griya Peradaban)



Awali Sesi 1 Kuliah Alternatif Ke-VII, Griya Peradaban Angkat Tema Leadership

0
 




Campusnesia.co.id - Griya Peradaban telah melaksanakan Kuliah Alternatif ke-VIII sesi 1 yang digelar pada hari Sabtu (13/7/24).

Sesi ke 1 Kuliah Alternatif ini diselenggarakaan melalui media zoom meeting. Adapun tema yang diambil yaitu mengenai Leadership dengan diawali sambutan oleh Bapak Ma'as Sobirin selaku founder Griya Peradaban.

Kegiatan yang dimulai pada pukul 09.30 ini disampaikan langsung oleh Ali Imron selaku Ketua Yayasan Brilian Muslim Indonesia dan Atin Anggraini selaku Mentor Griya Peradaban. Tak lupa kegiatan ini juga dipimpin oleh Isti Faniah selaku Host.

Pada sesi kali ini kita semua diajak oleh para pemateri untuk mengetahui tentang Leadership. " Organisasi akan bisa berjalan dengan baik tentu tidak bisa di lepaskan dari kata loyal." Jelas pemateri Ali Imron. 

Pemateri juga menjelaskan bahwa loyalitas adalah pada saat seseorang telah mengambil sikap untuk komitmen, dimana menghasilkan aktivitas yang diluar nalar. Disini pemateri menerangkan bagaimana pentingnya dari sebuah loyalitas dalam berorganisasi. Mulai dari Definisi dari loyalitas, pentingnya loyalitas, manfaatnya bagi organisasi, Strateginya, tantangannya membangun loyalitas, dan mengatasi tantangan itu. Lalu, faktor faktor yang dimana dapat menjadi penyebab dari loyalitas itu sendiri memiliki 3 hal pokok diantaranya kepuasan kerja, keadilan organisasi, pengembangan karier. 

Adapun pemateri kedua membahas terkait menumbuhkan kewibawaan dalam kepemimpinan dengan dibimbing langsung oleh Atin Anggraini. Apa sih leadership? Lalu apakah ini penting? Tantangan yang kita hadapi pada saat kita menjadi leader itu menunjukan bagaimana kita dapat melihat peluang serta bagaimana kita dapat menaklukan nya, dan didalam setiap tantangan pasti ada masalah. 

Dari masalah itulah kita akan terbentuk, akan tetapi PR kita bagaimana kita dapat terbentuk tanpa adanya tekanan dan benturan, karena bila kita terlalu sering tertekan dan terbentur menunjukan bahwa kurangnya kesadaran diri dari pribadi kita. 

Tiga pendekatan dalam leadership yaitu memimpin dengan hati, memimpin dengan logika, dan memimpin dengan kemampuan. Tiga pendekatan ini harus diejawantahkan dengan dipadukan sifat wajib yang dimiliki Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam seperti sidiq, amanah, fathanah, tablig. Agar keberhasilan yang dihasilkan akan tercapai secara kongkrit dan sempurna.

Di akhir acara, kegiatan yang diikuti oleh 38 peserta zoom ditutup dengan tanya jawab dan juga foto bersama. Sebagai closing statement terdapat a quote to remember.  “Pemimpin yang hebat itu lahir dari tantangan dan masalah.” (Kamal/Griya Peradaban)

Sesi 4 Kuliah Alternatif Ke-VII Griya Peradaban Bahas Tema Job Preparation

0
 


Campusnesia.co.idGriya Peradaban telah melaksanakan Kuliah Alternatif ke-VII sesi 4. Acara ini digelar pada hari Sabtu (27/1/24).

Sesi ke 4 Kuliah Alternatif ini diselenggarakaan melalui zoom meeting. Adapun tema yang diambil yaitu mengenai Job Preparation yang diawali sambutan oleh bapak Ma'as Sobirin selaku founder Griya Peradaban.

Kegiatan yang dimulai pada pukul 09.30 ini disampaikan langsung oleh Dani Akhyar selaku Smartfren Community dan Brelyantika selaku Mentor Griya Peradaban. Tak lupa kegiatan ini juga dipimpin oleh Ika Laila selaku Host.

Pada sesi kali ini kita semua diajak oleh para pemateri untuk mengetahui tentang Job Preparation. " Komunikasi yang efektif itu dapat mempermudah kesuksesan dalam mencari pekerjaan." Jelas pemateri Dani Akhyar. 

Selain itu, pemateri juga menerangkan bahwa menggunakan komunikasi yang baik dan persiapan yang matang sebelum melamar pekerjaan itu adalah hal yang harus di perhatikan, mulai dari memperhatikan body language, membuat CV yang menarik, lalu sebelum interview disarankan untuk mempelajari instansi yang ingin kita lamar, selanjutnya pada saat hari H diarahkan agar tidak salah kostum, dan beberapa tips untuk menjawab pertanyaan.

Adapun pemateri kedua membahas terkait networking yang di bimbing langsung oleh Brelyantika. Apa sih networking? Lalu apakah ini penting untuk mendapatkan pekerjaan? Networking dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai memperluas jaringan dan skill yang paling berpengaruh dalam dunia kerja. Pengantar dalam kesuksesan dalam dunia kerja yaitu memiliki interpersonal skill. Lalu dilanjutkan dengan personal branding karena akan mempengaruhi nilai kita dalam persepsi orang lain dalam dunia kerja. Bangun persepsi positif orang pada kita, sebarkan, dan pertahankan.

Di akhir acara, kegiatan yang diikuti oleh 44 peserta zoom ditutup dengan tanya jawab dan juga foto bersama. Sebagai closing statement terdapat a quote to remember. 
“Diri kita hari ini adalah hasil dari keputusan kita di masa lalu dan apa jadinya kita di masa depan adalah hasil keputusan kita di hari ini.”

(Kamal/Griya Peradaban)

Sesi 3 Kuliah Alternatif Ke-VII Griya Peradaban Angkat Tema Mental and Spiritual Healthy

0
 


Campusnesia.co.idGriya Peradaban telah melaksanakan Kuliah Alternatif ke-VII sesi 3. Acara ini digelar pada hari Sabtu (20/1/24).

Sesi ke 3 Kuliah Alternatif ini diselenggarakaan melalui google meet. Adapun tema yang diambil yaitu mengenai mental and spiritual healthy dengan diawali sambutan oleh Muhammad Miftahul Kamal selaku perwakilan pegiat Griya Peradaban.

Kegiatan yang dimulai pada pukul 09.30 ini disampaikan langsung oleh Nadea Lathifah sebagai pemateri pertama. Tak lupa kegiatan ini juga dipimpin oleh Astuti Rahayu selaku Host.

“Kemampuan seseorang dalam mengelola emosi dalam diri dengan cara yang positif dan dapat secara efektif menghadapi berbagai perubahan dalam hidup." Jelas pemateri, Nadea Lathifah. 

"Di sini pemateri membahas tentang macam-macam kecerdasan yang terbagi menjadi tiga yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spritual. Generasi muda sekarang adalah tonggak harapan bangsa, bahkan sejarah Indonesia adalah sejarah yang dibentuk oleh para pemuda. Maka mereka di harapkan dapat memenuhi dari tiga bentuk kecerdasan tersebut. Akan tetapi sangat di sayangkan kenyataannya mereka bermasalah dalam hal kesehatan mental, banyak dari mereka yang minder, mental ilnes, burnout, dan sensian. Nah bagaimana cara mengatasinya? Ada beberapa cara yang bisa di lakukan yaitu dengan meningkatkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spritual. Bagaimana cara meningkatkan kecerdasan emosional? Dengan memvalidasi perasaan kita, berdamai dengan diri sendiri, live in the present, asking (why you live and for whom?), live with the pain, confident to step ahead, lalu sertakan tuhan dan pasrahkan." 

Adapun pemateri kedua membahas terkait spiritual healthy yang dipimpin langsung oleh M Yunus Mustofa. Mengutip sedikit dari apa yang di sampaikan oleh pemateri bahwa penyebab dari GenZ yang sering terganggu kesehatan mentalnya dan kurang cakap dalam mengelola kecerdasan emosional nya. Hal itu dikarenakan kurang cakapnya mereka dalam mengelola kecerdasan spritualnya. Lalu sebenarnya apa yang dinamakan kesehatan spiritual? Yaitu kesehatan yang mencakup kehidupan yang memiliki tujuan, transendensi, dan aktualisasi berbagai dimensi dan kapasitas manusia. Kesehatan spiritual menciptakan sebuah keseimbangan antara aspek fisik, psikologi, dan sosial, dalam kehidupan manusia. Maka pada saat kita memiliki kecerdasan spiritual dan kesehatan spiritual yang baik maka itu akan menyeimbangkan semuanya yang ada pada fisik maupun psikologis kita.

Di akhir acara, kegiatan yang diikuti oleh 37 peserta Gmeet ditutup dengan tanya jawab dan juga foto bersama. Sebagai closing statement terdapat a quote to remember. “Indonesia butuh anak muda yang berperan bukan yang baperan.” (Kamal/Griya Peradaban)

Masuk Sesi 2 Kuliah Alternatif Ke-VII, Griya Peradaban Angkat Tema Literasi Digital

0
 


Campusnesia.co.idGriya Peradaban telah melaksanakan Kuliah Alternatif ke-VII sesi 2. Acara ini digelar pada hari Sabtu (13/1/24).

Sesi ke 2 Kuliah Alternatif ini melalui zoom meeting. Adapun tema yang diambil yaitu mengenai literasi digital dengan diawali sambutan oleh Dian Kurnia Sari selaku perwakilan pegiat Griya Peradaban.

Kegiatan yang dimulai pada pukul 09.30 ini disampaikan langsung oleh Khoirul Anwar sebagai pemateri pertama. Tak lupa kegiatan ini juga dipimpin oleh Dina Lorenza selaku Host.

“Apa sih cyberbullying?  Yaitu penindasan atau perundungan dengan menggunakan teknologi digital. Hal ini dapat terjadi dimedia sosial, platform pengiriman pesan, platform game, maupun telepon seluler. Tindakan seperti ini dilakukan berulang kali yang bertujuan untuk menakut-nakuti, membuat marah, atau mempermalukan orang yang menjadi korban." Jelas pemateri, Khoirul Anwar. 

"GenZ sekarang ini, sedang terjangkit krisis moral yang mengakibatkan maraknya cyberbullying. Hal ini disebabkan karena minimnya pemahaman akan dampak negatif yang ditimbulkan dari aktifitas itu dimana seharusnya media sosial menjadi ajang silaturahmi dan menjaling hubungan baik dengan orang lain, malah menjadi sarana mengolok-olok dan menjatuhkan martabat orang lain. Bahkan saking tinggi nya kasus cyberbullying di Indonesia, sampai menobatkan Indonesia sebagai negara dengan kesopanan dunia maya terendah di Asia Tenggara. Maka dari itu harus menjadi perhatian bagi kita semua kalangan GenZ untuk bisa mejaga etika dan sopan santun dalam bersosial media."

Adapun pemateri kedua membahas terkait bagaimana berkreativitas dan berinovasi di sosial media yang dipimpin langsung oleh Muhammad Syafi'i. Mengutip sedikit dari apa yang disampaikan pemateri bahwa mayoritas penduduk Indonesia adalah pengguna aktif media sosial, seperti halnya YouTube, Tiktok, Facebook, WhatsApp, dan Instagram. 

Maka dari itu kita para GenZ harus dapat memanfaatkan media sosial sebaik mungkin untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dengan membuat konten kreatif, inovatif yang menarik, serta mengedukasi penonton nya. Nah bagaimana sih konten yang menghibur sekaligus informatif?, yaitu konten yang menyampaikan informasi akan tetapi disampaikan kan dengan cara dan gaya yang menarik target konten tersebut.

Di akhir acara, kegiatan yang diikuti oleh 44 peserta zoom ditutup dengan tanya jawab dan juga foto bersama. Sebagai closing statement terdapat a quote to remember. 
“ Kita harus menanamkan toleransi, etika, empati dan memanusiakan manusia didalam bersosial media .”

(Kamal/Griya Peradaban)

Awali Kuliah Alternatif Griya Peradaban Ke-VII Tahun 2024 Angkat Tema Future Leadership

0
 


Campusnesia.co.idGriya Peradaban telah melaksanakan Kuliah Alternatif ke-VII sesi 1. Acara ini digelar pada hari Sabtu (6/1/24).

Kuliah alternatif pada sesi 1 ini dilakukan melalui Google meet berbeda dari kuliah alternatif sebelumnya yang menggunakan zoom meeting. Hal ini di karenakan ada trouble menjelang pelaksanaan. 

Pada sesi ke-1 ini, pegiat Griya Peradaban menyantumkan tema Future Leadership bagi peserta Kuliah Alternatif agar lebih mengenal kepemimpinan di masa depan. Dengan sapaan dan senyuman hangat dari host Maulaya Zulfa, maka kuliah alternatif dimulai pada pukul 09.30. Kemudian disampaikan langsung oleh Ricza Irhami sebagai pemateri pertama. 

“Kepemimpinan Adaptif, pemimpin yang baik adalah yang dapat menjaga loyalitasnya dan loyalitas anak buahnya. Tantangan mendasar yang menjadikan perlu adanya penyiapan kepemimpinan baru diantaranya adanya dampak kepemimpinan toxic, konsekuensi turnover, dan budaya negatif dalam sebuah organisasi. Penyebab pentingnya neuroleadership dalam membangun keterampilan kepemimpinan pada Gen Z” jelas pemateri, Ricza Irhami. 

Penjelasan terkait pentingnya Generasi Z dalam kepemimpinan, "Generasi Z harus memperhatikan keahlian dalam bidang  kepemimpinan dikarenakan sebagai agen perubahan masa depan. Future leadership menawarkan kesempatan untuk para pemuda agar dapat mengolah dirinya dalam bidang kepemimpinan dan menumbuhkan pemimpin yang berkualitas. Disini membuktikan pentingnya dukungan dan kebijakan pemimpin agar dapat mempertahankan keberlangsungan sebuah organisasi atau sebuah perusahaan.”

Kemudian dilanjutkan oleh pemateri kedua oleh Luqyana mengenai bagaimana sustainable leadership dapat mengurangi dampak krisis lingkungan. Mengutip sedikit apa yang disampaikan pemateri agar dapat mencegah krisis lingkungan kita harus memperhatikan kepemimpinan berkelanjutan, yang memiliki tiga prinsip yaitu mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam strategi organisasi, mengembangkan visi dan nilai nilai keberlanjutan, serta mendorong inovasi dan adaptasi berkelanjutan. 

Di akhir acara, usai pemaparan materi tak lupa ada sambutan dari Bapak Ma'as Sobirin selaku founder Griya Peradaban. Kemudian ditutup dengan tanya jawab dan juga foto bersama dengan 68 peserta. Sebagai closing statement terdapat a quote to remember. 
“ Orang yang dapat memimpin dirinya sendiri maka ia dapat memimpin orang lain.”
(Kamal/Griya Peradaban)

Pegiat Griya Peradaban, Khoirul Adib Cicipi Kuliah 6 Bulan Di Amerika Serikat

0
 


Campusnesia.co.id - Khoirul Adib, Saat ini dia tercatat sebagai mahasiswa semester 5 pada Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang dan aktif sebagai koordinator tim program pada Perkumpulan Griya Peradaban. Adib ini kuliah di jurusan Teknologi Informasi yang lolos seleksi MOSMA Kemenag dan dapat beasiswa kuliah di Amerika.

MORA Overseas Student Mobility Awards (MOSMA) merupakan salah satu program implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi luar negeri selama 6 bulan. Melalui program ini, mahasiswa mendapatkan kredit yang dapat dikonversi ke dalam SKS (Satuan Kredit Semester) di kampus asal.

Khoirul Adib, anak muda asal Tuban yang dipenuhi prestasi gemilang. Puluhan gelar ia dapatkan bersama timnya, baik di level nasional maupun internasional. Tiap harinya, Adib sebagai marbot masjid di wilayah kampusnya serta mengajari anak-anak mengaji usai jama’ah shalat maghrib. 

Setiap kebaikan yang ditanam, tentu akan bertumbuh kebaikan lainnya. Takdir baik pun menghampiri, melalui program MOSMA. MOSMA menjadi bagian dari implementasi program Beasiswa Indonesia Bangkit. Adib merasa ini menjadi peluang baginya untuk merengkuh asa. Semua proses dilengkapi untuk memastikan dia bisa mendaftar.

"Saya tertarik untuk mempelajari dan mendaftar. Lika-liku perjalanannya saya lalui untuk bisa ikut mendaftar program tersebut," kata Adib.

"Ini bukan semata tentang mimpi saya, tapi juga harapan orang tua," sambungnya.

Pendaftaran MOSMA dibuka dari 15 Juni - 5 Juli 2023. Total ada 451 pendaftar, memacu Khoirul untuk bersiap menyongsong persaingan. Dari hasil seleksi administrasi, terpilih 192 peserta yang masuk tahap seleksi. Dan, nama Khoirul Adib tercantum dalam pengumumannya. Adib tergabung dalam kelompok S1 beserta 106 peserta lainnya. Ada 78 peserta untuk jenjang S2, dan 7 mahasiswa untuk jenjang S3. 

Jelasnya, ini merupakan hadiah yang akan dipersembahkan untuk ibunda tercinta yang  beberap waktu lalu telah menghadap keharibaan Allah Swt. Adib terpaksa tidak bisa menyaksikan pemakaman ibunda tercinta karena posisinya masih mengikuti lomba dan meraih juara dua di korea Selatan. 

"Namun saya tetap kuat dan harus meneruskan perjuangan ibu, agar bisa menjadi orang bermanfaat untuk semua orang," tekadnya.

Adib mengenang, bahwa dia sebenarnya juga mendapat tawaran untuk diterima kuliah satu semester di Columbia University, salah satu Ivy League Universities di Amerika Serikat (salah satu universitas top di AS). Tapi tidak sempat menindaklanjuti pendaftaran, karena sampai penutupan, dia harus merawat ibunya yang sakit keras kala itu.

"Batal masuk Columbia University, saya alhamdulillah diterima di Rochester Institute of Technology, salah satu universitas bergengsi juga di AS," ucapnya penuh syukur.

Pendiri perkumpulan griya peradaban, Ma’as Shobirin sangat bahagia mendengar kabar salah satu pegiatnya memperoleh beasiswa di Amerika. 

"Rasa bahagia tentu saya rasakan. Adib saya amanahi sebagai koordinator tim program di perkumpulan griya peradaban beberapa bulan lalu. Semoga Adib akan terus memperoleh kebaikan berikutnya melalui program ini,” tegasnya.




Penulis
Alfiana

Sesi 3 Kuliah Alternatif Ke-VI Griya Peradaban Angkat Tema Adaptability

0
 


Campusnesia.co.idGriya Peradaban telah melaksanakan Kuliah Alternatif ke-VI sesi 3. Acara ini digelar pada hari Sabtu (22/7/23).

Kuliah alternatif pada sesi 3 ini dilakukan melalui zoom meeting seperti halnya kuliah sebelumnya. 

Tema pada sesi ketiga ini yaitu mengenai adaptability yang diawali dengan sambutan dari Dina Lorenza selaku perwakilan pegiat Griya Peradaban. 

Kegiatan yang dimulai pada pukul 09.30 ini disampaikan langsung oleh Dito Alif Pratama yang merupakan founder Santri Mengglobal. Tak lupa kegiatan ini juga dipimpin oleh Irma Noviana selaku Host. 

"Adaptability adalah kemampuan sesuatu untuk beradaptasi terhadap suasana ataupun situasi yang baru. Jika kita merasa bisa melatih diri terhadap kondisi baru, fleksibel dengan dunia baru. Why not? Karena kenapa? Pendidikan itu bisa didapat dari mana saja." Jelas pemateri. 

Selain itu, mengutip sedikit apa yang disampaikan oleh pemateri bahwa santri yang baik itu bukan santri yang hanya menunjukkan akhlak yang baik di pesantren saja, tetapi dil uar Pesantren juga. Hal ini karena tantangannya akan berubah dan ini tentu akan berkaitan dengan adaptability. 

Di akhir acara, kegiatan yang diikuti oleh 49 peserta zoom ditutup dengan tanya jawab antara peserta dan pemateri dan juga foto bersama. Sebagai closing statement terdapat a quote to remember. 
"It is neither the strongest nor the most intelijen of the species taat survei es. It is the one that adapts to change the best. Be adaptive!". (Zahro/ Griya Peradaban)

Sesi 2 Kuliah Alternatif VI Griya Peradaban 2023 Angkat Tema Personality Development

0
 


Campusnesia.co.idGriya Peradaban telah melaksanakan Kuliah Alternatif ke-VI sesi 2. Acara ini digelar di hari Sabtu (15/7/23).

Seperti halnya kuliah alternatif sebelumnya, pada sesi 2 ini dilakukan secara online melalui zoom meeting. 

Sesi kegiatan kedua dalam kuliah alternatif memiliki tema personality development. Dimana para peserta diberikan ilmu dalam mengembangkan kepribadian. 

Kegiatan yang dimulai pada pukul 09.38 ini disampaikan langsung oleh Wildan Hefni sebagai pemateri pertama mengenai personality development. Tak lupa kegiatan ini juga dipimpin oleh Khoirul Adib selaku Host. 

"Dulu tidak memiliki kepercayaan diri dalam berbicara,  tidak memiliki nalar kritis untuk menyampaikan. Tapi dengan adanya Kuliah Alternatif Griya Peradaban setidaknya bisa mengubah atau meningkatkan kepercayaan diri" jelas Wildan Hefni selaku pemateri. 

Adapun pemateri kedua pada kegiatan pagi ini dipimpin langsung oleh Ratih Pratiwi, owner Soul Cafe. Pada sesi ini dijelaskan mengenai peningkatan kapasitas dan bagaimana cara mengenal jati diri. Mengutip sedikit apa yang disampaikan oleh pemateri bahwa dalam mengenali jati diri dan meningkatkan kapasitas itu tergantung dari mindset masing masing. Baik itu fixed atau growth mindset yang dimilikinya. 

Di akhir acara, kegiatan yang diikuti oleh 57 peserta zoom ditutup dengan tanya jawab antara peserta dan pemateri dan juga foto bersama. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ulil Albab saat sambutan. 

"Harapannya teman-teman mampu dan lebih interaktif disesi pertanyaan dan di perjalanan kuliah sesi ini" jelas Ulil Albab salah satu pegiat Griya Peradaban. (Zahro/Griya Peradaban)

Sambut Kuliah Alternatif VI, Pegiat Griya Peradaban Adakan QnA Bersama Alumni

0
 


Campusnesia.co.idPegiat Griya Peradaban adakan ngobrol series seputar kuliah alternatif VI pada Minggu, 18 Juni 2023. 

Kegiatan yang dimulai pada pukul 19.00 ini digelar secara live di instagram @griyaperadaban.id. Sehingga sasaran tertuju kepada masyarakat umum. 

"Apa sih yang membuat kamu masih ragu untuk mendaftar di Kuliah Alternatif VI?" merupakan tema yang diambil dalam ngobrol series kali ini. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh salah satu pegiat Griya Peradaban yaitu Emamatul Qudsiyah dan salah satu alumni kuliah alternatif batch 3. 

Adapun ketentuan pada kegiatan ini yaitu dengan mengajukan pertanyaan pada QnA story @griyaperadaban.id yang telah dibuka pada Jumat, 16 Juni 203. Setelah itu, pertanyaan akan dijawab pada ngobrol series malam ini. 

Berbagai pertanyaan seputar kuliah alternatif telah disampaikan dalam ngobrol series malam ini. Dimulai dari sistematika pendaftaran, kegiatan yang dilakukan di kuliah alternatif, hingga manfaat yang diperoleh setelah mengikuti kuliah alternatif.

Selaku salah satu alumni kuliah alternatif, host pada acara malam ini mengungkapkan pesan bahwa jangan ragu mendaftar di Kuliah Alternatif VI.  "Mendapat informasi mengenai kuliah alternatif menjadi salah satu berkat bagi saya sehingga saya dapat belajar dan tergabung dalam komunitas hebat dan berkolaborasi dengan generasi hebat. So, jangan ragu lagi. saya alumni 3, kamu?" ungkapnya. 

(Zahro/Griya Peradaban)

Pegiat Griya Peradaban Raih Medali Emas di Ajang World Young Inventors Exhibition Malaysia

0
 


Campusnesia.co.idTiga mahasiswa raih medali emas di ajang World Young Inventors Exhibition di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia pada 11-13  Mei 2023.

Ketiga mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa Teknologi Informasi (TI) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Tim yang dinamakan Tim ByShare ini terdiri dari Khoirul Adib, M. Naufal Muhadzdzib Al- Faruq, dan Abdullah Isbarul Fahmi dengan pembimbing Wenty Yuniarti, S.Pd, M.Kom san Dr. Nur Khasanah, M.Kes. Diantara ketiga mahasiswa tersebut, keduanya yaitu Khoirul Adib dan M. Naufal Muhadzdzib Al- Faruq merupakan pegiat Griya Peradaban. 

Acara yang diikuti oleh 19 negara ini terdiri dari 730 peserta yang diselenggarakan oleh International Invention Innovation & Technology Exibition (ITEX). ITEX merupakan sebuah platform internasional untuk para peneliti memamerkan inovasi dan penemuannya.

M. Naufal Muhadzdzib Al- Faruq, selaku salah satu anggota tim menjelaskan asal mula berani mengajukan inovasi ByShare yaitu keinginan dalam diri membawa inovasi gerakan sosial untuk berbagi kepada orang orang yang membutuhkan dengan konsep Zero waste. Selain itu juga mereka berprinsip selaku mahasiswa untuk selalu mengukir prestasi. 

"Latar belakangnya yaitu, keinginan kami untuk membawa inovasi kami, yaitu ByShare ke masyarakat luas di seluruh dunia. ByShare sendiri merupakan sebuah inovasi gerakan sosial untuk berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan, dengan konsep zero waste. Selain itu, sudah selayaknya kami selaku mahasiswa untuk selalu mengukir prestasi karena hal itu merupakan salah satu visi mahasiswa UIN Walisongo. Sebab dengan adanya prestasi ini dapat menunjukkan kepada dunia bahwa mahasiswa UIN Walisongo juga mampu bersaing di kancah internasional" tuturnya 

Ajang kompetisi yang bertaraf internasional ini ternyata memakan waktu kurang lebih 3 bulan untuk pembuatan inovasi ByShare. Hal ini tentu mengundang rasa bangga bagi para pegiat Griya Peradaban. 

Selaku salah satu pegiat Griya Peradaban sekaligus ketua tim, Khoirul Adib mengungkapkan harapannya untuk bisa selalu berinovasi dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. 
"Harapanya semoga temen temen yang ada digriya perdaban bisa selalu berinovasi dan meningkatkan kolaborasi untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat" tuturnya. 

"Merasa bangga dapat kembali mengukir prestasi di ajang internasional, karena mengukir prestasi merupakan salah satu visi mahasiswa UIN Walisongo. Dan dengan adanya prestasi ini, kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa mahasiswa UIN Walisongo juga mampu bersaing di kancah internasional, " tuturnya.

(Zahro/Griya Peradaban)