SMK di Pangandaran Bangkit Hadapi Industri 4.0: Guru dan Siswa Dibekali Teknologi Robot Kolaboratif

0
 
Politeknik Manufaktur Bandung Hadirkan “Teaching Aid Cobot” untuk Tingkatkan Daya Saing Lulusan SMK


Campusnesia.co.id - Padaherang, Pangandaran - Di tengah pesatnya transformasi industri 4.0, SMK Negeri 1 Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, tak ingin ketinggalan bersama Politeknik Manufaktur Bandung (Polman Bandung) menggelar program pelatihan intensif pengenalan teknologi Collaborative Robot (Cobot) bagi guru dan siswanya. Tujuannya yaitu untuk meningkatkan kompetensi guru SMK dalam mengintegrasikan Cobot ke dalam pembelajaran berbasis praktik, membekali siswa SMK dengan keterampilan operasional dan pemrograman Cobot, dan membangun kolaborasi antara SMK, perguruan tinggi (Politeknik Manufaktur Bandung), dan industri untuk memperkuat ekosistem pendidikan vokasi. Tujuan ini selaras dengan SDGs (Pendidikan Berkualitas, Pekerjaan Layak, Industri-Inovasi-Infrastruktur, Berkurangnya Kesenjangan), IKU perguruan tinggi, dan Asta Cita nasional.


Menjawab Kesenjangan Kompetensi

Revolusi Industri 4.0 menuntut transformasi di sektor pendidikan vokasi khususnya SMK untuk mencetak lulusan yang siap kerja, salah satu tantangan yang dihadapi yaitu kesenjangan kompetensi antara lulusan SMK dengan kebutuhan industri, terutama dalam penguasaan teknologi mutakhir seperti Collaborative Robot (Cobot). SMK Negeri 1 Padaherang, sebagai mitra, memiliki fasilitas dasar otomasi namun belum memiliki trainer Cobot dan kompetensi guru dalam teknologi ini masih terbatas. Hal ini berpotensi memperlebar skill gap dan menghambat transformasi industri nasional.

Program pengabdian masyarakat Polman Bandung hadir menjawab tantangan itu. Tim yang dipimpin oleh Sarosa Castrena Abadi S.Pd., M.T., dosen Program Studi Teknologi Rekayasa Informatika Industri Jurusan Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika, bersama anggota tim Dosen dan Mahasiswa merancang dan membangun Teaching Aid Collaborative Robot khusus untuk SMK Negeri 1 Padaherang. Alat ini bukan sekadar robot, tapi sistem pembelajaran lengkap yang terintegrasi dengan PLC dan HMI - menyerupai lingkungan kerja industri sesungguhnya.


Pelatihan Intensif, Hasil Nyata

Sebanyak 34 peserta - gabungan guru dan siswa terpilih - mengikuti pelatihan selama 3 hari penuh. Materinya padat: mulai dari dasar-dasar Cobot, pemrograman gerakan, hingga integrasi sistem otomasi industri.

Yang menarik, pelatihan ini bukan sekadar teori. Peserta langsung praktik menggunakan Teaching Aid Cobot. Mereka belajar memprogram robot untuk mengambil, memindahkan, dan menyortir objek - simulasi nyata yang biasa ditemui di pabrik modern. 

Hasil evaluasi menunjukkan rata-rata peningkatan kompetensi sebesar 31% -. Beberapa peserta pun yang terdiri dari 1 Guru dan 3 Siswa mengikuti Ujian Sertifikasi Kompetensi Bersama LSP OMI (Otomasi Mekatronika Indonesia) dan dinyatakan lulus dan menerima Sertifikat Kompetensi.


Dukungan Mahasiswa dan Kolaborasi Nyata

Program ini juga melibatkan mahasiswa Polman Bandung sebagai asisten pelatih dan teknisi lapangan. Mereka terlibat dalam perancangan, perakitan, hingga pendampingan teknis - wujud nyata dari IKU 2 Kemdikbudristek: mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus.



Menuju Pendidikan Vokasi yang Relevan dan Berkelanjutan

Kegiatan ini bukan akhir, tapi awal dari transformasi pendidikan vokasi di SMK Negeri 1 Padaherang. Teaching Aid Cobot akan menjadi aset tetap laboratorium sekolah. Rencananya, materi pelatihan akan diintegrasikan ke dalam kurikulum reguler, dan tim pemelihara internal akan dibentuk untuk menjaga keberlanjutan program.

Kolaborasi dengan dunia industri juga sedang dijajaki - untuk magang siswa, sertifikasi, bahkan donasi peralatan tambahan. Dengan begitu, SMK Negeri 1 Padaherang tidak hanya mengikuti perkembangan zaman, tapi juga menjadi sekolah percontohan bagi SMK lain di Jawa Barat.

Program ini adalah bukti nyata bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi, sekolah, dan masyarakat dapat menjadi katalisator perubahan. Di tengah keterbatasan, semangat untuk maju dan berinovasi justru tumbuh subur di pelosok Pangandaran.
Dengan dukungan teknologi dan peningkatan kompetensi, masa depan lulusan SMK Negeri 1 Padaherang - dan pendidikan vokasi Indonesia - terlihat semakin cerah. Siap menghadapi Industri 4.0, dari desa ke dunia.

Program “Pengembangan Kompetensi Guru dan Siswa SMK melalui Pengenalan Teknologi Collaborative Robot (Cobot) untuk Mendukung Transformasi Industri 4.0” merupakan kegiatan pengabdian masyarakat Politeknik Manufaktur Bandung yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM) Kemdiktisaintek tahun 2025. Mitra kegiatan: SMK Negeri 1 Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.


Oleh: 
Tim Pengabdian Polman Bandung

Editor:
Achmad Munandar

Universitas Diponegoro Dorong Pemberdayaan UMKM Ikan Asap Suradadi Untuk Keberlanjutan Usaha Masyarakat Pesisir

0
 


Campusnesia.co.idTegal, 2025 – Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Diponegoro (UNDIP) dengan Ketua Tim, Dr. Nurul Imani Kurniawati, SE, MM, beserta anggota tim Kholidin, S.Kom., M.Kom dan Dr. Drs. Mashudi, S.E., M.M. beserta mahasiswa Ayu Wulandari dan Mifftavadinenaomiasyiffa melaksanakan program pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pengolah ikan asap di Kelurahan Suradadi, Kabupaten Tegal. 

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan daya saing dan keberlanjutan usaha masyarakat pesisir melalui penerapan teknologi tepat guna, pelatihan manajemen usaha, serta strategi pemasaran digital dengan dukungan pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Tahun 2025, sehingga diharapkan mampu memberikan dampak nyata dalam peningkatan daya saing UMKM lokal, perluasan akses pasar, serta penguatan ekonomi masyarakat pesisir Tegal.

Ketua Tim, Dr. Nurul Imani Kurniawati, SE, MM, menjelaskan bahwa masyarakat pesisir Suradadi memiliki potensi besar dalam sektor perikanan, khususnya produk ikan asap. Namun, masih terdapat sejumlah tantangan seperti proses produksi yang tradisional, mutu produk yang tidak konsisten, minimnya teknologi dan sanitasi, manajemen usaha yang sederhana, serta pemasaran yang terbatas pada pasar lokal. “Melalui program ini, kami ingin membantu mitra agar mampu menghasilkan produk ikan asap yang higienis, bernilai tambah, serta memiliki jangkauan pasar lebih luas, termasuk melalui platform digital,” ujarnya.

Program yang melibatkan dosen dan mahasiswa ini mencakup beberapa kegiatan utama, di antaranya: Pelatihan pengolahan ikan asap dengan standar higienitas dan keamanan pangan, pengenalan dan pendampingan penggunaan alat pengasapan modern serta peralatan pendukung produksi, Pelatihan manajemen usaha sederhana, termasuk pencatatan keuangan dan perencanaan produksi, Workshop pemasaran digital melalui media sosial dan e-commerce untuk memperluas akses pasar, beserta penyusunan desain kemasan dan label produk agar lebih menarik dan kompetitif. 


Mitra program, UMKM Ikan Asap Ibu Nok (PIS) yang dimiliki oleh Ibu Nor Rohmah, menyambut baik inisiatif ini. “Kami sangat terbantu dengan adanya pelatihan dan pendampingan dari UNDIP. Kami berharap produk ikan asap dari Suradadi bisa lebih dikenal luas dan mampu bersaing dengan produk sejenis dari daerah lain,” ungkapnya.

Kegiatan ini juga menjadi wadah pembelajaran bagi mahasiswa UNDIP, sesuai dengan konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), di mana mahasiswa terlibat langsung dalam proses observasi, asistensi pelatihan, pembuatan konten digital, hingga evaluasi kegiatan.

Program pengabdian ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 1 (No Poverty), SDG 8 (Decent Work and Economic Growth), SDG 9 (Industry, Innovation and Infrastructure), dan SDG 12 (Responsible Consumption and Production). Selain itu, kegiatan ini mendukung Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi dan Asta Cita ke-6, yakni membangun dari desa untuk pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.

Dengan adanya program ini, diharapkan UMKM ikan asap Suradadi tidak hanya mampu meningkatkan kualitas produk, tetapi juga memperluas pasar, memperkuat kemandirian usaha, serta memberikan dampak nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir.



Editor:
Achmad Munandar

Sosialisasi K3 (Keselamatan & Kesehatan Kerja) Tingkatkan Kesadaran Kerja Aman di Dapur MBG Tawangsari Semarang

0
 


Campusnesia.co.idSemarang, 4 September 2025 – Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Semarang (UNNES) bekerja sama dengan Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) Tawangsari Yayasan Riyadlu Al-Ahmad menggelar kegiatan Sosialisasi Pengenalan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) SPPG, Kota Semarang.

Kegiatan yang berlangsung pukul 13.00–15.00 ini diikuti oleh 25 karyawan, yang terdiri atas tim persiapan, tim masak dan tim pemorsian. Selama sosialisasi, peserta mendapatkan edukasi mengenai penerapan K3 dan penanganan limbah di dapur, dilengkapi dengan pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan.

Materi disampaikan oleh Dr. Eko Farida, STP, M.Si (Dosen Prodi Gizi, Universitas Negeri Semarang) dengan materi mencakup pengertian K3 menurut PP No. 50 Tahun 2012 dan ILO, serta pentingnya penerapan K3 di bidang pengolahan makanan. Narasumber memaparkan berbagai potensi bahaya di dapur, mulai dari bahaya fisik (pisau, minyak panas, lantai licin, tabung gas), kimia (asap, detergen, kebocoran gas), biologi (bakteri, jamur, kontaminasi makanan), hingga ergonomi dan psikososial (beban kerja berlebih, stres, gaji rendah). Selain itu, peserta juga diperkenalkan pada konsep incident, near miss, dan accident sebagai upaya meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko kerja. 

Isu lain yang diangkat adalah risiko kecelakaan kerja di dapur MBG, mulai dari tersayat saat memotong, tersiram minyak panas, hingga risiko keracunan makanan. Tak kalah penting, tim pengabdi juga menekankan pengelolaan limbah dapur dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) untuk menciptakan lingkungan kerja yang higienis dan ramah lingkungan.

Melalui sosialisasi ini, diharapkan karyawan dapur Makan Bergizi Gratis tidak hanya dibekali keterampilan teknis, tetapi juga kesadaran bahwa keselamatan kerja adalah fondasi utama untuk menghadirkan pangan yang aman, dan sehat bagi masyarakat.



Editor:
Achmad Munandar

Ini Ceritaku Memelihara Jangkrik Nostalgia Masa Anak-anak dan Peluang Usaha

0
 


Campusnesia.co.id - Masih segar diingatan saya, kala itu masih duduk di bangku kelas 4 SD waktu tren memelihara jangkrik merebak di desa saya.

Nyaris semua anak-anak memelihara jangkrik yang diletakkan dalam wadah khusus bernama Kranjen. Wadah ini terbuat dari susunan belahan bambu yang kemudian diikat dengan karet gelang pada pojok-pojoknya.

Jangkrik-jangkrik yang kami pelihara berasal dari alam, umumnya dari kebun singkong atau tebu yang di desa kami biasa disebut tegal atau tegalan.

Saat hari minggu atau sore sepulang sekolah bersama teman-teman mencari jangkrik, jika beruntung kami akan mendapatkan jangkrik dewasa yang sudah bersayap dan siap mengerik tapi kadang belum bersayapun kami bawa pulang karena dalam beberapa hari atau minggu akan tumbuj sayap.

Sebagai informasi jangkrik tumbuh layaknya ular, yaitu berganti kulit atau dalam bahasa jawa "mlungsungi".

Jenis-jenis Jangkrik

Banyak sekali jenis jangkrik di daerah kami, namun tidak semua dipelihara karena suara yang dihasilkan berbeda, diantara jenis yang populer yaitu Jaliteng dengan ciri-ciri tubuh dan sayap berwarna full hitam legam.

Berikutnya ada Jerabangan, ciri yang mudah dikenali adalah kakinya yang berwarna kemerahan.

Ada pula Gulogesem ciri yang melekat ada semacam garis kuning kecoklatan diantara kepala dan sayapnya.

Tiga jenis jangkrik di atas sangat populer karena suara kerikan yang dihasilkan nyaring dan konsisten. Sementara itu ada juga jenis Celering dengan suara mendayu-dayu namun kurang dari sisi power, jangkrik jenis ini punya ciri kepala dan sayapnya berwarna orange.

Makanan Jangkrik

Umumnya daun singkong kami berikan sebagai makanan pokok jangkrik peliharaan kami, sesekali diselingi dengan ketela atau sibgkong mentah yang diiris. Ada pula yang memberi makan rumput krokot dan yang agak ekstrim adalah cabe atau lombok konon katanya membuat jabgkrik ngerik lebih keras namun karena panas bisa membuat jangkrik cepat mati.

Budidaya Jangkrik

Masa anak-anak yang saya ceritakan di atas berlatar tahun 1998, kala itu belum banyak dan belum umum istilah ternak atau budidaya jangkrik.

Seingat saya ada satu pemuda yang sudah mencoba budidaya, konon kabar yang beredar telur jangkrik bisa dijual sebagai bahan baku konsmetik kecantikan dan anak jangkrik yang bekum bersayap yabg disebut Colontho bisa jadi pakan burung.

Sebagai anak-anak, saya dan beberapa temanpun penasaran, setelah kepo dan datang berkali-kali melihat kandang ternak jangkrik yang berupa box dari kayu dan triplek kamipun meniru dengan alat seadanya.

Dengan modal ember berisi pasir kami taruh sepasang jangkrik jantan dan betina, tak butuh waktu lama dalam hitungan hari di dalam pasir tersebut berisi telur-telur jangkrik yang bentuknya mirip beras namun jauh lebih kecil berwarna putih.

Saya lupa tepatnya berapa hari, setelah sekian lama telur-telur jangkrik berwarna putih tersebut berubah kecoklatan dan pada suatu pagi menetas jadi ratusan anak jangkrik berukuran sangat kecil, sekecil semut.

Nantinya anakan jangkrik ini akan tumbuh jadi colontho dan berevolusi jadi jangkrik lengkap dengan sayapnya.

Oh ya sebgai informasi, cara mudah membedakan jangkrik jantan dan betina bisa dilihat dari sayapnya. Jangkrik jantan bermotif dan bergelombang sedang betina polos dan halus di bagian ekornya jangkrik betina memiliki semacam jarum yang digunakan untuk bertelur sedangkang jangkrik jantan tidak punya.

Satu lagi, jabgkrik betina tidak bisa menghasilkan suara atau mengerik.

Flashbak di jaman kuno, para orangtua dan mbah-mbah saya juga sudah mengenal tren memelihara jangkrik. Berbeda dengan gerasi saya yang menggunakan Kranjen sebagai wadah, generasi Boomer menggunakan bumbung terbuat dari bambu juga namun utuh dengan lubang memanjang di samping sebagai jalan masuk udara, satu sisinya dilubangi dan disumpal atau ditutup dengan dauh singkong agar jangkrik tidak lari sekaligus stok makanan bagi si jangkrik.

Memelihara Jangkrik di era modern

Di tahun 2025 ini, sebagai nostalgia saya coba memilhara jangkrik lagi. Berawal saat nongkrong berama teman dan secara impulsif di ajak main ke ladang sibgkong di malam hari. Kami mencari sumber suara kerikan jangkrik dan voila seekor jangkrik jenis Gulo Gesem berhasil kami tangkap.

Jangkrik tersebut saya masukan ke aquarium bekas ikan cupang, dasarnya saya beri sedikit pasir malang dan dedaunan kering terutama daun pisang yang disebut klaras.

Sebagai bahan makanan saya coba berikan beberapa jenis pakan dari daun klaras, daun singkong, rumput krokot hingga kacang dan irisan singkong.

Saat artikel ini saya tulis, setidaknya sang jangkrik sudah satu bulan berada di aquarium yang lebih mirip terarium karena saya berikan juga tanaman hidup seperti paku-pakuan.

Setiao hari konsisten ngerik, hampir bisa dipastikan saat malam hari dari tengah malam hingga pagi hari mereka mengerik bergantian membuat malam yang sepi jadi ramai kembali, kalau anak jamann sekarang layaknya ASMR suara alam tapi alami bukan dari spotify atau Youtube Music.

Selain jadi hiburan saat tidur di malam hari, suara jangkrik konon juga bisa jadi pengusir alami tikus, cara ini sudah digunakan oleh nenek moyang kami sejak jaman kuno. Jangkrik-jangkrik ditaruh dalam wadah bumbung bambu dan diletakan di lumbung padi agar persediaan gabah tidak dimakan tikus.

Peluang Bisnis Ternak Jangkrik

Selain dipelihara sebagai hiburan dan persediaan pakan burung, jangkrik bisa jadi alternatif peluang bisnis.

Cara perawatannya mudah, biaya modal awalnya murah dan kebutuhan pasarnya masih besar.

Sobat bisa menjual hasil ternak jangkrik sebagai pakan burung, ikan hias predator seperti chana dan arwana.

Di masa depan jangkrik juga punya potensi sebagai bahan makanan penghasil asupan protein. Hal ini sudah bisa ditemukan di beberapa daerah yang mengolah jangkrik sebagai rempeyek dan bakso.


Oke sobat Campusnesia saya kira sampai di sini dulu tulisan saya, semiga bermanfaat sampai jumpa.


Penulis
Nandar

Tim Universitas Diponegoro Berikan Sosialisasi dan Pelatihan Peternakan di Sumatera Selatan

0
 


Campusnesia.co.idEmpat Lawang, 1 September 2025 – Tim pengabdian masyarakat dari Universitas Diponegoro (Undip) melaksanakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan peternakan di Desa Kebanjati, Kecamatan Pasemah Air Keruh, Kabupaten Empat Lawang, Provinsi Sumatera Selatan. Kegiatan ini menjadi langkah awal dalam mengembangkan potensi peternakan yang selama ini belum tergarap secara maksimal, sekaligus membuka peluang peningkatan ekonomi masyarakat melalui integrasi sektor pertanian dan peternakan.


Potensi Besar, Namun Belum Tergarap

Desa Kebanjati memiliki sumber daya alam yang melimpah. Lahan perkebunan yang luas ditanami jagung, kopi, cokelat, serta buah-buahan seperti jeruk dan pepaya. Hasil panen ini sejatinya mampu menopang perekonomian masyarakat. Namun, kenyataannya produk pertanian tersebut masih dijual melalui tengkulak atau broker. Akibatnya, harga hasil pertanian sering dimonopoli dan petani tidak memperoleh keuntungan yang layak.

Sementara itu, sektor peternakan di Kecamatan Pasemah Air Keruh belum berkembang. Sebagian warga hanya memelihara ternak dalam skala rumah tangga untuk kebutuhan sehari-hari, seperti ayam atau kambing yang dilepas di pekarangan. Tidak ada usaha peternakan yang dikelola secara intensif dan profesional. Padahal, permintaan daging dan telur di daerah ini cukup tinggi, bahkan sebagian besar pasokan masih didatangkan dari daerah tetangga, yakni Bengkulu dan Padang.

“Potensi desa ini sebenarnya sangat besar. Lahan tersedia, bahan pakan dari limbah pertanian juga melimpah. Jika dikembangkan secara serius, sektor peternakan bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat,” ungkap Anugrah Robby P., S.Pt., M.Pt., dosen Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip sekaligus ketua tim pengabdian.


Tujuan Pengabdian: Integrasi Pertanian dan Peternakan

Melihat kondisi tersebut, tim Undip hadir memberikan penyuluhan mengenai pentingnya mengembangkan usaha peternakan secara terpadu. Dalam penyuluhan, tim pengabdian menjelaskan konsep pertanian-peternakan berkelanjutan, yaitu sistem yang memadukan kedua sektor agar saling menguntungkan.

Dalam konsep ini, ternak dipelihara secara intensif untuk menghasilkan daging, susu, atau telur. Limbah ternak kemudian diolah menjadi pupuk organik yang bisa digunakan untuk menyuburkan lahan perkebunan jagung, kopi, maupun buah-buahan. Sebaliknya, limbah hasil pertanian seperti tongkol jagung, kulit kopi, dan dedaunan dapat diolah kembali menjadi pakan ternak. Dengan siklus ini, tidak ada limbah yang terbuang, dan masyarakat memperoleh manfaat ekonomi yang berkelanjutan.

Selain meningkatkan pendapatan, pola integrasi ini juga ramah lingkungan. Limbah bisa diolah, ketergantungan pada pupuk kimia berkurang, dan petani bisa mendapatkan nilai tambah dari usaha ternak yang sebelumnya belum ada.


Pelatihan Teknis: Dari Sapi hingga Ayam

Selain penyuluhan, kegiatan pengabdian juga diisi dengan pelatihan teknis peternakan yang aplikatif. Materi yang diberikan meliputi:

• Pelatihan pemeliharaan sapi dan pembuatan pakan sapi.
Warga diajarkan cara pemeliharaan sapi potong secara intensif, mulai dari pemilihan bibit, manajemen kandang, hingga pemberian pakan. Selain itu, tim juga memberikan praktik pembuatan pakan sapi berbasis limbah pertanian, seperti jerami jagung dan dedaunan, agar lebih hemat biaya.

•Pelatihan beternak ayam petelur dan broiler.
Tim memberikan penjelasan tentang manajemen pemeliharaan ayam petelur untuk produksi telur dan ayam broiler untuk produksi daging. Materi meliputi tata laksana kandang, pemilihan bibit unggul, tata cara pemberian pakan, hingga pengendalian penyakit.

•Pembuatan pupuk kompos dari limbah peternakan dan pertanian.
Masyarakat diajak untuk mengolah kotoran ternak sapi, kambing, maupun ayam, serta limbah organik dari pertanian menjadi pupuk kompos padat yang bernilai ekonomis dan ramah lingkungan.

• Pembuatan pupuk cair organik dari urin sapi dan kambing.
Tim juga melatih warga memanfaatkan limbah cair ternak, khususnya urin sapi dan kambing, untuk diolah menjadi pupuk cair organik. Pupuk ini bermanfaat bagi tanaman perkebunan seperti kopi, cokelat, dan jeruk yang menjadi andalan Desa Kebanjati.


Respon Masyarakat: Harapan untuk Pendampingan

Warga Desa Kebanjati menyambut baik kegiatan ini. Banyak yang baru memahami bahwa ternak bisa dipelihara secara intensif dan dikelola dengan sistem berkelanjutan. Selama ini, masyarakat lebih fokus pada hasil perkebunan tanpa melihat potensi limbahnya untuk dijadikan pakan atau pupuk.

Masyarakat merasa senang dengan adanya penyuluhan dan pelatihan ini. Selama ini belum ada program pemberdayaan pertanian yang menyentuh langsung masyarakat, apalagi yang mengaitkan pertanian dengan peternakan. Masyarakat Desa Kebanjati berharap ada pendampingan berkelanjutan agar desa bisa berkembang


Undip Bermartabat, Undip Bermanfaat

Kegiatan ini tidak hanya sekadar program pengabdian, tetapi juga menjadi kesempatan untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat desa. Selama ini program pemberdayaan di Desa Kebanjati masih sangat terbatas. Melalui pengabdian ini, Tim Universitas Diponegoro ingin membawa ilmu dari kampus untuk diterapkan di masyarakat, sehingga bisa langsung dirasakan manfaatnya. Hal ini sejalan dengan semangat Undip Bermartabat, Undip Bermanfaat.

Kegiatan pengabdian ini diharapkan menjadi pintu masuk bagi pengembangan peternakan di Pasemah Air Keruh. Dengan dukungan perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan masyarakat, Desa Kebanjati berpotensi menjadi contoh desa yang berhasil menerapkan integrasi pertanian dan peternakan secara berkelanjutan, sehingga kesejahteraan warga dapat meningkat.



Editor:
Achmad Munandar

Review The Shadow's Edge, Kembalinya Jackie Chan Dalam Film Aksi Spionase

0
 



Campusnesia.co.id - Kabar gembira bagi sobat penggemar mbah Jackie Chan, bulan Agustus 2025 ini beliau kembali ke layar lebar lewat sebuah film berjudul The Shadow's Edge.

Film ini merupakan remake dari film mandarin berjudul Eye in the Sky yang rilis pada tahun 2007 silam mengangkat kisah sekelompok polisi yang bertugas mencari sosok penjahat misterius lewat aksi penyamaran.

Versi 2025 menambahkan berbagai unsur kemajuan teknologi mata-mata dari surveillance via kamera hingga bantuan teknologi artificial intelligence atau Ai. Namun di tengah kecanggihan aneka teknologi tersebut penjahat jadi lebih susah ditemukan karena mereka tak kalah canggih dengan polisi, di sinilah cara-cara lama dibutuhkan kembali.

Sebagai penggemar Jackie Chan yang berprinsip apapun filmnya asal ada beliau pasti nonton, kali ini bener-bener puas walau durasinya bisa dibilang cukup panjang.

Berbeda dengan film-film Jackie Chan selama beberapa tahun terakhir yang lebih banyak genre drama komedia dan minim adegan aksi, dalam The Shadow's Edge sobat akan dimanjakan dengan aneka pertarungan jarak dekat serta akting yang energik dari idola kita yang tak lagi muda dalam segi usia.

Tentu saja adegannya bakal banyak cut dimana-mana, manun tetap saja bisa jadi obat rindu yang kangen era Jackie Chan muda dulu.


Daftar pemain film The Shadow's Edge

Jackie Chan sebagai Wong Tak-chung

Zifeng Zhang sebagai He Qiuguo

Tony Ka Fai Leung sebagai Fu Longsheng

CiSha sebagai Chen Xiwang

Zhenwei Wang

Wen Junhui

Rongguang Yu

Xing Yu

Luna Fujimoto

Qiunan Lin
 
Kenya Sawada

Yueting Lang
 
Brono Bajtala sebagai Thor

Ziyi Wang

Zhengjie Zhou



Trailer film The Shadow's Edge




Poster film The Shadow's Edge




Penulis:
Nandar

Pengalaman Service Shockbreaker Honda Beat di Bengkel Alex Putra Wedarijaksa Pati

0
 

Campusnesia.co.id - Senin 11 Agustus 2025 atas rekomendasi dari bengkel saat ganti oli dan teman di cucian sepeda motor saya menyempatkan diri datang ke bengkel Alex Putra Wedarijaksa untuk service shockbreaker Honda Beat kesayangan yang akhir-akhir ini selain rasa shocknya keras juga mengeluarkan oli.

Saya datang sekitar jam 11.00 WIB dan selesai dalam 1 jam tepat saat adzan Sholat Dhuhur berkumandang.

Sebelum mulai memperbaiki, mas-mas yang saya lupa bertanya siapa nama beliau mengecek terlebih dahulu kondisi shockbreaker dan estimasi biayanya.

Karena cukup telat dalam perbaikan, untuk shockbreaker belakang biayanya Rp110.000 dan depan Rp110.000 sehingga total Rp220.000.

Saya juga ditanya sepeda motornya untuk keperluan transportasi harian atau mengangkut barang, karena akan disesuaikan dengan tingkat keempukan dan kenyamanan.

Tanpa menunggu waktu lama, setelah selesai perbaikan langsung saya geber ke arah Pati Kota dan benar saja langsung terasa perbedaannya antara sebelum dan sesudah diperbaiki.


Banyak saran juga, hal-hal yang menurut beloau bisa diperbaiki agar sepeda motor keluaran 2018 ini tambah nyaman, misalnya perbaikan stirkom/comstir dan ban belakang yang saat ini terpasang tipe lebar.

Bagi sobat yang punya keluhan sama, shocbreaker keras baik depan maupun belakang atau keluar oli, jangan tunggu lama segera perbaiki di bengkel yang spesialisasinya khusus shocbreaker.

Jika sobat ada di area wilayah Trangkil atau Wedarijaksa bisa ke Bengkel Alex Putra alamatnya ada di Jl. Raya Pati - Tayu, Area Sawah, Wedarijaksa, Kec. Wedarijaksa, Kabupaten Pati, Jawa Tengah 59152 buka dari jam 08.00 WIB hingga sore hari, khusus hari Jumat libur.

Selain melayani perbaikan Shock, bengkel Alex Putra juga melayani perbaikan dongkrak dan hydraulic.


Penulis:
Nandar

Program Sekolah Berdaya-Bersahaja Hadirkan Kolaborasi Internasional: Wujudkan Sekolah Bersih, Sehat, dan Juara di SD 1 Sriwulan dan SD 1 Purwosari, Kabupaten Demak

0


Campusnesia.co.id -  Demak - SD 1 Sriwulan dan SD 1 Purwosari, Kabupaten Demak, menjadi saksi lahirnya program inovatif Sekolah Berdaya-Bersahaja yang digagas oleh Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Undip 119. Program yang berlangsung selama Juli hingga Agustus 2025 ini mengusung misi besar: menciptakan sekolah yang Bersih, Sehat, dan Juara melalui pendekatan kolaboratif lintas sektor, bahkan lintas negara.

Bukan sekadar kegiatan pengabdian mahasiswa, Sekolah Berdaya-Bersahaja dirancang sebagai rangkaian program berkesinambungan untuk memperkuat kapasitas guru dan siswa di wilayah rawan bencana. Targetnya tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membentuk perilaku, menanamkan budaya sehat, dan membangun karakter juara yang siap bersaing di masa depan.


Latar Belakang: Pendidikan di Daerah Rawan Bencana
Kondisi geografis Kabupaten Demak yang rentan terhadap bencana – termasuk banjir rob – menuntut adanya langkah preventif di sektor pendidikan. Sekolah yang berada di kawasan ini tidak hanya menghadapi tantangan akademik, tetapi juga risiko kesehatan, kebersihan, dan keamanan. Melihat kondisi tersebut, Tim KKN Undip 119 memandang perlu adanya intervensi terarah yang memadukan edukasi, kesehatan, lingkungan, dan kebencanaan.

“Program ini adalah bentuk komitmen kami untuk menghadirkan pendidikan yang tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga membangun ketahanan anak-anak terhadap tantangan lingkungan,” ujar Ketua Tim Sekolah Berdaya-Bersahaja KKN 119 Undip.


Kolaborasi Lintas Negara dan Lintas Disiplin
Yang membuat program ini berbeda adalah kehadiran para akademisi dan praktisi dari berbagai negara. Di antara tokoh yang hadir yaitu:

Athira Nandakumar, Ph.D – Kagoshima University, Jepang

Prof. Satoko Okabe – Koriyama Women’s University, Jepang

Prof. Aya Goto – Harvard T.H.C. School of Public Health

Prof. Chihaya Koriyama – Kagoshima University, Jepang

Letnan Kolonel Rishi Rajalakhsmi – Indian Army, yang memberikan pelatihan kebencanaan
Keterlibatan mereka menjadi bukti bahwa pendidikan di daerah rawan bencana dapat menarik perhatian dan dukungan dari jaringan internasional.


Rangkaian Program Utama

Program Sekolah Berdaya-Bersahaja terdiri dari tiga rangkaian besar yang saling melengkapi:

1. Sekolah Juara
Fokus pada pengembangan karakter dan potensi siswa. Kegiatan meliputi motivasi belajar, orientasi masa depan, edukasi pemberdayaan, sosialisasi perlindungan hak anak, serta penciptaan lingkungan egaliter, anti-bullying, dan anti-kekerasan. Siswa juga mendapat pelatihan bahasa Inggris dan tata tertib sekolah untuk membangun kedisiplinan bersama.

2. Sekolah Bersih
Mengedepankan kesadaran lingkungan melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Siswa dan guru diajak membangun Pojok Hijau dengan kegiatan daur ulang, serta memprakarsai pembentukan Bank Sampah sebagai langkah nyata pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

3. Sekolah Sehat
Melibatkan mahasiswa Kedokteran Undip untuk melakukan pemeriksaan visus dan antropometri siswa. Tujuannya adalah mendeteksi dini risiko kesehatan dan memberikan rekomendasi perbaikan, mengingat pentingnya kesehatan di daerah yang rawan bencana.


Dampak dan Harapan
Kegiatan ini bukan hanya memberi manfaat langsung, tetapi juga meninggalkan warisan pengetahuan dan keterampilan yang bisa diteruskan guru dan siswa secara mandiri. “Kami berharap, setelah program ini, sekolah dapat meneruskan kebiasaan baik dan menjadi contoh bagi sekolah lain di wilayah Demak,” kata salah satu anggota tim KKN.

Para akademisi internasional yang hadir juga menyampaikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif ini. Mereka melihat potensi besar jika konsep serupa diterapkan di daerah rawan bencana lain di Indonesia.

Dengan semangat “Bersih, Sehat, Juara”, Program Sekolah Berdaya-Bersahaja membuktikan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah sederhana di sekolah. Kolaborasi antara mahasiswa, guru, siswa, pakar internasional, dan komunitas lokal menjadi fondasi kuat untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, berdaya, dan tangguh menghadapi tantangan zaman.



Editor:
Achmad Munandar

Mendorong Wisata Berkelanjutan, Mahasiswa KKN-T Universitas Diponegoro Perkenalkan Panduan Pilah Sampah Wisatawan

0

Pemaparan Program Pendampingan Rancangan Eco Guide kepada Ketua Unit Pengolahan Sampah Desa Sriwulan

Campusnesia.co.idKendal - Dalam rangka mendukung penguatan branding Arenan Kalikesek sebagai wisata yang berkelanjutan, salah satu mahasiswa KKN Tematik Universitas Diponegoro memperkenalkan rancangan Eco-Guide atau panduan memilah sampah bagi wisatawan. Program ini diinisiasi oleh Aulia Putri, mahasiswa D-4 Informasi dan Hubungan Masyarakat, Universitas Diponegoro.

Aulia menjelaskan bahwa tujuan perancangan Eco-Guide Wisatawan ini untuk meminimalisir risiko pencemaran lingkungan wisata akibat tumpukan sampah yang tidak terpilah dengan baik. Melalui media edukasi yang interaktif, wisatawan diajak berkontribusi secara aktif dalam membantu proses pengolahan sampah sehingga dapat memaksimalkan potensi daur ulang sampah. Program ini juga menjadi pendukung konsep sustainable tourism atau wisata berkelanjutan, yaitu wisata yang tidak merusak sumber daya alam dan bisa dinikmati oleh generasi mendatang. 

Eco Guide Wisatawan didesain dalam bentuk leaflet lipat tiga dan poster yang berisi informasi singkat dan ilustrasi cara memilah sampah organik, anorganik, B3, dan residu dengan bahasa yang ringan, serta visual grafis yang mudah dipahami oleh semua kalangan, termasuk anak-anak.

“Harapannya melalui pendampingan perancangan Eco Guide Wisatawan, dapat meningkatkan kesadaran pengunjung untuk membuang sampah sesuai kategori tempat sampah yang telah disediakan di area-area strategis wisata. Dengan langkah kecil ini, lingkungan akan tetap terjaga dan wisata pun menjadi lebih nyaman.” ujar Aulia. 

 
Pemaparan Program Pendampingan Rancangan Eco Guide kepada Sekretaris BUMDES

Pemaparan rancangan Eco Guide Wisatawan ini dilakukan pada Senin, 28 Juli 2025 dan Rabu, 30 Juli 2025 kepada pengelola wisata, yakni pihak BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) dan pihak Unit Pengolahan Sampah Desa. Kegiatan pemaparan dilakukan di Kantor BUMDES Sriwulan dan rumah Ketua Unit Pengolahan Sampah Desa Sriwulan untuk menjelaskan rancangan desain visual dan strategi pemanfaatan yang dapat diterapkan ke depannya. 

Salafudin, Ketua Unit Pengolahan Sampah Desa Sriwulan menyampaikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa KKN-T ini. “Edukasi seperti ini sangat dibutuhkan agar wisata di desa kami tidak hanya indah tetapi juga berkelanjutan. Kami berharap wisatawan menjadi lebih peduli.” ujarnya

Dengan adanya Eco Guide Wisatawan ini, pengelola wisata optimis kebersihan Arenan Kalikesek dapat terjaga dan dapat menjadi insipirasi daerah lain sebagai contoh destinasi wisata berkelanjutan. Rancangan Eco Guide ini diharapkan bisa bermanfaat dan terus digunakan oleh pengelola dan wisatawan untuk menjaga kelestarian lingkungan di area wisata. 



Penulis: 
Aulia Putri Salsa Billa
Mahasiswa Program Studi Informasi dan Hubungan Masyarakat
Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro.

DPL: 
Reny Wiyatasari, S.S., M.Hum

Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN-T 112 Undip Kenalkan Batas Gula Harian kepada Warga Ngemplak Simongan melalui Camilan Sehat

0


Campusnesia.co.idSemarang - Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro (Undip) terus menggelar berbagai kegiatan edukatif di Kelurahan Ngemplak Simongan. Salah satu program yang menarik perhatian warga adalah kegiatan bertajuk “Kenali Batas Gula Harianmu: Yuk, Buat Camilan Sehat dan Rendah Gula!” yang diselenggarakan oleh Alfiani Fa’izatinni’mah, anggota Kelompok 1 KKN-T 112, pada Jumat, 1 Agustus 2025. 

Bertempat di Balai RT 09 RW 01, kegiatan ini menggabungkan edukasi mengenai konsumsi gula harian dengan praktik langsung membuat camilan sehat. Melalui kegiatan ini, peserta tidak hanya menerima materi secara teoritis, tetapi juga dilibatkan dalam kegiatan memasak bersama yang menyenangkan dan mudah diterapkan di rumah.

Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga, mengenai pentingnya membatasi konsumsi gula harian. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan memberikan alternatif camilan yang lebih sehat dan tetap lezat, sehingga bisa menjadi pilihan baru untuk konsumsi keluarga sehari-hari.

Kegiatan ini diikuti oleh para ibu-ibu warga RT 09 RW 01 Ngemplak Simongan. Antusiasme peserta terlihat dari partisipasi aktif dalam sesi diskusi maupun praktik memasak puding.

Kegiatan dimulai pukul 16.00 WIB dengan sambutan pembuka dari penyelenggara. Selanjutnya, peserta diajak menyimak penjelasan materi yang bersumber dari leaflet mengenai batas konsumsi gula harian yang aman, dampak konsumsi gula berlebih terhadap kesehatan, serta pentingnya memilih camilan sehat dengan indeks glikemik rendah. Acara dilanjutkan dengan sesi praktik membuat puding ubi ungu rendah gula dan kalori. Dalam sesi ini, peserta diajak terlibat langsung mulai dari proses pencampuran bahan hingga menuangkan ke dalam cetakan. Kegiatan kemudian ditutup pada pukul 17.00 WIB dengan penyerahan hasil puding yang telah dibuat kepada peserta, pengisian kuesioner, dan sesi dokumentasi.
 

Kegiatan ini mendapat tanggapan positif dari para peserta. Salah satu peserta, Ibu Ani, menyampaikan kesannya, “Kegiatannya menyenangkan dan ilmunya sangat bermanfaat. Jadi tahu cara bikin camilan sehat buat keluarga tanpa harus takut kelebihan gula.”

Sebagai penyelenggara, Alfiani berharap kegiatan ini bisa menjadi langkah awal dalam mendorong gaya hidup sehat di lingkungan masyarakat. “Semoga setelah kegiatan ini, para ibu bisa mulai menerapkan pola konsumsi gula yang lebih bijak dan mencoba membuat camilan sehat sendiri di rumah. Harapannya, edukasi seperti ini bisa membawa dampak nyata dalam menjaga kesehatan keluarga,” ujarnya.

Program ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan KKN Undip yang mengedepankan pendekatan edukatif, praktis, dan partisipatif dalam membangun kesadaran hidup sehat di masyarakat.



Editor:
Achmad Munandar