Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri allia. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri allia. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Makalah Sejarah Indonesia Pahlawan Nasional Abdul Rahman Saleh

0

 

Campusnesia.co.id - Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini dengan baik walaupun jauh dari kesempurnaan dimana tugas ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran ‘Sejarah’.


BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Abdulrahman Saleh, lebih dikenal dengan nama julukan 'Karbol' ini lahir di Jakarta, 1 Juli 1909. Bergelar Prof. dr. SpF, Marsekal Muda Anumerta, Abdulrahman Saleh adalah tokoh Radio Republik Indonesia, dan juga bapak fisiologi kedokteran Indonesia.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana profil Abdul Rahman Saleh?
2. Bagaimana riwayat masa kecil Abdul Rahman Saleh?
3. Bagaimana keaktifan dan militer Abdul Rahman Saleh?
4. Bagaimana biografi TNI AU Abdul Rahman Saleh?
5. Bagaimana akhir hidup Abdul Rahman Saleh?

TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui profil Abdul Rahman Saleh
2. Untuk mengetahui riwayat masa kecil Abdul Rahman Saleh
3. Untuk mengetahui keaktifan dan militer Abdul Rahman Saleh
4. Untuk mengetahui biografi TNI AU Abdul Rahman Saleh
5. Untuk mengetahui akhir hidup dari Abdul Rahman Saleh

BAB II PEMBAHASAN

1.PROFIL ABDUL RAHMAN SALEH
Abdulrahman Saleh adalah pahlawan Indonesia yang lahir di Jakarta, 1 Juli 1909. Ia dikenal
memiliki banyak talenta, sebagai dokter, ahli ilmu faal, perintis teknologi radio, dan sekaligus
perintis penerbangan Indonesia.

Dalam bidang medis, ia dikenal sebagai sosok yang ahli dalam ilmu fisiologi. Ilmu ini
merupakan salah satu cabang ilmu dari biologi. Ilmu faal mempelajari berlangsungnya
kehidupan. Dalam ilmu ini ada beberapa metode yang musti dikuasai peminatnya, yakni metode untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara keseluruhan dalam menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya dalam mendukung kehidupan.

Ilmu ini dikuasai oleh Abdulrahman Saleh dari Universitas Indonesia, pada 5 Desember 1958.
Karena keahliannya ia diberi gelar sebagai Bapak Ilmu Faal Indonesia. Dengan demikian,
Abdulrahman Saleh adalah seorang anggota dokter yang bergelar Prof. Dr. Sp. F.

2. RIWAYAT MASA KECIL ABDUL RAHMAN SALEH
Abdulrachman Saleh dilahirkan pada tanggal 1 Juli 1909 di Jakarta. Pada masa mudanya, beliau bersekolah di HIS ( Sekolah rakyat berbahasa Belanda atau Hollandsch Inlandsche School ) MULO ( Meer Uitgebreid Lager Onderwijs ) atau saat ini SLTP, AMS ( Algemene Middelbare School ) kini SMU, dan kemudian selanjutnya di teruskannya ke STOVIA ( School Tot Opleiding van Inlandsche Artsen ). 

Karena ketika itu STOVIA dibubarkan sebelum beliau  menyelesaikan studinya di sana, maka beliau meneruskan studinya di GHS ( Geneeskundige Hoge School ), semacam sekolah tinggi dalam bidang kesehatan atau kedokteran. Ayahnya, Mohammad Saleh, tidak pernah memaksakannya untuk menjadi seorang dokter, karena ketika hanya ada STOVIA saja. Pada saat beliau masih menjadi seorang mahasiswa, beliau sempat giat dalam berpartisipasi dalam berbagai organisasi seperti Jong Java, Indonesia Muda, dan KBI atau Kepanduan Bangsa Indonesia.

3. KEAKTIFAN KEDOKTERAN DAN MILITER
Setelah ia mendapat ijazah dokter, ia mendalami pengetahuan pengetahuan faal. Setelah itu ia mengembangkan pengetahuan faal ini di Indonesia. Oleh karena itu, Universitas Indonesia pada 5 Desember 1958 menetapkan Abdulrachman Saleh sebagai Bapak Pengetahuan Faal Indonesia.

Ia juga aktif dalam perkumpulan olah raga terbang dan berhasil mendapat ijazah atau surat
izin terbang. Selain itu, ia juga memimpin perkumpulan VORO (Vereniging voor Oosterse Radio Omroep), sebuah perkumpulan dalam aspek radio. Maka setelah kemerdekaan diproklamasikan, ia menyiapkan sebuah pemancar yang disebut Siaran Radio Indonesia Merdeka. Melewati pemancar tersebut, berita-berita tentang Indonesia terutama tentang proklamasi Indonesia dapat disiarkan sampai ke luar negeri. Ia juga berperan dalam mendirikan Radio Republik Indonesia yang berdiri pada 11 September 1945.

Setelah menyelesaikan tugasnya itu, ia beralih ke aspek militer dan memasuki dinas Tingkatan Udara Ia diangkatkan menjadi Komandan Pangkalan Udara Madiun pada 1946. Ia ikut mendirikan Sekolah Teknik Udara dan Sekolah Radio Udara di Malang. Sebagai Angakatan Udara, ia tidak melalaikan profesinya sebagai dokter, ia tetap memberikan kuliah pada Perguruan Tinggi Dokter di Klaten, Jawa Tengah.

4. BIOGRAFI TNI AU ABDUL RAHMAN SALEH
Abdulrachman Saleh dilahirkan dari keluarga dokter yang mempunyai disiplin dan pendidikan yang sangat kuat. Tepatnya Abdulrachman Saleh dilahirkan pada tanggal 1 Juli 1909, di kampung Ketapang (Kwitang Barat) Jakarta. 

Dan sebagai penghormatan terhadap jasa-jasa dia, pemerintah belakang menetapkan nama perlintasan tersebut menjadi perlintasan dr. Abdulrachman Saleh. Ayah dia, dr. Mohammad Saleh bersumber dari Salatiga dan beristrikan seorang gadis Jakarta yang bernama Ismudiati. Dia lulus menjadi dokter seangkatan dengan dr. Sutomo tokoh nasional pendiri Budi Utomo. Dr. Mohammad Saleh juga termasuk noda satu pendiri organisasi Boedi Oetomo. 

Dr Moh. Saleh ini sering beralih lokasi seiring keaktifan organisasi Boedi Oetomo-nya. Sampai pada sebuah masa ia memutuskan bagi menetap di Probolinggo dan semakin berkonsentrasi bagi keaktifan dokternya. Dan disinilah ia memainkan pekerjaan sebagai dokter praktek di rumahnya (sekaligus bagi mengelabui Belanda). 

Namun sebenarnya rumah ini juga menjadi rumah sakit dadakan dan menjadi gudang pemasok obat-obatan bagi para gerilyawan pejuang kemerdekaan Indonesia. Bermodalkan istri seorang saudagar pintar dan kaya, dan juga halaman belakangan rumah luas yang menjadi kebun tanaman obat (karena sulitnya memperoleh obat di Jaman Jepang) ia sering memberikan pelayanan kesehatan kepada rakyat sekitar Probolinggo, mengobati, menyelamatkan hidup dan memasok obat-obatan ke para gerilyawan ini dengan gratis. 

Nama Mohammad Saleh diketahui sebagai seorang dokter yang sosiawan di kalangan masyarakat, terutama masyarakat kota Probolinggo. Karena itulah namanya menjadi nama rumah sakit dan noda satu nama perlintasan utama di Probolinggo (nama perlintasan di hadapan rumah tersebut, yaitu perlintasan dr. Moh. Saleh, masyarakat sekitar semakin mengenal dengan nama perlintasan Dokter Saleh). 

 Sejak kecil Abdulrachman Saleh dan saudara-saudaranya selalu dalam hasil mendidik ayah bunda dengan penuh kasih sayang, tetapi mereka juga dibiasakan hidup tertib dan serba mandiri. Keluarga Mohammad Saleh yaitu keluarga akbar, sebelas orang putranya, dua berpulang waktu sedang anak-anak dan sekarang hanya tinggal sembilan orang. 

Putra dan putri keluarga Saleh mendapat hasil mendidik disiplin yang kuat, sampai-sampai pada makanpun sangat menjadi perhatian bagi keluarganya bagi pertumbuhan badan putra putrinya. Pengetahuan yaitu prinsip utama bagi hari hadapan mereka. 

Buah menggembirakan yang dia peroleh sebagai hasil jerih payah mendidik dan memberi disiplin kepada putra-putranya. Memang hasil dari pendidikan dan pengajaran yang ditanamkan di hati setiap putra-putranya membuktikan kenyataan bahwa ketujuh putra-putranya kesemuanya menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat. 

Maman, demikian panggilan Abdulrachman, dari waktu ke waktu setiap hari hampir tiada waktu yang terbuang tidak berjasa, setiap waktu yang mempunyai selalu dimanfaatkan bagi mengetahui sesuatu. 

Putra ini mewarisi sifat ayahnya yang mempunyai sifat periang dan adil hati. Sejak kecil Maman dijiwai hidup dan sifat serba mau tahu terhadap sesuatu yang sangat menonjol. Setiap mainan pemberian orang tuanya selalu mau dibongkarnya, dan senantiasa bagian-bagian mainan yang telah berserakan tidak menentu, dapat dipasangnya kembali. Hal ini sering menimbulkan kesal pada orang tuanya karena mainan yang baru tidak pernah dibiarkan utuh dalam keadaan semula. Pembawaan sifat serba mau tahu yang dipunyai sejak kecil, kelak menjadi dasar bagi berhasil dalam hidupnya, sehingga menjadi tokoh yang all round.

Ketika belum sekolah Maman kecil lokasi tinggalnya berpindah-pindah, karena keluarga Saleh mendarmabaktikan pengetahuannya kepada masyarakat dari kota yang satu pindah ke kota yang lain. Tenaga dokter waktu itu sangat dibutuhkan dan banyaknya sangat sedikit sekali jika dibandingkan masyarakat yang membutuhkan, karena tidak keadaan keseimbangan selang penderita dan dokter-dokter pribumi maka keluarga Saleh selalu berpindah-pindah. 

Semula dari Jakarta dipindahkan ke Boyolali, Jawa Tengah, tidak lama menduduki kota ini keluarga Saleh menuju Kolonedale, Sulawesi Tengah disusul lagi kepindahannya ke Bondowoso, Pasuruan, Probolinggo.

Beruntunglah Maman yang dilahirkan dan dibesarkan oleh keluarga yang berpandangan luas dan jauh ke hadapan, oleh karena itu persoalan pendidikan menjadi hal yang utama dalam keluarga tersebut. Pendidikannya dimulai dengan Holland Indische School (HIS), Meer Urgebreid Lagere Onderwijs (MULO). Setelah lulus MULO maksudnya mau melanjutkan studinya ke School Tot Opleding van Indische Artsen (STOVIA) di Jakarta, bagi mengikuti jejak ayahnya. Akan tetapi baru beberapa bulan ia masuk STOVIA, sekolah itu dibubarkan.
 
Pemerintah Belanda beranggapan bahwa dasar sekolah ini kurang memenuhi syarat-syarat,
karena bagi menjadi dokter dibutuhkan dasar yang kuat dari Algemene Middelbare School (AMS). Sekolahnya terpaksa dilanjutkan ke AMS Malang. Kecerdasan dan daya menghadapi sesuatu, yaitu modal bagi kelancaran pelajarannya, sehingga Maman terkenal anak yang bijak di kelasnya.

Mengikuti Jejak Orang Tua Sebagai seorang dokter, bapak Mohammad Saleh tentu menginginkan putra dia melanjutkan citacita dan jejak dia. Ditambah pula sekeliling yang terkait dan nilai-nilai sekolah semakin mendorong pemuda Abdulrachman bagi terjun dalam aspek kedokteran. Kegagalannya di STOVIA tidak menghambat cita-citanya. Setelah menamatkan AMS dengan nilai-nilai yang gemilang, ia memasuki Geneeskundige Hooge School (GHS) di Batavia. 

Masa-masa kemahasiswaannya, tidak disia-siakan begitu saja. Dia aktif di aspek kemahasiswaan, begitu pula kegiatan-kegiatannya di luar fakultas. Ia bukan seorang mahasiswa yang berjiwa text-book thinker. Jiwanya yang serba mau tahu mendorongnya bagi menyeburkan diri dalam organisasi-organisasi atau perkumpulan-perkumpulan yang sangat sesuai bagi dirinya.

Bakatnya di aspek olahraga sangat akbar. Waktu luang diisinya dengan kegiatan-kegiatan dalam organisasi keolahragaan, dimana ia dapat memupuk bakatnya. Maman pernah menjadi anggota Indonesia Muda. Dalam perkumpulan ini ia terjun dalam aspek olahraga atletik, berlayar, dan anggar. Di samping perkumpulan olahraga, perkumpulan yang bersifat sosial juga tidak luput dari perhatiannya. Sebelum masuk dalam Kepanduan iapun menggabungkan diri dalam persatuan pemuda Jong Java yang bersifat kedaerahan dan ikut aktif pula di dalamnya.

Ketika Indonesische Padvinderij Organisatie (INPO) berdiri, ia bergabung dalam perkumpulan itu. Pada tahun 1952 INPO beralih nama menjadi KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Peleburan ini dimainkan bagi mengganti nama Belanda dengan nama Indonesia.

Organisasi Kepanduan inipun menuntut segenap perhatiannya. Di kalangan KBI ia disayangi karena keramahan dan keuletannya, dan juga disegani oleh anggota-anggota lainnya karena sifatnya yang disiplin. Yang belakang sekalinya ia menjadi seorang pemimpin yang berwibawa dalam Kepanduan. Bakat-bakat kepemimpinanannya kelihatan semakin nyata. 

Dengan sifat yang tegas dan progresif sebagai pemimpin, Maman juga sanggup memberantas segala sesuatu yang kurang adil dalam organisasi Kepanduan. Hal-hal yang tidak pada lokasinya selalu diusahakan bagi menjadi semakin teratur. Ia juga tidak segan-segan mengoreksi sesama kawan yang menyeleweng atau kurang disiplin. 

Bagi ini teman-teman sekepanduan semakin menyukai menyebut pemuda Abdulrachman dengan Karbol. Karbol asalnya dari Krullebol yang waktu perpeloncoan disebut Karbol.

Sebelum Perang Dunia II, mempunyai sebuah Aeroclub di Jakarta berlokasi di Kemayoran yang yaitu perkumpulan olahraga terbang. Anggotanya beberapa akbar hanya terdiri dari bangsa Belanda. 

Biaya bagi masukpun dalam perkumpulan tersebut sangat tinggi, sehingga pemudapemuda Indonesia banyak yang tidak mampu menjadi anggota. Aspek penerbangan ini mulai menarik baginya. Berkat kemauannya yang keras, dan semangat pantang mundur dalam berlomba dengan pemuda-pemuda Belanda, yang belakang sekalinya brevet terbang dapat didapatnya.
 
Selama masa kemahasiswaan yang dilaluinya dari tahun ke tahun, di samping berupaya dapat bagi menjadi dokter, ia juga mengembangkan keterampilannya dalam bidang-bidang lain sehingga ia sungguh-sungguh menjadi orang yang all round.
 
Telah menjadi tradisi bagi keluarga dr. Saleh yang menurun dari ayah kepada putra-putranya, bahwa sebelum mengakhiri masa berupaya dapatnya, mereka telah melangsungkan perkawinan terlebih dahulu. Pada tahun 1933, Maman memasuki kehidupan berumah tangga dengan gadis pilihannya bernama Ismudiati, seorang pendidik yang bersumber dari Purworejo. Perkenalannya dimulai di rumah Dr. Mardjono di Probolinggo, dari perkawinan ini lahirlah dua orang putra yang bernama Pandji Saleh dan Triawan Saleh.
 


Setelah mendapat gelar dokter, ia memperdalam pengetahuannya di aspek pengetahuan faal. Dokter muda ini termasuk mahasiswa yang bijak, sehingga terpilih menjadi asisten dalam pengetahuan faal, mula-mula dosen pada NIAS - Surabaya, dan yang belakang sekalinya iapun menjadi dosen pada Perguruan Tinggi Kedokteran di Jakarta, dan belakang menjadi guru akbar di Klaten sampai wafatnya.
 
Pendiri Radio Republik Indonesia (RRI)
Pada tahun 1934 berdirilah perkumpulan yang menamakan dirinya Vereniging voor Oosterse Radio-Omroep (VORO) di mana noda satu pelopor dari perkumpulan tersebut yaitu dr. Abdulrachman Saleh. Tujuan perkumpulan ini menyiarkan kesenian-kesenian ketimuran. 

VORO mempunyai pemancar sendiri berketetapan 40 Watt dengan gelombang 88 meter. Pada tahun 1936 pemimpin VORO beralih dari tangan Gunari ke tangan dr. Abdulrachman Saleh. Waktu itu VORO merasakan kemacetan dalam aspek keuangan, karena itu studio beralih lokasi mencari sewa yang semurah-murahnya. Mula-mula studio berlokasi di Kramat 81 belakang pindah ke perlintasan Menteng 20. Sejak tahun 1937-1942, kemajuan VORO bertambah akbar, ini berkat keaktifan dr. Abdulrachman Saleh yang akbar bantuannya dalam
aspek teknik dan keuangan.

Setelah Pearl Harbor di bom pada tanggal 7 Desember 1941, semua daerah Asia Tenggara secara berangsur-angsur beralih kekuasaannya ke tangan “Dai Nippon”. Indonesiapun sebagai daerah yang strategis letaknya, lagi pula kaya akan bahan-bahan mentah tidak luput menjadi yang akan menjadi batu loncatan bagi Jepang bagi menyerbu Australia. Pemerintah Belanda di Indonesia diambil alih oleh Balatentara Jepang. Pada masa Jepang dr. Karbol memainkan pekerjaan sebagai pengajar pada Perguruan Tinggi Jakarta. Keaktifannya di luar perguruan tinggi pada masa Jepang, ikut dengan mahasiswa-mahasiswa dalam latihan militer PETA (Pembela Tanah Air) Jakarta.

Tanggal 14 Agustus 1945 yaitu masa kekalahan Jepang setelah merasakan pemboman atom
di Hirosima. Kekalahan Jepang berjasa akibatnyanya penjajahan dan penindasan bangsa lain
terhadap bangsa Indonesia. Pemuda bersama semua rakyat bangunan melucuti sisa-sisa tentara asing yang sedang tinggal. 

Tidak ketinggalan pemuda-pemuda pegawai Kantor Radio Jepang juga merasa wajib bagi ikut berjuang dan membentuk sebuah gerakan rahasia bagi menduduki kantor itu karena radio yaitu mass media yang utama. Gerakan ini diketahui oleh Kempetai (dinas rahasia Jepang), sehingga proklamasi kemerdekaan yang diucapkan atas nama SukarnoHatta pada tanggal 17 Agustus 1945 pada pukul 10 pagi, tidak dapat langsung disiarkan. Penyiaran proklamasi terpaksa tertunda bagi beberapa jam lamanya.

Bagi dapat menyiarkan proklamasi kemerdekaan terpaksa pegawai-pegawai radio bidang teknik termasuk Pak Karbol menyalurkan siarannya melewati pemancar yang bergelombang 16 meter, yang berada di Bandung. Pemancar ini telah persangkaan lama tidak digunakan, dahulu pemancar tersebut digunakan oleh Markas Balatentara Jepang bagi memberi instruksi-instruksi kepada tentaranya yang tersebar luas di semua pelosok Indonesia. 

Penggunaan siaran gelap ini diketahui oleh Pemimpin Kantor Radio bangsa Jepang. Dua orang Indonesia dimohon pertanggungan jawabnya, yaitu Bachtiar Lubis dan Jusuf Ronodipuro.

Ketika bersua dengan pemuda Jusuf Ronodipuro pada tanggal 18 Agustus 1945 menceritakan bahwa Hosokkyiku (pusat siaran radio pendudukan Jepang di perlintasan Merdeka Barat) ditutup, dia bertekad membikin radio siaran nasional. Pemancar berketetapan 100 Watt segera diciptakan dari ruang Laboratorium Pengetahuan Faal, sejak tanggal 22 Agustus 1945 berkumandanglah “The Voice of Free Indonesia” atau “Radio Suara Indonesia Merdeka”. 

Siaran ini dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Siaran Suara Indonesia Merdeka inilah yang menyiarkan pidato Bung Karno sebagai Presiden Republik Indonesia bagi pertama kalinya pada tanggal 25 Agustus 1945 dan Wakil Presiden Republik Indonesia Bung Hatta pada tanggal 29 Agustus 1945.
 
Belakang penyiaran ke luar negeri melewati pemancar di Bandung bagi kedua kalinya dibubarkan atas perintah Markas Akbar Tentara Sekutu di Timur Jauh. Kebutuhan bagi menyelenggarakan penyiaran ke luar negeri dirasakan sangat akbar gunanya, karena keadaan berbagai faktor yang menghalangi berupa larangan penyiaran terpaksa siaran-siaran dimainkan di luar studio. 

Dipelopori oleh dr. Abdulrachman Saleh disiapkanlah pemancar-pemancar secara ilegal. Berkat keahliannya dalam aspek teknik, tidak lama belakang siaran radio kita dapat mengudara dengan nama Radio Indonesia Merdeka dengan gelombang 85 meter, lokasinya di sebuah Gedung di Jl. Mentang Raja Jakarta. 

Belakang dengan berstudio di Perguruan Tinggi Kedokteran di Salemba 6 (kini Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia), mulai memancarlah siarannya di angkasa : Siaran Radio Indonesia Merdeka ke luar negeri dengan call : This is the Voice of Free Indonesia. Waktu itu Balatentara Jepang dengan perasaan geram mencari-cari sumber siaran kita di luar studio, namun usaha mereka tidak pernah berhasil.
 

Semua ini dapat berhasil dengan adil berkat jerih payah dan daya upaya Pak Abdulrachman Saleh, yang sebenarnya bukan seorang pemimpin dari Djawatan Siaran Radio. Tetapi karena wataknya yang ringan tangan dan demi bagi kemerdekaan negara ia mencurahkan tenaga dan ingatannya kepada perjuangan di aspek radio. Dan berkat bimbingan Pak Karbol dengan dibantu oleh para aktivis radio, dapatlah disusun dasar-dasar dari Radio Republik Indonesia pada tanggal 11 September 1945. Terkenal sebagai Tri Prasetya RRI yang yaitu testament Prof. Dr. Abdulrachman Saleh. Dan terkenallah semboyan RRI menantang segenap musuh revolusi : Sekali di udara tetap di udara.

Peran sebagai insan radio ini membawa Profesor dr. Abdulrachman Saleh sebagai ketua organisasi Radio Republik Indonesia. Ketika stasiun radio stasiun radio telah pindah kembali ke Jl. Merdeka Barat organisasinya telah mencakup sepuluh stasiun yaitu :
- Stasiun Jakarta (Pusat)
- Stasiun Bandung
- Stasiun Jogyakarta
- Stasiun Semarang
- Stasiun Surakarta
- Stasiun Purwokerto
- Stasiun Surabaya
- Stasiun Madiun
- Stasiun Kediri
- Stasiun Magelang

Dalam pertemuan pada tanggal 10 September 1945 di kediaman pemuda Adang Kadarusman beberapa keputusan yang mendasar selang lain, 11 September 1945 dipastikan sebagai berdirinya Radio Republik Indonesia (RRI). Tri Prasetya RRI, yaitu sumpah pegawai RRI kepada Republik Indonesia dan menjaga RRI sebagai alat perjuangan bangsa. Belakang organisasi semua radio tunduk kepada pusat yang diketuai oleh Profesor dr. Abdulrachman Saleh.
 
Setelah siaran-siaran RRI lancar, Pak Karbol merasa bahwa telah tiba masanya dia mempelopori perjuangan di aspek lain. Dia lalu mengundurkan diri dari aspek radio dan masuk ke dalam Tentara Republik Indonesia bagi membentuk Tingkatan Udara Nasional bersama-sama dengan Adi Sutjipto, seorang kesan murid Pak Karbol di Perguruan Tinggi Kedokteran Jakarta.

Mengabdi di AURI (Tingkatan Udara RI) Setelah Indonesia merdeka dia mengalihkan perhatiannya pada perjuangan di aspek kedirgantaraan, dengan memilih berjuang ke AURI. Pada masa AURI sedang dalam pertumbuhan, dia bersama perintis Tingkatan Udara lainnya tidak mengenal lelah dan gentar bagi mengembangkan kejayaan sayap tanah cairan. Dalam tahun 1947 ketegangan selang Pemerintah Indonesia dan pihak kolonialis Belanda semakin lama semakin memuncak.
 
Untunglah bahwa pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 5 Oktober 1945 telah membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang belakang mempunyai Djawatan Penerbangan. Nama TKRI itu belakang diganti dengan nama Tentara Republik Indonesia (TRI) dan Djawatan Penerbangan dengan Dekrit Presiden pada tanggal 9 April 1946 menjadi TRI Tingkatan Udara. Pucuk pimpinannya dipegang oleh Komodor Udara (sekarang Laksamana) S. Suryadarma dan Wakil I Komodor Sukarnen Martokoesoemo, Wakil II Komodor Muda Udara Adisutjipto. 

Tugas yang dibebankan kepada anggota-anggota TRI Tingkatan Udara tidaklah ringan, terutama pada aspek pembangunan dan pembentukan penerbangan militer. Juga usaha merintis perlintasan ke arah penerbangan sipil dalam keadaan darurat tidak dapat dianggap enteng.

Kebutuhan akan tenaga pandai sangat kurang, ditambah pula pesawat terbang yang tersedia yaitu barang-barang rongsokan, kesan pesawat terbang Jepang. Demikian pula keadaannya dengan penerbang-penerbang Indonesia, hanya mempunyai beberapa gelintir saja. Dari beberapa gelintir penerbang-penerbang Indonesia ini, tenaganya dimohon bagi ikut membentuk Tingkatan Udara. Sebagai mantan penerbang olahraga sebelum Perang Dunia ke II, Pak Karbol tidak ketinggalan menyumbangkan darma baktinya bagi bangsa dan tanah cairannya.

Di Yogyakarta Pak Karbol berupaya dapat mengemudikan pesawat Cureng bersayap dua, dan Adisutjipto berperan sebagai instrukturnya. Dipelajarinya tipe-tipe pesawat lain ditengahnya Glider, Hajabusya, dan Bomber. Pesawat-pesawat tersebut keseluruhan yaitu pesawat yang dibebaskan Jepang di Yogyakarta, yang mesin-mesinnya diperbaiki sendiri oleh dia. Banyak pesawat-pesawat rongsokan Jepang yang telah rusak diperbaikinya sehingga dapat digunakan lagi oleh AURI.
 
Bagi beberapa waktu lamanya dia tinggal di Yogyakarta menjadi instruktur penerbang pembantu Adisutjipto. Tidak lama belakang pada tahun 1946 tugasnya dipindahkan bagi menjabat sebagai Komandan Pangkalan Udara Maospati (Madiun) dan tinggal di Malang.

Ketika tinggal di Madiun putra kedua kelahiran. Pemberian nama bagi putra kedua
berdasarkan kenang-kenangan masuknya dia ke TNI Tingkatan Udara. Nama Tri dan Awan menjadi Triawan. Sifat “air minded” yang dia miliki kelihatan nyata, sampai-sampai putranya diberi nama demikian.
 
Satu kelucuan lagi dalam sifat dr. Abdulrachman yaitu sewaktu kepindahan dia dari Madiun
ke Malang disertai oleh keluarga. Dengan menaiki Cureng, putra Triawan yang sedang bayi
ditempatkan di koper kecil, bagi menghemat lokasi dalam pesawat. Disini kelihatan sifat dia
sejak kecil yang selalu sederhana dan praktis.

Di Malang, Abdulracman mendirikan Sekolah Teknik Udara yang pertama, di Madiun juga membentuk Sekolah Radio Udara. Tenaga dia sangat dibutuhkan dimana-mana, selain aspek penerbangan, aspek teknik, aspek militer, juga aspek kedokteran. Perguruan Tinggi Kedokteran di Jakarta yang selama Clash I telah dipindahkan ke Klaten, membutuhkan tenaga guru akbar.

Bagaimana mungkin dia yang tinggal di Malang wajib mengajar setiap hari ke Klaten yang jaraknya cukup jauh. Bagi memainkan tugas mengajar di Klaten dia memakai pesawat Hayabusha dengan diterbangkan sendiri melewati Pangkalan Udara Maospati.
 
Di sini kita jumpai lagi kepraktisannya dalam kehidupannya setiap hari. Bagi memudahkan tugasnya apabila mempunyai persoalan penting yang wajib dia selesaikan di Madiun, dipasang sebuah tanda oleh ajudannya yang mempunyai di Pangkalan Udara Maospati. Sebaliknya apabila Pak Karbol mau menugaskan sesuatu, dia tinggal melemparkan secarik kertas dengan pesanpesan pada ajudannya. Jika tidak ditemuinya tanda-tanda, perjalanan dilanjutkan ke Pangkalan Udara Panasan dan dari sini dengan mengendarai sepeda motor.
 
Mempunyai sebuah perihal berlakunya istimewa yang mungkin hanya dapat terjadi pada diri dia saja. Ketika dia mendarat di Maguwo, dengan kereta api menuju ke Klaten, tiba-tiba kereta api selesai di tengah perlintasan, lokomotifnya mogok. Tidak segan-segan dia segera turun tangan membetulkan mesinnya yang rusak sehingga kereta dapat meneruskan perjalanan dengan selamat sampai di Klaten. Contoh ini yaitu cermin bagi kita betapa dr. Abdulrachaman Saleh benar-benar memainkan asas “ilmu bagi amal”. Dalam kehidupannya  ia sangat sederhana dalam segala hal, tidak mempunyai padanya sifat-sifat sombong. Hidupnya secara intensif dan penuh inisiatif yang menjadikan dirinya bermanfaat bagi keluarganya, masyarakat dan tanah cairan.

Gugur Bersama Pesawat Dakota VT-CLA
Menjelang bulan Juli 1947 dr. Abdulrachman Saleh bersama-sama dengan Adisutjipto mendapat tugas dari pemerintah bagi berkunjung ke luar negeri yaitu ke India. Tugas ini bagi mencari bantuan luar negeri berupa instruktur dan obat-obatan. Seorang industrialis India bernama Pat Naik meminjamkan pesawatnya macam Dakota bagi tugas mengangkut obat-obatan bagi PMI.

Dalam tugas ini terjadi peristiwa yang sangat menyakitkan bangsa Indonesia yang terjadi pada sore hari tanggal 29 Juli 1947. Pada hari itu bertolak dari Singapura pesawat Dakota India VTCLA ke Yogyakarta dengan membawa obat-obatan sumbangan dari Palang Merah Malaya bagi Palang Merah Indonesia. Pemberangkatan pesawat tersebut telah mendapat persetujuan pemerintah Inggris dan pemerintah Belanda.

Tanggal 28 Juli 1947 pers dan radio Malaya telah menyiarkan berita bahwa sebuah pesawat Dakota VT-CLA dengan muatan obat-obatan akan tiba keesokan harinya (29 Juli 1947) di Yogyakarta. Katanya telah mendapat persetujuan dari Pemerintah Belanda. Namun kenyataannya ketika pada siang hari menjelang sore pesawat udara yang mengangkut obatobatan ini mau mendarat di Pangkalan Udara Maguwo dari arah Utara muncul dua buah pesawat Mustang Belanda. 

Secara berulang-ulang peluru dimuntahkan ke arah pesawat Dakota VT-CLA, pesawat ini kehilangan ketinggian dan membikin pendaratan, ke arah Selatan kota Yogyakarta. Pesawat membentur pohon, patah menjadi dua dan terbakar, hanya bidang ekornya saja yang sedang utuh. Semua awak pesawat dan penumpang berpulang kecuali seorang penumpang yang kebetulan duduk di bidang ekor pesawat yang sedang hidup. Penumpangnya, temasuk dr. Abdulrachman Saleh, Adisutjipto, Adisumarmo Wiryokusumo, Zainal Arifin, pilotnya Alexander Noel Constantine (Wing Comander Australia), Squadron Leader Inggris Roy Hazelhurst, juru teknik India Bidha Ram dan Ny. Constantine, sedangkan yang selamat yakni Gani Handonotjokro.

Masyarakat Yogyakarta tidak menyangka sama sekali bahwa pesawat terbang tersebut berisi orang-orang penting yang membawa obat-obatan, mereka hanya mengira bahwa serangan itu memang sesuai dengan siasat musuh yang akan membom Yogyakarta. Di kalangan AURI mempunyai anggapan bahwa apabila pesawat tersebut dikemudikan oleh Pak Adisutjipto dan Pak Abdulrachman Saleh sendiri yang mengenali udara kubu-kubu musuh dan daerah-daerah di sekitar Yogyakarta dengan adil, mungkin tidak sampai terjadi peristiwa yang menyedihkan itu.

Tetapi bagaimanapun juga perihal berlakunya ini yaitu sebuah musibah yang sangat menyedihkan semua rakyat Indonesia, AURI khususnya. Betapa tidak, pahlawan-pahlawan pembina dan tulang punggung penerbangan kita telah tiada. Ini semua yaitu pengkhianatan Jenderal Spooe, yang secara biadab dan pengecut telah memerintahkan bagi menyerang pesawat Dakota VT-CLA macam angkut yang tidak bersenjata, sehingga tidak bertenaga bagi membela diri. Yang belakang sekalinya pesawat jatuh di desa Tamanan, kecamatan Banguntapan, tidak jauh desa Ngoto, Bantul, Yogyakarta.

Usaha ini memang sejak lama menjadi rencana Belanda yakni bagi melumpuhkan tenagatenaga inti dari penerbangan kita. Kota Yogyakarta berkabung dengan jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA, peti-peti jenazah ditempatkan berjejer di Hotel Tugu. Pada hari pemakaman, rakyat penuh sesak di sepanjang perlintasan Malioboro bagi memberi penghormatan bagi terakhir kalinya pada pahlawan-pahlawan penerbangan kita. Jenazah dr. Abdulrachman Saleh dimakamkan di pemakaman Kuncen, Yogyakarta.
 
Penghargaan Kepada Marsda TNI Prof. dr. Abdulrachman Saleh Sebagai rasa terima kasih AURI yang tidak terhingga atas jasa-jasa dia dan Komodor Muda Udara Adisutjipto yang ikut membina sayap tanah cairan, almarhum dianugerahi pangkat Admiral Muda Udara, dan ditempat jatuhnya pesawat dibangun tugu peringatan. Tepat pada hari ulang tahun Republik Indonesia, 17 Agustus 1952 AURI telah menetapkan Pangkalan Udara Bugis, Malang menjadi Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh.

Sebagai penghargaan budi pekerti yang bergunanya yang sangat akbar di aspek kedokteran umumnya dan bagi pengetahuan faal khususnya, maka Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pada tanggal 5 Desember 1958 telah meresmikan dr. Abdulrachman Saleh sebagai Bapak Pengetahuan Faal Indonesia. Pada tanggal 16 April 1959 Presiden Sukarno berkenan memberikan Satyalencana Bintang Garuda kepada Ibu Abdulrachman Saleh, sebagai tanda terima kasih rakyat Republik Indonesia atas budi pekerti yang bergunanya. Penghargaan dan penghormatan yang selanjutnya juga telah diberikan pada tanggal 15 Pebruari 1961 oleh Presiden kepada Ibu Abdulrachman Saleh yakni Bintang Mahaputra.

Marsekal Muda Anumerta Prof. dr. Abdulrachman Saleh atau semakin diketahui dengan nama panggilan “Pak Karbol” yaitu noda satu di selang Pahlawan Pembina Tingkatan Udara Republik Indonesia yang serba bisa dan serba guna. Karena dia yaitu seorang penerbang dan pandai teknik radio, seorang guru akbar dalam pengetahuan kesehatan/ilmu faal, seorang bintang lapangan dalam olahraga, seorang pemimpin yang bijak, berwibawa dan jujur serta mendahulukan kebutuhan tugas negara di atas kebutuhan pribadi. 

Oleh karena itu Taruna Akademi Tingkatan Udara sangat perlu mengambil suri tauladan dari pahlawan tersebut dalam semangat, kepandaian dan pengorbanan. Bagi penghargaan, penghormatan dan pengabdian nama pahlawan udara tersebut, maka sesuai dengan Surat Keputusan Komandan Akademi Tingkatan Udara Nomor : 145/KPTS/AAU/1965 tertanggal 3 Agustus 1965 dianggap perlu nama “Pak Karbol” yang diberikan pada Taruna Akademi nama panggilan “Kadet” diganti dengan nama panggilan “Karbol”. Dalam perjalanan sejarah panggilan “Karbol” berubah menjadi “Taruna”, namun sebutan “Karbol” dikukuhkan kembali sebagai panggilan Taruna Akademi Tingkatan Udara berdasarkan Surat Keputusan Kasau Nomor : Skep/179/VII/2000 tanggal 18 Juli 2000.

Prof. dr. Abdulrachman Saleh bukan hanya milik TNI AU saja, tetapi dia yaitu milik bangsa Indonesia, maka telah selayaknya apabila dia menjadi sebagai suri tauladan dalam pengabdian kepada nusa, bangsa dan dipastikan sebagai pahlawan nasional berdasarkan Keputusan Presiden Nomor: 071/TK/1974 tanggal 9 November 1974 tentang Penetapan Pahlawan Nasional. Pada tanggal 14 Juli 2000 atas prakarsa Kepala Staf TNI AU Hanafi Asnan kerangka jenazah Bapak Abdulrachman Saleh dan Adi Sutjipto beserta istri dipindahkan ke lokasi lokasi jatuhnya pesawat VT-CLA. Lokasi tersebut dibangun menjadi monumen yang sangat megah sekaligus sebagai makam kedua tokoh TNI AU beserta istri dengan nama Monumen Perjuangan TNI AU sebagai pengganti nama Monumen Ngoto.

Jelaslah bagi kita mengapa tanggal 29 Juli yaitu Hari Berkabung bagi AURI. Sebab dengan gugurnya kedua pelopor Penerbangan Nasional, bangsa Indonesia telah kehilangan tenaga yang sangat akbar berjasa. Hari Berkabung itu belakang menjadi Hari Bhakti AURI, karena pahlawanpahlawan itu telah gugur dalam kebaktiannya kepada tanah cairan.
 
Berkat hasil serta semangat perjuangan dia di masa lampau, Prof. dr. Abdulrachman Saleh diakui sebagai pelopor bangsa pada berbagai aspek, merintis Pengetahuan Faal di Indonesia, ikut menyatakan suara RRI ke udara dan ikut menaruh dasar-dasar bagi Tingkatan Udara kita sampai dewasa ini semakin kuat, berkuasa di udara.

5.AKHIR HIDUP ABDUL RAHMAN SALEH
Ketika Belanda mengadakan agresi pertamanya, Adisutjipto dan Abdulrachman Saleh diperintahkan ke India. Dalam perjalanan pulang mereka mampir di Singapura untuk mengambil bantuan obat – obatan dari Palang Merah Malaya. Keberangkatan dengan menggunakan pesawat Dakota ini, memperoleh publikasi luas dari media massa dalam dan luar negeri.
 
Pada tanggal 29 Juli 1947, pada saat pesawat berencana kembali ke Yogyakarta dengan melalui Singapura, harian Malayan Times memberitakan bahwa penerbangan Dakota VT – CLA sudah mengantongi ijin pemerintah Inggris dan Belanda. Sore harinya, Suryadarma, rekannya baru saja tiba dengan mobil jipnya di Maguwo. Akan tetapi, pesawat yang ditumpanginya ditembak oleh dua pesawat P – 40 Kitty – Hawk Belanda dari arah utara. Pesawat tersebut kehilangan keseimbangan dan juga menyambar sebatang pohon hingga badannya patah menjadi dua bagian dan akhirnya terbakar.

Peristiwa heroik ini, diperingati TNI AU sebagai hari Bakti TNI AU sejak tahun 1962 dan sejak 17 Agustus 1952, Maguwo diganti menjadi Lanud Adisutjipto.  Abulrachman Saleh di makamkan di Yogyakarta dan beliau diangkat menjadi seorang Pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No.071/TK/Tahun 1974, pada tanggal 9 Nopember 1974. Pada tanggal 14 Juli 2000, atas prakarsa dari TNI – AU, makam Abdulrahman Saleh, Adisucipto, dan juga para istri mereka di pindahkan dari pemakaman Kuncen ke Kompleks Monumen Perjuangan TNI AU Dusun Ngoto, Desa Tamanan, Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta.
 
Nama beliau kemudian diabadikan sebagai nama Pangkalan TNI – AU dan Bandar Udara di Malang. Disamping itu, piala bergilir yang diperebutkan dalam Kompetisi Kedokteran dan Biologi Umum ( Medical and General Biology Competition ) disebut dengan Piala Bergilir Abdulrahman Saleh.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Abdulrahman Saleh adalah pahlawan Indonesia yang lahir di Jakarta, 1 Juli 1909. Ia dikenal memiliki banyak talenta, sebagai dokter, ahli ilmu faal, perintis teknologi radio, dan sekaligus perintis penerbangan Indonesia.
 
Dalam bidang medis, ia dikenal sebagai sosok yang ahli dalam ilmu fisiologi. Ilmu ini merupakan salah satu cabang ilmu dari biologi. Ilmu faal mempelajari berlangsungnya kehidupan. Dalam ilmu ini ada beberapa metode yang musti dikuasai peminatnya, yakni metode untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara keseluruhan dalam menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya dalam mendukung kehidupan.

Abdul Rahman Saleh meninggal karena pesawat yang ditumpanginya ditembak oleh dua pesawat P – 40 Kitty – Hawk Belanda dari arah utara. Pesawat tersebut kehilangan keseimbangan dan juga menyambar sebatang pohon hingga badannya patah menjadi dua bagian dan akhirnya terbakar.

Peristiwa heroik ini, diperingati TNI AU sebagai hari Bakti TNI AU sejak tahun 1962 dan sejak 17 Agustus 1952, Maguwo diganti menjadi Lanud Adisutjipto. Abulrachman Saleh di makamkan di Yogyakarta dan beliau diangkat menjadi seorang Pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No.071/TK/Tahun 1974, pada tanggal 9 Nopember 1974. Pada tanggal 14 Juli 2000, atas prakarsa dari TNI – AU, makam Abdulrahman Saleh, Adisucipto, dan juga para istri mereka di Desa Tamanan, Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta.

Nama beliau kemudian diabadikan sebagai nama Pangkalan TNI – AU dan Bandar Udara di Malang. Disamping itu, piala bergilir yang diperebutkan dalam Kompetisi Kedokteran dan Biologi Umum ( Medical and General Biology Competition ) disebut dengan Piala Bergilir Abdulrahman Saleh.

B. SARAN
Kami sebagai penyusun makalah ini sangat menyadari bahwa materi yang kami buat ini masih banyak kekurangan. Jadi untuk itu kami meminta kepada saudara saudari semuanya untuk memberikan saran, kritikan, dan hal-hal lainnya yang bisa membangun untuk menuju kepada yang lebih baik. agar manfaat dari makalah ini dapat diambil penyusun dan orang yang membacanya.

Makalah ini ditulis oleh:

Siswi Kelas X
Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Lembaga Keuangan

Ekstrakurikuler Adiwiyata SMK N 1 Pati Gelar Bazar Produk Adiwiyata di Car Free Day Pati

0
 



Campusnesia.co.id - Ekstrakurikuler Adiwiyata SMK N 1 Pati Gelar Bazar Produk Adiwiyata di Car Free Day Kota Pati yang dilaksanakan pada hari Minggu 17 Juli 2022.

Acara dimulai dari jam 06.00 hingga jam 09.00 WIB bertempat di depan SMP N 5 Pati atau sepanjang jalan Panglima Sudirman Plangitan Pati.

Kegiatan ini diikuti oleh 20 siswa Duta Adiwiyata SMK N 1 Pati yang terdiri dari dua belas siswa kelas XI dan delapan siswa kelas XII serta didampingi oleh guru pembina ibu Atik dan ibu Dina.

Dalam bazar adiwiyata pagi ini diisi dengan berjualan bibit tomat, terong, seledri, cabe merah, cabe rawit yang dibeli dari petani buah dan sayur asli pati serta jamu tradisional kunir asem untuk menjaga kesehatan di musim pancaroba dan memasyarakatkan produk warisan leluhur.


Selain berjualan juga dilakukan program penukaran tiga botol plastik bekas minuman dengan satu bibit sayuran sebagai kampanye mengurangi sampah plastik dan meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.

Keikutsertaan Adiwiyata SMK N 1 Pati dalam Car Free Day hari ini merupakan bagian dari usaha mensosialisasikan PBLHS yaitu Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Sekolah yang terdiri dari 8 poin meliputi:
- Hemat listrik
- Gerakan gunakan air seperlunya
- Membersihkan drainase
- Membersihkan sanitasi
- Menanam dan merawat pohon 
- Kurangi penggunaan plastik 
- Pilihlah sampahmu 
- Jagalah kebersihan lingkungan


Acara semakin meriah dengan kehadiran alumni SMK N 1 Pati yang berkunjung dan mendukung gerakan pengurangan sampah plastik oleh Ektra Adiwiyata SMK N 1 Pati dengan ikut serta menukar botol plastik bekas minuman.


Penulis: Allia Ana Lestari
Foto: Dokumentasi Adiwiyata SMK N 1 Pati
Editor: Nandar



====
Baca Juga:


Makalah Sejarah Indonesia Peran Sumpah Pemuda bagi Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Merebut Kemerdekaan dari Tangan Penjajah

0

 




Campusnesia.co.id -   Alhamdullilah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan taufiq, hidayah serta karunia-Nya sehingga kamidapat menyusun makalah yang berjudul “Peran Sumpah Pemuda pada masapenjajahan dan masa kini” ini sesuai dengan rencana.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas dari pembimbing mata pelajaran Sejarah Indonesia. Dalam penyusunan makalah ini tentu banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan, oleh karena itu kami mengharap saran dan kritik yang membangun. 

Tak lupa kami ucapakan terimakasih kepada Pak Afif Zaenal selaku pembimbing yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat makalah ini. Akhir kata kami ucapakan terimakasih, semoga makalah ini bermanfaat untuk semua kalangan pembaca.

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam kehidupan dahulu ini kita sering menjumpai pemuda yang berjuang demiIndonesia dengan cara bertempur dimedan perang. Mereka rela mati demi kemerdekaan Indonesia. Kita sebagai pemuda-pemudi generasi sekarang juga harus meniru kerjakeras mereka berjuang membela bangsa  Indoneisa, tak harus berperang seperti para pahlawan. Kita dapat menjadi pemuda-pemudi yang berprestasi dan mengharumkannama bangsa. Kegigihan pemuda jaman dahulu berhasil melahirkan sesuatu yangdisebut “sumpah pemuda”

Sumpah pemuda adalah sebuah ikrar dari para pemuda yang dijadikan buktiotentik bahwa pada tangga 28 oktober 1928 bangsa Indonesia dilahirkan. Oleh karenaitu sudah seharusnya segenap rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia. 

Proses kelahiran Bangsa Indonesia inimerupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawahkekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkatharkat dan martabat hidup orang Indonesia asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahunkemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.Sekarang ini banyak pemuda yang lupa akan sejarah para pemuda terdahulu.Sehingga banyak pemuda yang mudah terkontaminasi oleh hasutan orang-orang jahat.

Alhasil banyak pemuda yang memilih berdemo ketimbang membuat musyawarah antara petinggi negeri ini dengan rakyat. Selain berdemo, para pemuda juga melakukan aksitawuran yang telah merajalela dikalangan siswa SD,SMP, dan SMA. 

Di zaman yang modern ini para pemuda seakan di jajah kembali namun bukan secara terang-terangannamun di jajah secara psikis.Solusi untuk mengatasi sikap pemuda ini adalah dengan memperkenalkan merekadengan sejarah dan akhlak dari kecil hingga dewasa. Sehingga pemuda Indonesiamampu membangun negeri ini dengan kepala dingin.

Melihat kejadian pemuda yang makin agresif maka akan dibahas dalam makalahini agar dapat mengetahui bagaimana sejarah pemuda membangun bangsa ini serta bentuk pengaplikasian tepat yang dilakukan dalam era modern ini. Secara jelasmengenai sejarah, arti, dan pengaplikasiannya akan dibahas pada Bab II.


B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas yaitu:

1.Bagaimanakah sejarah sumpah pemuda?

2.Apa Makna sumpah pemuda?

3. Apa Arti sumpah pemuda?

4.Apakah Peran sumpah pemuda?

5.Tujuan dan manfaat sumpah pemuda?


C.Tujuan

1.Untuk mengetahui sejarah terbentuknya sumpah pemuda.

2.Untuk mengetahui arti dari sumpah pemuda.

3.Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari sumpah pemuda.

4.Untuk mengetahui penaatan makna sumpah pemuda saat ini.

BAB 2 PEMBAHASAN

A.Sejarah Sumpah Pemuda

Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928

Hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. 

Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.

Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. 

Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoela dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. 

Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkandalam perjuangan.

Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari:

Ketua  : Soegondo Djojopoespito (PPPI)

Wakil Ketua    : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)

Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)

Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)

Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)

Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)

Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)

Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)

Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi)

Peserta: Abdul Muthalib Sangadji; Purnama Wulan; Abdul Rachman; Raden Soeharto; Abu Hanifah; Raden Soekamso; Adnan Kapau Gani; Ramelan; Amir (Dienaren van Indie); Saerun (Keng Po); Anta Permana; Sahardjo; Anwari; Sarbini; Arnold Manonutu; Sarmidi Mangunsarkoro; Assaat; Sartono; Bahder Djohan; S.M. Kartosoewirjo; Dali; Setiawan; Darsa; Sigit (Indonesische Studieclub); Dien Pantouw; Siti Sundari; Djuanda; Sjahpuddin Latif; Dr.Pijper; Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken); Emma Puradiredja; Soejono Djoenoed Poeponegoro; Halim; R.M. Djoko Marsaid; Hamami; Soekamto; Jo Tumbuhan; Soekmono; Joesoepadi; Soekowati (Volksraad); Jos Masdani; Soemanang; Kadir; Soemarto; Karto Menggolo; Soenario (PAPI & INPO); Kasman Singodimedjo; Soerjadi; Koentjoro Poerbopranoto; Soewadji Prawirohardjo; Martakusuma; Soewirjo; Masmoen Rasid; Soeworo; Mohammad Ali Hanafiah; Suhara; Mohammad Nazif; Sujono (Volksraad); Mohammad Roem; Sulaeman; Mohammad Tabrani; Suwarni; Mohammad Tamzil; Tjahija; Muhidin (Pasundan); Van der Plaas (Pemerintah Belanda); Mukarno; Wilopo; Muwardi; Wage Rudolf Soepratman; Nona Tumbel.

Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin. Isi dari Sumpah pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua adalah sebagai berikut:

1. PERTAMA: Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).

2. KEDOEA: Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).

3. KETIGA: Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).

Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.

B.nMakna Sumpah Pemuda

Menyatukan Perjuangan Bangsa Indonesia

Makna Sumpah Pemuda bagi bangsa Indonesia yang pertama yaitu menyatukan perjuangan bangsa Indonesia. Lahirnya Sumpah Pemuda menjadi titik awal perjuangan para anak muda.

Kala itu, pemuda dan pemudi tokoh Sumpah Pemuda telah mengorbankan waktu, tenaga, pikiran moral bahkan harta benda demi menyatukan bangsa Indonesia. Tanpa makna Sumpah Pemuda serta perjuangan pemuda dan pemudi kala itu, mungkin saja Indonesia tak mencapai kesatuan untuk melawan penjajah negeri. Para pemuda pemudi terbukti berhasil menyatukan keutuhan Indonesia.

Mendorong Semangat Juang Generasi Muda

Semangat membara para anak muda yang mencetuskan Sumpah Pemuda kala itu bisa menambah energi positif para generasi penerusnya. Selain itu, semangat dalam isi Sumpah Pemuda dapat menjadi contoh bagi generasi muda masa kini untuk mengambil langkah dan melakukan sesuatu bagi bangsa Indonesia.

Kemudian memaknai Sumpah Pemuda dengan mendalam juga bisa menumbuhkan semangat juang dalam meraih suatu tujuan. Semangat terus berkobar sekalipun banyak rintangan seperti yang dilakukan generasi terdahulu.

Menumbuhkan Kebanggaan sebagai Bangsa Indonesia

Saat Sumpah Pemuda diikrarkan, tampak jelas kebanggaan dari para pemuda dalam setiap kalimat isi Sumpah Pemuda. Jadi, sudah seharusnya bagi generasi muda untuk bangga dan mencintai Tanah Air.

Tetlebih lagi, Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya dan memiliki beragam budaya. Kekayaan dan keberagaman tersebut tentu harus dilestarikan para generasi muda.

Menekankan Rasa Bangga akan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu bangsa. Masyarakat Indonesia menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi. Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi yang telah tercantum dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pasal 36.

Kebanggaan akan bahasa Indonesia perlu ditekankan. Terlebih saat ini bahasa Indonesia mulai tergeser karena modifikasi bahasa. Padahal, tanpa pemahaman berbahasa yang baik, mengungkapkan isi dan ide akan sulit. Hal ini juga berpengaruh pada inteligensi dan rasa nasionalisme.

Ajakan untuk Menjaga Keutuhan Bangsa Indonesia

Menjaga keutuhan bangsa merupakan hal yang harus dilakukan oleh masyarakat. Di era sekarang, makna Sumpah Pemuda harus ditanamkan melalui pelajaran Sejarah di sekolah. Hal ini untuk menumbuhkan rasa nasionalisme para generasi muda.

Perkembangan teknologi saat ini cukup berpengaruh pada cara berpikir generasi muda. Teknologi seharusnya digunakan secara bijak agar generasi muda dapat lebih peduli dan paham akan kondisi negaranya.

Memaknai Rasa Cinta Kepada Tanah Air

Kemerdekaan Indonesia didapatkan bangsa Indonesia dengan penuh perjuangan yang melibatkan pengorbanan nyawa dan harta benda rakyat. Begitu pun dengan makna Sumpah Pemuda.

Sumpah Pemuda pun menyumbang pada gerakan kemerdekaan sebagai cerminan rasa cinta pemuda pemudi pada bangsa Indonesia. Tindakan yang nyata dan tulus merupakan wujud dari rasa cinta kepada tanah air. Termasuk pula mencintai keragaman budaya, agama dan masyarakat.


C. Arti Sumpah Pemuda
Ketika beraneka-ragam kecenderungan permusuhan atau perpecahan mulai nampak membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa kita, maka mengisi Hari Sumpah Pemuda dengan jiwa aslinya adalah amat penting. Suara-suara negatif sebagai akibat interpretasi yang salah tentang otonomi daerah sudah mengkhianati jiwa Sumpah Pemuda. 

Demikian juga pernyataan dan kegiatan-kegiatan sebagian dari golongan Islam reaksioner, seperti yang dipertontonkan oleh organisasi/gerakan semacam Front Pembela Islam, Ahlussunah Waljemaah, Majelis Mujahidin Indonesia, KISDI dan lain-lain sebagainya.

Perlulah kiranya selalu kita ingat bersama-sama bahwa Sumpah Pemuda, yang dilahirkan sebagai hasil Kongres Pemuda II yang diselenggarakan tanggal 27-28 Oktober 1928 di Jakarta adalah manifestasi yang gemilang dari hasrat kuat kalangan muda Indonesia, yang terdiri dari berbagai suku dan agama, untuk menggalang persatuan bangsa dalam perjuangan melawan kolonialisme Belanda. 

Mereka ini adalah wakil-wakil angkatan muda yang tergabung dalam Jong Java, Jong Islamieten Bond, Jong Sumatranen Bond, Jong Batak, Jong Celebes, Jong Ambon, Minahasa Bond, Madura Bond, Pemuda Betawi dan lain-lain. Atas prakarsa Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) inilah kongres pemuda itu telah melahirkan Sumpah yang berbunyi: “Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah-darah yang satu : tanah Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu: bangsa Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa yang satu : bahasa Indonesia “.

Dalam sejarah bangsa Indonesia, sudah terjadi banyak perlawanan terhadap kolonialisme Belanda, yang dilakukan oleh berbagai suku di berbagai daerah, baik di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Maluku dan pulau-pulau lainnya. Namun, karena perjuangan itu sebagian besar bersifat lokal dan kesukuan, maka telah mengalami kegagalan. 

Pembrontakan PKI di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dalam tahun 1926 merupakan gerakan yang menimbulkan pengaruh politik yang lintas-suku dan lintas-agama yang penting (karena juga terjadi di Sumatera Barat). 

Sumpah Pemuda lahir dalam tahun 1928, ketika puluhan ribu orang telah ditahan dan dipenjarakan oleh pemerintah Belanda sebagai akibat pembrontakan PKI dalam tahun 1926. Berbagai angkatan muda dari macam-macam suku dan agama telah menyatukan diri dalam perlawanan terhadap kolonialisme Belanda lewat Sumpah Pemuda, ketika ribuan orang digiring dalam kamp pembuangan di Digul. 

Adalah penting untuk sama-sama kita perhatikan bahwa tokoh-tokoh nasional seperti Moh. Yamin (Jong Sumatranen Bond), Amir Syarifuddin (Jong Batak), Senduk (Jong Celebes), J. Leimena (Jong Ambon), adalah peserta-peserta aktif dalam melahirkan Sumpah Pemuda. Dan perlulah juga kita catat, bahwa Sumpah Pemuda dicetuskan oleh kalangan muda, ketika Bung Karno aktif melakukan beraneka kegiatan lewat PNI (yang dua tahun kemudian ditangkap Belanda dan diajukan di depan pengadilan Bandung, di mana ia mengucapkan pidato pembelaannya yang terkenal “Indonesia Menggugat”).

Jadi, jelaslah bahwa Sumpah Pemuda adalah semacam kontrak-politik berbagai suku bangsa Indonesia, yang diwujudkan secara kongkrit oleh wakil-wakil angkatan muda mereka. Sumpah Pemuda adalah fondasi penting kebangkitan bangsa Indonesia dan landasan utama bagi pembentukan negara Republik Indonesia

D.Peran Sumpah Pemuda

Peranan Sumpah Pemuda yang terpenting dalam mempersatukan bangsa adalah sebagai berikut.

1. Memberi Kesadaran akan Pentingnya Nasionalisme Indonesia
Dalam persidangan, para pemuda berusaha membangkitkan nasionalisme peserta sidang dengan memasang simbol. 

Simbol-simbol tersebut untuk mengingatkan perlunya persatuan. Warna merah dan putih, yang merupakan warna bendera, digunakan untuk hiasan ruang sidang. Pada lagu "Indonesia Raya" kata "merdeka" diganti sementara dengan kata "mulia". Belanda melarang lagu "Indonesia Raya" dinyanyikan bila ada kata "merdeka"

2. Menjadi Pendorong Pergerakan Nasional
Sumpah Pemuda telah memberi semangat kebangsaan bagi bangsa Indonesia. Berbagai pergerakan nasional mulai tumbuh. Diantaranya adalah Muhammadiyah, Parindra (Partai Indonesia Raya), PSII (Partai Sarikat Islam Indonesia), Perserikatan Perkumpulan Istri Indonesia, Kongres Wanita I (22-12-1928) di Yogyakarta, dan Kongres Wanita II di Bandung. Tanggal 22 Desember kemudian ditetapkan sebagai hari Ibu.

3. Menumbuhkan Persatuan Bangsa
Sumpah Pemuda mampu menjadi pendorong tumbuhnya persatuan bangsa. Sumpah Pemuda mendorong penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. 

Bahasa Indonesia digunakan oleh semua suku bangsa yang ada di Indonesia. Antar suku bangsa yang berbeda bahasa dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan telah tumbuh dan berkembang dengan pesat pada masa kemerdekaan ini.

E. Tujuan dan Manfaat Sumpah Pemuda

“Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia”, isi dari sumpah pemuda yang dikumandangkan pada 28 Oktober 1928 di Gedung Oost Java Bioscoop bertujuan untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang sebelumnya masih bersifat sangat kedaerahan. Selain itu sumpah setia ini bertujuan untuk mempersatukan pemuda-pemuda di seluruh tanah air.

Adapun manfaat yang dapat kita petik dari Sumpah Pemuda antara lain sebagai berikut:

1.Semangat kekeluargaan, persatuan, dan persaudaraan antar sesama.

2.Terwujudnya kerukunan antar masyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga tidak mudah dipecah belah (di adu domba)

3.Menumbuhkan kesadaran  bahwa ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan terhadap disintegrasi bangsa yang merupakan tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia.


BAB 3 PENUTUP

A.Kesimpulan

      Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda adalah fondasi penting kebangkitan bangsa Indonesia dan landasan utama bagi pembentukan negara Republik Indonesia.Dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.

Pemerintah menggalangkan gerakan pendidikan karakter. Karena nilai sumpah pemuda menjadi aplikatif ketika dilaksanakan dalam pendidikan karakter di sekolah. Untuk merintis kembali semangat nilai sumpah pemuda, harus dalam tindakan nyata. 

Yang pertama Dinas pendidikan merumuskan kembali arah PKPB sampai ke bentuk pelaporannya kepada orangtua siswa. Kedua, pada tataran sekolah perlu mengadakan berbagai kegiatan aplikatif untuk mengaplikasikan nilai sumpah pemuda.

B. Saran
Sebaiknya pemuda pada jaman saat ini lebih menjunjung tinggi nilai nasionalisme. Namun peran orang tua dan guru diperlukan untuk membentuk karakter dan kepribadian anak. Terlebih pendidikan karakter harusnya diberikan pada pendidikan tingkat rendah. Hal ini bertujuan agar nilai positif dari pendidikan karakter tersebut dapat ditanamkan dan diaplikasikan sejak dini hingga anak tumbuh dewasa. Karena setiap perkembangan jaman akan terjadi banyak perubahan terutama dalam pembentukan sikapnya.


Makalah ini ditulis oleh:

Siswi Kelas X
Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Lembaga Keuangan

Makalah PKN "Peran Keluarga Dalam Membangun Demokrasi Yang Beradab"

0
 
Sumber gambar: gettyimages/Skynesher



Campusnesia.co.id - Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Indonesia (PKN) berjudul "Peran Keluarga Dalam Membangun Demokrasi Yang Beradab" berikut ini ditulis oleh Allia Ana Lestari mahasiswi angkatan 2023 Jurusan S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Terbuka. Jika ingin mengutip wajib mencantumkan nama penulis.


PERAN KELUARGA DALAM MEMBANGUN DEMOKRASI YANG BERADAB

 

BAB I
PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

          Demokrasi, merupakan sebuah bentuk pemerintahan yang memberikan kekuasaan kepada rakyatnya, dan tidak hanya menciptakan kebijakan publik tetapi juga mencerminkan karakter dan nilai-nilai masyarakat. Untuk mencapai demokrasi yang beradab, diperlukan kontribusi dari berbagai sektor, dan salah satunya adalah keluarga. Keluarga diibaratkan sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk fondasi demokrasi yang sehat dan berkelanjutan. Pentingnya peran keluarga dalam membangun demokrasi yang beradab tidak bisa diabaikan begitu saja. Karena keluarga merupakan tempat pertama di mana nilai-nilai, norma, dan etika diajarkan kepada generasi muda.

 

          Melalui interaksi sehari-hari, anggota keluarga tidak hanya mengajarkan konsep dasar demokrasi, seperti partisipasi aktif dan penghargaan terhadap kebebasan individu, tetapi juga membentuk karakter yang akan membantu masyarakat tumbuh sebagai warga negara yang bertanggung jawab dan disiplin. Pendidikan demokrasi di dalam keluarga tidak hanya terbatas pada pengetahuan formal tentang sistem pemerintahan, tetapi juga mencakup pembelajaran praktis melalui diskusi, pemecahan masalah bersama, dan memberikan contoh nyata melalui perilaku sehari-hari. Selain itu, sikap terbuka terhadap perbedaan pendapat penerimaan terhadap kebebasan individu, dan keadilan menjadi prinsip-prinsip yang ditanamkan dalam suasana keluarga yang demokratis.

         Dalam perspektif keluarga, peran orang tua sebagai pemimpin tidak hanya bersifat otoriter tetapi juga sebagai fasilitator untuk mengembangkan pemikiran kritis dan independen pada anak-anak mereka. Dengan memberikan ruang untuk berbagi ekspresi pendapat, mendengarkan dengan penuh pengertian, dan memberikan tanggung jawab yang semakin tanggung jawab, maka orang tua berarti telah mempersiapkan anak-anak mereka untuk terlibat secara aktif dalam proses demokrasi. Selain itu, keluarga juga menjadi tempat dimana nilai-nilai keadaban, toleransi, dan rasa tanggung jawab sosial dapat ditanamkan. Demokrasi yang berada tidak hanya mencakup hak kepada individu saja, tetapi juga mencakup kewajiban terhadap masyarakat.

        Dengan membiasakan praktik-praktik kecil seperti gotong royong, membantu sesama dan menghormati hak-hak orang lain, maka keluarga telah turut berkontribusi dalam membentuk warga negara yang peduli dan bertanggung jawab

 

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

 

A. Konsep Keluarga

         Pengertian keluarga menjadi landasan yang penting dalam memahami peran keluarga dalam membangun demokrasi yang beradab. Menurut M.I. Soelaemen, seperti yang dikutip Yusuf  (2009), Ia mengemukakan bahwa keluarga memiliki dua makna dari sudut pandang sosiologi. Pertama, keluarga dalam arti luas mencakup semua pihak yang memiliki hubungan darah atau keturunan. Kedua, dalam arti sempit, yang berarti keluarga hanya terbatas pada orang tua dan anak. Maciver menambahkan lima ciri khas keluarga, yang mencakup hubungan berpasangan kedua jenis, perkawinan atau bentuk ikatan lainnya, pengakuan keturunan, kehidupan ekonomi bersama, dan kehidupan rumah tangga.

        Keluarga dianggap sebagai lembaga sosial yang telah berkembang secara resmi dalam semua masyarakat. Konsep ini menunjukkan bahwa keluarga bukan hanya sekedar unit biologis, tetapi juga memiliki dimensi sosial dan ekonomis yang menyatu dalam kehidupan masyarakat. Selain itu keluarga juga menjadi lembaga utama dalam membentuk struktur sosial dan memainkan peran sentral dalam mengajarkan nilai-nilai dan tanggung jawab sosial.

 

B.     Peran Keluarga

          Peran keluarga menjadi kunci dalam membentuk karakter dan sikap anggota masyarakat terhadap demokrasi. Menurut Covey seperti yang dikutip dalam Yusuf (2009), mengidentifikasikan bahwa ada empat prinsip peran keluarga yaitu; Modeling, Mentoring, Organizing dan Teaching.

         Modeling mencerminkan pentingnya orang tua sebagai contoh bagi anak-anak mereka. Selain itu, orang tua juga menjadi model pertama dan terdepan dalam membentuk sikap proaktif, sikap respek, dan kasih sayang pada anak-anak.

        Kemudian mentoring, mentoring menekankan pentingnya hubungan dan investasi emosional dalam memberikan perlindungan kepada orang lain.

        Selanjutnya ada organizing, organizing bertujuan untuk menyoroti keluarga sebagai suatu unit yang memerlukan kerjasama dalam menyelesaikan tugas-tugas dan memenuhi kebutuhan keluarga.

        Yang terakhir adalah teaching, teaching menunjukkan peran bahwa orang tua sebagai guru yang mengajarkan hukum-hukum kehidupan dan nilai-nilai penting lainnya.

 

C.     Konsep Sosialisasi Politik

      Sosialisasi politik merupakan proses utama dalam membentuk sikap dan orientasi politik individu. Proses ini mencakup pengenalan sistem politik, tanggapan individu terhadap gejala politik, dan partisipasi serta tanggung jawab dalam kehidupan politik. Sosialisasi politik ini dipengaruhi oleh lingkungan sosial, ekonomi, kebudayaan, dan interaksi individu dengan pengalaman hidupnya masing-masing. Kemudian keluarga, sekolah, teman sebaya, media massa, dan organisasi masyarakat menjadi agen sosialisasi politik yang memainkan peran penting dalam membentuk sikap dan perilaku politik individu.

 

D.     Agen Sosialisasi Politik

      Keluarga menjadi Agen sosialisasi politik yang paling pertama dan utama. Karena lingkungan keluarga memberikan dasar bagi individu untuk memahami nilai-nilai politik. Meskipun, dalam konteks sosialisasi politik di Indonesia, kendala ekonomi sering membuat keluarga lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar, yang menyebabkan kurangnya perhatian terhadap kehidupan politik. Selain keluarga agen sosialisasi politik juga melibatkan sekolah, teman sebaya, media massa, dan organisasi masyarakat. Proses sosialisasi politik di Indonesia seringkali menghadapi tantangan apatis terhadap kehidupan politik, terutama di kalangan keluarga dengan kondisi sosial ekonomi yang rendah.

 

E.      Implikasi Terhadap Pembangunan Demokrasi yang Beradab

     Peran keluarga dalam sosialisasi politik menjadi faktor kunci yang terpenting dalam membangun demokrasi yang beradab. Karena keluarga membentuk landasan karakter dan sikap individu terhadap kehidupan politik. Maka dari itu dalam upaya memperkuat demokrasi perlu adanya strategi untuk meningkatkan peran keluarga sebagai agen sosialisasi politik. Upaya penguatan pendidikan politik dalam lingkungan keluarga, peningkatan peran sekolah, dan penggunaan media massa yang tepat sebagai sarana pendidikan politik dapat menjadi langkah-langkah yang konkret untuk membangun demokrasi yang beradab. Oleh karena itu penting untuk memberikan perhatian kepada keluarga dengan kondisi sosial ekonomi yang rendah, dan Pemerintah perlu mengembangkan program-program pendidikan politik yang lebih baik serta harus dirancang dengan mempertimbangkan konteks tersebut.

 

 

 

 

 

 

BAB III

PEMBAHASAN

 

           Peran keluarga dalam membentuk karakter anak sangat dibutuhkan, karena untuk membentuk masyarakat kewarganegaraan yang demokratis dan beradab. Oang tua menjadi agen sosialisasi yang paling utama sehingga memiliki tanggung jawab yang paling besar dalam mendidik anak-anaknya agar menjadi individu yang mandiri demokratis dan memiliki nilai-nilai kewarganegaraan yang tinggi.

Berikut ini adalah beberapa peran orang tua dalam membentuk masyarakat kewarganegaraan yang fokus pada otonomi demokrasi toleransi pluralisme dan keadilan sosial :

A. Peran Orang Tua dalam Membangun Otonomi

         Otonomi dalam konteks ini merujuk pada kemandirian dan kemampuan anak untuk melakukan transaksi sosial dan politik. Orang tua Dianggap menjadi peran yang paling penting dalam membentuk otonomi anak, karena dapat memberikan kesempatan kepada mereka untuk belajar mandiri seperti menyelesaikan pekerjaan, rumah mengelola tugas sekolah dengan baik, dan mengambil keputusan kecil dalam sehari-harinya. Dengan memberikan tanggung jawab kepada anak sejak dini, maka orang tua berarti sudah dapat membentuk karakter yang mandiri yang menjadi dasar dari masyarakat kewargaan yang berkembang.

B. Peran Orang Tua dalam Membangun Demokrasi

         Demokrasi membutuhkan partisipasi aktif dari semua anggota masyarakat. Namun, karena banyaknya keluarga keputusan biasanya cenderung diambil secara pribadi oleh orang tua. Untuk membangun masyarakat kewargaan yang demokratis, penting untuk digarisbawahi bagi orang tua untuk memberikan kesempatan kepada anak-anaknya untuk menyampaikan pendapat mereka, dan menghargai opini mereka, serta selalu terlibat dalam pengambilan keputusan dalam keluarga. Hal ini dapat membantu membentuk karakter demokratis pada anak-anak sehingga akan membawa dampak yang positif bagi masyarakat sekitar.

 

C. Peran Orang Tua dalam Membangun Toleransi dan Pluralisme

 

         Toleransi dan pluralisme merupakan aspek penting dalam masyarakat kewargaan yang beradab. Sehingga peran orang tua dalam konteks ini adalah, mengajarkan anak-anaknya untuk saling menghargai perbedaan baik itu perbedaan, agama, suku dan ras. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan contoh dan mendidik anak-anak tentang pentingnya saling menghormati, dengan begitu orang tua berarti sudah membantu membentuk karakter toleran dan mengajarkan menghargai keberagaman pada anak-anak, sehingga jika sudah sampai pada gilirannya nanti, maka mereka sudah bisa untuk menciptakan masyarakat yang harmonis.

 

D. Peran Orang Tua dalam Membangun Keadilan Sosial

 

         Keadilan sosial adalah konsep bahwa hak dan kewajiban harus dibagi secara adil dan proporsional. Oleh kareangkat,  orang tua perlu memberikan contoh keadilan dalam kehidupan sehari-hari kepada anak-anaknya, yaitu seperti memperlakukan semua anaknya dengan adil tanpa membedakan anak kandung dan anak angkat. Tetapi, penting juga untuk memastikan bahwa konsep keadilan yang ditanamkan harus lebih dari sekedar pembagian yang sama rata, melainkan menciptakan pemahaman bahwa keadilan sejatinya memperhitungkan kebutuhan dan kapasitas individu.

 

 

      

BAB IV

PENUTUP

 

A Kesimpulan

 

1.      Peran keluarga, khususnya orang tua sangat menentukan dalam pembentukan masyarakat kewarganegaraan yang demokratis dan beradab.

2.      Melalui pendidikan otonomi, demokrasi, toleransi, pluralisme, dan keadilan sosial orang tua dapat membentuk karakter anak-anak, sehingga dapat membawa dampak positif pada masyarakat di masa depan nanti.

3.      Jika orang tua dapat memahami dan menjalankan peran mereka secara efektif, maka orang tua dapat menjadi pilar utama dalam membangun demokrasi yang beradab.

4.      Orang tua, merupakan agen utama dalam pembentukan karakter anak yang memiliki tanggung jawab besar dalam mengajarkan nilai-nilai kewargaan yang esensial.

5.      Pentingnya mendidik anak-anak untuk menjadi individu yang mandiri, demokratis, dan menghargai perbedaan akan membawa dampak yang positif dalam jangka panjang pada perkembangan masyarakat di masa depan nanti.

 

B. Saran

 

1.      Setiap orang tua harus meningkatkan kesadaran mereka masing-masing akan pentingnya peran mereka dalam membentuk generasi muda, yang tidak hanya harus cerdas secara intelektual saja, tetapi juga harus memiliki kepekaan terhadap nilai-nilai kewargaan.

2.      Perlu ditingkatkan lagi kolaborasi antara pihak keluarga, sekolah, dan masyarakat agar dapat menjadi semakin kuat, kompak dan berkembang.

3.      Harus selalu memastikan keberhasilan pembentukan karakter yang berdaya tahan dan berlandaskan pada prinsip-prinsip demokrasi yang benar.

 

 

Daftar Pustaka

 

Yusuf, M. (2009). Pendidikan dan Demokrasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Maran, P. P. (2007). Sosiologi Politik. Jakarta: Erlangga.

Sunarto. (2004). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Bandung: PT Remaja             Rosdakarya.

uryatna. (2011). Terpaan Media Iklan Politik Terhadap Perilaku Pemilih Pemula Universitas Djuanda Bogor. Jurnal Pemilu & Demokrasi, 2(1), 112-132.

Setiajid. (2011). Orientasi Politik yang Mempengaruhi Pemilih Pemula dalam Menggunakan Hak Pilihnya pada Pemilihan Walikota Semarang Tahun 2010. Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik, 19(1), 23-37.

Jurnal Edueksos Volume VI No 2, Desember 2017.

Modul BMP MKDU4111

 



====
Ditulis oleh: 
Allia Ana Lestari 
Mahasiswi angkatan 2023 
Jurusan S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Terbuka

*Jika ingin mengutip wajib mencantumkan nama penulis.