Belajar Creative Ideas on Social Media dalam Kuliah Alternatif Griya Peradaban
Kupas Tuntas Pentingnya Spiritual dan Emosional Intelligence bersama Brelyantika Duta Bahasa Jateng 2019
Kuliahan Alternatif Griya Peradaban Angkatan 1 Ditutup dengan Tema Collaboration and Community Development
Campusnesia.co.id - Semarang – Kuliah Alternatif angkatan I yang digelar oleh Griya Peradaban telah sampai pada sesi terakhir pada Sabtu (13/03). Perkuliahan kali ini mengulas tentang Collaboration and Community Development dengan dua pemateri, yaitu Millatul Miskiyyah (Da’iyah Muda Indonesia) dan Dani Miftah Akhyar (Head of Community Development Smartfren).
Millatul Miskiyyah menyampaikan tentang pentingnya membangun kerja sama yang baik (Building The Right). “Tanpa kerja sama dan membaur dengan orang-orang sekitar, kita tidak bisa menjalankan kehidupan dengan baik." Ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa kemampuan kerja sama yang baik dengan orang lain akan membentuk sebuah kolaborasi yang baik. Ketika keduanya tercapai, maka akan memiliki pengaruh besar dalam menentukan keberhasilan. “Dalam menentukan keberhasilan tersebut bisa dilakukan dengan memilih organisasi yang baik." Imbuh khafidzoh muda tersebut.
Lebih lanjut ia menyebutkan poin-poin yang dapat membentuk kekuatan kerja sama. Pertama, melibatkan banyak orang. Kedua, memiliki banyak sudut pandang dan alternatif. Ketiga, memaksimalkan potensi pemimpin. Keempat, menyelesaiakan pekerjaan lebih banyak. Serta kelima, berbagi rasa kebersamaan dalam tim atau organisasi.
“Hari esok adalah untuk kolaborasi bukan lagi kompetisi, karena bersatu dalam perbedaan adalah kunci kesuksesan di masa depan." Ujarnya.
Tak kalah menarik, pemateri kedua Dani Miftah Akhyar, di awal pemaparannya mengutip puisi dari sastrawan kesohor Indonesia, WS Rendra:
Sebuah sangkar besi tidak bisa mengubah burung rajawali menjadi burung nuri// Kesadaran adalah matahari/ Kesabaran adalah bumi/ Keberanian menjadi cakrawala dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata//
Mengutip puisi tersebut, Dani ingin mengatakan bahwa pemuda perlu memiliki kesadaran, kesabaran, keberanian, dan perjuangan dalam mengeksekusi sebuah ide atau gagasan. Ia juga menegaskan, yang perlu diperhatikan adalah kesabaran dalam berproses karena akan banyak hambatan.
Sebagai Head Community Smartfren, Ia menyampaikan hal dasar dalam Community Development, yaitu kompetensi dan karakter. Ia menegaskan, kunci dalam membentuk kompetensi diri yaitu belajar dengan bahagia. Artinya, dalam belajar seserorang harus menikmati proses demi prosesnya.
Di akhir penjelasan, Dani memberikan ciri-ciri gerakan kepemudaan zaman sekarang. Diantaranya ialah Spirit of Caring, Enthusiasm and Criticism, Fun, fokus pada dunia digital, Collaboration dan kreasi.
Perkuliahan yang dipandu oleh Putri Rizkiatul W (Aktivis Griya Peradaban), sekaligus menjadi penutup dari kegiatan Kuliah Alternatif Angkatan I yang telah berlangsung dari bulan Januari hingga Maret. Selanjutnya, akan hadir Perkuliahan Alternatif Angkatan II yang dilaksanakan pada bulan Juni mendatang. (Mega).
Ngomongin Pentingnya Leadership bersama Sindy Ajudan Milenial Gubernur Jabar
Belajar Pentingnya Peran Communication Skill bersama Kintansari Adhyna Putri dan Dito Alif Pratama dalam Kuliah Alternatif Griya Peradaban
Buka Kuliah Alternatif Angkatan IV, Griya Peradaban Angkat Tema Leadership and Social Transformation
Sesi 3 Kuliah Alternatif V Griya Peradaban Angkat Tema Manajemen Waktu di Era Diskrupsi
Griya Peradaban Adakan Diskusi Communication Skill sebagai Solusi Maraknya Krisis Komunikasi di Media Sosial
Sabtu (31/7/2021) Griya Peradaban kembali mengadakan diskusi pada Kuliah Alternatif II. Tema diskusi pada sesi ini sedikit berbeda dengan sesi-sesi sebelumnya. Jika tema sebelumnya membahas tentang Emotional dan Spiritual Quotient, pada sesi keempat ini tema yang diangkat adalah tentang Communication Skill.
Acara yang dikomandoi oleh Nailu Rohmatika (Aktivis Griya Peradaban) ini, mendatangkan dua pembicara yang sangat luar biasa. Yaitu Brelyantika Indra Jesa selaku Founder Panti Carita dan Dani Akhyar selaku Head of Community Development & CSR, Smartfren Telecom.
Brelyantika yang dalam hal ini menjadi pembicara pertama, banyak membicarakan tentang bagaimana masyarakat Indonesia mampu cerdas dan bijak dalam menggunakan media sosial.
Pada awal diskusi, perempuan yang akrab dipanggil Tika ini banyak membicarakan tentang perbedaan antara jejaring sosial dengan media sosial. Ia mengatakan bahwa terdapat perbedaan mendasar antar keduanya.
“Media sosial itu adalah induknya jejaring sosial, sementara jejaring sosial itu adalah cabang dari media sosial” ujar Tika.
Kemudian, perempuan yang pernah dinobatkan sebagai Duta Bahasa Jeteng ini menjelaskan terkait pentingnya bahasa dalam berkomunikasi. Ia juga mengatakan bahwa kunci tercapainya komunikasi yang baik adalah dengan bahasa yang baik pula. Selain itu, ia juga menyampaikan tentang pentingnya menyampaikan informasi yang baik dalam bermedia sosial.
“Mulai dari sekarang, kita harus branding media sosial kita dengan membagikan hal-hal yang positif” kata Tika.
Selain cantik, perempuan kelahiran Jepara ini juga kaya akan prestasi. Prestasi tersebut diantaranya adalah Juara III lomba Duta Genre Kota Bandung 2018, Juara III Duta Wisata Jepara 2018, Juara I duta Bahasa Jateng 2019, dan beberapa prestasi lain yang tentunya sangat luar biasa. Tidak hanya itu, saat ini ia telah diterima dalam program beasiswa Erasmus yang akan mengantarkannya di empat negara Eropa.
Sedikit berbeda dengan materi pertama, pada materi kedua dalam sesi keempat ini lebih banyak membicarakan tentang teori komunikasi dan teknik negosiasi. Dani Akhyar yang dalam hal ini menjadi pembicara pada materi tersebut, memulai diskusinya dengan memaparkan fobia-fobia yang banyak dialami oleh setiap orang, salah satunya adalah fobia berbicara di depan umum.
Pria yang saat ini sedang menempuh pendidikan S-3 nya di Universitas Indonesia ini, kemudian menjelaskan tentang teori komunikasi yang efektif. Ia mengatakan bahwa setidaknya terdapat dua teori yang dinilai efektif dalam berkomunikasi, yaitu Model Komunikasi Lasswell dan teori Komunikasi Albert Mehrabian.
Pada akhir sesi, ia mengatakan bahwa dalam komunikasi yang baik dan efektif, sangat dibutuhkan penguasaan terhadap body language itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan 80 % bahasa manusia dikeluarkan melalui body language.
“Hal terpenting dalam komunikasi adalah mendengar apa yang tidak dikatakan” ujar Dani.
Pentingnya Critical Thinking dan Creative Thinking Bagi Generasi Muda