Makalah PKN "Peran Keluarga Dalam Membangun Demokrasi Yang Beradab"

 
Sumber gambar: gettyimages/Skynesher



Campusnesia.co.id - Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Indonesia (PKN) berjudul "Peran Keluarga Dalam Membangun Demokrasi Yang Beradab" berikut ini ditulis oleh Allia Ana Lestari mahasiswi angkatan 2023 Jurusan S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Terbuka. Jika ingin mengutip wajib mencantumkan nama penulis.


PERAN KELUARGA DALAM MEMBANGUN DEMOKRASI YANG BERADAB

 

BAB I
PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

          Demokrasi, merupakan sebuah bentuk pemerintahan yang memberikan kekuasaan kepada rakyatnya, dan tidak hanya menciptakan kebijakan publik tetapi juga mencerminkan karakter dan nilai-nilai masyarakat. Untuk mencapai demokrasi yang beradab, diperlukan kontribusi dari berbagai sektor, dan salah satunya adalah keluarga. Keluarga diibaratkan sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk fondasi demokrasi yang sehat dan berkelanjutan. Pentingnya peran keluarga dalam membangun demokrasi yang beradab tidak bisa diabaikan begitu saja. Karena keluarga merupakan tempat pertama di mana nilai-nilai, norma, dan etika diajarkan kepada generasi muda.

 

          Melalui interaksi sehari-hari, anggota keluarga tidak hanya mengajarkan konsep dasar demokrasi, seperti partisipasi aktif dan penghargaan terhadap kebebasan individu, tetapi juga membentuk karakter yang akan membantu masyarakat tumbuh sebagai warga negara yang bertanggung jawab dan disiplin. Pendidikan demokrasi di dalam keluarga tidak hanya terbatas pada pengetahuan formal tentang sistem pemerintahan, tetapi juga mencakup pembelajaran praktis melalui diskusi, pemecahan masalah bersama, dan memberikan contoh nyata melalui perilaku sehari-hari. Selain itu, sikap terbuka terhadap perbedaan pendapat penerimaan terhadap kebebasan individu, dan keadilan menjadi prinsip-prinsip yang ditanamkan dalam suasana keluarga yang demokratis.

         Dalam perspektif keluarga, peran orang tua sebagai pemimpin tidak hanya bersifat otoriter tetapi juga sebagai fasilitator untuk mengembangkan pemikiran kritis dan independen pada anak-anak mereka. Dengan memberikan ruang untuk berbagi ekspresi pendapat, mendengarkan dengan penuh pengertian, dan memberikan tanggung jawab yang semakin tanggung jawab, maka orang tua berarti telah mempersiapkan anak-anak mereka untuk terlibat secara aktif dalam proses demokrasi. Selain itu, keluarga juga menjadi tempat dimana nilai-nilai keadaban, toleransi, dan rasa tanggung jawab sosial dapat ditanamkan. Demokrasi yang berada tidak hanya mencakup hak kepada individu saja, tetapi juga mencakup kewajiban terhadap masyarakat.

        Dengan membiasakan praktik-praktik kecil seperti gotong royong, membantu sesama dan menghormati hak-hak orang lain, maka keluarga telah turut berkontribusi dalam membentuk warga negara yang peduli dan bertanggung jawab

 

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

 

A. Konsep Keluarga

         Pengertian keluarga menjadi landasan yang penting dalam memahami peran keluarga dalam membangun demokrasi yang beradab. Menurut M.I. Soelaemen, seperti yang dikutip Yusuf  (2009), Ia mengemukakan bahwa keluarga memiliki dua makna dari sudut pandang sosiologi. Pertama, keluarga dalam arti luas mencakup semua pihak yang memiliki hubungan darah atau keturunan. Kedua, dalam arti sempit, yang berarti keluarga hanya terbatas pada orang tua dan anak. Maciver menambahkan lima ciri khas keluarga, yang mencakup hubungan berpasangan kedua jenis, perkawinan atau bentuk ikatan lainnya, pengakuan keturunan, kehidupan ekonomi bersama, dan kehidupan rumah tangga.

        Keluarga dianggap sebagai lembaga sosial yang telah berkembang secara resmi dalam semua masyarakat. Konsep ini menunjukkan bahwa keluarga bukan hanya sekedar unit biologis, tetapi juga memiliki dimensi sosial dan ekonomis yang menyatu dalam kehidupan masyarakat. Selain itu keluarga juga menjadi lembaga utama dalam membentuk struktur sosial dan memainkan peran sentral dalam mengajarkan nilai-nilai dan tanggung jawab sosial.

 

B.     Peran Keluarga

          Peran keluarga menjadi kunci dalam membentuk karakter dan sikap anggota masyarakat terhadap demokrasi. Menurut Covey seperti yang dikutip dalam Yusuf (2009), mengidentifikasikan bahwa ada empat prinsip peran keluarga yaitu; Modeling, Mentoring, Organizing dan Teaching.

         Modeling mencerminkan pentingnya orang tua sebagai contoh bagi anak-anak mereka. Selain itu, orang tua juga menjadi model pertama dan terdepan dalam membentuk sikap proaktif, sikap respek, dan kasih sayang pada anak-anak.

        Kemudian mentoring, mentoring menekankan pentingnya hubungan dan investasi emosional dalam memberikan perlindungan kepada orang lain.

        Selanjutnya ada organizing, organizing bertujuan untuk menyoroti keluarga sebagai suatu unit yang memerlukan kerjasama dalam menyelesaikan tugas-tugas dan memenuhi kebutuhan keluarga.

        Yang terakhir adalah teaching, teaching menunjukkan peran bahwa orang tua sebagai guru yang mengajarkan hukum-hukum kehidupan dan nilai-nilai penting lainnya.

 

C.     Konsep Sosialisasi Politik

      Sosialisasi politik merupakan proses utama dalam membentuk sikap dan orientasi politik individu. Proses ini mencakup pengenalan sistem politik, tanggapan individu terhadap gejala politik, dan partisipasi serta tanggung jawab dalam kehidupan politik. Sosialisasi politik ini dipengaruhi oleh lingkungan sosial, ekonomi, kebudayaan, dan interaksi individu dengan pengalaman hidupnya masing-masing. Kemudian keluarga, sekolah, teman sebaya, media massa, dan organisasi masyarakat menjadi agen sosialisasi politik yang memainkan peran penting dalam membentuk sikap dan perilaku politik individu.

 

D.     Agen Sosialisasi Politik

      Keluarga menjadi Agen sosialisasi politik yang paling pertama dan utama. Karena lingkungan keluarga memberikan dasar bagi individu untuk memahami nilai-nilai politik. Meskipun, dalam konteks sosialisasi politik di Indonesia, kendala ekonomi sering membuat keluarga lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar, yang menyebabkan kurangnya perhatian terhadap kehidupan politik. Selain keluarga agen sosialisasi politik juga melibatkan sekolah, teman sebaya, media massa, dan organisasi masyarakat. Proses sosialisasi politik di Indonesia seringkali menghadapi tantangan apatis terhadap kehidupan politik, terutama di kalangan keluarga dengan kondisi sosial ekonomi yang rendah.

 

E.      Implikasi Terhadap Pembangunan Demokrasi yang Beradab

     Peran keluarga dalam sosialisasi politik menjadi faktor kunci yang terpenting dalam membangun demokrasi yang beradab. Karena keluarga membentuk landasan karakter dan sikap individu terhadap kehidupan politik. Maka dari itu dalam upaya memperkuat demokrasi perlu adanya strategi untuk meningkatkan peran keluarga sebagai agen sosialisasi politik. Upaya penguatan pendidikan politik dalam lingkungan keluarga, peningkatan peran sekolah, dan penggunaan media massa yang tepat sebagai sarana pendidikan politik dapat menjadi langkah-langkah yang konkret untuk membangun demokrasi yang beradab. Oleh karena itu penting untuk memberikan perhatian kepada keluarga dengan kondisi sosial ekonomi yang rendah, dan Pemerintah perlu mengembangkan program-program pendidikan politik yang lebih baik serta harus dirancang dengan mempertimbangkan konteks tersebut.

 

 

 

 

 

 

BAB III

PEMBAHASAN

 

           Peran keluarga dalam membentuk karakter anak sangat dibutuhkan, karena untuk membentuk masyarakat kewarganegaraan yang demokratis dan beradab. Oang tua menjadi agen sosialisasi yang paling utama sehingga memiliki tanggung jawab yang paling besar dalam mendidik anak-anaknya agar menjadi individu yang mandiri demokratis dan memiliki nilai-nilai kewarganegaraan yang tinggi.

Berikut ini adalah beberapa peran orang tua dalam membentuk masyarakat kewarganegaraan yang fokus pada otonomi demokrasi toleransi pluralisme dan keadilan sosial :

A. Peran Orang Tua dalam Membangun Otonomi

         Otonomi dalam konteks ini merujuk pada kemandirian dan kemampuan anak untuk melakukan transaksi sosial dan politik. Orang tua Dianggap menjadi peran yang paling penting dalam membentuk otonomi anak, karena dapat memberikan kesempatan kepada mereka untuk belajar mandiri seperti menyelesaikan pekerjaan, rumah mengelola tugas sekolah dengan baik, dan mengambil keputusan kecil dalam sehari-harinya. Dengan memberikan tanggung jawab kepada anak sejak dini, maka orang tua berarti sudah dapat membentuk karakter yang mandiri yang menjadi dasar dari masyarakat kewargaan yang berkembang.

B. Peran Orang Tua dalam Membangun Demokrasi

         Demokrasi membutuhkan partisipasi aktif dari semua anggota masyarakat. Namun, karena banyaknya keluarga keputusan biasanya cenderung diambil secara pribadi oleh orang tua. Untuk membangun masyarakat kewargaan yang demokratis, penting untuk digarisbawahi bagi orang tua untuk memberikan kesempatan kepada anak-anaknya untuk menyampaikan pendapat mereka, dan menghargai opini mereka, serta selalu terlibat dalam pengambilan keputusan dalam keluarga. Hal ini dapat membantu membentuk karakter demokratis pada anak-anak sehingga akan membawa dampak yang positif bagi masyarakat sekitar.

 

C. Peran Orang Tua dalam Membangun Toleransi dan Pluralisme

 

         Toleransi dan pluralisme merupakan aspek penting dalam masyarakat kewargaan yang beradab. Sehingga peran orang tua dalam konteks ini adalah, mengajarkan anak-anaknya untuk saling menghargai perbedaan baik itu perbedaan, agama, suku dan ras. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan contoh dan mendidik anak-anak tentang pentingnya saling menghormati, dengan begitu orang tua berarti sudah membantu membentuk karakter toleran dan mengajarkan menghargai keberagaman pada anak-anak, sehingga jika sudah sampai pada gilirannya nanti, maka mereka sudah bisa untuk menciptakan masyarakat yang harmonis.

 

D. Peran Orang Tua dalam Membangun Keadilan Sosial

 

         Keadilan sosial adalah konsep bahwa hak dan kewajiban harus dibagi secara adil dan proporsional. Oleh kareangkat,  orang tua perlu memberikan contoh keadilan dalam kehidupan sehari-hari kepada anak-anaknya, yaitu seperti memperlakukan semua anaknya dengan adil tanpa membedakan anak kandung dan anak angkat. Tetapi, penting juga untuk memastikan bahwa konsep keadilan yang ditanamkan harus lebih dari sekedar pembagian yang sama rata, melainkan menciptakan pemahaman bahwa keadilan sejatinya memperhitungkan kebutuhan dan kapasitas individu.

 

 

      

BAB IV

PENUTUP

 

A Kesimpulan

 

1.      Peran keluarga, khususnya orang tua sangat menentukan dalam pembentukan masyarakat kewarganegaraan yang demokratis dan beradab.

2.      Melalui pendidikan otonomi, demokrasi, toleransi, pluralisme, dan keadilan sosial orang tua dapat membentuk karakter anak-anak, sehingga dapat membawa dampak positif pada masyarakat di masa depan nanti.

3.      Jika orang tua dapat memahami dan menjalankan peran mereka secara efektif, maka orang tua dapat menjadi pilar utama dalam membangun demokrasi yang beradab.

4.      Orang tua, merupakan agen utama dalam pembentukan karakter anak yang memiliki tanggung jawab besar dalam mengajarkan nilai-nilai kewargaan yang esensial.

5.      Pentingnya mendidik anak-anak untuk menjadi individu yang mandiri, demokratis, dan menghargai perbedaan akan membawa dampak yang positif dalam jangka panjang pada perkembangan masyarakat di masa depan nanti.

 

B. Saran

 

1.      Setiap orang tua harus meningkatkan kesadaran mereka masing-masing akan pentingnya peran mereka dalam membentuk generasi muda, yang tidak hanya harus cerdas secara intelektual saja, tetapi juga harus memiliki kepekaan terhadap nilai-nilai kewargaan.

2.      Perlu ditingkatkan lagi kolaborasi antara pihak keluarga, sekolah, dan masyarakat agar dapat menjadi semakin kuat, kompak dan berkembang.

3.      Harus selalu memastikan keberhasilan pembentukan karakter yang berdaya tahan dan berlandaskan pada prinsip-prinsip demokrasi yang benar.

 

 

Daftar Pustaka

 

Yusuf, M. (2009). Pendidikan dan Demokrasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Maran, P. P. (2007). Sosiologi Politik. Jakarta: Erlangga.

Sunarto. (2004). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Bandung: PT Remaja             Rosdakarya.

uryatna. (2011). Terpaan Media Iklan Politik Terhadap Perilaku Pemilih Pemula Universitas Djuanda Bogor. Jurnal Pemilu & Demokrasi, 2(1), 112-132.

Setiajid. (2011). Orientasi Politik yang Mempengaruhi Pemilih Pemula dalam Menggunakan Hak Pilihnya pada Pemilihan Walikota Semarang Tahun 2010. Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik, 19(1), 23-37.

Jurnal Edueksos Volume VI No 2, Desember 2017.

Modul BMP MKDU4111

 



====
Ditulis oleh: 
Allia Ana Lestari 
Mahasiswi angkatan 2023 
Jurusan S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Terbuka

*Jika ingin mengutip wajib mencantumkan nama penulis.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon