Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri iko uwais. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri iko uwais. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan

8 Hal Gratis untuk Menemani Kamu di Rumah Saja, dari Belajar, Baca Berita hingga Nonton FIlm



Campusnesia.co.id - Penyebaran wabah virus corona covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda berkurang justru sebaliknya, sejak 16 Maret 2020 kemarin pemerintah membuat kebijakan Social Distancing dan Imbaun Work from Home serta meliburkan kegiatan Belajar Mengajar untuk pelajar SD, SMP, SMA dan Perkuliahan. 

Berbagai gerakan solidaritaspun muncul sebagai bukti bahwa memang kondisi ini hanya bisa dilalui dengan gotong royong dan kepedulian sesama. Masyarakat menggalang dana untuk APD tenaga medis, saling berbagi masker dan handsanitizer, beberapa lembaga sosial mengadakan penyemprotan disinfektan dll.


ads


Sebagian lagi menunjukkan solidaritas dan dukungan agar masyarakat tetap di rumah dengan caranya masing-masing, redaksi Campusnesia merangkum beberapa informasi terkait hal tersebut dalam sepekan yang semoga saja bermanfaat untuk pembaca, apa saja? berikut daftarnya.

1. Ruang Guru Gratis
Ruang Guru yang merupakan bimbel online bekerjasama dengan beberapa operator menggratiskan layanannya untuk pada pelajar, dengan Telkomsel gratis 30GB (selama 30 hari), dengan XL dan AXIS gratis 2GB, dengan Indosat 30GB, dengan by.U 30 GB. Temen-temen bisa langsung download aplikasinya, untuk info lebih lanjut cek di sini Ruangguru.com 

2. Skills Academy Gratis
Masih bagian dari Ruang Guru yang khusus untuk mahasiswa, profesional dan umum berisi layanan pengembangan diri dan soft skills juga menggratiskan layananya dengan kode voucher KELASGRATIS, langsung saja ke websitenya di sini Skillsacademy.com 

3. Go-Play Gratis

Layanan video on demand produk dari GOJEK kemarin juga mengumumkan selama menemani program di rumah saja, mereka menggratiskan layanannya, caranya gampang jika sudah punya akun Gojek cukup download aplikasi Go-Play di play store, instal dan masukan nomer yang digunakan untuk akun Gojek, nanti akan mendapatkan sms kode OTP untuk masuk ke apliasi Go-Play tinggal nonton deh. Fyi, di Go-play ada beberapa film dan serial original seperti Wiro Sableng, Gosip Girl, Tunnel Biopik Chrisye dll. Selamat mencoba

4. Iflix Gratis

Tidak mau kalah dengan Go-Play, aplikasi video on demand lain yaitu iflix juga mengratiskan layananya selama 1 bulan, dengan kode Voucher DIRUMAHAJA. Download saja aplikasinya film-film Indonesia terbaru ada di sini seperti Dua Garis Biru, Terlalu Tampan dan banyak juga drama korea dan film korea cek aja deh dan selamat menonton.

5. Jurnal  JSTOR Gratis
Layanan perpustakaan digital ternama dunia JSTOR membuka akses gratis selama epidemi virus corona. Pengumuman itu disampaikan oleh JSTOR melalui akun resminya pada Rabu (18/3/2020). Meski tidak semuanya gratis, tetapi jumlah buku dan jurnal yang dapat dibuka secara cuma-cuma berjumlah sangat banyak. Sekitar 6.000 e-book dan 150 jurnal ilmiah bisa diakses secara gratis, tanpa harus melakukan login. Cek di sini JSTOR. 

6. Baca Tempo Gratis

Selama program di rumah saja, Tempo juga memberikan akses gratis, lewat akun twitter mereka mengumumkan: Demi memberikan informasi terverifikasi seluas-luasnya dalam masa darurat Corona, Tempo membuka akses majalah Tempo, Koran Tempo, dan majalah Tempo English digital.

Klik http://bit.ly/wfhwithtempo, masukan kode WFHWITHTEMPO dan nikmati seluruh berita secara GRATIS satu bulan penuh.

7. 8 Film Indonesia Gratis di Vidio.com

Bukan kaleng-kaleng dalam rangka hari film nasional, aplikasi video on demand Vidio memberikan akses gratis untuk 8 film Indonesia ternama, diantaranya Gundala versi 2019, film laga iko uwais Headshot dan The Raid serta ada pula Pendekar Tongkat Mas.



8. Baca Cerpen Gratis
Tidak mau kalah, kami Campusnesia.co.id bekerja sama dengan Loetju.com juga ingin menemani program di rumah aja dengan tetap produktif, kami menggratiskan 2 Digital Book karya Achmad Munandar yaitu Cerpen Wirausaha dan Selling Skills. Untuk membacanya klik di sini bit.ly/bacacerpen

Nah itu tadi sobat Campusnesia, 7 hal gratis yang bisa kamu manfaatkan selama program di rumah saja guna mengurangi penyebaran virus corona, terima kasih untuk layanan yang telah menggratiskan produknya semoga di balas dengan sebaik-baik pahala, dan semoga wabah ini segera berakhir.

Kalau kamu punya info layanan gratis lainnya, jangan lupa share di kolom komentar, mari saling berbagi. sampai jumpa.

penulis: Nandar

Review dan Link Streaming Film Netflix Spencer Confidential




Campusnesia.co.id -- Duet Duo Berg memang punya reputasi yang nagus dalam dunia film, setelah sebelumnya kita disajikan film aksi 22 Mile yang juga menggandeng aktor laga indonesia Iko Uwais, baru-baru ini mereka merilis sebuah film terbaru original untuk Netflix berjudul Spencer Confidential yang merupakan adaptasi dari tv series berjudul Wonderland and TV Series Spenser: For Hire oleh Ace Atkins dan Robert B. Parker.

Duet apik Mark Wahlberg sebagai aktor dan Peter Berg sebagai sutradara bisa juga sobat nikmati dalam film Patriot Daya, Lone Survivor, Deep Water Horison dan Mile 22.

Dalam film ini Mark Walhberg akan adu akting bersama Winston Duke, Alan Arkin, Iliza Shlesinger, Bokeem Woodbine, Marc Maron dan Austin Post.

Jalan Cerita
Dikisahkan Spenser adalah seorang mantan penjahat yang kemudian menjadi mantan detektif polisi. Ia kembali ke dunia kriminal Boston untuk mengungkap konspirasi pembuhan yang janggal.

Spenser ini awalnya lebih dikenal kerap membuat masalah daripada menyelesaikannya. Ia yang mendekam di penjara dan akhirnya ke luar dari sana, kemudian terikat untuk membantu pelatih tinju dan mentor lamanya bernama Henry.

Henry berlatih dengan seorang amatir yang jurang ajar dan kutidak percaya diri namun menjanjikan. Amatir itu bernama Hawk. Oleh Henry ia diyakinkan akan menjadi lawan yang lebih tangguh dari Spenser.

Suatu wakrtu dua mantan rekan Spenser terbunuh, ia merekut Hawk dan mantan pacarnya yang suka cemberut untuk membantunya menyelidiki dan membawa para pelakunya ke pengadilan. (Dailyasia.com)

Review
Jalan cerita menarik, bagaimanapun ini film adaptasi dari tv series setidaknya itu jaminan bahwa alur ceritanya bisa dinikmati karena sudah terbukti sukses sebagai series.

Aksi tidak terlalu berlebihan dan bumbu komedi yang porsinya cukup, akting Alan Arkin dan Iliza Shlesinger menambah seru film ini walau tidal banyak porsinya.

Secara keseluruhan menarik untuk ditonton, bagi yang penasaran kami kasih link stremingnya, tentu saja yang legal he he, di sini.

Itu dulu review film akhir pekan ini, punya kesan yang berbeda? Jangan lupa tinggalkan komen di bawah. Sampai jumpa.

Penulis: 
Nandar

Review Foxtrot Six, Film Sci-fi Action Thriller Indonesia yang Futuristik Habis!




Campusnesia.co.id - Ngomongin kualitas film Indonesia, beberapa tahun sepuluh tahun terakhir ini sudah mengalami perkembangan yang sangat signifikan, bukan hanya dari sisi kuantitas tetapi juga kualitas. Beberapa film indonesia bisa diterima oleh masyarakat international dan membawa berkah bagi para pelaku industrinya, sebut saja alumni The Raid nama-nama Iko Uwais, Joe Taslim, Yayan Ruhiyan dan Cecep Arif Rahman yang sering kita lihat akhir-akhir ini terlibat dalam film-film Hollywood.

Demikian juga film yang akan kita bahas kali ini, dengan semangat yang sama sengaja diproduksi untuk kualitas dan pasar international, walau untuk ukuran Indonesia temanya bisa dibilang terlalu futuristik sesuatu yang baru. Judul filmnya Foxtrot Six debut penyatradaraan Randy Korompis dengan naskah yang juga ditulis olehnya. Jajaran produser Mario Kassar, Randy Korompis, Guillaume Catala, Henry Djunaedi, Wanyi Hindrawan Pratiknyo dan Andreas Ian Tika membawa embel-embel produser hollywod film Terminator 2: Judgment Day dan Manoj Punjabi dibawah naungan rumah produksi MD Entertainment dan Rapid Eye Pictures. 

ads


Pemeran
Tak tanggung-tanggung dengan buget yang kabarnya hingga 70 milyar, film dengan latar Indonesia 2031 ini dibintangi nama-nama besar aktor dan aktris di tanah air. Diantaranya Oka Antara sebagai Angga, Verdi Solaiman sebagai Oggi, Chicco Jerikho sebagai Spec, Rio Dewanto sebagai Bara, Arifin, Putra sebagai Tino, Mike Lewis sebagai Ethan, Miller Khan sebagai Indra, Edward Akbar sebagai Wisnu, Julie Estelle sebagai Sari Nirmala, Norman R. Akyuwen sebagai Aula, Cok Simbara sebagai Soeganda, Godfred Orindeod sebagai Gecko, Willem Bevers sebagai Presiden Barona, Aurélie Moeremans sebagai Sersan Raya, Ario Prabowo sebagai Hengky.

Jalan Cerita
Di masa depan distopia futuristik yang tidak jauh, perubahan iklim global telah membuat ekonomi dunia kacau. Hampir seluruh negara di Bumi mengalami kekacauan, tidak hanya negara-negara Eropa dan Amerika, Indonesia pun terkena imbasnya. Kekacauan ekonomi tersebut membuat bahan pangan semakin susah didapatkan karena harga yang tinggi dan makanan dianggap sebagai komoditas yang sangat berharga. Adanya krisis ini menyebabkan maraknya kriminal dan gerakan pemberontakan terhadap pemerintahan Presiden Barona (Willem Bevers) dari golongan rakyat kecil. 

Parlemen dan Presiden Indonesia ada dalam cengkeraman partai politik korup dan jahat bernama Piranas yang membuat keadaan makin tidak terkendali. Piranas lewat elite-elite oligarkisnya berusaha memanfaatkan keadaan global yang sedang memanas dan kacau tersebut demi keuntungan politik mereka dan memonopoli distribusi pangan di Indonesia.

Seorang eks pasukan komando marinir bernama Angga Saputra (Oka Antara) yang kini juga menjadi anggota parlemen di Piranas ditugaskan untuk menjaga moral dan kepatuhan rakyat Indonesia. Karena pengalaman militernya, Angga ditugaskan Piranas untuk menyusup ke kelompok pemberontak bawah tanah yang menjuluki diri mereka sebagai Reform. Saat bertugas, 




Angga tiba-tiba disergap dan ditawan oleh kelompok Reform. Ketika ditawan, Angga bertemu kembali dengan Sari Nirmala (Julie Estelle), tunangannya yang dikiranya sudah meninggal namun kini tergabung dalam Reform. Angga akhirnya mengetahui bahwa Piranas telah membohongi dan memanipulasi rakyat lewat cara-cara kotor, mengekspor bahan makanan ke luar negeri demi keuntungan sepihak dan mengorbankan kesejahteraan rakyat. Ketika markas Reform diserbu tentara bayaran Piranas yang dipimpin pembunuh misterius yang berteknologi tinggi (Godfred Orindeod), Angga memilih untuk melarikan diri dan menyelamatkan Sari beserta orang-orang lainnya. Kini diburu oleh tentara bayaran Piranas sebagai pengkhianat, 

Angga kembali menjalin hubungan dengan Sari dan mengetahui bahwa ternyata Angga mempunyai seorang putri dari Sari. Demi melindungi Sari dan putrinya, Angga mengumpulkan empat mantan rekan tim komando lamanya yaitu Oggi (Verdi Solaiman), Bara (Rio Dewanto), Ethan (Mike Lewis), Tino (Arifin Putra), ditambah seorang pemburu misterius bernama Spec (Chicco Jerikho). Mereka berenam bekerja sama untuk membongkar rencana jahat kelompok Piranas yang berusaha mengendalikan rakyat Indonesia dengan kemiskinan dan kelaparan. (Wikipedia)

Review
Sebuah tema baaru di film indonesia, walau kalau dilihat dari kategori film aksi The Raid, The Night Come for Us atau Headshoot masih lebih bagus dari sisi aksi, tapi tenang saja koreografinya tetap menjanjikan untuk ditonton.

Menggunakan bahasa Inggris sepanjang film karena memang direncanakan akan tayang untuk pasar global, itu sebabnya hingga setahun sejak penayangan di bioskop indonesa yaitu 21 Februari 2019 kita belum bisa menikmatinya di aplikasi video on demand atau televisi nasional. 

Dan alasan review ini ditulis sekarang, karena berbarengan dengan rilis secara internasional dari berbagai poster yang berseliweran di Twitter akan rilis di Amerika tanggal 14 April 2020 dan ada pula poster versi Korea dan Jepang, keren. 




Dengan budget yang besar, rumornya 70 milyar produser dan tim CGI dari Hollywood efek-efek visual yang disajikan tidak terlalu kasar. Sinematografi Ical Tanjung juga cukup enak dinikmati, hanya saja kadang beberapa transisi adegan ujuk-ujuk saja dan kurang greget.

Hal yang mencuri perhatian saya sejak awal adalah koregrafi pertarungannya, bagaimanapun ini adalah film aksi tentu point koreo pertarungan salah satu kunci. Signatur perkelahiannya familiar banget dan benar saja di credit title saya menemukan tim koreografi by Uwais Team, iya tim koreo Iko Uwais jadi wajar jika pergerakan-pergerakan yang ditampilkan tidak asing dan tetap asyik dinikmati dengan pengalaman mereka di 22 Miles, Wu Assasin, Headshoot dan Hit & Run.

Secara keseluruhan film ini bagus dan potensial mendobrak tema film laga di Indonesia, semoga ada sekuelnya atau bisa juga prekuel yang menceritakan masa-masa team six ini saat masih bersama menjadi tentara khusus karena capaian jumlah penontonnya cukup bagus 557 ribu selama tayang di bioskop indonesia februari tahun 2019 lalu.

Kesimpulan oke untuk ditonton, bagi kamu yang ketinggalan nonton di Bioskop tunggu saja rilis di aplikasi video on demand atau tv nasional ya. Nanti kita update kalau sudah ada infonya. Semoga bermanfaat sampai jumpa.

penulis: Nandar

Biografi Iko Uwais Aktor Laga Indonesia yang Sudah Mendunia



Campusnesia.co.id - Sobat apa kabar? selamat datang di konten baru Campusnesia yang akan membahas biografi tokoh-tokoh penuh prestasi yang membanggakan Indonesia. Kali ini kita akan kenal lebih dekat dengan sosok aktor laga asli Indonesia yang sudah mendunia dengan membintangi berbagai film baik lokal maupun internasional dengan ciri khas bela diri seilat, siapa dia? yup Iko Uwais.

1. Masa Kecil dan Pertama Kenal Silat
Dari berbagai sumber yang kami himpun, Iko Uwais yang asli betawi-jakarta mulai serius belajar Silat sejak usia 10 tahun di perguruan silat Tiga Berantai yang merupakan perguruan silat milik pamannya dengan warisan jurus-jurus khas kakeknya.

Lahir di Jakarta, 12 Februari 1983, anak ke tiga dari 3 bersaudara. Selain belajar silat juga hobi olahraga sepak bola, tercatat pernah tergabung dalam tim liga divisi 2 sebagai play maker.

Berkat silat ia mendapat kesempatan untuk mengikuti berbagai lomba, Pada tahun 2003, ia meraih peringkat ketiga pada turnamen pencak silat tingkat DKI Jakarta. Pada tahun 2005, ia menjadi pesilat terbaik dalam kategori demonstrasi pada Kejuaraan Silat Nasional.

Berbagai kegiatan internationalpun ia ikuti sebagai wakil dari Indonesia untuk memperkanalkan Bela Diri Silat di Inggris, Rusia, Laos, Kamboja dan Prancis.


2. Pertemuan dengan Gareth Evan
Tahun 2007 seorang sutradara bernama Gareth Evan sedang membuat film Dokumenter tentang seni bela diri silat di Indonesia, dari sekian perguruan yang ia datangi salah satunya adalah perguruan silat Tiga Berantai tempat Iko Belajar. Dalam kesempatan itu gareth juga menyampaikan ada keinginan suatu saat ingin mengjak iko untuk memproduksi film aksi dengan gaya bela diri silat.


Iko berfikir ia hanya akan terlibat sebagai stunt atau membantu membuat koreografi untuk film gareth evan, siapa sangka justru ia dipercaya sebagai aktor utama bernama Yuda di film Merantau 2009. 



Walau perolehan penontonya tidak mencapai jutaan, film Merantau menjadi penanda kebangkita film aksi asal Indonesia yang sudah lama vakum dan dikemudian hari aktor laga yang terlibat di dalamnya akan dikenal publik dalam dan luar negeri. 


3. The Raid dan Titik Balik
Merantau Film, sebuah peruhaan yang memproduksi film Merantau 2009 menyiapkan film laga selanjutnya dengan judul awal "Berandal" masih akan dibintangi oleh Iko Uwais, Yayan Ruhiyan dan Donny Alamsyah.

Karena keterbatasan dana, film "Berandal" ditunda, dan untuk mengisi waktu serta mencari pendanaan Gareth Evan memproduksi film The Raid atau dalam judul versi Indonesia "Serbuan Maut". FIlm aksi yang akan menjadi titik balik untuk sutradara dan aktor yang terlibat. 

Jalan cerita sederhana, sekelompok pasukan khusus menyerbu sebuah gedung yang isinya para penjahat. Pasukan khusus yang dipimpin oleh Joe Taslim harus melawan para penjahat dari lantai ke lantai dan di final akan ada pertarungan seru hidup dan mati anatara Mad Dog (Yayan Ruhiyan) dengan Duet Rama (Iko Uwais) dan Donny Alamsyah yang ternyata kakaknya.



Film ini menuai banyak pujian dari dalam dan luar negeri dari sisi cerita dan aksi laga yang realistis, full body kontak dan koreografi yang apik. 

Berhasil membawa nama besar Joe Taslim ke film Fast Furious 6 dan Star Trek, membawa Iko dan Yayan ke film hollywood juga.

Kesuksesan The Raid 1 akhirnya dilanjutkan dengan The Raid 2 "Berandal" proyek film inti yang harusnya tayang lebih dulu. Kali ini budget lebih besar dan makin apik sebagai salah satu master piece film laga Indonesia.



4. Daftar Film dan Serial yang dibintangi Iko Uwais.
Berikut akan kami hadirkan daftar film dan serial yang dibintangi oleh Iko Uwais selama karirnya, apa saja yuk simak.

- Merantau tahun 2009 
- The Raid tahun 2011
- Man of Tai Chi  tahun 2013
- The Raid 2: Berandal tahun 2014
- Headshot tahun 2016
- Beyond Skyline tahun 2017
- Mile 22 tahun 2018
- The Night Come From Us tahun 2018
- Triple Threat tahun 2019
- Stubber tahun 2019
- Wu Assasins (Serial Netflix) tahun 2019

5. Penghargaan
Selama karirnya sebagai aktor Iko Uwais juga berhasil menyabet berbagai penghargaan, diantaranya Indonesian Movie Awards 2010 sebagai Aktor Pendatang Baru Terbaik, Indonesian Movie Awards 2010 sebagai Aktor Pendatang Baru Terfavorit. dll


6. Uwais Team
Selain sebagai aktor, Iko juga mendirikan sebuah tim konsultan koreografi dalam film laga yang diberi nama Uwais Team. Dalam film headshot dan Wu Assasin sobat bisa melihat kredit title yang menyebutkan itu. Wah keren ya, sebagaimana kita tahu Jacky Chan juga selain sebagai aktor laga memiliki tim serupa.

Itu tadi biografi tentang Iko Uwais, dari sekian banyak film dan serial yang sudah ia bintangi, mana saja yang sudah sobat tonton? mana film favorit sobat campusnesia? share di Kolom komentar ya. Sampai jumpa.

penulis: Nandar
diolah dari bebagai sumber

Sinopsis dan Review Serial Netflix Wu Assassins



Campusnesia.co.id -- Hari ini, 8 agustus 2019 netflix merilis sebuah serial baru dengan tema action, iya WU Assassins, dibintangi oleh sederet nama besar, dengan bintang utama Iko Uwais. Mark Dacassos yang terkahir kita lihat menjadi musuh john wick 3, ada pula Byron Mann yang sudah tidak asing di layar hollywood. Nah bagaimana review dan sinopsisnya? yuk simak

Episode 1
Di episode pertama diperlihatkan latar belakang Iko Uwais yang memerankan karakter Kai, seorang chef keturunan Indonesia-China. Ia sebenarnya adalah anak dari Bos Triad, sebutan geng dari China. Tapi ia tak pernah mau menjadi bagian dari geng itu.

Ujug-ujug seorang wanita mistis menemuinya, dan memberitahu ia dalah Wu Assassins, mendapat warisan dari 1.000 biksu di masa lalu untuk membunuh para penjahat yang akan menghancurkan bumi. 

Akibat sebuah insiden di sebuah restoran tempat Kai bekerja, ia duburu oleh sekelompok triad. dan Adegan perkelahianpun terjadi, 

Sepanjang 44 menit, banyak hal sudah diungkap di episode pertama ini, misalnya siapa musuh yang akan dihadapi, kenapa Kai yang terpilih dan apa kekuatanya. Dari sisi aksi, karena Iko juga jadi koreographer kita akan mendapati perkelahian khas iko uwais dengan silatnya, seru

Seberapa Signifikan Peran 2 Aktor Indonesia di John Wick Chapter 3?



Campusnesia.co.id -- Sudah baca review kita tentang film ke 3 John Wick? yang belum silahkan baca dulu ya ini dia artikelnya >> Review Film John Wick Chapter 3 .

Di artikel ini, kita kan spesifik bahas tentang peran dari 2 aktor laga asal indonesia yaitu kang Yayan Ruhian dan kang Cecep Arif Rahman, seperti kita tahu keduanya adalah alumni dari The Raid Saga bersama Iko Uwais.



Ini bukan kali pertama mereka terlibat dalam film Holywood, sebelumnya juga terlibat di Star Wars bersama Iko Uwais, hanya saja sayangnya penampilannya tak signifikan alias sekelumit saja, bahkan bakat bertarungnya pun disia-siakan.

Berbeda dengan kehadiran mereka berdua di Film John Wick ke 3 ini, bisa dibilang sangat signifikan dari kriteria durasi dan peran.

Oh ya, peran kang Yayan dan kang Cecep di film ini adalah sebagai Shinobi, murid dari Zero anggota High Table yang kita tahu tugasnya adalah sebagai assasin. 

Kapan mereka akan bertarung? 
sekitar sepertiga akhir film. 

Bagaimana pertarungannya?
Sangat menarik, kang Yayan dan kang Cecep akan menggunakan beladiri pencak silat dan Keanu Reeves dengan Judo dan Aikidonya. Dari sisi senjata keduanya menggunakan Karambit, yup senjata yang digunakan kang Cecep saat bertarung dengan Iko Uwais di The Raid II.



Berapa durasi pertarungannya?
Sejauh perkiraan saya setidaknya 8-10 menit, jadi puas banget deh yang hype dengan hadirnya aktor Indonesia di film Holywood.

Apakah ada dialog berbahsa Indonesia?
Ya ada! ini seperti formula yang digunakan di film fast and Furious 6, hadirnya Joe Taslim di filmtersebut dibumbui dengan beberapa kata bahasa indonesia yang berhasil membuat penonton indonesia jadi hype. Di film inipun ada dialog dengan bahasa indonesia dari 2 shinobi dan John Wick. ini juga jadi indikator bahwa 2 shinobi berasal dari Indonesia. 

Menarik ya sobat Campusnesia, kini aktor Indonesia khususnya yang laga satu persatu mulai menapakkan karir di dunia international. Ini akan membuka jalan untuk aktor-aktor lain, Yang belum nonton silahkan dinikmati, sampai jumpa.

penulis: Nandar
foto: Viva.co.id

Review Film Triple Threat 2019




Campusnesia.co.id -- Sobat pecinta film aksi wabil khusus penggemar Iko Uwais, maret ini pasti senang sekali. Satu film terbaru bertema aksi telah rilis, setelah lama sekali ditunggu oleh para penggemarnya. Dan istimewanya akan ada beberapa bintang film yang pasti sudah tidak asing di dunia film aksi, yuk kita review.



1. Judul, Sutradara dan Pemain
Triple Threat judulnya dengan sutradara Jesse V. Johnson pemain Iko Uwais, Tony Jaa, Tiger Chen, Scott Adkins, Jay White dll.

2. Jalan Cerita

Jay White berperan sebagai Deveraux dan gerombolannya disewa sebuah sindikat kejahatan tiongkok untuk membunuh putri kaya raya bernama Xian diperankan Celina Jade. Sebelumnya mereka membebaskan Collin diperankan Scott Adkins di sebuah camp di hutan yang dijaga oleh Jaka diperankan Iko Uwais, dalam misi ini gerombolan Deveraux melibatkan tentara bayaran lokal sebagai navigator yaitu Payu diperankan Tony Jaa dan Long Fei diperankan oleh Tiger Chen.




Payu dan Long Fei dikhianati dan seluruh tim Jaka terbunuh termasuk istrinya. Film berubah jadi perburuan seorang putri kaya tiongkok dibantu oleh Payu, Long Fei dan Jaka  oleh segerombolan tentara bayaran pembunuh.

3. Aksi

Unsur tembak-tembakan akan banyak sobat lihat dan menarik, latarnya sendiri di Thailand. Dan tentu saja dengan latar belakang pemain masing-masing yang punya basic bela diri bebeda, kita akan disajikan pertarungan seru ala Silat, Mua Thai dan Kungsu melawan pertarungan gaya bebas ala Amerika. 

4. Kesimpulan 

Dari sisi aksi cukup mengobati kekangenan melihat Iko Uwais, Tiger Chen dan Tony Jaa, adegan akhir 1 lawan 3 Scott Adkins melawan Triple bela diri mengingatkan pada adegan SPL dimana Max Zang melawan Wu jing dan Tony Jaa atau di film The Raid 1 Mad Dog melawan Iko dan Dony Alamsyah.



Melihat perraungan Tony dan Tiger Chen saya puas, tetapi untuk porsi Iko saya rasa kurang greget. Tapi jauh lebih baik daripada di Mile 22 tahun lalu. Kalau dibandingkan dengan The Raid  dan 2 jelas jauh kepuasan enonton iko bertarung, mungkin karena ini bertiga ya dengan musuh gaya beladiri amerika. Tapi secara keseluruhan asyik. Skor 7,5 dari 10.


5. Info Tambahan

Untuk sobat campusnesia, kami kasih tahu beberapa film yang dibintangi oleh beberapa pemain film ini:

- Iko Uwais (The Raid 1 dan 2, Mile 22, Beyond Skyline, Headshot, The Night Come for Us, Merantau)
- Tony Jaa (Ong Bak Trilogy, To Yum Goong, The Protector, SPL, IP Man, Xxx: Return Of Xander Cage) 
- Tiger Chen (Man Of Tai, Kungfu Man, The Monk)
- Scott Adkins (Marvel’s Doctor Strange; The Expendables 2) 

penulis: Nandar

Alur Cerita dan Review Film The Night Comes For Us 2018 Joe Taslim vs Iko Uwais



Campusnesia.co.id -- Inget film The Raid yang melambungkan nama Joe Taslim dan Iko Uwais? bagaimana jika mereka reuni lagi tapi adu jotos satu sama lain? itulah yang akan disajikan dalam film The Night ome for US.

1. Cerita
Bercerita tentang Ito, diperankan oleh joe taslim sebagai anggota six seas kelopok pembunuh elit dari gengster cina bernama triad. Dalam satu titik hidupnya ia sadar memilih melindungi korbanya dan justru melawan gerombolanya.

2. Brutal
satu kata yang tepat mewakili fil ini, tidak asing kaena di sutradari oleh Timo Tjahjanto yang tekenal dengan film sadis berdarah-darah. bagi yang sudah menonton fil headshot pasti sudah tahu tapi ini, jauh lebih sadis guys.

3. Reuni Iko dan Joe Taslim
kalau di the raid redemtion iko dan joe jadi satu tim, di film ini mereka akhirnya adu jotos dan jadi final fight scene yang bikin ngilu.

4. Tayang di NETFLIX
iya, film ini hanya tayang di Netflix, tidak ditayangkan dibioskop layaknya film yang lain. Mungkin itu pilihan tepat mengingat banyaknya adegan sadis yang pasti tidaka kan lolos sensor di indonesia.

5. Produksi lama?
dari tampag iko yang masih kurus sepertinya film ini diproduksi lama, sempat ada rumor akan tayang tahun 2014 bersama the raid berandal. 

6. Banyak Cameo
dalam film ini kamu pasti akan sedikit tercengang dengan beberapa aktor dan aktris yang menghiasi layar kaca, sebut saja Abimana, Dias Anggara, Dian Sastro dan yang lain.

dari sisi aktion bagus, tapi penulis berpendapat fil the raid jauh lebih bisa dinikmati pertarunganyya karena tidak terlalu sadis. bagi yang phobia darah tidak disarankan nonton film ini. sampai jumpa

penulis: nandar

Cecep Arif Rahman : Dari Seorang Guru, Pendekar Silat, Hingga Aktor Laga




Udah nonton film sekuelnya the Raid? The Raid 2 : Berandal, itu film Indonesia pertama yang masuk ke daftar 250 film terbaik sepanjang masa versi IMDB loh. Kalo yang udah nonton pasti tau, film ini menggunakan gaya bela diri Silat di setiap adegan aksi-nya.

Nah, salah satu pemeran antagonis yang paling jago silatnya di film itu ternyata seniman Silat sungguhan loh. Dan lebih wah lagi, karena beliau berasal dari sebuah desa kecil di Garut, di Kecamatan Sucinaraja. Nama beliau adalah kang Cecep Arif Rahman, yang biasa disapa kang Cecep. Tim Jelajah Garut beruntung sekali bisa bersilaturahmi bersama beliau di Perguruan Silat yang juga dipimpin oleh beliau.

Walaupun di film-nya keliatan galak dan menyeramkan, ternyata kang Cecep ini sosok guru yang ramah dan baik hati lho. Hehe… yuk disimak hasil wawancara kita bersama beliau!

Gimana sih ceritanya Kang Cecep bisa main di Film The Raid?

Awalnya mulanya ketika Festival Bela Diri, Bercy di Prancis. Saya mengikuti Festival Bercy dari tahun 2005-2008. Iko (Iko Uwais –red) dan Kang Yayan ikutan pada tahun 2006. Mungkin karena ada keterikatan karena waktu tahun 2006 itu sering jalan sama-sama mereka. Waktu tahun 2008, Iko membuat film pertamanya “Merantau”. Dia mengontak saya dan Kang Yayan. Tapi saya gak bisa karena baru diangkat jadi Guru PNS. Apalagi harus bolos 3 bulan. Bukannya gak mau. Untuk saat itu saya fokus dulu kerja.

Kemarin yang 2013, Iko kembali menghubungi saya. Soalnya film itu membutuhkan pemain karimbit. Saya usahakan dan mudah-mudahan bisa singkron dengan jadwal libur. Jadi saya syuting dari hari Jumat sampai Minggu, Alhamdulillah diizinin oleh sekolah. Haha…

Pas liburan semester, saya full syuting. Alhamdulillah saya ikut film ini tanpa di casting. Mungkin karena sudah ada kecocokan dengan Iko Uwais. Karena scene berantem itu harus ada kesinkronan dan chemistry antar pemain. Ditambah saya juga bisa memainkan karimbit sedikit.

Kang Cecep kan udah melanglang buana ngajar pencak silat diluar negeri, negara mana sih yang paling antusias mempelajari pencak silat?

Sebelum adanya film The Raid, Prancis lah yang paling antusias mempelajari silat karena acara Festival Bercy. Namun setelah adanya film The Raid, Negara Amerika lah yang paling antusias untuk sekarang ini. Dulu anggapan orang tentang pencak silat hanyalah sebatas seni beladiri yang tidak ada nilainya. Namun setelah adanya film The Raid, maka prediksi orang tentang seni bela diri pun berubah.

Pencak silat itu merupakan paduan beberapa aspek. Silat itu ada silat bela diri, silat untuk kesenian, silat untuk kesehatan, dan silat untuk kekuatan. Mungkin itulah yang selama ini belum diketahui orang luar. Nah sekarang di Prancis saja sudah ada 30 perguruan pencak. Sekarang Italia pun mulai tertarik mempelajari pencak silat, dan akan mendirikan perguruan.


Pernah gak suatu saat tiba-tiba ada yang ngajak “mecak elmu” (tanding adu ilmu)?

Kalau di jalan, tiba-tiba gitu aja ngajak, ya tidak pernah. Tapi kalo di Seminar, (Seminar Silat –red) pernah ada. Di seminar itu banyak peserta dari berbagai negara dan berbagai aliran seni bela diri. Mengajak mecak elmu-nya secara halus.

Ada yang pernah bilang begini, “percayalah kalo masalah kecepatan tangan, Kang Cecep ahlinya. Tapi kalo dikunci dibawah gimana?”, (yang mengajak berlatar belakang Jiu Jitsu –red) lalu kita coba.

Ada lagi ketika melatih, saya suka berkeliling untuk membenarkan para peserta pelatihan di seminar. Dari sana juga terlihat mana yang ingin mencoba adu ilmu dengan saya. Kalau di Amerika, lagi seminar, jika ada orang yang terkena pukulan dari saya terus tangannya bengkak itu bangga karena itu dianggapnya oleh-oleh dari seminar. Haha…



Kenapa Kang Cecep memilih pencak silat sebagai seni bela diri untuk Kang Cecep?

Dikampung dulu memang sudah ada banyak olah raga. Namun olah raga yang rame itu ada 2. Yaitu sepakbola dan pencak silat. Ditambah lagi kakek saya merupakan tokoh silat juga. Ketika kecil saya sering melihat 2 perguruan saling beradu pangabisa. Itu juga yang menjadi daya Tarik saya terhadap pencak silat.

Sudah beres SMA, saya belum bisa melanjutkan pendidikan. Jadi pencak silat lah yang menjadi pelampiasan saya. Saya tinggal sama Ibu Eny, lalu dikenalkan dengan beberapa guru silat sambil menjaga rumah di Bandung. Jadi ada faktor keluarga juga yang menjadikan saya memilih mendalami pencak silat.


Harapan Kang Cecep berkaitan dengan Pariwisata Garut?

Seringkali kesini pun saya nerima orang-orang dari mancanegara yang ingin mempelajari silat, namun di sesi-sesi istirahat, ada baiknya jika orang-orang ini bisa menikmati keindahan Garut dan melihat pentas seni dan budaya.

Saya berharap Garut maju dari seni dan budayanya. Garut sangat kaya dengan seni dan budaya. Saya berharap pemerintah bisa mengembangkan asset dari seni dan budaya. Jangan sampai hilang. Apalagi ditambah suatu wadah yang membawahi dan memfasilitasi seni dan budaya.

Sumber Foto : www.cbme.nl dan FB Kang Cecep. 

Cecep Arif Rahman, Guru Asal Garut: Bintang Film Laga dan Guru Silat di Mancanegara




Campusnesia.co.id - Kecintaan pada seni beladiri tradisional Pencak Silat membuat sosok guru sekolah yang satu ini kini dikenal sebagai aktor laga sekaligus telah ikut berjasa mengharumkan silat di luar negeri. 

Dialah Cecep Arif Rahman,sang pendidikan yang pernah mengajar di SDN 3 Tegalpanjang, Sucinaraja, Garut, Jawa Barat dan pada 2014 ia pindah ke SMP-IT Nurul Islam. Sang guru sekolah ini mencuat dalam film laga "The Raid: Berandal". Bagi masyarakat Pencak Silat, film "The Raid" telah menjadi media yang mempromosikan silat Indonesia di kancah internasional.

Pada 2010, ia sebenarnya pernah diajak main film "The Raid" pertama oleh Kang Yayan Ruhian. Kang Yayan Ruhian sendiri adalah pemeran "The Raid" pertama dan kedua. Pria asal Tasikmalaya, tersebut adalah pesilat dan aktor yang memulai karier sebagai pesilat lalu mulai muncul pada film "Merantau" dan "The Raid". Nah, Kang Cecep sendiri waktu itu di "The Raid" pertaman belum berani bergabung. Masalahnya waktu itu ia baru saja diangkat sebagai PNS. Namun, barulah di "The Raid 2", ia menyanggupinya.

Sosok Cecep Arief Rahman
Kang Cecep adalah lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) pada 1991. Namun, ia tidak bisa melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah karena berbagai kendala. Akibat tidak melanjutkan kuliah, ia pun menjadikan pencak silat sebagai pelampiasannya. Obsesi kuliah baru ia jalan enam tahun kemudian. Kang Cecep bisa meneruskan kuliah di Universitas Pakuan Bogor.

Kuliah di Unpak Bogor, ia mengambil Jurusan Sastra Inggris. Alasannya simpel, ia ingin menguasai bahasa lain. Dan, apa yang diambilnya tidak salah. Ia kini banyak berkeliling dunia dalam event-event silat maupun melatih orang asing di berbagai negara. Pada 2003, Kang Cecep menjadi guru honorer dan ia pun aktif menjadi guru pelajaran bahasa Inggirs sekaligus guru silat dan kadang jadi operator IT.

Pada 2010, Kang Cecep diangkat sebagai PNS. Ia lama menjadi menjadi tenaga honorer sejak 2003. Ia aktidi Pencak silat dan kerap atraksi dari satu panggung ke panggung lain di kampungya. Kebetulan di kampungnya di Garut, kalau ada acara hajatan, sang empunya hajat suka nanggap tim Kang Cecep untuk mengisi atraksi di pesta,. Dari atraksi panggung ke panggulhan, Kang Cecep mulai bertemu dengan banyak guru silat.

Mengenalkan Silat di Mancanegara
Aktivitasnya di
Pencak Silat rupanya membuat orang makin kenal dirinya. Ia mengikuti festival silat di Prancis dan disana ia pun mendapatkan banyak kenalan orang asing yang menyukai pencak silat.  Pada pertengahan tahun 2000, ia rutin mengikuti festival bela diri di Prancis. Di Bersi Festival itu, semua disiplin ilmu bela diri dari seluruh dunia diundang. Malah, Kang Cecep dan rombongannya kerap diminta tinggal di sana untuk melatih silat lebih lanjut.

Ketika festival pada 2007, ia bersama Kang Yayan diminta tinggal di Perancis selama tiga bulan. Urusan akomodasi dan segalanya ditanggung oleh pihak pengundang. Maka, di negara menara Eiffel tersebut, keduanya berkeliling kota untuk mengajar silat. Hasilnya, kini di Prancis sudah ada 15 perguruan silat yang eksis. Inilah kemudian yang juga membuka para pesilat-pesilat Indonesia untuk membantu mengajar silat di sana.

Selanjutnya pada 2012 Kang Cecep diminta mengajar di Amerika Serikat. Di sana bukan untuk ikut festival beladiri dunia. Namun, ada orang Amerika yang menikah dengan orang Garut. Rupanya, pasangan itu tahu Kang Cecep dari internet. Kemudian, istrinya yang orang Garut ini mengundang Kang Cecep ke Negeri Paman Sam. Selama sebulan, Kang Cecep tinggal di Arizona untuk mengajar silat. Waktu itu ia sudah diangkat jadi PNS. Ia diberi izin satu bulan. Malah, bulan Juni 2014 ia pun kembali diundang ke Amerika Serikat.

Main di Star Wars
Kini, kabar gembira datang kembali dimaan ia bersam Kang Yayan Ruhian ikut main di film "Star Wars: The Force Awakens". Keduanya bersama Iko Uwais ikut main di film yang selalu mencetak box office tersebut. Kang Cecep yang berperan sebagai Assassin di The Raid 2, di film "Star Wars" versi teranyar menjadi anggota Kanjiklub yang diketuai oleh Tasu Leech yang diperankan oleh sahabatnya sendiri, Yayan Ruhian. 

Di film "Star Wars: The Force Awakens", Kang Cecep dan kedua rekannya asal Indonesia akan bermain dengan para pemain lama "Star Wars" sekaligus bintang-bintang Hollywood: Mark Hamill, Harrison Ford, , Daisy Ridley, John Boyega, dan Oscar Isaac. Kita bisa menyaksikan aksi Iko Uwais, Yayan Ruhian dan Cecep Arif Rahman di Star Wars: The Force Awakens yang akan rilis di Indonesia pada 18 Desember.

sumber: http://www.pendidikanindonesia.net