Salah Paham Lintas Budaya: Yuk, Pahami Biar Nyambung!

0
 
Sumber gambar: pinterest.com



Campusnesia.co.id - Pernah nggak sih kamu mengangguk pas ngobrol, mikirnya cuma sopan, eh ternyata orang lain kira kamu setuju banget? Atau kirim pesan “Oke” di grup chat, tapi malah dikira lagi bad mood? Momen bikin bingung gini sering banget kejadian, dan tahu nggak? Biasanya gara-gara budaya!

Dunia sekarang kayak kampung global. Kita bertemu orang dari berbagai budaya, entah pas traveling, kuliah, atau cuma lewat WhatsApp. Setiap bahasa, gerakan, bahkan diam, punya cerita sendiri yang dibentuk sama budaya dan sejarah. Apa yang biasa buat kita, bisa jadi asing buat orang lain. Makanya, paham perbedaan budaya itu bukan cuma soal sopan, tapi bikin kita nyambung beneran sama orang lain.


Kata Bisa Bikin Bingung

Meski pakai bahasa yang sama, kita bisa salah paham. Soalnya, cara ngomong kita dipengaruhi budaya, bukan cuma kata-katanya. Ada budaya yang suka ngomong to the point, ada juga yang lebih suka halus.

Contohnya, di Jepang, orang mungkin bilang “Kayaknya susah, deh” ketimbang “Enggak”. Ini karena mereka jaga harmoni biar nggak bikin orang lain tersinggung. Nah, di negara kayak Amerika, orang lebih suka jelas. Bilang “tidak” dianggap jujur, bukan kasar.

Makanya, kata “iya” aja bisa bikin ribet. Di Jepang, “iya” kadang cuma berarti “Aku dengerin”, bukan “Aku setuju”. Tapi di Barat, “iya” ya berarti setuju. Bayangin, beda pengertian ini bisa bikin kacau di kantor, kelas, atau proyek bareng temen dari luar negeri!


Bahasa Tanpa Kata

Peneliti Liu, Schwab, dan Hess (2023) bilang, kita lebih banyak ngomong lewat hal-hal yang nggak pakai kata, kayak ekspresi muka, gerakan tangan, nada, atau bahkan diam. Tapi, tantangannya, makna isyarat ini beda-beda di tiap budaya.

Senyum, misalnya. Di suatu tempat, senyum artinya ramah. Di tempat lain, bisa jadi cuma sopan atau nutupin rasa nggak nyaman. Penelitian bilang, cara kita lihat emosi tergantung situasi. Yang kelihatan bahagia di satu budaya, bisa dikira cuma gugup di budaya lain.

Diam juga punya makna. Studi dari Hayati dan Sinha (2024) bilang, kalau kamu nggak bales chat, artinya beda-beda. Di budaya Barat, diam bisa dianggap cuek atau nggak sopan. Tapi di Indonesia atau Jepang, diam bisa berarti hormat, lagi mikir, atau malah setuju. Nah, di dunia online yang nggak ada nada atau gestur, gampang banget salah paham kalau kamu nggak
bales cepet!


Emosi Nggak Selalu Sama

Kita suka mikir emosi itu universal, senyum artinya seneng, nangis artinya sedih. Tapi, penelitian besar dari Cowen dkk. (2024) bilang, cara orang nunjukin emosi beda-beda banget antar budaya. Mereka ngeliat orang dari Amerika, Eropa, dan Jepang. Meski perasaan dasarnya sama, cara ngungkapinnya beda. Orang Amerika suka ekspresif, misalnya ketawa lebar pas seneng atau ngomel pas kesel. Orang Jepang? Lebih kalem, biar suasana tetap adem.

Ini namanya “aturan tampilan” (display rules), kayak panduan budaya buat nunjukin emosi. Di Jepang, muka tenang bukan berarti nggak seneng, tapi bisa jadi tanda hormat. Tapi, senyum lebar orang Amerika mungkin dikira lebay di budaya yang lebih santai.

Beda gaya ini kadang bikin stereotip. Orang Barat bisa nganggep orang Asia “pendiam banget”, sementara orang Asia mungkin ngerasa orang Barat “heboh amat”. Padahal, cuma beda aturan main budaya!


Ribetnya Ngobrol di Dunia Digital

Teknologi bikin gampang nyambung sama orang dari mana aja, tapi juga bikin beda budaya lebih kelihatan. Bayangin, satu video call bisa ngumpulin orang dari lima negara! Emoji, nada, atau video call bisa bantu, tapi kadang malah bikin salah.

Misalnya, emoji jempol. Buat orang Amerika, artinya “oke”. Tapi di Timur Tengah, bisa berarti “udah, stop ngomong.” Pesan singkat juga bisa bikin bingung. Tanpa muka atau konteks, pesan bisa kedengaran lebih galak atau dingin dari maksudnya.

Hayati dan Sinha (2024) bilang, chat di dunia maya kehilangan banyak isyarat sosial yang biasanya bantu kita ngertiin orang. Makanya, banyak tim global sekarang belajar biar lebih pinter ngertiin diam, nada, sama waktu ngobrol.


Pelajaran dari Keseharian

Nggak perlu kerja di perusahaan besar buat ngerasain salah paham budaya. Bayangin, pelajar Indonesia di Jerman. Dia diam di kelas karena hormat sama guru, kayak kebiasaan di Indonesia. Tapi, profesor Jerman mikir dia nggak peduli atau nggak siap. Padahal, dua-duanya cuma mau sopan!

Momen kayak gini nunjukkin bahwa kita sering nilai orang pake kacamata budaya kita sendiri. Jeda dalam obrolan bisa bikin orang mikir, tapi bisa juga bikin orang lain ngerasa awkward. Nunduk pas ngobrol bisa dianggap sopan atau malah nggak jujur, tergantung budayanya.

Kuncinya? Sadar. Kalau kita berhenti sejenak dan mikir, “Eh, apa dia maksudnya lain?”, kita mulai bisa ngerti, bukan cuma nilai. Bukan soal hafal semua aturan budaya, tapi soal ngedengerin dengan hati.


Tips Biar Nggak Salah Paham

Salah paham nggak bisa hilang 100%, tapi bisa dikurangi kalau kita ramah dan penasaran. Nih, tiga cara gampang:


1. Lihat Maksud di Balik Kata
Jangan cuma denger kata-katanya, tapi coba pahami apa yang orang mau sampaikan. “Mungkin” bisa berarti “nggak”, dan diam bisa berarti “aku setuju”.


2. Tanya, Jangan Nebak
Kalau bingung, tanya aja dengan sopan. Cukup bilang, “Maksudnya gini, ya?” biar nggak salah sangka.


3. Belajar Sambil Jalan
Makin sering ngobrol sama orang lain dari budaya lain, makin jago kita nangkep isyarat kecil, Nggak perlu ganti jati diri, cukup tambah wawasan!


Cara-cara kecil ini bisa bikin orang lebih percaya sama kita, kurangi drama di kantor, dan
bikin pertemanan makin erat.


Cerita Nyata: Dari Bingung Jadi Nyambung

Bayangkan kamu lagi kerja bareng teman dari India di proyek online. Kamu tanya, “Jadi, kapan deadline nya?” Dia jawab, “Secepatnya, deh”. Kamu berpikir, “Oke, berarti minggu ini.” Tapi, seminggu kemudian, dia baru mengirimkan draft. Kesel? Eits, tunggu dulu. Di budaya India, “secepatnya” bukan berarti “santai saja, nanti selesai kok,” bukan buru-buru seperti di Indonesia.

Daripada marah, coba tanya, “Secepatnya itu kira-kira kapan, ya?” Ini membuat jelas tanpa membuat orang lain merasa disudutkan. Cerita seperti ini sering terjadi di grup belajar atau kantor yang lintas budaya. Di Indonesia, kita mungkin suka bilang “nanti” agar sopan, tapi bagi orang jerman, “nanti” bisa membuat mereka bingung karena terlalu samar.

Contoh lain, ketika ngobrol dengan teman dari Amerika, mereka suka bercerita panjang lebar tentang ide mereka. Untuk kita yang biasa to the point, ini bisa membuat, “Eh, intinya apa sih?” Tapi, di budaya mereka, bercerita panjang adalah cara untuk menyampaikan ide. jadi, coba dengarkan dulu, baru ringkaskan jika perlu. Lama-kelamaan, kamu akan jago membedakan mana yang cuma gaya ngomong, mana yang benar-benar penting.


Mulai dari Sekarang: Jadi Jembatan Budaya

Jadi, orang yang bisa beradaptasi dengan budaya lain tidak perlu jadi ahli antropologi. Mulai dari hal kecil aja. Misalnya, ketika bertemu orang baru dari budaya berbeda, coba tanya satu pertanyaan sederhana, seperti, “Di tempat kamu, biasanya ngapain kalau ulang tahun?”

Pertanyaan sederhana ini bisa membuka obrolan yang menyenangkan dan membuatmu belajar tanpa terasa berat. Atau, ketika berada di grup chat internasional, perhatikan kebiasaan orang lain. Ada yang merespons cepat, ada yang suka berpikir dulu. Jangan buru-buru menilai, “Kok dia lambat merespons, sih?” Mungkin bagi mereka, berpikir dulu adalah tanda serius. Di Indonesia, kita juga sering menggunakan “santai aja” untuk menjaga perasaan kan? Nah, coba beri ruang yang sama kepada orang lain.

Satu lagi, coba eksplor budaya melalui hal-hal yang menyenangkan, seperti menonton film dari negara lain atau mencoba resep makanan khas mereka. Misalnya, membuat kimchi ala Korea atau menonton film Bollywood. Ini cara yang asik untuk memahami cara orang lain berpikir dan hidup. Lama kelamaan, kamu akan lebih mudah beradaptasi.


Lebih dari Salah Paham: Ayo Nyambung!

Ngobrol itu nggak cuma soal bagi-bagi info, tapi juga bikin hubungan. Setiap budaya punya caranya sendiri nunjukin perhatian, hormat, dan jujur. Kalau kita belajar ngertiin perbedaan ini, salah paham bukan akhir dunia, melainkan kesempatan buat lebih deket.

Kata Liu dan timnya, emosi sama cara kita nunjukinnya agak kaku. Mereka berubah-ubah tergantung tempat dan orang di sekitar kita. Begitu kita sadar ini, dunia jadi nggak begitu bikin pusing, malah seru!

Jadi, lain kali kamu bingung sama reaksi orang, diam lama, senyum cuma sopan, atau pesan yang kayaknya “aneh”. Inget, pesan mereka mungkin tersembunyi. Kita nggak harus pake bahasa yang sama buat nyambung; cukup dengerin dengan hati terbuka. Komunikasi lintas budaya nggak perlu sempurna. Cukup sabar, penasaran, dan tetap jadi manusia.


Ditulis oleh:
1. Varelina Aulia F.
2. Yuni Sari Amalia S.S., M.A., Ph.D



Referensi:

Cowen, A. S., Brooks, J. A., & Prasad, G. (2024). How emotion is experienced and expressed
            in multiple cultures: a large-scale experiment across North America, Europe, and
           Japan, 15. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2024.1350631


Hayati, D., & Sinha, S. (2024). Decoding Silence in Digital Cross-Cultural Communication:
            Overcoming Misunderstandings in Global Teams, 2(2).
            https://doi.org/10.70211/ltsm.v2i2.60


Liu, M., Schwab, J., & Hess, U. (2023). Language and face in interactions: emotion
           perception, social meanings, and communicative intentions, 14.
           https://doi.org/10.3389/fpsyg.2023.1146494

Review Film Yim Si-Wan Mantis, Drama Cinta Bertepuk Sebelah Tangan Berbalut Aksi

0
 



Campusnesia.co.id - Setelah tampil apik dalam film thriller Unlocked, tahun 2025 ini aktor Yim Si-Wan yang tampangnya mirip urang sunda kembali ke layar lebar lewat sebuah film berjudul Mantis yang tayang di platform streaming Netlifx.

Berkisah tentang karakter bernama Lee Han-Ul  yang memiliki julukan Mantis karena pekerjaannya sebagai pembunuh bayaran dengan senjata sabit mirip kaki-kaki belalakang sembah a.k.a Mantis.

Perusahaan tempatnya bernaung yaitu M.K jatuh bangkrut setelah pimpinannya dibunuh oleh karakter Gil Bok-Soon yang diperankan oleh aktris Jeon Do-Yeon.

Yup sobat Campusnesia tidak salah baca, semesta dalam film Mantis ini sama dengan film pendahulunya berjudul Kill Boksoon.

Untuk sebuah film sekuel secara tidak langsung, Mantis menurut saya menyajikan hal yang menarik. Dunia bisnis agen pembunuh bayaran berhasil disajikan apik dengan bumbu komedi dan romansa.

Karakter Lee Han-Ul diceritakan merupakan salah satu aset berharga perusahaan M.K di masa kejayaannya, diawal karirnya sebagai debutan ia berkompetisi dengan seorang trainee juga bernama Shin Jae-Yi yang diperankan aktris Park Gyu-Young.

Seperti pepatah Jawa kuno mengatakan, Witing Tresno Jalaran Soko Kulino, mas Mantis ternyata diam-diam suka dengan Shin Jae-Yi membuat ia selalu ingin bersama dan melindungi yang pujaan hati.


Sayangnya cinta ini bertepuk sebelah tangan, makin didekatin makin nyakitin hingga akhirnya jalan kekerasan harus ditempuh.

Dari sisi aksi masih bisa dinikmati, komedia dan romansa yang dihadirkannya jadi bumbu yang pas saja. Yim Si-Wan berhasil menjadi karakter yang naif sudah tahu diacuhkan namun tetap teguh selalu ingin jadi pahlawan.

Buat sobat yang suka dengan aktor Yim Si-Wan, wajib banget nonton film ini. Temanya gak berat jadi cukup mudah dicerna dan menghibur. Rekomended jadi tontonan film ini.

Selain Yim Si-Wan dan Park Gyu-Young ada juga aktor-aktor papan atas lainnya misalnya penampilan Jo Woo-Jin, Jeon Do-Yeon dan masih banyak lagi yang lainnya.




Penulis
Nandar


====
Baca juga:

Review Alice in Borderland Season 3, Jawaban Apa Itu Borderland dan Alam Baka

0



Campusnesia.co.id - Season final dari dorama laris asal Jepang Alice in Borderland akhirnya tayang juga. Mengambil setting setelah apa yang terjadi di season 1 dan 2, petualangan Arisu dan Usagi akhirnya benar-benar berakhir.

Jika di season kedua, Arisu dan Usagi bertarung dengan sang raja atau kartu King, di babak final ini mereka harus mengalahkan Joker sebagai syarat kembali ke dunia nyata.

Ending Alice in Borderland season 2 memberi kita penjelasan sebenarnya apa yang terjadi pada para peserta game di borderland.

Mereka adalah para korban dari jatuhnya meteor di Tokyo dan masing-masing dalam keadaan tidak sadar.

Season ketiga diawali dengan adegan pembuka yang memberi tahu bahwa main character kita Arisu dan Usagi menjadi suami istri.

Sesosok misterius yang menerima tawaran menjadi warga tetap borderland berusaha mengundang Arisu kembali bermain dalam aneka Game diambang kematian. Karena ketidaktarikan Arisu membuat sosok misterius ini harus menyeret Usagi masuk dalam permainan juga sebagai umpan.

Game yang dihadirkan masih menarik dan seperti pada dua season sebelumnnya selalu menjadi bagian yang ditunggu, tentang bagaimana game dimainkan dan cara para pemain memenangkannya.

Namun drama cinta dan keluarga di awal yang kuat banget membuat elemen game di season ketiga ini tidak senampol di dua sesion sebelumnya.

Tapi tenang saja, bagi saya justru di babak akhir ini banyak plot hole yang terjawab tentang apa itu Borderland, penyebab para peserta bisa masuk sana dan cara kembali ke dunia aslinya.


Yup berikutnya akan mengandung spoiler, o buat sobat yang belum nonton dan gak mau kena spoiler bisa skip sampai di sini saja.


Penjelasan apa itu Borderland.

Kita flashback sejenak, pada season pertama, hal yang membuat semua penonton penasaran adalah apa yang terjadi di dunia, kenapa persimpangan Shibuya Tokyo yang begitu ramai mendadak sepi setelah Arisu dan dua kawannya masuk toilet karena dikeejar preman dan melihat kembang api?

Ternyata walau penampakannya sama dengan dunia nyata, mereka sedang tidak di dunia nyata melainkan di "Borderland".

Yup literally Borderland atau Alam Perbatasan (Alam Baka), di mana mereka harus berjuang memenangkan aneka permainan tidak masuk akal dengan taruhan nyawa.

Setelah berhasil melawan kartu King, mereka yang menang diberikan tawaran, bisa menjadi warga negara tetap borderland atau kembali ke dunia nyata.

Maknanya adalah, mereka sedang di persimpangan hidup dan mati, ada istilah kunci yaitu "kesadaran bersama selama 2 menit". 

Mereka yang masuk borderland adalah para korban jatuhnya meteor di Tokyo, memiliki persamaan sama-sama tidak sadarkan diri terkena serangan jantung dan tidak sadarkan diri selama 2 menit.

Jadi waktu berhari-hari yang terjadi di borderland selama season 1 dan 2 nyatanya hanya 2 menit di dunia nyata.

Mereka yang selamat adalah yang menang permainan dan tersadar setelah koma selama 2 menit, yang mati di dalam game artinya juga mati di dunia nyata dan mungkin, mungkin ya para pemain yang menerima tawaran jadi warga tetap borderland di dunia nyata dalam kondisi koma.

Lalu siapa para bandar, raja kartu hingga Joker di borderland? mungkin saja dalam termilogi agama mereka semacam malaikat.

Karakter baru dan lama di Alice in Borderland sesion 3

Sepanjang 6 episode, tidak banyak karakter lama yang hadir kembali, peran besar diberikan kepada karakter Ann yang di sini membantu Arisu masuk Borderlan untuk menyelamatkan Usagi.

Banyak karakter baru yang menjadi bumbu drama di sesion ketiga ini, salah satunya senior aktor jepang yang wajahnya tidak asing karena pernah main di Ip Man pertama yaitu Hiroyuki Ikeuchi.

Sebagai fan service di akhir episode kita akan ketemu para aktor dan aktris lama dari season 1 dan 2 diantaranya Chishiya, Kuina dan masih banyak lagi yang lainnya.

Oke sobat Campusnesia, saya rasa itu saja review dari saya tentang series terbaru dari Alice in Borderland season ketiga, over all rekomended cuma 6 episode jadi bisa maraton, selamat menonton.


Penulis
Nandar


====
Baca juga:

Dosen PGMI Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Berikan Bekal Pemahaman Pembelajaran Mendalam Bagi Guru CLC Di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) Malaysia

0
 

Campusnesia.co.idSarawak-Malaysia - Dosen Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang (Unwahas) melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui pelatihan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) bagi Guru Community Leaning Center di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) yang dilaksanakan di Merdeka Suites Hotel Miri, 25-27 September 2025. Kegiatan ini menjadi upaya strategis dalam mendiseminasikan kebijakan pemerintah bagi guru Indonesia yang bertugas di Malaysia.

Aris Abdul Ghoni, selaku ketua tim menjelaskan bahwa Pembelajaran mendalam adalah pendekatan yang mendorong siswa untuk tidak hanya menghafal materi, tetapi juga memahami konsep secara menyeluruh, mengaitkannya dengan kehidupan nyata, serta mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif dan kolaboratif. 

“Kegiatan ini betujuan untuk meningkatkan pemahaman guru-guru Community Learning Center di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) mengenai konsep, prinsip dalam merancang pembelajaran yang berpusat pada siswa dan mengembangkan modul pelatihan dan perangkat pembelajaran yang kontekstual dan sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa”, jelasnya.

Fitria Martanti sebagai anggota tim pengabdian sekaligus fasilitator pembelajaran mendalam memaparkan banyak materi terkait hal tersebut. Terlibat juga Gadis Herningtyasari yang terlibat aktif dalam pendampingan selama 3 hari di Malaysia.


Nena selaku panitia dari SIKK merespon positif dan sangat merasa terbantu atas terselenggaranya kegiatan ini.

“Kami sangat senang dan berterima kasih atas kepedulian dosen Universits Wahid Hasyim terhadap pengembangan kompetensi pedagogic bagi guru-guru di Malaysia”, ujarnya.

Keterlaksanaan kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari LPPM melalui pendanaan DIPA Universitas Wahid Hasyim. Keterlibatan pihak SIKK menunjukkan adanya kerja sama yang baik antara Indonesia dan Malaysia dalam bidang pendidikan, khususnya dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan lingkungan di sekolah-sekolah Indonesia yang ada di Malaysia. Diharapkan kegiatan semacam ini dapat terus berlanjut dan semakin banyak melibatkan berbagai pihak untuk mencapai hasil yang lebih maksimal.



Kontributor: 
Aris Abdul Ghoni

Review Buku Novel Animal Farm, Siklus Otoritarian Yang Berulang

0
 


Campusnesia.co.id - Setelah sekian lama melihat sliweran di timeline twitter, akhirnya di moment 9.9 kemarin saya putuskan membeli buku novel populer berjudul Animal Farm.

Buku terbitan Bentang Pustaka ini merupakan versi terjemahan dari novel berjudul sama karya George Orwell diterbitkan pertama kali pada tanggal 17 Agustus tahun 1945.

Memiliki tebal 400 halaman, novel ini bercerita tentang peristiwa yang terjadi di peternakan Manor milik Pak Jones. Pada suatau hari terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh para hewan ternak yang merasa selama ini dieksploitasi secara berlebihan dan diperlakukan tidak adil oleh si pemilik peternakan.

Pemberontakan dipimpin oleh sekelompok babi yang dianggap hewan paling cerdas di dalam peternakan. Diikuti oleh para hewan lain dari kuda, sapi, biri-biri, ayam, bebek hingga kucing dan burung.

Awalnya pemberontakan ini berjalan mulus, peternakan berhasil dikuasi oleh para binatang dan untuk sejenak mereka merdeka dari kekangan manusia, boleh lebih leluasa menikmati apa yang mereka hasilkan dari susu, telur hingga pakan jerami dan hasil kebun.

Atas dasar menjaga ketertiban dan keberlangsungan peternakan yang kini diganti namanya jadi Animal Farm - maknanya bukan secara harfiah peternakan hewan namun dimaksudkan berarti peternakan yang dikelola oleh dan untuk hewan - babi yang mendeklarasikan diri sebagai pemikir dan pemimpin membuat serangkain aturan dan rencana pengelolaan.

Awalnya semua berjalan baik-baik saja, hingga kehidupan di peternakan berdinamika dan bahaya laten sebuah perubahan adalah lahirnya bibit-bibit otoritarian baru.

Walau novel ini ditulis 80 tahun silam, entah mengapa drama yang dihadirkan terasa sangat dekat. 

Lewat perumpamaan revolusi (atau sebut saja rerformasi) yang terjadi di sebuah peternakan dan bagaimana kehidupan merdeka sesaat bergeser jadi tirani baru terasa sangat familiar dengan kondisi di berbagai negara belakangan ini.

Misalnya babi yang mengubah aturan demi keuntungan pribadi, keluarga dan golongannya. 

Maaf jika sedikit alur sudah ter-spoiler lewat tulisan di atas namun percayalah dengan jumlah halaman yang tak terlalu tebal (saya bisa menyelasaikannya dalam sekali duduk) masih banyak alur, kisah, drama dan intriks menarik lainnya dalam buku bovel ini.

Sangat rekomended buat yang butuh bacaan ringan di waktu senggang. 

Bagi sobat yang kebetulan lagi main ke Kabupaten Pati bisa mampir ke Pojok Baca Weron People di desa saya Tegalharjo dan bisa baca novel Animal Farm ini gratis.

Semoga bermanfaat, salam literasi dan sampai jumpa.


Penulis
Nandar.

Info Walk In Interview PT Juang Jaya Abdi Alam

0
 


Campusnesia.co.id - Kabar baik buat sobat yang sedang mencari pekerjaan, berikut kami hadirkan info Walk In Interview dari PT Juang Jaya Abdi Alam.

PT Juang Jaya Abdi Alam (JJAA) membuka kesempatan karir di industri peternakan sapi potong bagi mahasiswa tingkat akhir serta alumni peternakan dan kedokteran hewan.


Lokasi dan jadwal: 

- Universitas Sumatera Utara (USU) pada Senin, 06 Okt 2025

- Universitas Sriwijaya (Unsri) pada Senin, 06 Okt 2025

- Universitas Diponegoro (Undip) pada Kamis, 09 Okt 2025

- Universitas Sebelas Maret (UNS) pada Jumat, 10 Okt 2025

- Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Jumat, 10 Okt 2025

- Universitas Airlangga (Unair) pada Sabtu, 11 Okt 2025

- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Senin, 13 Okt 2025

- Universitas Brawijaya (UB) pada Selasa, 14 Okt 2025


Dokumen yang dibawa :

- Formulir Pendaftaran JJAA

- CV

- Fotokopi ijazah dan transkrip nilai

Jangan lewatkan kesempatan untuk memulai karir di industri peternakan bersama PT Juang Jaya Abdi Alam!

SMK di Pangandaran Bangkit Hadapi Industri 4.0: Guru dan Siswa Dibekali Teknologi Robot Kolaboratif

0
 
Politeknik Manufaktur Bandung Hadirkan “Teaching Aid Cobot” untuk Tingkatkan Daya Saing Lulusan SMK


Campusnesia.co.id - Padaherang, Pangandaran - Di tengah pesatnya transformasi industri 4.0, SMK Negeri 1 Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, tak ingin ketinggalan bersama Politeknik Manufaktur Bandung (Polman Bandung) menggelar program pelatihan intensif pengenalan teknologi Collaborative Robot (Cobot) bagi guru dan siswanya. Tujuannya yaitu untuk meningkatkan kompetensi guru SMK dalam mengintegrasikan Cobot ke dalam pembelajaran berbasis praktik, membekali siswa SMK dengan keterampilan operasional dan pemrograman Cobot, dan membangun kolaborasi antara SMK, perguruan tinggi (Politeknik Manufaktur Bandung), dan industri untuk memperkuat ekosistem pendidikan vokasi. Tujuan ini selaras dengan SDGs (Pendidikan Berkualitas, Pekerjaan Layak, Industri-Inovasi-Infrastruktur, Berkurangnya Kesenjangan), IKU perguruan tinggi, dan Asta Cita nasional.


Menjawab Kesenjangan Kompetensi

Revolusi Industri 4.0 menuntut transformasi di sektor pendidikan vokasi khususnya SMK untuk mencetak lulusan yang siap kerja, salah satu tantangan yang dihadapi yaitu kesenjangan kompetensi antara lulusan SMK dengan kebutuhan industri, terutama dalam penguasaan teknologi mutakhir seperti Collaborative Robot (Cobot). SMK Negeri 1 Padaherang, sebagai mitra, memiliki fasilitas dasar otomasi namun belum memiliki trainer Cobot dan kompetensi guru dalam teknologi ini masih terbatas. Hal ini berpotensi memperlebar skill gap dan menghambat transformasi industri nasional.

Program pengabdian masyarakat Polman Bandung hadir menjawab tantangan itu. Tim yang dipimpin oleh Sarosa Castrena Abadi S.Pd., M.T., dosen Program Studi Teknologi Rekayasa Informatika Industri Jurusan Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika, bersama anggota tim Dosen dan Mahasiswa merancang dan membangun Teaching Aid Collaborative Robot khusus untuk SMK Negeri 1 Padaherang. Alat ini bukan sekadar robot, tapi sistem pembelajaran lengkap yang terintegrasi dengan PLC dan HMI - menyerupai lingkungan kerja industri sesungguhnya.


Pelatihan Intensif, Hasil Nyata

Sebanyak 34 peserta - gabungan guru dan siswa terpilih - mengikuti pelatihan selama 3 hari penuh. Materinya padat: mulai dari dasar-dasar Cobot, pemrograman gerakan, hingga integrasi sistem otomasi industri.

Yang menarik, pelatihan ini bukan sekadar teori. Peserta langsung praktik menggunakan Teaching Aid Cobot. Mereka belajar memprogram robot untuk mengambil, memindahkan, dan menyortir objek - simulasi nyata yang biasa ditemui di pabrik modern. 

Hasil evaluasi menunjukkan rata-rata peningkatan kompetensi sebesar 31% -. Beberapa peserta pun yang terdiri dari 1 Guru dan 3 Siswa mengikuti Ujian Sertifikasi Kompetensi Bersama LSP OMI (Otomasi Mekatronika Indonesia) dan dinyatakan lulus dan menerima Sertifikat Kompetensi.


Dukungan Mahasiswa dan Kolaborasi Nyata

Program ini juga melibatkan mahasiswa Polman Bandung sebagai asisten pelatih dan teknisi lapangan. Mereka terlibat dalam perancangan, perakitan, hingga pendampingan teknis - wujud nyata dari IKU 2 Kemdikbudristek: mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus.



Menuju Pendidikan Vokasi yang Relevan dan Berkelanjutan

Kegiatan ini bukan akhir, tapi awal dari transformasi pendidikan vokasi di SMK Negeri 1 Padaherang. Teaching Aid Cobot akan menjadi aset tetap laboratorium sekolah. Rencananya, materi pelatihan akan diintegrasikan ke dalam kurikulum reguler, dan tim pemelihara internal akan dibentuk untuk menjaga keberlanjutan program.

Kolaborasi dengan dunia industri juga sedang dijajaki - untuk magang siswa, sertifikasi, bahkan donasi peralatan tambahan. Dengan begitu, SMK Negeri 1 Padaherang tidak hanya mengikuti perkembangan zaman, tapi juga menjadi sekolah percontohan bagi SMK lain di Jawa Barat.

Program ini adalah bukti nyata bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi, sekolah, dan masyarakat dapat menjadi katalisator perubahan. Di tengah keterbatasan, semangat untuk maju dan berinovasi justru tumbuh subur di pelosok Pangandaran.
Dengan dukungan teknologi dan peningkatan kompetensi, masa depan lulusan SMK Negeri 1 Padaherang - dan pendidikan vokasi Indonesia - terlihat semakin cerah. Siap menghadapi Industri 4.0, dari desa ke dunia.

Program “Pengembangan Kompetensi Guru dan Siswa SMK melalui Pengenalan Teknologi Collaborative Robot (Cobot) untuk Mendukung Transformasi Industri 4.0” merupakan kegiatan pengabdian masyarakat Politeknik Manufaktur Bandung yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM) Kemdiktisaintek tahun 2025. Mitra kegiatan: SMK Negeri 1 Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.


Oleh: 
Tim Pengabdian Polman Bandung

Editor:
Achmad Munandar

Universitas Diponegoro Dorong Pemberdayaan UMKM Ikan Asap Suradadi Untuk Keberlanjutan Usaha Masyarakat Pesisir

0
 


Campusnesia.co.idTegal, 2025 – Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Diponegoro (UNDIP) dengan Ketua Tim, Dr. Nurul Imani Kurniawati, SE, MM, beserta anggota tim Kholidin, S.Kom., M.Kom dan Dr. Drs. Mashudi, S.E., M.M. beserta mahasiswa Ayu Wulandari dan Mifftavadinenaomiasyiffa melaksanakan program pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pengolah ikan asap di Kelurahan Suradadi, Kabupaten Tegal. 

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan daya saing dan keberlanjutan usaha masyarakat pesisir melalui penerapan teknologi tepat guna, pelatihan manajemen usaha, serta strategi pemasaran digital dengan dukungan pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Tahun 2025, sehingga diharapkan mampu memberikan dampak nyata dalam peningkatan daya saing UMKM lokal, perluasan akses pasar, serta penguatan ekonomi masyarakat pesisir Tegal.

Ketua Tim, Dr. Nurul Imani Kurniawati, SE, MM, menjelaskan bahwa masyarakat pesisir Suradadi memiliki potensi besar dalam sektor perikanan, khususnya produk ikan asap. Namun, masih terdapat sejumlah tantangan seperti proses produksi yang tradisional, mutu produk yang tidak konsisten, minimnya teknologi dan sanitasi, manajemen usaha yang sederhana, serta pemasaran yang terbatas pada pasar lokal. “Melalui program ini, kami ingin membantu mitra agar mampu menghasilkan produk ikan asap yang higienis, bernilai tambah, serta memiliki jangkauan pasar lebih luas, termasuk melalui platform digital,” ujarnya.

Program yang melibatkan dosen dan mahasiswa ini mencakup beberapa kegiatan utama, di antaranya: Pelatihan pengolahan ikan asap dengan standar higienitas dan keamanan pangan, pengenalan dan pendampingan penggunaan alat pengasapan modern serta peralatan pendukung produksi, Pelatihan manajemen usaha sederhana, termasuk pencatatan keuangan dan perencanaan produksi, Workshop pemasaran digital melalui media sosial dan e-commerce untuk memperluas akses pasar, beserta penyusunan desain kemasan dan label produk agar lebih menarik dan kompetitif. 


Mitra program, UMKM Ikan Asap Ibu Nok (PIS) yang dimiliki oleh Ibu Nor Rohmah, menyambut baik inisiatif ini. “Kami sangat terbantu dengan adanya pelatihan dan pendampingan dari UNDIP. Kami berharap produk ikan asap dari Suradadi bisa lebih dikenal luas dan mampu bersaing dengan produk sejenis dari daerah lain,” ungkapnya.

Kegiatan ini juga menjadi wadah pembelajaran bagi mahasiswa UNDIP, sesuai dengan konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), di mana mahasiswa terlibat langsung dalam proses observasi, asistensi pelatihan, pembuatan konten digital, hingga evaluasi kegiatan.

Program pengabdian ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 1 (No Poverty), SDG 8 (Decent Work and Economic Growth), SDG 9 (Industry, Innovation and Infrastructure), dan SDG 12 (Responsible Consumption and Production). Selain itu, kegiatan ini mendukung Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi dan Asta Cita ke-6, yakni membangun dari desa untuk pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.

Dengan adanya program ini, diharapkan UMKM ikan asap Suradadi tidak hanya mampu meningkatkan kualitas produk, tetapi juga memperluas pasar, memperkuat kemandirian usaha, serta memberikan dampak nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir.



Editor:
Achmad Munandar

Sosialisasi K3 (Keselamatan & Kesehatan Kerja) Tingkatkan Kesadaran Kerja Aman di Dapur MBG Tawangsari Semarang

0
 


Campusnesia.co.idSemarang, 4 September 2025 – Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Semarang (UNNES) bekerja sama dengan Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) Tawangsari Yayasan Riyadlu Al-Ahmad menggelar kegiatan Sosialisasi Pengenalan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) SPPG, Kota Semarang.

Kegiatan yang berlangsung pukul 13.00–15.00 ini diikuti oleh 25 karyawan, yang terdiri atas tim persiapan, tim masak dan tim pemorsian. Selama sosialisasi, peserta mendapatkan edukasi mengenai penerapan K3 dan penanganan limbah di dapur, dilengkapi dengan pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan.

Materi disampaikan oleh Dr. Eko Farida, STP, M.Si (Dosen Prodi Gizi, Universitas Negeri Semarang) dengan materi mencakup pengertian K3 menurut PP No. 50 Tahun 2012 dan ILO, serta pentingnya penerapan K3 di bidang pengolahan makanan. Narasumber memaparkan berbagai potensi bahaya di dapur, mulai dari bahaya fisik (pisau, minyak panas, lantai licin, tabung gas), kimia (asap, detergen, kebocoran gas), biologi (bakteri, jamur, kontaminasi makanan), hingga ergonomi dan psikososial (beban kerja berlebih, stres, gaji rendah). Selain itu, peserta juga diperkenalkan pada konsep incident, near miss, dan accident sebagai upaya meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko kerja. 

Isu lain yang diangkat adalah risiko kecelakaan kerja di dapur MBG, mulai dari tersayat saat memotong, tersiram minyak panas, hingga risiko keracunan makanan. Tak kalah penting, tim pengabdi juga menekankan pengelolaan limbah dapur dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) untuk menciptakan lingkungan kerja yang higienis dan ramah lingkungan.

Melalui sosialisasi ini, diharapkan karyawan dapur Makan Bergizi Gratis tidak hanya dibekali keterampilan teknis, tetapi juga kesadaran bahwa keselamatan kerja adalah fondasi utama untuk menghadirkan pangan yang aman, dan sehat bagi masyarakat.



Editor:
Achmad Munandar

Ini Ceritaku Memelihara Jangkrik Nostalgia Masa Anak-anak dan Peluang Usaha

0
 


Campusnesia.co.id - Masih segar diingatan saya, kala itu masih duduk di bangku kelas 4 SD waktu tren memelihara jangkrik merebak di desa saya.

Nyaris semua anak-anak memelihara jangkrik yang diletakkan dalam wadah khusus bernama Kranjen. Wadah ini terbuat dari susunan belahan bambu yang kemudian diikat dengan karet gelang pada pojok-pojoknya.

Jangkrik-jangkrik yang kami pelihara berasal dari alam, umumnya dari kebun singkong atau tebu yang di desa kami biasa disebut tegal atau tegalan.

Saat hari minggu atau sore sepulang sekolah bersama teman-teman mencari jangkrik, jika beruntung kami akan mendapatkan jangkrik dewasa yang sudah bersayap dan siap mengerik tapi kadang belum bersayapun kami bawa pulang karena dalam beberapa hari atau minggu akan tumbuj sayap.

Sebagai informasi jangkrik tumbuh layaknya ular, yaitu berganti kulit atau dalam bahasa jawa "mlungsungi".

Jenis-jenis Jangkrik

Banyak sekali jenis jangkrik di daerah kami, namun tidak semua dipelihara karena suara yang dihasilkan berbeda, diantara jenis yang populer yaitu Jaliteng dengan ciri-ciri tubuh dan sayap berwarna full hitam legam.

Berikutnya ada Jerabangan, ciri yang mudah dikenali adalah kakinya yang berwarna kemerahan.

Ada pula Gulogesem ciri yang melekat ada semacam garis kuning kecoklatan diantara kepala dan sayapnya.

Tiga jenis jangkrik di atas sangat populer karena suara kerikan yang dihasilkan nyaring dan konsisten. Sementara itu ada juga jenis Celering dengan suara mendayu-dayu namun kurang dari sisi power, jangkrik jenis ini punya ciri kepala dan sayapnya berwarna orange.

Makanan Jangkrik

Umumnya daun singkong kami berikan sebagai makanan pokok jangkrik peliharaan kami, sesekali diselingi dengan ketela atau sibgkong mentah yang diiris. Ada pula yang memberi makan rumput krokot dan yang agak ekstrim adalah cabe atau lombok konon katanya membuat jabgkrik ngerik lebih keras namun karena panas bisa membuat jangkrik cepat mati.

Budidaya Jangkrik

Masa anak-anak yang saya ceritakan di atas berlatar tahun 1998, kala itu belum banyak dan belum umum istilah ternak atau budidaya jangkrik.

Seingat saya ada satu pemuda yang sudah mencoba budidaya, konon kabar yang beredar telur jangkrik bisa dijual sebagai bahan baku konsmetik kecantikan dan anak jangkrik yang bekum bersayap yabg disebut Colontho bisa jadi pakan burung.

Sebagai anak-anak, saya dan beberapa temanpun penasaran, setelah kepo dan datang berkali-kali melihat kandang ternak jangkrik yang berupa box dari kayu dan triplek kamipun meniru dengan alat seadanya.

Dengan modal ember berisi pasir kami taruh sepasang jangkrik jantan dan betina, tak butuh waktu lama dalam hitungan hari di dalam pasir tersebut berisi telur-telur jangkrik yang bentuknya mirip beras namun jauh lebih kecil berwarna putih.

Saya lupa tepatnya berapa hari, setelah sekian lama telur-telur jangkrik berwarna putih tersebut berubah kecoklatan dan pada suatu pagi menetas jadi ratusan anak jangkrik berukuran sangat kecil, sekecil semut.

Nantinya anakan jangkrik ini akan tumbuh jadi colontho dan berevolusi jadi jangkrik lengkap dengan sayapnya.

Oh ya sebgai informasi, cara mudah membedakan jangkrik jantan dan betina bisa dilihat dari sayapnya. Jangkrik jantan bermotif dan bergelombang sedang betina polos dan halus di bagian ekornya jangkrik betina memiliki semacam jarum yang digunakan untuk bertelur sedangkang jangkrik jantan tidak punya.

Satu lagi, jabgkrik betina tidak bisa menghasilkan suara atau mengerik.

Flashbak di jaman kuno, para orangtua dan mbah-mbah saya juga sudah mengenal tren memelihara jangkrik. Berbeda dengan gerasi saya yang menggunakan Kranjen sebagai wadah, generasi Boomer menggunakan bumbung terbuat dari bambu juga namun utuh dengan lubang memanjang di samping sebagai jalan masuk udara, satu sisinya dilubangi dan disumpal atau ditutup dengan dauh singkong agar jangkrik tidak lari sekaligus stok makanan bagi si jangkrik.

Memelihara Jangkrik di era modern

Di tahun 2025 ini, sebagai nostalgia saya coba memilhara jangkrik lagi. Berawal saat nongkrong berama teman dan secara impulsif di ajak main ke ladang sibgkong di malam hari. Kami mencari sumber suara kerikan jangkrik dan voila seekor jangkrik jenis Gulo Gesem berhasil kami tangkap.

Jangkrik tersebut saya masukan ke aquarium bekas ikan cupang, dasarnya saya beri sedikit pasir malang dan dedaunan kering terutama daun pisang yang disebut klaras.

Sebagai bahan makanan saya coba berikan beberapa jenis pakan dari daun klaras, daun singkong, rumput krokot hingga kacang dan irisan singkong.

Saat artikel ini saya tulis, setidaknya sang jangkrik sudah satu bulan berada di aquarium yang lebih mirip terarium karena saya berikan juga tanaman hidup seperti paku-pakuan.

Setiao hari konsisten ngerik, hampir bisa dipastikan saat malam hari dari tengah malam hingga pagi hari mereka mengerik bergantian membuat malam yang sepi jadi ramai kembali, kalau anak jamann sekarang layaknya ASMR suara alam tapi alami bukan dari spotify atau Youtube Music.

Selain jadi hiburan saat tidur di malam hari, suara jangkrik konon juga bisa jadi pengusir alami tikus, cara ini sudah digunakan oleh nenek moyang kami sejak jaman kuno. Jangkrik-jangkrik ditaruh dalam wadah bumbung bambu dan diletakan di lumbung padi agar persediaan gabah tidak dimakan tikus.

Peluang Bisnis Ternak Jangkrik

Selain dipelihara sebagai hiburan dan persediaan pakan burung, jangkrik bisa jadi alternatif peluang bisnis.

Cara perawatannya mudah, biaya modal awalnya murah dan kebutuhan pasarnya masih besar.

Sobat bisa menjual hasil ternak jangkrik sebagai pakan burung, ikan hias predator seperti chana dan arwana.

Di masa depan jangkrik juga punya potensi sebagai bahan makanan penghasil asupan protein. Hal ini sudah bisa ditemukan di beberapa daerah yang mengolah jangkrik sebagai rempeyek dan bakso.


Oke sobat Campusnesia saya kira sampai di sini dulu tulisan saya, semiga bermanfaat sampai jumpa.


Penulis
Nandar