NAMA Foundation Kembangkan Sektor Pendidikan dan Lembaga Sosial Kemasyarakatan di Indonesia



Campusnesia.co.id -- Jakarta - Organisasi kemanusian NAMA Foundation bertekad terus mengembangkan sektor  pendidikan dan peningkatan kapasitas lembaga sektor ketiga atau lembaga sosial kemasyarakatan di Indonesia. Hal tersebut disampaikan  CEO NAMA Foundation: Dr. Saleh Bazead di sela-sela acara Civil Community Capacity Building  (CCCB) Forum, yang digelar di Jakarta (9/9).

Terpilihnya Indonesia sebagai mitra kerja dalam  memyalurkan bantuan, menurut Saleh karena Indonesia  memiliki sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan dinilai mampu mengembangkan sektor pendidikan dan mencetak lebih banyak organisasi sosial yang profesional. Lebih lanjut Saleh mengatakan, akan lebih banyak lahir di Indonesia, masyarakat yang memiliki jiwa kerelawanan yang tinggi, yang memiliki semangat untuk mencerdaskan dan memberdayakan masyarakat.

Dr. Saleh Bazead -- CEO NAMA Foundation


"Bekerja bersama lebih baik dari pada bekerja sendiri. Saya berharap akan terjadi interaksi yang intens antara NAMA Foundation dan organisasi sosial kemasyarakatan di Indonesia. Bisa saling memberi motivasi dan bekerja sama, sehingga akan lebih banyak kebaikan yang mengalir kepada masyarakat Indonesia. Membawa masyaraka Indonesia menuju kesejahteraan yang lebih baik," Harap Saleh.

Lebih lanjut Saleh mengatakan bahwa dalam kerangka kerja pada tahun 2018, NAMA Foundation mempunyai tiga program unggulan yang akan diimplementasikan di Indonesia, yaitu: Pertama, pendirian pusat pengembangan sektor pendidikan dan peningkatan kapasitas lembaga sektor ketiga. Kedua, pemberdayaan sektor pendidikan pada aspek pengajar, siswa dan manajemen sekolah. Ketiga, pemberdayaan sektor ketiga pada aspek peningkatan kapasitas lembaga sektor ketiga, pembiayaan, dan program-program yang melibatkan massa dan kerelawanan. 

NAMA Foundation didirikan pada tahun 2004 di Malaysia dengan berkonsetrasi pada pengembangan sektor pendidikan dan pengembangan kapasitas organisasi. NAMA Foundation sendiri telah menelurkan beberapa kegiatan sosial di Indonesia, diantaranya peningkatan kapasitas di bidang pendidikan, peningkatan kapasitas buiding bagi para konsultan sosial kemasyarkatan, peningkatan kapasitas pemimpin muda dan masih banyak lagi. Selain di Indonesia, NAMA Fundation juga melakukan pengembangan kapasitas pendidikan dan organisasi di beberapa negara lain, diantarnaya Tanzania, Kyrgystan dan Lebanon.

sumber: Release Nama Foundation
kontributor: Ningsih

Puluhan Mahasiswa Beastudi Etos Menggelar Aksi Peduli Rohingya





Campusnesia.co.id -- Sekitar empat puluh mahasiswa dari berbagai jurusan dan fakultas yang tergabung dalam penerima manfaat Beastudi Etos semarang menggelar aksi peduli Rohingya di car free day minggu 10/9/2017.

Aksi dimulai dari pagi hingga pukul sembilan, diisi dengan long march, aksi teatrikal, orasi dan penggalangan dana.

Dalam orasinya Anto, koordinator lapangan menyampaikan ajakan kepada masyarakat untuk turut serta peduli terhadap kekerasan yang dialami saudara-saudara etnis Rohingya di myanmar. Kepedulian itu bisa berupa doa dan donasi misalnya.

"Apa yang terjadi di myanmar bukan lagi soal agama, tetapi sudah menjadi tragedi kemanusiaan, sudah seharusnya seluruh masyarakat dunia peduli dan membantu" tambahnya.

Selama dua hingga tiga jam, donasi yang terkumpul hasil partisipasi pengunjung car free day sebesar Rp 2.196.900,- yang rencanya akan disalurkan melalui lembaga sosial Dompet Dhuafa Jawa Tengah.

Dari pantauan redaksi campusnesia, pagi ini tidak hanya dari mahasiswa beastudi etos yang menggelar aksi peduli rohingya tetapi juga ada dari Insani Undip, dan organisasi mahasiswa lain. Ini menunjukkan betapa pedulinya masyarakat semarang terhadap isu kemanusian yang sedang terjadi di myanmar.

Update: 
Hingga Minggu 10/9/2017 pukul 13.08 wib Donasi yang terkumpul bertambah menjadi Rp 3.695.400,-

penulis: Nandar
foto      : Salman

Praktik Kewirausahaan, Mahasiswa Teknik Lingkungan Undip Kunjungan ke Loetju.com



Campusnesia.co.id -- Sembilan Mahasiswa Teknik Lingkungan Undip melakukan kunjungan ke Loetju.com dalam rangka praktik mata kuliah Kewirausahaan, Jumat 8/9/2017.

Maya, Ranu, Karina, Anita, Fanisa, Aria, Irna, Alif dan Selly merupakan angkatan 2014 yang sedang mengerjakan tugas mata kuliah KWU yaitu mencari narasumber dari pelaku usaha untuk dikunjungi dan wawancara seputar bagaiman memulai sebuah usaha, mengembangkan dan mempertahankan agar tetap eksis.

Dalam pengantarnya, Maya perwakilan kelompk menyampaikan alasan memilih Loetju karena merupakan alumni PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) Undip, serta beberapa kali sudah menjadi pelanggan.

Rombongan diterima oleh perwakilan dari Loetju.com sekaligus pengelola yaitu mas Nandar dan diskusi berlangsung menarik hingga menjelang jam sepuluh malam.

Selain bertanya seputar sejarah dan berdirinya Loetju, para peserta juga menanyakan tentang hal-hal yang bersifat teknis dan teoritis, misalnya proses produksi, manajemen keungan dan strategi marketing yang selama ini dilakukan Loetju.

Di sela-sela perbincangan mas Nandar juga berbagi beberapa tips terutama bagaimana agar sebuah usaha yang berasal dari program PMW bisa tetap bertahan dan berkembang.

Sebelum mengakhiri kunjungan dan masuk sesi foto bersama, para peserta juga menyampaikan bahwa output dari kegiatan ini nantinya hasil wawancara akan disampaikan dalam bentuk makalah tertulis dan dipresentasikan di kelas. Wah menarik ya..semoga bisa dapat nilai A semua.


Opini: Kapan Waktu yang Tepat menjadi Pembicara?



Campusnesia.co.id -- Dalam beberapa kesempatan dengan rekan-rekan, mereka yang berkecimoung di dunia wirausaha menyamoaikan pendapat, merasa belum waktunya menjadi pembicara dalam sebuah acara dengan alasan secara capaian belum seberapa. Padahal menurut saya apa yang beliau-beliau capai jauh lebih baik daripada saya, misal tentang omzet.

Entah kenapa dalam hati saya tersenyum, antara membenarkan idealisme itu tetapi juga sedikit "tersentil" karena mungkin saya lebih sering jadi pembcra daripada beliau-beliau yang secara capain jauh lebih baik.

Hingga muncul pertanyaan dalam hati saya, kapan waktu yang tepat jadi pembicara? 

Saya kan coba beropini di kolom ini, kalau pembicara yang dimaksud layaknya seminar akademis jelas kualifikasi seorang key note speker haras sudah mencapai suatu prestasi meneliti atau menemukan sesuatu. Kalau pembicara yang dimaksud adalah expert dibidangnya maka jelas capaianya harus yang paling tinggi diantara peserta.

Lalu bagaimana mereka yang capaianya masih segitu-gitu saja layaknya saya? Tak bolehkah menerima undangan dan berbagi pengalmaan? Saya lebih suka memakai istilah sharing daripada pembicara.

Menurut saya its okey, mengapa?
Yang petama harus dilihat dulu siapa audien atau pesertanya. Biasanyaa saya akan betanaya kepada panitia apa alasan mengundang saya, kenapa tidak orang lain saja dan apa apa materi serrta audienya.

Mislanya saya menerima undangan sharing tentang desain degan corel draw kapada peserta yang baru mau belajar corel draw dari nol. Saya menerima permintaan jadi pembiacra tentang bagaimana agar PMW bisa eksis & berkembang dengan para calon penerima PMW. Berikutnya saya mnrima undangan berbagi tentang basic jurnalistik, lebih tepatnya mengelola website kepada mereka yang benar-benar baru mau belajar menulis blog dan jurnaistik.

Alasan lain adalah, kita tadak pernah tahu di bagian mana dari apa yang kita sampiakan yang akan menginpirasi orang untuk berbuat yang sama bahkan bisa jadi lbh baik dari kita. 

Kecuali itu adalah pelatihan teknis tentang sesuatu yang sudah jelas alur dan tata caranya, tentu yang expert yang paling berhak jadi pembicara.

Jadi menurut saya, tidak perlu minder kalau diundiang untuk sharing pengalman tapi perlu tahu diri kalau itu undangan jadi pembicara apalagi menjadikan berbicara di depan umum sebagai pekerjaan. Harus kompeten dulu :)

penulis: Nandar

Punya opini seputar dunia pendidikan, kreatifitas, sosial dan kewirausahaan? kirim opinimu ke redaksi campusnesia. Karya yang sesuai dan layak akan kai publish. 

FIM Oye Semarang Bertemu Founder Campusnesia, Bahas Jurnalistik




Campusnesia.co.id -- Semarang, Forum Indonesia Muda (FIM) Oye bersama volunteer FIM Oye mengadakan acara FIM Course dengan tema Jurnalistik Class. 

Tema jurnalistik kali ini menghadirkan seorang narasumber yang merupakan founder dari Campusnesia dan sekaligus CEO Loetju. Dalam acara yang diselenggarakan di Waduk Undip Tembalang ini, 6 anggota volunteer dan beberapa alumni FIM Oye mendapatkan ilmu mengenai perlu dan pentingnya belajar jurnalistik.

"Cara paling efektif untuk mengungkapkan ide dan gagasan adalah dengan menulis" ujar Achmad Munandar dalam penjelasannya, Selasa(5/9/2017). 

Narasumber menambahnya "Tips agar istiqomah dalam menulis adalah tuangkan ide-ide yang sudah ada di pikiran lalu tulis, entah itu di kertas, buku catatan, maupun note smartphone

Dengan adanya jurnalistik class ini diharapkan alumni dan volunteer FIM Oye dapat meningkatkan kemampuannya dalam bidang jurnalistik, baik itu melalui tulisan, video dan foto atau media yang lainya.

penulis : Resti
foto      : Resti
editor   : Nandar

Pengumuman:
dengan dipublikasikannya liputan pelatihan jurnalistik ini, sekaligus sebagai pengumuman pemenang lomba menulis berita jatuh pada kak Resti. Selamat ya, hadiah bisa diambil di kantor Campusnesia. 

Tak lagi sendiri, Tahun ini FIM OYE Berqurban Bersama Anak yatim



Campusnesia.co.id -- Jumat, 1 September 2017 FIM OYE mengadakan qurban di kabupaten Purwodadi tepatnya desa Djeketro.

FIM OYE memilih Desa Jeketro Kecamatan Grobokan Kabupaten Purwodadi karena desa grobokan merupakan salah satu kabupaten termiskin di Jawa Tengah.

Rombongan berjumlah 14 orang terdiri dari alumni FIM OYE, volunteer, dan santri dari pondok pesantren Saubari Bening Hati Semarang. Berangkat dari semarang hari kamis pukul 20.23 wib dan di purwodadi sekitar pukul 22.00 WIB. 

Dipagi hari rombongan melaksanakan solat Ied di masjid Jami' An Nur dalam agenda ini rombongan memotong seekor sapi dan daging qurban dibagikan kepada anak yatim di yayasan Cahaya Hati Insani dan Yayasan Jeketro.



Istata Luqman koordinator FIM OYE Semarang dan ketua pelaksana kegiatan qurban ini menjelaskan, " Alhamdulilah, idul adha kali ini fim oye bisa memberikan sedikit sumbangsihnya kepada masyarakat, semoga kedepan kita bisa memberikan program secara continue di yayasan ini, karena antusiasme masyarakat adalah nyala semangat kami"

Masyarakat sekitar sangat antusias dan senang dengan kegiatan ini, terlihat dari kebersamaan dan keceriaan saat gotong royong memotong dan mebagikan qurban.

sumber: Release Tim Media FIM Oye Semarang
editor  : Nandar

Evolusi Logo Campusnesia



Campusnesia.co.id -- September 2017 ini Campusnesia akan berulang tahun yang pertama dengan domain co.id dan ulang tahun yang kedua sejak pertama kali blog ini dibuat. 

Semoga dalam perjalananya campusnesia membawa manfaat bagi para pembacanya.

Kali ini redaksi akan berbagi tentang evolusi Logo Campusnesia sejak pertama dibuat hingga sekarang, yuk simak: