Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri griya peradaban. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri griya peradaban. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan

Ngobrolin Cara Membangun Strategi dan Kolaborasi Bagi Kaula Muda bersama Griya Peradaban

0

 



Campusnesia.co.idKuliah Altenatif Angkatan Kedua Griya Peradaban telah sampai pada diskusi akhir perkuliahan yaitu sesi Sembilan. 

Sesi yang menjadi pamungkas dari beberapa sesi sebelumnya diharapkan mampu memberi dorongan kepada peserta kuliah alternatif agar mampu mengimplementasikan ilmu yang telah didapatkan selama mengikuti kuliah alternatif.

Diskusi yang dilaksanakan pada Sabtu (4/9/2021) ini dimoderatori oleh salah satu aktivis Griya Peradaban, Khoirunnisa. 

Perempuan yang biasa dikenal dengan nama Ica ini mampu membawa acara dengan sangat baik, sehingga acara berjalan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan.

Diskusi  terakhir ini tentu membawa tema yang berbeda dengan tema diskusi pada sesi sebelumnya. Diskusi pada sesi ini bertemakan tentang strategi mengembangkan ide dan kolaborasi anak muda. 

Dengan menghadirkan pemateri yang sangat luar biasa, diharapkan pada diskusi ini mampu memberikan angin segar kepada anak muda dalam bergerak dan berkontribusi untuk perkembangan bansga dan negara. 

Diskusi pertama disampaikan oleh salah satu alumni Kader Bangsa Fellowship, Wisnu Hadi Prayitno. Pada diskusi pertama ini, Ia mengangkat tentang pentingnya strategi pengembangan anak muda. 

Berbeda dengan diskusi-diskusi sebelumnya, metode yang dibawakan oleh Wisnu ini bisa dikatakan unik karena tidak ada sesi penyampaian materi, melainkan langsung pada sesi tanya jawab.

Laki-laki asal Ponorogo ini banyak menyampaikan tentang hal-hal apa saja yang harus dlakukan anak muda dalam mengembangkan sesuatu yang ada di desanya. Ia mengatakan bahwa gagasan besar terkadang berawal dari pertemuan-pertemuan kecil anak muda di warung kopi. 

Selain itu, orang yang banyak bergerak dalam bidang kesenian ini juga membahas tentang pentingnya penggunaan Bahasa yang dapat dipahami dalam kehidupan bermasyarakat.

“Intelektual yang baik adalah mereka yang mampu menerjemahkan Bahasa intelektual menjadi bahasa yang dapat dipahami oleh masyarakat” kata Wisnu.

Senada dengan diskusi pertama, diskusi kedua dibawakan oleh salah satu Mentor Griya Peradaban, Millatul Miskiyyah. Diskusi kedua ini lebih banyak membicarakan tentang bentuk kolaborasi seperti apa yang harus dibangun oleh anak muda. 

Perempuan peraih sarjana terbaik d IAIN Salatiga ini juga menyampaikan bahwa kolaborasi antar anak muda tidak hanya menjadikan pekerjaan lebih ringan, tetapi juga membuat hubungan lebih erat dan relasi lebih luas. Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa untuk mengenali anak muda, berarti kita harus mengenali sesuatu yang ada pada anak muda tersebut.

“Hari esok adalah hari kolaborasi, bukan saatnya lagi tuk berkompetisi. Karena bersatu dalam perbedaan adalah kunci kesuksesan di masa depan” ujar Milla.


Penulis: Feby Alfiana


Info Webinar Gratis +Sertifikat Bulan September Oktober 2021

0




Campusnesia.co.id -- Bagi Sobat yang mencari info webinar nih, kami hadirkan info webinar gratis untuk bulan September 2021.



Webinar Nasional Bank Sampah FPP Undip 
Pendaftaran: 25-29 Oktober 2021




Webinar Jago Closing dengan Whatsapp Marketing



Webinar Peran Penting Networking dalam Bisnis



Webinar oleh Akademis Komunitas Nusantara (1 Oktober 2021)
Link pendaftaran: bit.ly/brandingforcommunity



Kelas Konten Kreator oleh Hipwee (2-3 Oktober 2021)
Link pendaftaran: bit.ly/kelasbb1



Webinar With Akmapesa Seasion 3 (3 Oktober 2021)
Link pendaftaran: http://ipb.link/pendaftaranwwa3



Webinar Kelas Konten Kreator (16 Oktober 2021)
Link pendaftaran: bit.ly/kelasbb3



Webinar Nasional ERSI 4 (16-17Oktober 2021)
Link pendaftaran: http://bit.ly/ersi4ebizmark



Webinar Nasional OBEC 6 oleh Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman (23 Oktober 2021)


Pelatihan Karir, Peluang Kerja dan CV Undip (16 Oktober 2021)




Webinar Jurnalist Day Publica Health Undip (16 Oktober 2021)






Akademi riset dan penulisan Griya Riset Indonesia



Kuliah Alternatif Griya Peradaban (4 September 2021)



Webinar PKM Nasional (4 September 2021)


Webinar oleh Kampus Nasional 2021 (4 September 2021)
Link Booklet dan Pedaftaran: https://linktr.ee/KampusNasional



Forum Edukasi Zero Waste (FOREST) oleh Mahasiswa Komunikasi SV IPB (5 September 2021)
Link pendaftaran : http://ipb.link/talkshow-forest2021



Webinar Research & Publication oleh BLAJAR.ID (8 September 2021)



Webinar oleh Superstar Education (10 September 2021)
Link pendaftaran: https://bit.ly/Supertalk-10Sep21



Webinar Nasional AGRIFEST oleh UKKM Agritechship Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember (12 September 2021)


Aquafest 2021: Talkshow Bisnis Ikan Konsumsi oleh IPB (18 September 2021)
Link pendaftaran: ipb.link/pendaftaran-talkshow2



Webinar Content Creator (WCC) oleh Departemen Komunikasi Genbi Jakarta (18 September 2021)
Link pendaftaran: https://bit.ly/PendaftaranWCC2021




Webinar Ruang Bincang Energy (19 September 2021)
Link pendaftaran: benid.link/RegistrasiRuBEn8



FIA Care Sharing Session (19 September 2021)
Link pendaftaran: https://bit.ly/FiaCareEvent





Webinar oleh Hipwee (24 September 2021)
Link pendaftaran: bit.ly/beranibaik



Dealing With Insecurity Find Your Personality oleh UKMF Penelitian Screen Fakultas Ilmu Sosial UNY (25 September 2021)




Scholar Kalimantan Talk (30 September 2021)




Itu tadi beberapa info webinar gratis di bulan September dan Oktober 2021, untuk info webinar lainnya akan kami update segera. Jadi jangan bosan cek infonya ya.


Cek juga info webinar gratis bulan Agustus 2021 disini.

Griya Peradaban Adakan Diskusi Tentang Creative Ideas on Social Media untuk Personal Branding

0

 
 
Campusnesia.co.id - Media sosial saat ini dapat dikatakan sebagai kebutuhan primer dalam kehidupan bermasyarakat. Hal tersebut ditandai dengan masifnya pengguna media sosial di Indonesia. Disamping itu, selain sebagai kebutuhan primer, media sosial juga seringkali dijadikan sebagai ajang dalam personal branding bagi setiap individu. 

Menyikapi pentingnya personal branding dalam media sosial, Griya Peradaban kembali mengadakan diskusi sebagai event wajib dalam serangkaian Kuliah Alternatif Angkatan Kedua. Diskusi seri kedelapan ini membahas terkait bagaimana masyarakat mampu mengoptimalkan media sosial dan mampu menjadikan media sosial sebagai sarana dalam membranding dirinya. 

Diskusi yang dilaksanakan pada Sabtu (28/8/2021) ini tentu tidak kalah menarik dengan diskusi-diskusi sebelumya. Diskusi yang dimoderatori oleh salah satu salah satu alumni Kuliah Alternatif, Kiki Anggraeni ini mendatangkan dua narasumber yang sangat luar biasa, yaitu Muhammad Syafii (CEO Golevat Intenasional) dan Anifatul Jannah (Koordinator Nasional AIS Nusantara).

Muhammad Syafii selaku pemateri pertama, menyampaikan materi yang lebih menitik beratkan pada konsep media sosial yang sesuai untuk ajang branding. Ia mengatakan bahwa dengan dilakukannya branding, mampu terciptanya kesadaran dan reputasi pada seseorang, membangun kepercayaan serta mampu mempengaruhi orang lain. 

CEO Golevat Internasional ini juga menyampaikan bahwa desain media sosial yang dimiliki seseorang, akan memberikan tanggapan kepada orang lain akan orang tersebut. Ia juga menyampaikan bahwa desain yang dibuat oleh seseorang, diharapkan untuk mampu mengajak orang lain untuk satu persepsi dengannya. “Desain media sosial anda untuk membuat persepsi orang lain sama dengan persepsi anda” kata Syafii.

Sedikit  berbeda dengan materi pertama, materi kedua lebih banyak berorientasi pada Inovasi dan Pemanfaatan Social Media. Anifatul Jannah, selaku pemateri kedua menyampaikan tentang bagaimana masyarakat mampu memanfaatkan tantangan dan peluang sebagai ajang adaptasi dalam kehidupan bermasyarakat.

Koordinator Nasional AIS Nusantara ini juga menyampaikan tekait bagaimana menjadi pengguna media sosial yang baik. Ia menyampaikan bahwa ada lima hal yang menjadi manfaat seseorang dalam menjadi pengguna yang baik yang diantaranya adalah diserminasi informasi, media pembelajaran, ekonomi bisnis, membangun relasi yang luas, dan personal branding.
 
 
Penulis: Feby Alfiana

Kurangnya Intensitas Literasi di Indonesia, Griya Peradaban Adakan Diskusi tentang Strategi Membangun Budaya Literasi

0

 



Campusnesia.co.idLiterasi selalu menjadi momok yang sangat penting dalam perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Tidak hanya sekadar ajang meningkatkan kemampuan masyarakat dalam membaca informasi, literasi  juga sangat dibutuhkan menyikapi problamitika digital.

Pada tahun 2018, Programme for International Student Assessment (PISA) mencatat tingkat literasi Indonesia berada pada posisi ke 74 dari 79 negara di dunia dalam kemampuan membaca. Hal tersebut merupakan tamparan keras bagi masyarakat Indonesia khususnya kaum muda.

Griya Peradaban sebagai salah satu wadah generasi muda Indonesia mencoba menjawab problametika tersebut melalui diskusi yang membahas tentang bagaimana cara membangun budaya literasi.

Dilaksanakan pada Sabtu (21/8/2021) dikomandoi oleh salah satu Alumni Kuliah Alternatif, Astuti Rahayu. Diskusi yang merupakan sesi ketujuh dalam Kuliah Altenatif Angkatan kedua ini mendatangkan narasumber yang tidak kalah hebat dari sesi-sesi sebelumnya. Kedua narasumber tersebut adalah Muhammad Khozin (Founder Saaltu.Id) dan Fajri Zulia (Pegiat Santri Mengglobal). 

Materi pertama disampaikan oleh Founder Saaltu.Id, Muhammad Khozin. Ia menyampaikan materi berkaitan urgensi dan strategi dalam membangun budaya literasi. Urgensi literasi khususnya membaca menjadi poin penting dalam mengembalikan marwah literasi Indonesia.

“Siapapun kamu, dalam keadaan atau pada posisi apapun, kamu membutuhkan literasi” tutur Khozin.

Pada materi kedua lebih menekankan pada dunia tulis-menulis. Fajri Zulia selaku pembicara menyampaikan, menulis adalah substansi yang sangat penting dalam mengembangkan budaya literasi.

Wanita penulis buku ‘ABCD Perempuan’ ini juga menyampaikan terkait kiat-kiat yang dapat dilakukan seseorang dalam memulai menulis, yaitu tidak berhenti membaca dan memulai menulis.

Pada akhir sesi, Fajri Zulia yang saat ini sedang menempuh pendidikan strata dua di UIN Sunan Ampel Surabaya ini menjelaskan bagaimana cara seseorang agar tetap konsisten dalam menulis. 

Ia menyebutkan ada empat hal agar seseorang bisa konsisten dalam menulis, yaitu membuat target tulisan, menulis review kesukaan, bergabung dalam organisasi atau komunitas kepenulisan, dan mengikuti lomba kepenulisan.

Sebagai pemantik semangat bagi peserta Kuliah Alternatif, ia juga memberikan kalimat motivasi yang diharapkan mampu memicu semangat peserta Kuliah Alternatif dalam menulis.


Penulis: Feby Alfiana


===
Baca Juga:

Belajar Membaca Peluang Usaha Anak Muda di Era Digital dan Pandemi dalam Kuliah Alternatif Griya Peradaban

0
 

 
 
Campusnesia.co.id - Dunia memang selalu memaksa kita untuk terus bergerak maju dalam situasi dan kondisi apapun. Hal ini menandakan bahwa kita dituntut untuk mampu bertahan, tanpa melihat seberapa jauh kemampuan kita dalam menghadapi dunia tersebut.   

Era digital dan Pandemi Covid-19 menjadi tantangan nyata yang kita hadapi saat ini, hal tersebut tentu saja tidak terlepas dari adanya perubahan yang signifikan pada beberapa sektor kehidupan seperti pendidikan, budaya, politik, atau bahkan ekonomi.

Dalam menyikapi problematika tersebut, Griya Peradaban mencoba memberikan ruang kepada anak muda untuk mampu adaptif dalam menghadapi era tersebut melaui diskusi kewirausahaan yang membahas tentang peluang usaha anak muda di era digital dan pandemi.

Diskusi yang dilaksanakan pada Sabtu (14/8/2021) ini mendatangkan dua pemateri yang sangat luar biasa, yaitu Nurul Khasanah (Duta Santripreneurship) dan Vania Indi Dhea (Mentor Griya Peradaban).

Diskusi yang dimoderatori oleh salah satu Alumni Kuliah Alternatif, Syaichu Zakaria ini dimulai dengan mengangkat topik yang berkaitan dengan cara bagaimana anak muda mampu membaca peluang usaha di era digital dan pandemi. 

Diskusi pertama pada sesi keenam ini dibawakan oleh Nurul Khasanah selaku Duta Santripreneurship sekaligus mentor Griya Peradaban. Pada awal diskusi, ia menyampaikan tekait perlunya perubahan perspektif yang dimiliki manusia tentang kewirausahaan.

“Kewirausahaan bukan sebuah pekerjaan, melainkan sebuag usaha atau cara seseorang untuk terus berpikir mandiri dan terus menerus” kata Nurul.

Ia juga menambahkan bahwa perubahan perspektif yang dimiliki manusia tentang kewirausaan mampu memberikan dampak yang signifikan bagi semangat manusia itu sendiri dalam berwirausaha. 

Perempuan yang juga merupakan Crew Dedikasi Fotografi ini kemudian menyampaikan terkait persentase seseorang dalam menjadi entrepreneur. Ia mengatakan bahwa 15% seseorang menjadi entrepreneur disebabkan garis keturunan, 25% karena keterpaksaaan, dan 60% karena adanya keyakinan dan kemauan yang dimiliki orang tersebut.

Kemudian, perempuan dengan segudang prestasi ini menjelaskan terkait alternatif bisnis yang bisa dilakukan di era pandemi dan digital. Alternatif bisnis yang bisa dilakukan, diantaranya adalah kuliner unik, jasa pengiriman barang, e-payment, dan e-Commerce. Sedangkan untuk alternatif bisnis di era digital diantaranya adalah bisnis dropship, penyewaan perlengkapan multimedia, dan pembuatan website. 

Pada akhir sesi, perempuan yang juga pernah menjadi Duta Pelajar Putri Kendal ini menyampaikan terkait kiat-kiat dalam memulai bisnis ala anak muda. Dua diantara kiat-kiat tersebut adalah percaya pada kemampuan diri sendiri dan berani untuk mengambil tawaran serta risiko.

“Kita harus menanamkan dalam benak kita bahwa kita bisa, kita juga harus buktikan bahwa tawaran dan risiko yang kita hadapi adalah bentuk awal kita dalam melangkah” kata Nurul.

Diskusi berlanjut pada materi kedua yang dibawakan oleh Vania Indy Dhea. Matei kedua ini sedikit berbeda dengan materi pertama, pada materi kedua ini lebih menekankan pada Enterpreneural Thinking atau hal-hal apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha.

Perempuan yang pernah menjadi Juara Duta Wisata Kabupaten Kendal ini memulai diskusinya dengan mengenalkan konsep entepreneurship dan bagaimana seorang entrepreneur dapat memiliki jiwa kewirausaan dalam dirinya. Menurutnya, mental usaha dapat terbentuk melalui empat hal, yaitu belajar, berlatih, bertindak, dan sukses berkelanjutan.
 
Pada akhir sesi, perempuan yang juga merupakan Mentor Griya Peradaban ini menyampaikan bahwa mimpi saja tidak cukup untuk menjadi seorang pengusaha, tapi juga dibutuhkan tindakan nyata dalam mewujudkan hal tersebut. “Pengusaha sejati adalah pelaku, bukan pemimpi” ujar Vania.
 
 
Penulis: Alfiana F

Griya Peradaban Adakan Diskusi tentang Critical and Creative Thinking

0

 
 
Campusnesia.co.id - Manusia sebagai makhluk yang diberikan keistimewaan berupa pikiran, tentu tidak bisa terlepas dari masalah-masalah kompleks yang ada di sekelilingnya. Masalah-masalah tersebut lah kemudian menuntut manusia untuk mengoptimalkan pikirannya demi terbentuknya penyelesaian masalah tersebut.

Menyikapi pentingnya metode berpikir, Griya Peradaban mengadakan diskusi yang membahas tentang Critical and Creative Thinking pada sesi kelima Kuliah Alternatif Angkatan Kedua. Harapannya, dengan mengadakan diskusi dengan tema tersebut, peserta kuliah alternatif mampu lebih jernih dalam memandang dalam suatu permasalahan dan pengambilan keputusan.

Diskusi dikomandoi langsung oleh salah satu Alumni Kuliah Alternatif Angkatan pertama, Megawati Indah Pratiwi.  Sebelum diskusi berlangsung, Ma’as Shobirin selaku Founder Griya Peradaban menyampaikan ucapan terima kasih kepada pegiat Griya Peradaban karena telah mampu berkontribusi aktif dalam menyambut ulang tahun Griya Peradaban yang pertama.

“Terima kasih saya sampaikan kepada para aktivis Griya Peradaban, semoga kedepanya kita mampu berkolaborasi lebih aktif lagi dalam memajukan bangs aini”, ujar Ma’as.

Materi pertama disampaikan oleh Founder Podcastren, Irfan L Suhandi. Materi yang disampaikan oleh pria yang pernah mengenyam Pendidikan di University College London ini lebih menekan pada bagaimana manusia mampu berpikir layaknya seorang detektif. Pada awal diskusi, ia juga menjelaskan tekait hakikat dari pikiran (mind) itu sendiri.

Pria yang pernah menuliskan buku berjudul  ‘Mau Dibawa Kemana Islam Kita’ ini menjelaskan terkait pentingnya bahasa dalam proses berpikir. Ia juga menyampaikan bahwa kemampuan seseorang dalam berpikir secara kompleks adalah dengan kecakapan berpikir.

“Semakin luas perbendaharaan bahasa yang dimiliki manusia, maka akan semakin baik pula cara berpikirnya” kata Irfan.

Pada akhir sesi, pria asal Cianjur ini mengatakan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk berpikir secara mendalam. Hal tersebut tentunya akan mampu menggerakkan peradaban Islam yang pernah stagnan di tempatnya.

Acara berlanjut pada materi kedua yang disampaikan oleh Nadea Latthifa. Topik yang diangkat pada materi kedua ini sedikit berbeda dengan materi pertama, yaitu terkait proses berpikir dalam pengambilan keputusan.

Pada awal diskusi, perempuan asal Jepara ini banyak menyampaikan terkait pentingnya berpikir kritis dalam menentukan setiap keputusan.

“Setiap aspek kehidupan, pasti kita dituntut untuk membuat keputusan, dan dalam menentukan keputusan, kita tidak bisa terlepas dari proses berpikir” kata Nadea.

Pada akhir sesi, perempuan yang juga merupakan Duta Internasional Griya Peradaban ini berharap bahwa dengan mengoptimalkan pikiran yang dimiliki, manusia mampu memberikan kebermanfaatan untuk sekelilingnya.

“Semoga kita mampu menjadi seseorang yang mampu mengambil keputusan yang nantinya akan berdampak pada kemajuan negara, nusa, dan bangsa” kata Nadea.
 
 
Penulis: Alfiana F

Griya Peradaban Adakan Diskusi Communication Skill sebagai Solusi Maraknya Krisis Komunikasi di Media Sosial

0
 

 
 
Campusnesia.co.id - Masifnya peggunaan media sosial di kalangan masyarakat, tentu sangat berpengaruh pada kultur masyarakat tersebut dalam berkomunikasi. Misalnya saja seperti interview, sebelum masifnya penggunaan media sosial di masyarakat, interview banyak dilakukan secara langsung (tatap muka) antara yang menginterview dengan yang diinterview. Hal tersebut juga semakin banyak dilakukan seiring dengan diterapkannya Work From Home (WFH).

Sabtu (31/7/2021) Griya Peradaban kembali mengadakan diskusi pada Kuliah Alternatif II. Tema diskusi pada sesi ini sedikit berbeda dengan sesi-sesi sebelumnya. Jika tema sebelumnya membahas tentang Emotional dan Spiritual Quotient, pada sesi keempat ini tema yang diangkat adalah tentang Communication Skill. 

Acara yang dikomandoi oleh Nailu Rohmatika (Aktivis Griya Peradaban) ini, mendatangkan dua pembicara yang sangat luar biasa. Yaitu Brelyantika Indra Jesa selaku Founder Panti Carita dan Dani Akhyar selaku Head of Community Development & CSR, Smartfren Telecom.

Brelyantika yang dalam hal ini menjadi pembicara pertama, banyak membicarakan tentang bagaimana masyarakat Indonesia mampu cerdas dan bijak dalam menggunakan media sosial. 

Pada awal diskusi, perempuan yang akrab dipanggil Tika ini banyak membicarakan tentang perbedaan antara jejaring sosial dengan media sosial. Ia mengatakan bahwa terdapat perbedaan mendasar antar keduanya.

“Media sosial itu adalah induknya jejaring sosial, sementara jejaring sosial itu adalah cabang dari media sosial” ujar Tika.

Kemudian, perempuan yang pernah dinobatkan sebagai Duta Bahasa Jeteng ini menjelaskan terkait pentingnya bahasa dalam berkomunikasi. Ia juga mengatakan bahwa kunci tercapainya komunikasi yang baik adalah dengan bahasa yang baik pula. Selain itu, ia juga menyampaikan tentang pentingnya menyampaikan informasi yang baik dalam bermedia sosial.

“Mulai dari sekarang, kita harus branding media sosial kita dengan membagikan hal-hal yang positif” kata Tika.    

Selain cantik, perempuan kelahiran Jepara ini juga kaya akan prestasi. Prestasi tersebut diantaranya adalah Juara III lomba Duta Genre Kota Bandung 2018, Juara III Duta Wisata Jepara 2018, Juara I duta Bahasa Jateng 2019, dan beberapa prestasi lain yang tentunya sangat luar biasa. Tidak hanya itu, saat ini ia telah diterima dalam program beasiswa Erasmus yang akan mengantarkannya di empat negara Eropa.

Sedikit berbeda dengan materi pertama, pada materi kedua dalam sesi keempat ini lebih banyak membicarakan tentang teori komunikasi dan teknik negosiasi. Dani Akhyar yang dalam hal ini menjadi pembicara pada materi tersebut, memulai diskusinya dengan memaparkan fobia-fobia yang banyak dialami oleh setiap orang, salah satunya adalah fobia berbicara di depan umum.

Pria yang saat ini sedang menempuh pendidikan S-3 nya di Universitas Indonesia ini, kemudian menjelaskan tentang teori komunikasi yang efektif. Ia mengatakan bahwa setidaknya terdapat dua teori yang dinilai efektif dalam berkomunikasi, yaitu Model Komunikasi Lasswell dan teori Komunikasi Albert Mehrabian. 
 
Model komunikasi Lasswel sendiri merupakan model komunikasi yang didaamnya mengandung unsur-unsur tertentu seperti siapa, berbicara apa, menggunakan media apa, kepada siapa, dan feedbacknya apa. 
 
Sedangkan teori komunikasi Albert Mehrabian lebih menekankan pada persentase dalam berkomunikasi, teori tersebut mengatakan bahwa persentase terbesar dalam berkomunikasi terletak pada body language, dan sisanya terdapat pada intonasi dan kata yang diucapkan.

Pada akhir sesi, ia mengatakan bahwa dalam komunikasi yang baik dan efektif, sangat dibutuhkan penguasaan terhadap body language itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan 80 % bahasa manusia dikeluarkan melalui body language.

“Hal terpenting dalam komunikasi adalah mendengar apa yang tidak dikatakan” ujar Dani.  
 
 
Penulis: Alfiana F 

Inspiratif Mentor Griya Peradaban, Brelyantika Lolos Beasiswa di Empat Negara Eropa

0

 
 
Campusnesia.co.id - Suatu kesempatan yang sangat luar biasa dapat menimba ilmu pengetahuan di Benua Biru (Eropa). Belum lagi jika kesempatan tersebut disubsidi oleh pemerintah eropa secara langsung. Tentu bukanlah sesuatu yang mudah untuk mencapai itu semua.
 
Brelyantika Indra Jesa atau biasa dipanggil Tika ini merupakan anak bangsa kelahiran Jepara yang diberikan kesempatan untuk mendapatkan beasiswa di empat negara Eropa. Selain menjadi Founder Panti Carita, ia juga tercatat sebagai salah satu mentor di Perkumpulan Griya Peradaban hingga saat ini.
 
Selain cantik, perempuan yang pernah dinobatkan sebagai Juara 1 Putri Pendidikan Jateng 2020 ini juga memiliki tekad yang bulat dalam menggapai mimpinya. Ia mengatakan bahwa segala sesuatu bergantung pada mimpi dan tujuan yang dimiliki setiap manusia.
 
“Semua berawal dari mimpi dan tujuan” kata Tika pada Kamis (29/7/2021) Ia juga mengatakan bahwa beasiswa yang telah didapatkan tidak terlepas dari proses yang telah ia lakukan selama ini. Mulai dari mengikuti seminar beasiswa, komunitas kerelawanan baik nasional maupun intenasional, hingga kursus Bahasa yang dinilai sangat perlu untuk menunjang studinya nanti.
 
Program beasiswa yang didapatkan merupakan beasiswa yang diprakarsai oleh pemerintah Eropa yang mendukung dalam bidang Pendidikan, Pelatihan, Pemuda, dan Olahraga. Program tersebut dikenal dengan nama Erasmus yang juga di dalamnya memuat program EMJMD (Erasmus Mundus Joint Master Degree).
 
EMJMD sendiri merupakan program studi yang ditawarkan oleh suatu Konsorsium universitas. Pada program tersebut, mahasiswa nantinya akan menjalani masa perkuliahan minimal pada dua Lembaga pendidikan yang menjadi bagian dari Konsorsium tersebut di beberapa negara Eropa.
 
Tika yang dalam hal ini mendapatkan program Beasiswa EMJMD, akan menempuh Pendidikan S2 nya di empat perguruan tinggi di beberapa negara Eropa, diantaranya adalah Mykolo Romero Universitetas (Lithuania), Rigas Tradana Universitate (Latvia), Universitas Catholica Ruzemberok (Slovakia), dan University of Lisbon (Portugal). 
 
Dilansir dari Kompas.com pada Selasa (27/7/2021), perempuan yang kaya akan prestasi ini berkunjung ke Kantor Bupati Jepara untuk meminta doa restu dan dukungan. Kedatangannya ke kantor bupati tersebut disambut hangat oleh Bupati Jepara, Dian Kristiandi. Bahkan,bupati yang akrab dengan panggilan Dian tersebut memberikan apresiasi kepada Tika berupa uang sejumlah Lima Juta Rupiah.
 
Perempuan yang merupakan alumni Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung ini rencananya akan mengambil jurusan yang senada dengan jurusan pada Pendidikan S-1nya, yaitu Pekerjaan Sosial dengan Anak dan Remaja.
 
Semua yang telah didapatkan Tika, bukanlah sesuatu yang mudah dan tentunya harus disertai dengan perjuangan. Selain berangkat dari mimpi dan tujuan, Tika juga mengatakan bahwa perlu adanya konsistensi dalam menggapai itu semua. Ia juga mengatakan bahwa usaha dalam kehidupan manusia itu seperti anak tangga.
 
“Kehidupan itu seperti anak tangga, untuk beranjak dari tangga pertama ke tangga ketiga, kita harus melewati tangga kedua terlebih dahulu” kata Tika.
 
Di kesempatan lain, Pendiri Perkumpulan Griya Peradaban, Bapak Ma’as Shobirin menyampaikan bahwa Brelantika merupakan salah satu mentor yang aktif dalam mengisi program kuliah alternatif. Mendapati kabar ini, beliau sangat bahagia dan menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas prestasi yang diraih oleh salah satu mentornya itu. 
 
“Brelyantika salah satu mentor Griya Peradaban yang sangat kontributif dan memiliki passion bagus. Saya ucapakan selamat atas capaian yang diraih, semoga ilmunya bermanfaat.”, ujarnya.


Penulis: 
Alfiana
Pegiat Griya Peradaban

Sudahi Insecure Atasi Mental Breakdown, Yuk Belajar Spiritual dan emotional Quotient bersama Griya Peradaban

0
 

 
Campusnesia.co.id - Griya Peradaban kembali adakan diskusi sesi ketiga pada Kuliah Alternatif II (Sabtu, 24 Juli 2021). Tema yang diangakat pada diskusi tersebut adalah tentang pentingnya Spiritual Quotient (SQ) dan Emotional Quotient (EQ) dalam kehidupan manusia.

Tsamrotul Izzah selaku aktivis Griya Peradaban yang juga berperan sebagai host, telah sukses dalam memimpin jalannya acara tersebut dari awal sampai akhir.

Acara dimulai dengan sambutan yang dibawakan oleh salah satu aktivis Griya Peradaban, Nailu Rohmatika. Ia mengatakan bahwa melalui Kuliah Alternatif, setiap peserta dapat saling menjalin relasi dan berkolaborasi satu sama lain.

“Mengacu pada Kuliah Alternatif Angkatan pertama, dimana pesertanya mampu menjalin relasi dan berkolaborasi dengan baik. Saya yakin, hal tersebut juga dapat dilakukan oleh para peserta dari Angkatan kedua” ujar Nailu.

Materi yang dibahas dalam diskusi sesi ketiga ini juga tidak kalah seru dari sesi sebelumnya. Jika sesi sebelumnya lebih membahas tentang self improvement dan leadership, diskusi pada sesi ketiga ini lebih banyak membahas tentang pentingnya Spiritual Quotient (SQ) dan Emotional Quotient (EQ) dalam kehidupan manusia. Kedua materi tersebut tentu saja disampaikan oleh dua narasumber yang memang ahli dalam bidang tersebut.
 
 
Materi pertama dibawakan oleh salah satu mentor Griya Peradaban, Mahmud Yunus Musthofa. Ia lebih menekankan pada pembahasan terkait Spiritual Quation (SQ). Ia mengatakan bahwa Spiritual Quotient (SQ) merupakan suatu kecerdasan yang berguna untuk menemukan dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan makna serta mampu untuk menggerakkan kecerdasan lain yang dimiliki manusia.

“Dengan mengoptimalkan kecerdasan spiritual yang dimiliki manusia, manusia tersebut akan mampu mengerahkan kecerdasan lain yang dimilikinya” kata Mahmud.

Pria yang pernah menjadi Genre Ambassador Semarang 2019 ini juga menyampaikan bahwa kecerdasan spiritual sangat penting untuk dikembangkan pada diri setiap individu. Hal tersebut dikarenakan banyaknya manusia yang lebih mementingkan Intelegence Quotient (IQ) daripada Spiritual Quotient (SQ). Alhasil, jiwa kemanusiaan dan kepekaannya terhadap realita sosial kurang diperhatikan.

Setelah asyik dengan materi pertama, acara berlanjut pada materi kedua yang di bawakan oleh Founder Global Empowerment Steps, Kintansari Adhyna. Materi yang membahas tentang Emotional Quotient (EQ) ini lebih menekankan pada Design Thinking, yaitu suatu kondisi dimana manusia mampu mengubah pemikiran dari Lower  Order Thinking (LOT) menjadi Higher Order Thinking (HOT).

“Design Thinking itu perlu kita bahas karena di dalanya menjelaskan bagaimana kita mampu mengubah pola pikir kita dari Lower  Order Thinking (LOT) menjadi Higher Order Thinking (HOT)” kata Kintan. 

Selain itu, wanita yang pernah menjadi Duta Muda Asean Indonesia 2019 ini juga menjelaskan terkait Properthic Leadership. Ia mengatakan bahwa Properthic Leadership ini dapat tersusun atas tiga komponen, yaitu humanization, liberation, dan transcendence. 
 
Humanzation merupakan suatu Tindakan yang mengarah pada nilai-nilai kemanusiaan, liberation lebih mengarah pada pembebasan, dan transcendence mengarah pada kemampuan yang dimiliki manusia itu sendiri.

Ia juga menyampaikan bahwa dalam menggapai kunci sukses, persentase mindse seseorang  lebih besar daripada persentase kecerdasan inetelektual orang itu sendiri.

“Dalam menggapai kesuksesan, yang lebih penting adalah bagaimana kita mampu mengatur mindset kita dalam memandang suatu permasalahan, bukan bergantung pada seberapa besar kecerdasan intelektual yang kita miiliki ” kata Kintan.
 
 
Penulis: Feby Alfiana

 

Kupas Tuntas Leadership bersama Atin dan Ibnu dalam Kuliah Alternatif Griya Peradaban

0

 
 
Campusnesia.co.id - Griya Peradaban kembali menyelenggarakan sesi kedua Kuliah Alternatif II pada Sabtu (17/7/2021) yang tak kalah meriah dari sesi pertama. Meskipun acara ini dilaksanakan secara daring, hal tersebut tidak menyurutkan semangat peserta kuliah alternatif dalam mengikuti diskusi.

Acara yang dipandu oleh Khaerunnisa selaku Aktivis Griya Peradaban ini dimulai dengan sambutan yang dibawakan oleh Bendahara Aktivis Griya Peradaban yaitu Putri Rizkiyatul Windiyarti. Ia mengatakan bahwa dengan diadakannya Kuliah Alternatif II ini diharapkan mampu menjadi ajang bagi peserta kuliah alternatif untuk tetap produktif.

“Saya harap, adanya pandemi dan hari weekend, bukanlah suatu alasan bagi kita untuk tidak produktif” tutur Putri.

Diskusi yang bertemakan ‘Leadership’ ini kemudian berlanjut pada materi pertama yang disampaikan oleh Atin Anggraeeni Surono yang juga berperan sebagai mentor di Griya Peradaban. Wanita yang pernah menjadi Duta GenRe Kota Semarang 2019 ini mengawali diskusinya dengan membahas tentang konsep leadership yang ideal di masa krisis.

Ia menyampaikan bahwa leadership adalah suatu Seni dan Proses. Seni disini diartikan sebagai suatu keindahan yang subjektif. Artinya, seni memimpin antara satu orang dengan orang yang lain pasti memiliki perbedaan dan perbedaan tersebut merupakan suatu keindahan.

“Tidak bisa kita samakan antara baik buruknya kepemimpinan yang dimiliki satu orang dengan orang lain, karena itu adalah suatu seni” ujar Atin.

Sedangkan proses menurutnya adalah suatu tindakan dimana seorang leader mampu mempengaruhi, mengatur, dan mengkoordinir anggotanya dengan baik.

Wanita yang juga kaya akan sejuta pengalaman ini kemudian melanjutkan diskusinya tentang  pendekatan apa yang digunakan dalam memimpin. Ia mengatakan bahwa setidaknya terdapat tiga pendekatan yang digunakan dalam memimpin, diantaranya adalah Heart Leadership (memimpin dengan hati), Mind Lidership (memimpin dengan logika), dan Hand Leadership (memimpin dengan tangan).

“Disaat krisis seperti saat ini, pendekatan dalam memimpin perlu disempurnakan dengan menyeimbangkan tiga pendekatan tersebut” ujar Atin. 

Tak kalah luar biasa, Ibnu Fikri Ghozali selaku pemateri kedua juga menyampaikan materi yang tak kalah menarik dari pemateri pertama. Pria yang pernah nyantri di Gontor Jawa Timur ini lebih membahas tentang teori-teori tentang kepemimpinan.  

Ia menyampaikan bahwa setidaknya terdapat empat teori yang membahas tentang kepemimpinan. Pertama, Great Man Theories yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa jiwa kepemimpinan seseorang terbentuk atas dasar keturunan, bukan proses. 
 
Kedua, Big-Bang Theories yaitu suatu teori kepemimpinan yang mengatakan bahwa peristiwa besar mampu membentuk diri seseorang menjadi pemimpin. 
 
Ketiga, Trait Theories yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa keefektifan seorang pemimpin dilihat dari perangai yang ia miliki. 
 
Keempat, Teori Kepemimpinan Situasional yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
 
Pria kelahiran Pemalang ini juga menambahkan bahwa untuk mencapai tujuan dalam kepemimpinan, seorang pemimpin harus mampu mempengaruhi, memimpin, dan mengajak anggotanya.

Pada akhir sesi, Atin Anggraeni selaku pemateri pertama menyampaikan bahwa dalam kepemimpinan, antara pikiran dan hati harus seimbang.

“Yang benar menurut kita, belum tentu baik menurut hati” kata Atin.
 
 
Penulis: Feby Alfiana
 

Belajar Pentingnya Develop Personality dalam Kuliah Alternatif 2 Griya Peradaban

0
 

 
Campusnesia.co.id - Sukses dengan angkatan pertama, Perkumpulan Generasi Muda Griya Peradaban gelar Kuliah Alternatif 2 yang diselenggarakan pada hari Sabtu (10/7/2021). 
 
Sesi pertama ini diikuti oleh 72 peserta dan menjadi acara yang luar biasa, narasumber yang hadir yaitu Marini Sayuti yang berprofesi sebagai wartawan dan Nur Widiyanto CEO dan Founder Griya Riset Indonesia.

Acara yang dimoderatori oleh Khabib Mustofa ini diawali dengan pembukaan yang dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan langsung oleh Founder Griya Peradaban, Ma’as Shobirin. 

“Saya harap, teman-teman peserta Kuliah Alternatif 2 ini mampu menjadi pintu awal dan berkolaborasi di masa depan” ujar Ma’as.

Beliau juga berharap bahwa ilmu yang didapat dari Kuliah Alternatif 2 ini mampu diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat. 

Pemateri pertama, Marini Sayuti yang membahas tentang Etika Penampilan dan Profesi. Ia menjelaskan tentang bagaimana penampilan dan gestur tubuh dapat mempengaruhi lawan bicara saat berdialog. 
 


“Dalam berdialog, kita harus mampu menempatkan diri kita dalam situasi dan kondisi apapun serta mampu merespon lawan bicara kita,” kata Marini. 
 
Ia juga menjelaskan tentang Improve Physical Appearance yaitu suatu kondisi dimana apa yang kita lihat pertama kali terhadap sesuatu, mampu memberikan stigma pada sesuatu tersebut. 

Wanita yang pernah menjadi reporter Trans 7 tersebut kemudian menjelaskan terkait Facial Expression dan Make Up and Style. Menurutnya, make up yang sesuai dibarengi rona wajah yang gembira mampu meningkatkan rasa percaya diri kita dalam berdialog.

Tak kalah menarik, pemateri kedua, Nur Widiyanto, menjelaskan materi yang arahnya masih sama dengan pemateri pertama, yaitu tentang Developt Personality. Ia lebih menekankan pada rencana pengembangan diri dan bagaimana manusia mampu menentukan prioritas dari tujuan yang dimilikinya.
 


Setidaknya terdapat empat submateri yang ia sampaikan, yaitu tentang menyusun target, prioritas, rencana pengembangan diri, dan best week. Keempat submateri tersebut secara tidak langsung mengarah pada bagaimana manusia mampu menentukan tujuan yang jelas dalam hidupnya.

“Tujuan yang jelas, mampu membawa kita untuk terus melangkah dan melangkah” ujar Widiyanto. Ia juga menambahkan bahwa  dalam membuat tujuan, jangan menggunakan prinsip being (menjadi) tetapi menggunakan doing (membuat).

Pada akhir sesi, pria yang saat ini berprofesi sebagai dosen di Universitas Wahid Hasyim ini memberikan pekerjaan rumah kepada peserta Kuliah Alternatif 2 untuk menulis prioritas dan tujuan apa saja yang ada dalam hidup mereka. Ia berharap, dengan menuliskan tujuan dan prioritas yang kita miliki, mampu mewujudkan tujuan tersebut dengan terstruktur dan sistematis.
 
 
Penulis:
Feby Alfiana
 
Baca artikel dan liputan menarik lainnya seputar Perkumpulan Generasi Muda Griya Peradaban di sini.

Inspiring Talk Ramadhan Griya Peradaban

0



Inspiring Talk

Assalamualaikum.wr.wb
Selamat menjalankan ibadah Ramadhan dan semoga diberikan kesehatan dan kelancaran.
Situasi Pandemi mengharuskan kita untuk tetap Stay at Home terutama dalam mengisi Bulan Ramadhan, salah satunya dengan Tadarus dan Menghafal Al-Qur'an, Ramadhan Kali ini Griya Peradaban mengadakan :

πŸ“Inspiring Talk Ramadhan Griya PeradabanπŸ“

Meneguhkan Spirit Al Qur'an di kalangan generasi muda

Dilaksanakan pada:

πŸ—“️ Hari/Tanggal : Sabtu, 24 April 2021
⏰ Pukul : 15.30 WIB-Selesai
πŸ“Via : Platform zoom meeting
πŸ’΅: FREE HTM!!!

Dengan Narasumber yang luar biasa, bersama :
- Aldi Fahmi Musthofa (Juara MHQ Asean 2019)
-Durrotul Muqoffa (Penghafal Al Qur'an Di usia 6 Tahun).

Bersama:
- MC: F. Zakiyah Iffa Al-Rosyada (Aktivis Griya Peradaban)
- Moderator: Nailu Rohmatika (Aktivis Griya Peradaban)

Link Pendaftaran: http://bit.ly/RamadhanTalks

Ayok bergabung dan raih keberkahan Ramadhan bersama Griya Peradaban
Wassalamu'alaikum.wr.wb

#griyaperadaban #inspiringtalk #anakmuda #aktivis #perkumpulan #generasimuda #anakmudakeren #milenial #generasiZ
_______________
More info:
Instagram: @griyaperadaban.id
YouTube: Griya Peradaban Official
Facebook: Griyaperadaban
Gmail: griyaperadaban@gmail.com
Web: griyaperadaban.id