Tim I KKN Undip Bersama Perangkat Desa Wujudkan Smart Village di Desa Krengseng



Campusnesia.co.id -- Batang, 20 Januari 2020. Tim I KKN Universitas Diponegoro melakukan pelatihan komputer sebagai upaya peningkatan pelayanan yang bertempat di Aula Balai Desa Krengseng. Kegiatan ini dihadiri oleh perangkat desa yang terdiri dari kepala desa, pelaksana teknis, kepala tata usaha dan umum, serta kepala dukuh. Kegiatan ini dilaksanakan atas dasar menjadikan Desa Krengseng sebagai Smart Village yang merupakan program dari Kabupaten Batang yang bertujuan untuk mewujudkan desa-desa di Batang  sebagai desa yang berbasis komputer.

iklan

Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan pembicara Hamasah Abdul Aziz dari Tim I KKN Universitas Diponegoro yang memiliki kompetensi di bidang Teknik Elektro. Pelatihan dilaksanakan secara bertahap yang diawali dengan pengenalan pengoperasian komputer dan software yang dibutuhkan untuk pelayanan dalam lingkup desa. Selanjutnya kegiatan dilakukan dengan pelatihan penggunaan internet dan google drive yang selanjutnya dilakukan monitoring dan evaluasi kemampuan perangkat desa setelah dilakukannya pelatihan.

Tim I KKN Desa Sembung bersama Perangkat Desa Merencanakan Pembangunan Objek Wisata "Mbalong"



Campusnesia.co.id -- Batang, 10 Februari 2020. Berkolaborasi dengan segenap perangkat desa, mahasiswa KKN turut andil dalam perencanaan pembangunan objek wisata “Mbalong” di Desa Sembung.

Desa Sembung yang berada di Kecamatan Banyuputih merupakan desa yang memiliki visi selama lima tahun kedepan salah satunya adalah sebagai desa yang mandiri. Desa mandiri yang dimaksud adalah desa yang dapat berdiri sendiri tanpa menggantungkan nasib kepada pihak lain. Salah satu hal terpenting yang dikejar untuk mencapai kemandirian tersebut adalah bagaimana desa mampu untuk memperoleh pendapatan sendiri tanpa harus 100% mengandalkan dana desa dari pemerintah. Dalam menggapai visi tersebut, Kepala Desa Sembung, H. M. Untung S.Pd.,M.Pd. mengatakan bahwa dirinya ingin menggagas berdirinya objek wisata desa yang nantinya dapat menjadi sumber utama pemasukan desa serta dapat meningkatkan kesejahteraan warga desa.

iklan

Gagasan mengenai objek wisata tersebut kemudian di respon secara positif oleh para mahasiswa asal Universitas Diponegoro (Undip) yang kebetulan tengah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sembung. Bersama dengan segenap perangkat desa, para mahasiswa tersebut merancang perencanaan untuk membangun objek wisata yang akan diberi nama “Mbalong”. “Mbalong” merupakan objek wisata yang direncanakan sebagai wisata air  dimana didalamnya akan tersedia tempat penginapan, kebun buah, restoran, pertokoan, dan area bermain anak. Selain itu dengan adanya wisata air maka akan disediakan pula embung sebagai wadah air tersebut yang nantinya juga akan dimanfaatkan sebagai sumber air yang dapat dialirkan untuk pengairan sawah bagi warga Desa Sembung yang berprofesi sebagai petani.

Dalam merancang perencanaan objek wisata tersebut, para mahasiswa KKN yang diketuai oleh Herryan Rudi Pratama ini melibatkan pihak luar yaitu seorang alumnus arsitektur Undip. “Iya kami jujur saja melibatkan pihak luar khususnya dari bidang keilmuan arsitektur untuk membuat masterplan ini karena memang diantara anggota KKN kami tidak ada yang anak arsitektur makanya kami meminta bantuan, namun tetap untuk perencanaan sejak awal dari mulai konsep, maupun apapun yang akan dimasukkan kedalam objek wisata tersebut kami bahas bersama-sama terlebih dulu bersama perangkat desa, termasuk upaya-upaya yang akan dilakukan untuk sebisa mungkin memberdayakan warga desa agar dapat terlibat banyak ketika objek wisata itu sudah berdiri nantinya, jadi pihak luar yang kami ajak kerjasama ini menerima data-data dari kami untuk di eksekusi menjadi grand design objek wisata mbalong”, kata Herryan.

Masterplan objek wisata “Mbalong” tersebut akhirnya telah diserahterimakan kepada segenap perangkat desa pada hari Senin (10/2) di balai Desa Sembung dan akan di presentasikan kepada warga desa sembung pada hari Kamis (13/2). Untung selaku kepala desa mengaku senang dengan upaya dari mahasiswa KKN untuk membantu perencanaan objek wisata tersebut. “Ya jujur saja saya senang sekali karena ini cita cita saya sejak lama, pengen semakin menyejahterakan warga, pengen desa sembung semakin dikenal, tapi bingung juga harus bagaimana merancangnya, untunglah ada mas dan mbak KKN yang datang diwaktu yang tepat”, kata Untung. Untung juga berharap agar kelak objek wisata tersebut dapat direalisasikan sehingga Desa Sembung dapat semakin makmur dan sejahtera.

Tim I KKN Undip Desa Kumejing Edukasikan Pengolahan Ikan dengan Asap Cair dan Pembuatan Hand Sanitizer



Campusnesia.co.id -- Batang, 10 Januari 2020. Rabu pukul 13.00 WIB, diadakan acara pemaparan program monodisiplin pertama oleh dua orang mahasiswa KKN UNDIP Tim I TA 2019/2020 Desa Kumejing. Pemaparan diadakan di balai desa dan dihadiri oleh dua puluh lima anggota perkumpulan ibu PKK serta dua perangkat desa. Segenap mahasiswa kelompok KKN turut membantu keberjalanan acara.

Program yang disampaikan pertama ialah mengenai pengolahan ikan asap menggunakan asap cair. Pelatihan ini dipandu oleh Daffa (21), mahasiswa fakultas perikanan, jurusan manajemen sumber daya perairan. Daffa menjelaskan bahwa penggunaan asap cair memiliki berbagai keunggulan dibanding pengasapan tradisional. Tekstur ikan yang dihasilkan memiliki tekstur lembut serta lebih kaya nutrisi. Selain itu, proses pengasapannya juga tidak menimbulkan polusi lingkungan.


Selanjutnya, program kedua yang disampaikan ialah mengenai pembuatan hand sanitizer dari lidah buaya dan daun pepaya. Pelatihan ini dipandu oleh Milen (20), mahasiswa fakultas teknik, jurusan teknik kimia. Milen menjabarkan alasan pemilihan dari kedua komoditi Desa Kumejing tersebut. Bahwa, lidah buaya mengandung zat anti-mikroba yang cocok dipakai sebagai bahan baku hand sanitizer. Sementara, daun pepaya mengandung zat anti-hama yang bisa digunakan sebagai lotion anti-nyamuk dalam campuran.

iklan

Ibu-ibu PKK begitu antusias mengikuti acara. Beliau-beliau aktif mengajukan diri melakukan demo dan memberi pertanyaan. Peserta acara pelatihan cukup puas dengan sampel produk yang dibagikan, yakni berupa ikan lele hasil pengasapan yang digoreng kering, dan botol-botol hand sanitizer yang dibuat tepat saat demonstrasi. Hal ini merupakan kebetulan yang pas. Ibu-ibu yang baru saja mencicipi lele, bisa membersihkan tangan dengan hand sanitizer buatan sendiri.



Tim I KKN Undip Edukasikan Program Monodisiplin ke PKK Desa Kumejing



Campunesia.co.id -- Batang, 21 Januari 2020. Selasa pukul 13.00 WIB, diadakan acara pemaparan program monodisiplin kedua oleh tiga orang mahasiswa KKN UNDIP Tim I TA 2019/2020 Desa Kumejing. Program monodisiplin ini meliputi, pembuatan parfum dari daun kemangi, pembuatan pupuk cair organik dari limbah domestik, dan pembuatan jajanan Ekado dari ikan lele. Pemaparan diadakan di balai desa dan dihadiri oleh dua puluh tujuh anggota perkumpulan ibu PKK serta tiga perangkat desa. Segenap mahasiswa kelompok KKN turut membantu keberjalanan acara.

iklan

Program yang disampaikan pertama ialah mengenai pembuatan parfum dari daun kemangi. Materi ini dipandu oleh Milen (20), mahasiswa fakultas teknik. Milen menjelaskan langkah pembuatan parfum yang lebih mudah dari hand sanitizer sebelumnya. Kemudian, penyampaian program dilanjutkan oleh Daffa (21), mahasiswa fakultas perikanan, yakni mengenai pembuatan pupuk cair organik dari limbah domestik. Daffa menerangkan bahwa limbah rumahan seperti air bekas cucian beras atau tahu bisa digunakan sebagai bahan baku pupuk cair. Cara pembuatannya juga terhitung mudah dan tidak memakan biaya.


Program terakhir, merupakan puncak dari acara hari ini. Yakni, pelatihan pembuatan jajanan Jepang “Ekado” dari ikan lele yang disampaikan oleh Deniko (22), mahasiswa fakultas perikanan, jurusan perikanan tangkap. Deniko memaparkan bentuk ekado yang biasa terjual di pasaran, kemudian menjelaskan bahan dan alat yang dibutuhkan guna meracik ekado home made yang terbuat dari ikan lele. Dalam pelatihan, turut disampaikan juga mengenai peluang usaha jual ekado. Berdasarkan perhitungan, keutungan yang didapat per bulan saat usaha terealisasi ialah sekitar 1,2 juta. 

Keunggulan program tersebut tentu menarik minat ibu-ibu PKK. Para peserta pelatihan begitu antusias mengikuti demo yang ditawarkan. Terlebih saat pembagian sampel ekado, ibu-ibu yang penasaran langsung mencoba dan memakannya hingga habis. Mayoritas dari beliau memuji kelezatan ekado yang diracik oleh tim laki-laki mahasiswa KKN. “Rasa ekadonya enak, tapi terlalu asin !”, tutur seorang ibu ketika ditanyai. Sontak, seisi balai desa dipenuhi oleh tertawaan. Secara keseluruhan, program mahasiswa KKN hari ini berjalan lancar sesuai harapan.



Tim I KKN Undip Edukasikan Hidroponik sebagai Inovasi Pertanian di Desa Kumejing



Campusnesia.co.id -- Batang, 6 Februari 2020. Mahasiswa Tim I KKN Undip mengadakan program multidiplin yaitu demo pembuatan hidroponk sebagai program inovasi pertanian di Desa Kumejing. Kamis pukul 13.00 WIB, diadakan pemaparan cara membuat hidroponik yang dibawakan oleh mahasiswa KKN UNDIP Tim 1 2019/2020. Acara ini diadakan sebagai tugas monodisipin kelompok mahasiswa desa Kumejing. Pemaparan dilakukan secara langsung di balai desa dan dihadiri oleh ibu-ibu PKK penanggung jawab kegiatan wanita tani.

Pemaparan dibagi menjadi empat sesi materi. Pertama, ialah mengenai cara perakitan infrastruktur hidroponik. Mahasiswa menyediakan semua bahan dan alat meliputi pipa beragam ukuran, sambungan, pompa, dan ember. Pada sesi ini, ditunjukkan oleh mahasiswa langkah-langkah merakit hidroponik dari penyangga hingga jadi seluruhnya.

iklan

Sesi kedua, ialah penjelasan mengenai pembuatan media tanam. Mahasiswa KKN menunjukkan bentuk rock wool yang sudah dipotong sedemikian rupa dan ditanami oleh bibit bayam merah. Setelahnya di sesi tiga-empat, diajarkan kepada ibu-ibu langkah untuk membuat larutan nutrisi serta memakainya. Mahasiswa KKN turut mendemokan dan menunjukkan wujud akhir campuran nutrisi.


Acara ini berlangsung dengan lancar. Ibu-ibu PKK begitu antusias terhadap inovasi yang mahasiswa KKN sampaikan. Terdapat banyak pertanyaan mengenai teknis penyediaan pipa, jenis tanaman, dan pembuatan larutan nutrisi. Testimoni dari Ibu Suswati (40), ketua kegiatan wanita tani, bahwa infrastruktur hidroponik ini sangat membantu KWT untuk diversifikasi media tanam. Harapannya agar hidroponik pemberian mahasiswa KKN dapat dirawat secara baik dan diperbanyak.

Tim I KKN Undip Selenggarakan Pendampingan Aplikasi Pembukuan UMKM di Desa Kedungwaru Lor



Campusnesia.co.id -- Demak, 8 Februari 2020. Mahasiswa Tim I KKN Undip menyelenggarakan pendampingan aplikasi “SI APIK” kepada para pemilik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di desa Kedungwaru Lor, kecamatan Karanganyar, kabupaten Demak. Pendampingan dilaksanakan dalam dua tahap, yang pertama dengan mengundang para pemilik UMKM di balai desa pada hari Sabtu (8/2), yang kedua pendampingan langsung di toko atau warung pada hari Minggu hingga Senin (9-10).

Acara di balai desa bertujuan untuk brainstorming tentang pembukuan di bidang usaha dan pengenalan awal tentang aplikasi SI APIK. SI APIK (Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan) merupakan aplikasi akuntansi yang dikembangkan oleh Bank Indonesia (BI) bersama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) khusus bagi UMKM berbentuk perorangan maupun badan usaha tidak berbadan hukum. Aplikasi yang berbasis Android dan iOS tersebut bekerja menyesuaikan dengan sektor usaha yang tengah dijalani oleh pemilik UMKM selaku user. Ada delapan opsi sektor usaha yang ditawarkan kepada user, yaitu sektor jasa, perdagangan, manufaktur, pertanian, perikanan budidaya, perikanan tangkap, peternakan, dan usaha perorangan. Tiap opsi tersebut memiliki format masukan transaksi, data, dan laporannya masing-masing. Setiap tahapan terdapat penjelasan teknis secara ringkas yang bertujuan untuk memudahkan pengguna aplikasi dalam memasukkan data keuangan sesuai jenis transaksi. SI APIK juga dilengkapi dengan fitur backup and restore untuk melindungi data yang tersimpan dengan aman. Hasil akhirnya, yaitu laporan keuangan, dapat diunduh dengan mengonversikannya terlebih dahulu dalam format PDF atau Excel.

iklan

Di hari berikutnya, pendampingan secara langsung dilakukan di tiga lokasi UMKM yang sebelumnya telah menyatakan minatnya. Ketiga UMKM tersebut milik Sri Sulistyowati (sektor perikanan budidaya), Nur Ana (sektor perdagangan), dan Dewi Resnowati (sektor usaha perorangan). Ketiganya berkesempatan untuk praktik dan berkonsultasi secara langsung, menyesuaikan dengan kondisi usaha yang mereka alami. “Tertarik dengan aplikasi SI APIK apalagi langsung diajarin, karena selama ini melakukan pembukuan secara manual itu repot. Apalagi pas rekapitulasi dan perhitungan keuntungan total, kadang masih tercampur dengan keperluan pribadi,” ungkap Dewi, pemilik toko yang menyediakan kebutuhan sehari-hari.


Niki Agni Eka Putra Merdeka selaku penanggungjawab program mengatakan bahwa secara umum UMKM di desa Kedungwaru Lor telah sadar akan pentingnya pembukuan transaksi kegiatan usaha. “Pembukuan dilakukan secara manual, ya itu sudah bagus, namun para pelaku UMKM masih kesulitan saat merekapnya. Belum lagi pemahaman mereka yang masih kurang soal laba, rugi, dan pemisahan modal, sehingga laporan yang mereka hasilkan tak jarang membuat mereka bingung sendiri. Itulah kenapa saya mengadakan program ini,” jelasnya. Meski sedikit terkendala dengan kemampuan para pemilik UMKM dalam mengoperasikan gawai, mahasiswa akuntansi tersebut berharap pendampingan yang dia lakukan dapat mempermudah para pengusaha tersebut dalam melakukan pembukuan dan memanfaatkan hasilnya untuk kemajuan usaha mereka.

Tim I KKN Undip Inisiasikan Pembuatan Lubang Resapan Biopori di Desa Gandrirojo



Campusnesia.co.id -- Gandrirojo, Rembang 31 Januari 2020. Mahasiswa KKN Tim I Undip Desa Gandrirojo melakukan edukasi disertai pemberdayaan masyarakat dalam penggunaan biopori Desa Gandrirojo. 

Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Jumat, 31 Januari 2020 pukul 16.00 bertempat di Rumah Kepala Desa. Dalam kegiatan ini terdapat 2 sesi, sesi pertama yaitu mengenai pentingnya teknologi biopori di desa. Kemudian dilanjutkan di sesi kedua dengan cara pembuatan biopori sederhana terhadap bapak-bapak kelompok tani Desa Gandrirojo.

iklan


Untuk mengurangi sampah dan pemanasan global, teknologi biopori merupakan alternatif teknologi sederhana dalam pengelolaan sampah domestik, teknologi ini dapat mengurangi kebutuhan alat pengangkut sampah. dengan adanya biopori dapat membantu cancing dan mikroorganisme dalam menyuburkan tanah. Sampah yang dihasilkan dalam biopori dapat dijadikan sebagai pupuk organik yang baik bagi tanaman hasil. Apabila biopori ini dijaga dengan baik maka akan dapat menjaga kelembaban dalam tanah. Resapan  air hujan yang baik didalam biopori dapat menanggulangi bencana banjir serta dapat mengurangi jumlah volume air yang tergenang yang dapat memicu perkembangan nyamuk. 

Cara pembuatan biopori dengan mempersipakan alat-alat sebagai berikut: alat Bor Biopori, Pipa PVC berukuran 4 inc yang telah di lubangi di keempat sisinya dengan jarak antar lubang yang sama. kemudian mempersiapkan kedalaman lubang 100 cm dan tidak melampaui muka air tanah.dengan jarak antar biopori 50-100 cm. Setelah itu masukkan pipa pralon ke dalam lubang tanah serta masukkan dedauan, rumput dan menambahkan limbah rumah tangga. kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil dan dijadikan pupuk organik untuk tanaman. pada musim kemarau bipori ini juga berfungsi sebagai daerah resapan air.

Teknologi biopori dapat di aplikasikan di berbagai lokasi diantaranya: Pada saluran kucuran atap, jalan setapak, sekitar pohon, pada sekitar kontur tanaman, di tempat parkir, tepi saluran jalan, tepi gedung, bahkan pada lahan berbeton. teknologi ini dapat diterapkan di berbagai kalangan baik kalangan siswa, guru, dosen, pegawai, petani, mahasiswa bahkan masyarakat umum dapat berperan dalam menjaga lingkungan dengan teknologi biopori.

Tim I KKN Undip Desa Tuwang Edukasikan Pembuatan Nugget sebagai Solusi Anak Susah Makan Sayur



Campusnesia.co.id -- Demak, 15 Januari 2020. Mahasiswa Tim I KKN UNDIP mengadakan pelatihan pengolahan tahu menjadi nugget di balai Desa Tuwang, Kecamatan Karanganyar, Demak.

“Sayuran merupakan makanan penting sehari-hari. Banyaknya vitamin dan kandungan bergizi lainnya di dalam sayur sangat berguna untuk kesehatan dan tumbuh kembang manusia. Akan tetapi, makanan dengan sejuta manfaat tersebut justru kurang diminati oleh masyarakat terutama anak-anak,” kata Harjunan Rizky, salah satu mahasiswa KKN UNDIP.

Hal ini juga dialami oleh masyarakat Desa Tuwang, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak. Banyak cara telah dilakukan orang tua agar anak-anak gemar makan sayur, namun usaha yang dilakukan masih kurang berhasil sehingga masih ada anak yang kekurangan gizi dan mengalami stunting. 

Guna mengakali ketidaktertarikan anak-anak terhadap sayur, mahasiswa KKN UNDIP mengadakan pelatihan pengolahan tahu menjadi nugget, dimana nugget tersebut kaya gizi, mudah dibuat, enak, dan tergolong cukup murah bagi masyarakat desa. Pelatihan pengolahan tahu menjadi nugget ini dilaksanakan di Gedung Serba Guna Balai Desa Tuwang pada tanggal 15 Januari 2020 yang diikuti lebih dari 35 orang, Ibu-Ibu PKK Desa Tuwang.

Cara pembuatan nugget tahu juga cukup sederhana dengan bahan – bahan yang mudah didapat. Langkah awal yang harus dilakukan adalah dengan mengkukus lima buah tahu kurang lebih selama 20 menit. Selanjutnya potong dadu lima buah wortel dan rebus kurang lebih selama 10 menit. Hancurkan tahu hingga halus dalam sebuah wadah kemudian campurkan wortel yang telah dipotong. Dapat pula ditambahkan beberapa sayuran lain seperti bayam atau seledri yang telah dicincang halus.

Hancurkan empat siung bawang putih dan campurkan ke adonan nugget. Tambahkan dua sendok makan tepung terigu, empat sendok makan tepung maizena, satu kuning telur, garam, gula, penyedap makanan, dan merica bubuk secukupnya. Tambahkan juga daun bawang untuk menambah aroma harum dan gurih pada makanan.Selanjutnya campurkan semua bahan hingga tercampur rata.

Setelah tercampur rata, ambil sedikit adonan dan bentuk sesuai yang diinginkan. Siapkan wadah berisi telur yang telah dikocok dan juga wadah berisi tepung roti. Masukkan adonan yang telah dibentuk ke dalam wadah berisi telur dan lapisi permukaan adonan dengan merata. Setelah itu angkat dan masukkan kembali adonan ke wadah berisi tepung roti. Pastikan adonan terlapisi dengan rata. Goreng adonan dengan api sedang hingga berubah warna menjadi kuning keemasan. Angkat dan tiriskan. Nugget tahu pun siap dihidangkan.

“Sayur yang digunakan tidak harus wortel. Jika ada ingin diganti dengan sayuran lain pun juga bisa. Bisa banyak variasi rasa nantinya,” ucapnya.

Ibu-Ibu PKK mengikuti kegiatan pelatihan ini dengan penuh antusias. Menurut mereka, inovasi pengolahan tahu menjadi nugget sangat menarik. Bukan hanya dapat dikonsumsi pribadi, nugget tahu juga dapat dijual dan dipasarkan ke banyak orang dengan bentuk yang menarik sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan dapat memajukan UMKM di Desa Tuwang.