Dosen PGMI Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Berikan Bekal Pemahaman Pembelajaran Mendalam Bagi Guru CLC Di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) Malaysia

0
 

Campusnesia.co.idSarawak-Malaysia - Dosen Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang (Unwahas) melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui pelatihan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) bagi Guru Community Leaning Center di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) yang dilaksanakan di Merdeka Suites Hotel Miri, 25-27 September 2025. Kegiatan ini menjadi upaya strategis dalam mendiseminasikan kebijakan pemerintah bagi guru Indonesia yang bertugas di Malaysia.

Aris Abdul Ghoni, selaku ketua tim menjelaskan bahwa Pembelajaran mendalam adalah pendekatan yang mendorong siswa untuk tidak hanya menghafal materi, tetapi juga memahami konsep secara menyeluruh, mengaitkannya dengan kehidupan nyata, serta mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif dan kolaboratif. 

“Kegiatan ini betujuan untuk meningkatkan pemahaman guru-guru Community Learning Center di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) mengenai konsep, prinsip dalam merancang pembelajaran yang berpusat pada siswa dan mengembangkan modul pelatihan dan perangkat pembelajaran yang kontekstual dan sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa”, jelasnya.

Fitria Martanti sebagai anggota tim pengabdian sekaligus fasilitator pembelajaran mendalam memaparkan banyak materi terkait hal tersebut. Terlibat juga Gadis Herningtyasari yang terlibat aktif dalam pendampingan selama 3 hari di Malaysia.


Nena selaku panitia dari SIKK merespon positif dan sangat merasa terbantu atas terselenggaranya kegiatan ini.

“Kami sangat senang dan berterima kasih atas kepedulian dosen Universits Wahid Hasyim terhadap pengembangan kompetensi pedagogic bagi guru-guru di Malaysia”, ujarnya.

Keterlaksanaan kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari LPPM melalui pendanaan DIPA Universitas Wahid Hasyim. Keterlibatan pihak SIKK menunjukkan adanya kerja sama yang baik antara Indonesia dan Malaysia dalam bidang pendidikan, khususnya dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan lingkungan di sekolah-sekolah Indonesia yang ada di Malaysia. Diharapkan kegiatan semacam ini dapat terus berlanjut dan semakin banyak melibatkan berbagai pihak untuk mencapai hasil yang lebih maksimal.



Kontributor: 
Aris Abdul Ghoni

Review Buku Novel Animal Farm, Siklus Otoritarian Yang Berulang

0
 


Campusnesia.co.id - Setelah sekian lama melihat sliweran di timeline twitter, akhirnya di moment 9.9 kemarin saya putuskan membeli buku novel populer berjudul Animal Farm.

Buku terbitan Bentang Pustaka ini merupakan versi terjemahan dari novel berjudul sama karya George Orwell diterbitkan pertama kali pada tanggal 17 Agustus tahun 1945.

Memiliki tebal 400 halaman, novel ini bercerita tentang peristiwa yang terjadi di peternakan Manor milik Pak Jones. Pada suatau hari terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh para hewan ternak yang merasa selama ini dieksploitasi secara berlebihan dan diperlakukan tidak adil oleh si pemilik peternakan.

Pemberontakan dipimpin oleh sekelompok babi yang dianggap hewan paling cerdas di dalam peternakan. Diikuti oleh para hewan lain dari kuda, sapi, biri-biri, ayam, bebek hingga kucing dan burung.

Awalnya pemberontakan ini berjalan mulus, peternakan berhasil dikuasi oleh para binatang dan untuk sejenak mereka merdeka dari kekangan manusia, boleh lebih leluasa menikmati apa yang mereka hasilkan dari susu, telur hingga pakan jerami dan hasil kebun.

Atas dasar menjaga ketertiban dan keberlangsungan peternakan yang kini diganti namanya jadi Animal Farm - maknanya bukan secara harfiah peternakan hewan namun dimaksudkan berarti peternakan yang dikelola oleh dan untuk hewan - babi yang mendeklarasikan diri sebagai pemikir dan pemimpin membuat serangkain aturan dan rencana pengelolaan.

Awalnya semua berjalan baik-baik saja, hingga kehidupan di peternakan berdinamika dan bahaya laten sebuah perubahan adalah lahirnya bibit-bibit otoritarian baru.

Walau novel ini ditulis 80 tahun silam, entah mengapa drama yang dihadirkan terasa sangat dekat. 

Lewat perumpamaan revolusi (atau sebut saja rerformasi) yang terjadi di sebuah peternakan dan bagaimana kehidupan merdeka sesaat bergeser jadi tirani baru terasa sangat familiar dengan kondisi di berbagai negara belakangan ini.

Misalnya babi yang mengubah aturan demi keuntungan pribadi, keluarga dan golongannya. 

Maaf jika sedikit alur sudah ter-spoiler lewat tulisan di atas namun percayalah dengan jumlah halaman yang tak terlalu tebal (saya bisa menyelasaikannya dalam sekali duduk) masih banyak alur, kisah, drama dan intriks menarik lainnya dalam buku bovel ini.

Sangat rekomended buat yang butuh bacaan ringan di waktu senggang. 

Bagi sobat yang kebetulan lagi main ke Kabupaten Pati bisa mampir ke Pojok Baca Weron People di desa saya Tegalharjo dan bisa baca novel Animal Farm ini gratis.

Semoga bermanfaat, salam literasi dan sampai jumpa.


Penulis
Nandar.

Info Walk In Interview PT Juang Jaya Abdi Alam

0
 


Campusnesia.co.id - Kabar baik buat sobat yang sedang mencari pekerjaan, berikut kami hadirkan info Walk In Interview dari PT Juang Jaya Abdi Alam.

PT Juang Jaya Abdi Alam (JJAA) membuka kesempatan karir di industri peternakan sapi potong bagi mahasiswa tingkat akhir serta alumni peternakan dan kedokteran hewan.


Lokasi dan jadwal: 

- Universitas Sumatera Utara (USU) pada Senin, 06 Okt 2025

- Universitas Sriwijaya (Unsri) pada Senin, 06 Okt 2025

- Universitas Diponegoro (Undip) pada Kamis, 09 Okt 2025

- Universitas Sebelas Maret (UNS) pada Jumat, 10 Okt 2025

- Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Jumat, 10 Okt 2025

- Universitas Airlangga (Unair) pada Sabtu, 11 Okt 2025

- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Senin, 13 Okt 2025

- Universitas Brawijaya (UB) pada Selasa, 14 Okt 2025


Dokumen yang dibawa :

- Formulir Pendaftaran JJAA

- CV

- Fotokopi ijazah dan transkrip nilai

Jangan lewatkan kesempatan untuk memulai karir di industri peternakan bersama PT Juang Jaya Abdi Alam!

SMK di Pangandaran Bangkit Hadapi Industri 4.0: Guru dan Siswa Dibekali Teknologi Robot Kolaboratif

0
 
Politeknik Manufaktur Bandung Hadirkan “Teaching Aid Cobot” untuk Tingkatkan Daya Saing Lulusan SMK


Campusnesia.co.id - Padaherang, Pangandaran - Di tengah pesatnya transformasi industri 4.0, SMK Negeri 1 Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, tak ingin ketinggalan bersama Politeknik Manufaktur Bandung (Polman Bandung) menggelar program pelatihan intensif pengenalan teknologi Collaborative Robot (Cobot) bagi guru dan siswanya. Tujuannya yaitu untuk meningkatkan kompetensi guru SMK dalam mengintegrasikan Cobot ke dalam pembelajaran berbasis praktik, membekali siswa SMK dengan keterampilan operasional dan pemrograman Cobot, dan membangun kolaborasi antara SMK, perguruan tinggi (Politeknik Manufaktur Bandung), dan industri untuk memperkuat ekosistem pendidikan vokasi. Tujuan ini selaras dengan SDGs (Pendidikan Berkualitas, Pekerjaan Layak, Industri-Inovasi-Infrastruktur, Berkurangnya Kesenjangan), IKU perguruan tinggi, dan Asta Cita nasional.


Menjawab Kesenjangan Kompetensi

Revolusi Industri 4.0 menuntut transformasi di sektor pendidikan vokasi khususnya SMK untuk mencetak lulusan yang siap kerja, salah satu tantangan yang dihadapi yaitu kesenjangan kompetensi antara lulusan SMK dengan kebutuhan industri, terutama dalam penguasaan teknologi mutakhir seperti Collaborative Robot (Cobot). SMK Negeri 1 Padaherang, sebagai mitra, memiliki fasilitas dasar otomasi namun belum memiliki trainer Cobot dan kompetensi guru dalam teknologi ini masih terbatas. Hal ini berpotensi memperlebar skill gap dan menghambat transformasi industri nasional.

Program pengabdian masyarakat Polman Bandung hadir menjawab tantangan itu. Tim yang dipimpin oleh Sarosa Castrena Abadi S.Pd., M.T., dosen Program Studi Teknologi Rekayasa Informatika Industri Jurusan Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika, bersama anggota tim Dosen dan Mahasiswa merancang dan membangun Teaching Aid Collaborative Robot khusus untuk SMK Negeri 1 Padaherang. Alat ini bukan sekadar robot, tapi sistem pembelajaran lengkap yang terintegrasi dengan PLC dan HMI - menyerupai lingkungan kerja industri sesungguhnya.


Pelatihan Intensif, Hasil Nyata

Sebanyak 34 peserta - gabungan guru dan siswa terpilih - mengikuti pelatihan selama 3 hari penuh. Materinya padat: mulai dari dasar-dasar Cobot, pemrograman gerakan, hingga integrasi sistem otomasi industri.

Yang menarik, pelatihan ini bukan sekadar teori. Peserta langsung praktik menggunakan Teaching Aid Cobot. Mereka belajar memprogram robot untuk mengambil, memindahkan, dan menyortir objek - simulasi nyata yang biasa ditemui di pabrik modern. 

Hasil evaluasi menunjukkan rata-rata peningkatan kompetensi sebesar 31% -. Beberapa peserta pun yang terdiri dari 1 Guru dan 3 Siswa mengikuti Ujian Sertifikasi Kompetensi Bersama LSP OMI (Otomasi Mekatronika Indonesia) dan dinyatakan lulus dan menerima Sertifikat Kompetensi.


Dukungan Mahasiswa dan Kolaborasi Nyata

Program ini juga melibatkan mahasiswa Polman Bandung sebagai asisten pelatih dan teknisi lapangan. Mereka terlibat dalam perancangan, perakitan, hingga pendampingan teknis - wujud nyata dari IKU 2 Kemdikbudristek: mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus.



Menuju Pendidikan Vokasi yang Relevan dan Berkelanjutan

Kegiatan ini bukan akhir, tapi awal dari transformasi pendidikan vokasi di SMK Negeri 1 Padaherang. Teaching Aid Cobot akan menjadi aset tetap laboratorium sekolah. Rencananya, materi pelatihan akan diintegrasikan ke dalam kurikulum reguler, dan tim pemelihara internal akan dibentuk untuk menjaga keberlanjutan program.

Kolaborasi dengan dunia industri juga sedang dijajaki - untuk magang siswa, sertifikasi, bahkan donasi peralatan tambahan. Dengan begitu, SMK Negeri 1 Padaherang tidak hanya mengikuti perkembangan zaman, tapi juga menjadi sekolah percontohan bagi SMK lain di Jawa Barat.

Program ini adalah bukti nyata bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi, sekolah, dan masyarakat dapat menjadi katalisator perubahan. Di tengah keterbatasan, semangat untuk maju dan berinovasi justru tumbuh subur di pelosok Pangandaran.
Dengan dukungan teknologi dan peningkatan kompetensi, masa depan lulusan SMK Negeri 1 Padaherang - dan pendidikan vokasi Indonesia - terlihat semakin cerah. Siap menghadapi Industri 4.0, dari desa ke dunia.

Program “Pengembangan Kompetensi Guru dan Siswa SMK melalui Pengenalan Teknologi Collaborative Robot (Cobot) untuk Mendukung Transformasi Industri 4.0” merupakan kegiatan pengabdian masyarakat Politeknik Manufaktur Bandung yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM) Kemdiktisaintek tahun 2025. Mitra kegiatan: SMK Negeri 1 Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.


Oleh: 
Tim Pengabdian Polman Bandung

Editor:
Achmad Munandar

Universitas Diponegoro Dorong Pemberdayaan UMKM Ikan Asap Suradadi Untuk Keberlanjutan Usaha Masyarakat Pesisir

0
 


Campusnesia.co.idTegal, 2025 – Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Diponegoro (UNDIP) dengan Ketua Tim, Dr. Nurul Imani Kurniawati, SE, MM, beserta anggota tim Kholidin, S.Kom., M.Kom dan Dr. Drs. Mashudi, S.E., M.M. beserta mahasiswa Ayu Wulandari dan Mifftavadinenaomiasyiffa melaksanakan program pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pengolah ikan asap di Kelurahan Suradadi, Kabupaten Tegal. 

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan daya saing dan keberlanjutan usaha masyarakat pesisir melalui penerapan teknologi tepat guna, pelatihan manajemen usaha, serta strategi pemasaran digital dengan dukungan pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Tahun 2025, sehingga diharapkan mampu memberikan dampak nyata dalam peningkatan daya saing UMKM lokal, perluasan akses pasar, serta penguatan ekonomi masyarakat pesisir Tegal.

Ketua Tim, Dr. Nurul Imani Kurniawati, SE, MM, menjelaskan bahwa masyarakat pesisir Suradadi memiliki potensi besar dalam sektor perikanan, khususnya produk ikan asap. Namun, masih terdapat sejumlah tantangan seperti proses produksi yang tradisional, mutu produk yang tidak konsisten, minimnya teknologi dan sanitasi, manajemen usaha yang sederhana, serta pemasaran yang terbatas pada pasar lokal. “Melalui program ini, kami ingin membantu mitra agar mampu menghasilkan produk ikan asap yang higienis, bernilai tambah, serta memiliki jangkauan pasar lebih luas, termasuk melalui platform digital,” ujarnya.

Program yang melibatkan dosen dan mahasiswa ini mencakup beberapa kegiatan utama, di antaranya: Pelatihan pengolahan ikan asap dengan standar higienitas dan keamanan pangan, pengenalan dan pendampingan penggunaan alat pengasapan modern serta peralatan pendukung produksi, Pelatihan manajemen usaha sederhana, termasuk pencatatan keuangan dan perencanaan produksi, Workshop pemasaran digital melalui media sosial dan e-commerce untuk memperluas akses pasar, beserta penyusunan desain kemasan dan label produk agar lebih menarik dan kompetitif. 


Mitra program, UMKM Ikan Asap Ibu Nok (PIS) yang dimiliki oleh Ibu Nor Rohmah, menyambut baik inisiatif ini. “Kami sangat terbantu dengan adanya pelatihan dan pendampingan dari UNDIP. Kami berharap produk ikan asap dari Suradadi bisa lebih dikenal luas dan mampu bersaing dengan produk sejenis dari daerah lain,” ungkapnya.

Kegiatan ini juga menjadi wadah pembelajaran bagi mahasiswa UNDIP, sesuai dengan konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), di mana mahasiswa terlibat langsung dalam proses observasi, asistensi pelatihan, pembuatan konten digital, hingga evaluasi kegiatan.

Program pengabdian ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 1 (No Poverty), SDG 8 (Decent Work and Economic Growth), SDG 9 (Industry, Innovation and Infrastructure), dan SDG 12 (Responsible Consumption and Production). Selain itu, kegiatan ini mendukung Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi dan Asta Cita ke-6, yakni membangun dari desa untuk pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.

Dengan adanya program ini, diharapkan UMKM ikan asap Suradadi tidak hanya mampu meningkatkan kualitas produk, tetapi juga memperluas pasar, memperkuat kemandirian usaha, serta memberikan dampak nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir.



Editor:
Achmad Munandar

Sosialisasi K3 (Keselamatan & Kesehatan Kerja) Tingkatkan Kesadaran Kerja Aman di Dapur MBG Tawangsari Semarang

0
 


Campusnesia.co.idSemarang, 4 September 2025 – Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Semarang (UNNES) bekerja sama dengan Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) Tawangsari Yayasan Riyadlu Al-Ahmad menggelar kegiatan Sosialisasi Pengenalan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) SPPG, Kota Semarang.

Kegiatan yang berlangsung pukul 13.00–15.00 ini diikuti oleh 25 karyawan, yang terdiri atas tim persiapan, tim masak dan tim pemorsian. Selama sosialisasi, peserta mendapatkan edukasi mengenai penerapan K3 dan penanganan limbah di dapur, dilengkapi dengan pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan.

Materi disampaikan oleh Dr. Eko Farida, STP, M.Si (Dosen Prodi Gizi, Universitas Negeri Semarang) dengan materi mencakup pengertian K3 menurut PP No. 50 Tahun 2012 dan ILO, serta pentingnya penerapan K3 di bidang pengolahan makanan. Narasumber memaparkan berbagai potensi bahaya di dapur, mulai dari bahaya fisik (pisau, minyak panas, lantai licin, tabung gas), kimia (asap, detergen, kebocoran gas), biologi (bakteri, jamur, kontaminasi makanan), hingga ergonomi dan psikososial (beban kerja berlebih, stres, gaji rendah). Selain itu, peserta juga diperkenalkan pada konsep incident, near miss, dan accident sebagai upaya meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko kerja. 

Isu lain yang diangkat adalah risiko kecelakaan kerja di dapur MBG, mulai dari tersayat saat memotong, tersiram minyak panas, hingga risiko keracunan makanan. Tak kalah penting, tim pengabdi juga menekankan pengelolaan limbah dapur dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) untuk menciptakan lingkungan kerja yang higienis dan ramah lingkungan.

Melalui sosialisasi ini, diharapkan karyawan dapur Makan Bergizi Gratis tidak hanya dibekali keterampilan teknis, tetapi juga kesadaran bahwa keselamatan kerja adalah fondasi utama untuk menghadirkan pangan yang aman, dan sehat bagi masyarakat.



Editor:
Achmad Munandar

Ini Ceritaku Memelihara Jangkrik Nostalgia Masa Anak-anak dan Peluang Usaha

0
 


Campusnesia.co.id - Masih segar diingatan saya, kala itu masih duduk di bangku kelas 4 SD waktu tren memelihara jangkrik merebak di desa saya.

Nyaris semua anak-anak memelihara jangkrik yang diletakkan dalam wadah khusus bernama Kranjen. Wadah ini terbuat dari susunan belahan bambu yang kemudian diikat dengan karet gelang pada pojok-pojoknya.

Jangkrik-jangkrik yang kami pelihara berasal dari alam, umumnya dari kebun singkong atau tebu yang di desa kami biasa disebut tegal atau tegalan.

Saat hari minggu atau sore sepulang sekolah bersama teman-teman mencari jangkrik, jika beruntung kami akan mendapatkan jangkrik dewasa yang sudah bersayap dan siap mengerik tapi kadang belum bersayapun kami bawa pulang karena dalam beberapa hari atau minggu akan tumbuj sayap.

Sebagai informasi jangkrik tumbuh layaknya ular, yaitu berganti kulit atau dalam bahasa jawa "mlungsungi".

Jenis-jenis Jangkrik

Banyak sekali jenis jangkrik di daerah kami, namun tidak semua dipelihara karena suara yang dihasilkan berbeda, diantara jenis yang populer yaitu Jaliteng dengan ciri-ciri tubuh dan sayap berwarna full hitam legam.

Berikutnya ada Jerabangan, ciri yang mudah dikenali adalah kakinya yang berwarna kemerahan.

Ada pula Gulogesem ciri yang melekat ada semacam garis kuning kecoklatan diantara kepala dan sayapnya.

Tiga jenis jangkrik di atas sangat populer karena suara kerikan yang dihasilkan nyaring dan konsisten. Sementara itu ada juga jenis Celering dengan suara mendayu-dayu namun kurang dari sisi power, jangkrik jenis ini punya ciri kepala dan sayapnya berwarna orange.

Makanan Jangkrik

Umumnya daun singkong kami berikan sebagai makanan pokok jangkrik peliharaan kami, sesekali diselingi dengan ketela atau sibgkong mentah yang diiris. Ada pula yang memberi makan rumput krokot dan yang agak ekstrim adalah cabe atau lombok konon katanya membuat jabgkrik ngerik lebih keras namun karena panas bisa membuat jangkrik cepat mati.

Budidaya Jangkrik

Masa anak-anak yang saya ceritakan di atas berlatar tahun 1998, kala itu belum banyak dan belum umum istilah ternak atau budidaya jangkrik.

Seingat saya ada satu pemuda yang sudah mencoba budidaya, konon kabar yang beredar telur jangkrik bisa dijual sebagai bahan baku konsmetik kecantikan dan anak jangkrik yang bekum bersayap yabg disebut Colontho bisa jadi pakan burung.

Sebagai anak-anak, saya dan beberapa temanpun penasaran, setelah kepo dan datang berkali-kali melihat kandang ternak jangkrik yang berupa box dari kayu dan triplek kamipun meniru dengan alat seadanya.

Dengan modal ember berisi pasir kami taruh sepasang jangkrik jantan dan betina, tak butuh waktu lama dalam hitungan hari di dalam pasir tersebut berisi telur-telur jangkrik yang bentuknya mirip beras namun jauh lebih kecil berwarna putih.

Saya lupa tepatnya berapa hari, setelah sekian lama telur-telur jangkrik berwarna putih tersebut berubah kecoklatan dan pada suatu pagi menetas jadi ratusan anak jangkrik berukuran sangat kecil, sekecil semut.

Nantinya anakan jangkrik ini akan tumbuh jadi colontho dan berevolusi jadi jangkrik lengkap dengan sayapnya.

Oh ya sebgai informasi, cara mudah membedakan jangkrik jantan dan betina bisa dilihat dari sayapnya. Jangkrik jantan bermotif dan bergelombang sedang betina polos dan halus di bagian ekornya jangkrik betina memiliki semacam jarum yang digunakan untuk bertelur sedangkang jangkrik jantan tidak punya.

Satu lagi, jabgkrik betina tidak bisa menghasilkan suara atau mengerik.

Flashbak di jaman kuno, para orangtua dan mbah-mbah saya juga sudah mengenal tren memelihara jangkrik. Berbeda dengan gerasi saya yang menggunakan Kranjen sebagai wadah, generasi Boomer menggunakan bumbung terbuat dari bambu juga namun utuh dengan lubang memanjang di samping sebagai jalan masuk udara, satu sisinya dilubangi dan disumpal atau ditutup dengan dauh singkong agar jangkrik tidak lari sekaligus stok makanan bagi si jangkrik.

Memelihara Jangkrik di era modern

Di tahun 2025 ini, sebagai nostalgia saya coba memilhara jangkrik lagi. Berawal saat nongkrong berama teman dan secara impulsif di ajak main ke ladang sibgkong di malam hari. Kami mencari sumber suara kerikan jangkrik dan voila seekor jangkrik jenis Gulo Gesem berhasil kami tangkap.

Jangkrik tersebut saya masukan ke aquarium bekas ikan cupang, dasarnya saya beri sedikit pasir malang dan dedaunan kering terutama daun pisang yang disebut klaras.

Sebagai bahan makanan saya coba berikan beberapa jenis pakan dari daun klaras, daun singkong, rumput krokot hingga kacang dan irisan singkong.

Saat artikel ini saya tulis, setidaknya sang jangkrik sudah satu bulan berada di aquarium yang lebih mirip terarium karena saya berikan juga tanaman hidup seperti paku-pakuan.

Setiao hari konsisten ngerik, hampir bisa dipastikan saat malam hari dari tengah malam hingga pagi hari mereka mengerik bergantian membuat malam yang sepi jadi ramai kembali, kalau anak jamann sekarang layaknya ASMR suara alam tapi alami bukan dari spotify atau Youtube Music.

Selain jadi hiburan saat tidur di malam hari, suara jangkrik konon juga bisa jadi pengusir alami tikus, cara ini sudah digunakan oleh nenek moyang kami sejak jaman kuno. Jangkrik-jangkrik ditaruh dalam wadah bumbung bambu dan diletakan di lumbung padi agar persediaan gabah tidak dimakan tikus.

Peluang Bisnis Ternak Jangkrik

Selain dipelihara sebagai hiburan dan persediaan pakan burung, jangkrik bisa jadi alternatif peluang bisnis.

Cara perawatannya mudah, biaya modal awalnya murah dan kebutuhan pasarnya masih besar.

Sobat bisa menjual hasil ternak jangkrik sebagai pakan burung, ikan hias predator seperti chana dan arwana.

Di masa depan jangkrik juga punya potensi sebagai bahan makanan penghasil asupan protein. Hal ini sudah bisa ditemukan di beberapa daerah yang mengolah jangkrik sebagai rempeyek dan bakso.


Oke sobat Campusnesia saya kira sampai di sini dulu tulisan saya, semiga bermanfaat sampai jumpa.


Penulis
Nandar

Tim Universitas Diponegoro Berikan Sosialisasi dan Pelatihan Peternakan di Sumatera Selatan

0
 


Campusnesia.co.idEmpat Lawang, 1 September 2025 – Tim pengabdian masyarakat dari Universitas Diponegoro (Undip) melaksanakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan peternakan di Desa Kebanjati, Kecamatan Pasemah Air Keruh, Kabupaten Empat Lawang, Provinsi Sumatera Selatan. Kegiatan ini menjadi langkah awal dalam mengembangkan potensi peternakan yang selama ini belum tergarap secara maksimal, sekaligus membuka peluang peningkatan ekonomi masyarakat melalui integrasi sektor pertanian dan peternakan.


Potensi Besar, Namun Belum Tergarap

Desa Kebanjati memiliki sumber daya alam yang melimpah. Lahan perkebunan yang luas ditanami jagung, kopi, cokelat, serta buah-buahan seperti jeruk dan pepaya. Hasil panen ini sejatinya mampu menopang perekonomian masyarakat. Namun, kenyataannya produk pertanian tersebut masih dijual melalui tengkulak atau broker. Akibatnya, harga hasil pertanian sering dimonopoli dan petani tidak memperoleh keuntungan yang layak.

Sementara itu, sektor peternakan di Kecamatan Pasemah Air Keruh belum berkembang. Sebagian warga hanya memelihara ternak dalam skala rumah tangga untuk kebutuhan sehari-hari, seperti ayam atau kambing yang dilepas di pekarangan. Tidak ada usaha peternakan yang dikelola secara intensif dan profesional. Padahal, permintaan daging dan telur di daerah ini cukup tinggi, bahkan sebagian besar pasokan masih didatangkan dari daerah tetangga, yakni Bengkulu dan Padang.

“Potensi desa ini sebenarnya sangat besar. Lahan tersedia, bahan pakan dari limbah pertanian juga melimpah. Jika dikembangkan secara serius, sektor peternakan bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat,” ungkap Anugrah Robby P., S.Pt., M.Pt., dosen Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip sekaligus ketua tim pengabdian.


Tujuan Pengabdian: Integrasi Pertanian dan Peternakan

Melihat kondisi tersebut, tim Undip hadir memberikan penyuluhan mengenai pentingnya mengembangkan usaha peternakan secara terpadu. Dalam penyuluhan, tim pengabdian menjelaskan konsep pertanian-peternakan berkelanjutan, yaitu sistem yang memadukan kedua sektor agar saling menguntungkan.

Dalam konsep ini, ternak dipelihara secara intensif untuk menghasilkan daging, susu, atau telur. Limbah ternak kemudian diolah menjadi pupuk organik yang bisa digunakan untuk menyuburkan lahan perkebunan jagung, kopi, maupun buah-buahan. Sebaliknya, limbah hasil pertanian seperti tongkol jagung, kulit kopi, dan dedaunan dapat diolah kembali menjadi pakan ternak. Dengan siklus ini, tidak ada limbah yang terbuang, dan masyarakat memperoleh manfaat ekonomi yang berkelanjutan.

Selain meningkatkan pendapatan, pola integrasi ini juga ramah lingkungan. Limbah bisa diolah, ketergantungan pada pupuk kimia berkurang, dan petani bisa mendapatkan nilai tambah dari usaha ternak yang sebelumnya belum ada.


Pelatihan Teknis: Dari Sapi hingga Ayam

Selain penyuluhan, kegiatan pengabdian juga diisi dengan pelatihan teknis peternakan yang aplikatif. Materi yang diberikan meliputi:

• Pelatihan pemeliharaan sapi dan pembuatan pakan sapi.
Warga diajarkan cara pemeliharaan sapi potong secara intensif, mulai dari pemilihan bibit, manajemen kandang, hingga pemberian pakan. Selain itu, tim juga memberikan praktik pembuatan pakan sapi berbasis limbah pertanian, seperti jerami jagung dan dedaunan, agar lebih hemat biaya.

•Pelatihan beternak ayam petelur dan broiler.
Tim memberikan penjelasan tentang manajemen pemeliharaan ayam petelur untuk produksi telur dan ayam broiler untuk produksi daging. Materi meliputi tata laksana kandang, pemilihan bibit unggul, tata cara pemberian pakan, hingga pengendalian penyakit.

•Pembuatan pupuk kompos dari limbah peternakan dan pertanian.
Masyarakat diajak untuk mengolah kotoran ternak sapi, kambing, maupun ayam, serta limbah organik dari pertanian menjadi pupuk kompos padat yang bernilai ekonomis dan ramah lingkungan.

• Pembuatan pupuk cair organik dari urin sapi dan kambing.
Tim juga melatih warga memanfaatkan limbah cair ternak, khususnya urin sapi dan kambing, untuk diolah menjadi pupuk cair organik. Pupuk ini bermanfaat bagi tanaman perkebunan seperti kopi, cokelat, dan jeruk yang menjadi andalan Desa Kebanjati.


Respon Masyarakat: Harapan untuk Pendampingan

Warga Desa Kebanjati menyambut baik kegiatan ini. Banyak yang baru memahami bahwa ternak bisa dipelihara secara intensif dan dikelola dengan sistem berkelanjutan. Selama ini, masyarakat lebih fokus pada hasil perkebunan tanpa melihat potensi limbahnya untuk dijadikan pakan atau pupuk.

Masyarakat merasa senang dengan adanya penyuluhan dan pelatihan ini. Selama ini belum ada program pemberdayaan pertanian yang menyentuh langsung masyarakat, apalagi yang mengaitkan pertanian dengan peternakan. Masyarakat Desa Kebanjati berharap ada pendampingan berkelanjutan agar desa bisa berkembang


Undip Bermartabat, Undip Bermanfaat

Kegiatan ini tidak hanya sekadar program pengabdian, tetapi juga menjadi kesempatan untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat desa. Selama ini program pemberdayaan di Desa Kebanjati masih sangat terbatas. Melalui pengabdian ini, Tim Universitas Diponegoro ingin membawa ilmu dari kampus untuk diterapkan di masyarakat, sehingga bisa langsung dirasakan manfaatnya. Hal ini sejalan dengan semangat Undip Bermartabat, Undip Bermanfaat.

Kegiatan pengabdian ini diharapkan menjadi pintu masuk bagi pengembangan peternakan di Pasemah Air Keruh. Dengan dukungan perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan masyarakat, Desa Kebanjati berpotensi menjadi contoh desa yang berhasil menerapkan integrasi pertanian dan peternakan secara berkelanjutan, sehingga kesejahteraan warga dapat meningkat.



Editor:
Achmad Munandar

Review The Shadow's Edge, Kembalinya Jackie Chan Dalam Film Aksi Spionase

0
 



Campusnesia.co.id - Kabar gembira bagi sobat penggemar mbah Jackie Chan, bulan Agustus 2025 ini beliau kembali ke layar lebar lewat sebuah film berjudul The Shadow's Edge.

Film ini merupakan remake dari film mandarin berjudul Eye in the Sky yang rilis pada tahun 2007 silam mengangkat kisah sekelompok polisi yang bertugas mencari sosok penjahat misterius lewat aksi penyamaran.

Versi 2025 menambahkan berbagai unsur kemajuan teknologi mata-mata dari surveillance via kamera hingga bantuan teknologi artificial intelligence atau Ai. Namun di tengah kecanggihan aneka teknologi tersebut penjahat jadi lebih susah ditemukan karena mereka tak kalah canggih dengan polisi, di sinilah cara-cara lama dibutuhkan kembali.

Sebagai penggemar Jackie Chan yang berprinsip apapun filmnya asal ada beliau pasti nonton, kali ini bener-bener puas walau durasinya bisa dibilang cukup panjang.

Berbeda dengan film-film Jackie Chan selama beberapa tahun terakhir yang lebih banyak genre drama komedia dan minim adegan aksi, dalam The Shadow's Edge sobat akan dimanjakan dengan aneka pertarungan jarak dekat serta akting yang energik dari idola kita yang tak lagi muda dalam segi usia.

Tentu saja adegannya bakal banyak cut dimana-mana, manun tetap saja bisa jadi obat rindu yang kangen era Jackie Chan muda dulu.


Daftar pemain film The Shadow's Edge

Jackie Chan sebagai Wong Tak-chung

Zifeng Zhang sebagai He Qiuguo

Tony Ka Fai Leung sebagai Fu Longsheng

CiSha sebagai Chen Xiwang

Zhenwei Wang

Wen Junhui

Rongguang Yu

Xing Yu

Luna Fujimoto

Qiunan Lin
 
Kenya Sawada

Yueting Lang
 
Brono Bajtala sebagai Thor

Ziyi Wang

Zhengjie Zhou



Trailer film The Shadow's Edge




Poster film The Shadow's Edge




Penulis:
Nandar

Pengalaman Service Shockbreaker Honda Beat di Bengkel Alex Putra Wedarijaksa Pati

0
 

Campusnesia.co.id - Senin 11 Agustus 2025 atas rekomendasi dari bengkel saat ganti oli dan teman di cucian sepeda motor saya menyempatkan diri datang ke bengkel Alex Putra Wedarijaksa untuk service shockbreaker Honda Beat kesayangan yang akhir-akhir ini selain rasa shocknya keras juga mengeluarkan oli.

Saya datang sekitar jam 11.00 WIB dan selesai dalam 1 jam tepat saat adzan Sholat Dhuhur berkumandang.

Sebelum mulai memperbaiki, mas-mas yang saya lupa bertanya siapa nama beliau mengecek terlebih dahulu kondisi shockbreaker dan estimasi biayanya.

Karena cukup telat dalam perbaikan, untuk shockbreaker belakang biayanya Rp110.000 dan depan Rp110.000 sehingga total Rp220.000.

Saya juga ditanya sepeda motornya untuk keperluan transportasi harian atau mengangkut barang, karena akan disesuaikan dengan tingkat keempukan dan kenyamanan.

Tanpa menunggu waktu lama, setelah selesai perbaikan langsung saya geber ke arah Pati Kota dan benar saja langsung terasa perbedaannya antara sebelum dan sesudah diperbaiki.


Banyak saran juga, hal-hal yang menurut beloau bisa diperbaiki agar sepeda motor keluaran 2018 ini tambah nyaman, misalnya perbaikan stirkom/comstir dan ban belakang yang saat ini terpasang tipe lebar.

Bagi sobat yang punya keluhan sama, shocbreaker keras baik depan maupun belakang atau keluar oli, jangan tunggu lama segera perbaiki di bengkel yang spesialisasinya khusus shocbreaker.

Jika sobat ada di area wilayah Trangkil atau Wedarijaksa bisa ke Bengkel Alex Putra alamatnya ada di Jl. Raya Pati - Tayu, Area Sawah, Wedarijaksa, Kec. Wedarijaksa, Kabupaten Pati, Jawa Tengah 59152 buka dari jam 08.00 WIB hingga sore hari, khusus hari Jumat libur.

Selain melayani perbaikan Shock, bengkel Alex Putra juga melayani perbaikan dongkrak dan hydraulic.


Penulis:
Nandar