Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri undip. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri undip. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Tim KKN Undip 2023 Melakukan Sosialisasi Demokrasi di Desa Cangak, Pemalang: Meningkatkan Pemahaman Anak-Anak tentang Demokrasi Sejak Dini

0
Sosialisasi Demokrasi di SD Desa 1 Cangak


Campusnesia.co.id - Universitas Diponegoro mengadakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Cangak, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh tim KKN di Desa Cangak adalah sosialisasi demokrasi kepada murid-murid sekolah dasar. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 25 Juli 2023, bertempat di SD Desa Cangak 1.

Program sosialisasi demokrasi ini bermaksud untuk mengajarkan anak-anak tentang demokrasi sejak dini dan meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan demokrasi di Desa Cangak. Tim KKN Undip menemukan berbagai permasalahan pendidikan masyarakat dan demokrasi yang masih kurang di sekolah dasar. Oleh karena itu, salah satu aksi yang dilakukan oleh tim KKN Undip adalah sosialisasi demokrasi kepada murid-murid sekolah dasar di Desa Cangak.

Tim KKN Undip bekerja sama dengan pihak sekolah dalam program sosialisasi demokrasi ini. Hal ini dilakukan untuk menjamin kegiatan sosialisasi demokrasi berjalan dengan lancar dan memberikan nilai yang sebesar-besarnya kepada masyarakat. Dalam hubungan ini, pihak sekolah menawarkan bantuan dan sumber daya yang diperlukan kepada tim KKN Undip.

Kegiatan sosialisasi demokrasi yang dilakukan oleh Tim KKN Undip di Desa Cangak diterima dengan baik oleh masyarakat setempat. Masyarakat sangat menghargai kegiatan ini karena dianggap sangat penting untuk menanamkan rasa demokrasi pada anak-anak di usia muda. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan demokrasi di Desa Cangak.

Kegiatan sosialisasi demokrasi diawali dengan memberikan literatur tentang demokrasi kepada anak-anak muda yang bersifat lugas dan mudah dipahami. Materi yang disampaikan dalam sosialisasi demokrasi meliputi pengertian demokrasi, hak dan kewajiban dalam berdemokrasi, serta nilai keterlibatan dalam kegiatan demokrasi. 

Selanjutnya, Tim KKN Undip memberikan informasi mengenai contoh-contoh demokrasi di sekolah, cara mengajarkan demokrasi di kelas, menghargai perbedaan pendapat dan cara bekerja sama, mengapa menjadi pemimpin yang demokratis sangat penting, dan mengapa partisipasi aktif sangat penting dalam berdemokrasi.

Tim KKN Undip juga membahas pentingnya mempelajari demokrasi sejak dini dan bagaimana mengetahui demokrasi dapat meningkatkan interaksi sosial dengan teman sebaya serta menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab di masa depan. Semua materi ini diberikan dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami dengan harapan dapat membekali murid-murid SD di Desa Cangak dengan pemahaman yang baik tentang demokrasi.

Selain materi-materi tersebut, Tim KKN Undip juga melakukan diskusi dan tanya jawab dengan anak-anak untuk memastikan bahwa mereka memahami informasi yang diberikan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa materi yang diberikan dapat diserap dengan baik oleh anak-anak dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi mereka.

Pemberian Pamflet Secara Simbolis 
Kepada Guru SD Desa Cangak 1


Selain itu Tim KKN Undip memberikan kenang-kenangan berupa pamflet yang berjudul “Implementasi Demokrasi dalam Kehidupan Sehari-Hari: Pemilihan Ketua Kelas”. Secara simbolis diberikan kepada guru di SD Desa Cangak 1 dan ditempelkan pada mading yang berada di kelas, yang nantinya diharapkan poin-poin yang dimuat dalam pamflet tersebut dapat diamalkan tau dilakukan oleh siswa disana.

Penempelan Pamflet Di Mading Ruang Kelas

Selanjutnya, Tim KKN Undip bekerja sama dengan pihak sekolah dalam program sosialisasi demokrasi ini. Hal ini dilakukan untuk menjamin kegiatan sosialisasi demokrasi berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat. Dalam hubungan ini, pihak sekolah menawarkan bantuan dan sumber daya yang diperlukan kepada tim KKN Undip.

Proyek sosialisasi demokrasi ini dimaksudkan untuk sangat membantu warga Desa Cangak. Diharapkan dengan pengetahuan yang lebih baik tentang demokrasi, masyarakat akan lebih terlibat dalam kegiatan demokrasi dan akan berpartisipasi aktif dalam pembangunan desa. Selain itu, kegiatan sosialisasi demokrasi ini dapat menjadi model bagi daerah lain untuk melakukan kegiatan serupa untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan demokrasi.

Akhirnya, upaya sosialisasi demokrasi yang dilakukan oleh Tim KKN Undip di Desa Cangak sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat. Diharapkan dengan mengajarkan demokrasi sejak dini, masyarakat akan lebih terlibat dalam kegiatan demokrasi dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan desa. Diharapkan, inisiatif serupa dapat dilakukan di daerah lain di Indonesia untuk mendorong keterlibatan masyarakat dalam kegiatan demokrasi.


 
Penulis: 
Savanna Fransisca Sylvia Manuel

Dosen KKN: 
Ir. Bambang Sulistiyanto, M.Agr.Sc., Ph.D., IPU
Yanuar Yoga Prasetyawan, S.Hum., M.hum
Faradhina Azzahra., S.T., M.Sc

Lokasi KKN: 
Desa Cangak, Kec. Bodeh, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah



6 Icon Kampus UNDIP dan Logo Unofficialnya




Campusnesia.co.id -- Hai rekan-rekan semua apa kabar? lama tak bersua kali ini tulisan saya masih seputar desain grafis dan ada hubungannya dengan kampus undip tempat saya menuntut ilmu dulu di bangku kuliah, kali ini saya akan membagi tema tentang "icon kampus undip dan logo unofficialnya" jadi gini kalau kita bicara sebuah daerah atau tempat pasti kita akan teringat dengan hal-hal yang identik dengan suatu tempat itu, entah itu sebuah bangunan, upacara tertentu atau makanan tertentu yang menjadi iconnya.

Contoh nih, misal saya sebut jakarta dan makanan apa yang terlintas? "kerak telur"? misal lagi nih saya sebut jogjakarta dan sebuah tempat apa yang terlintas? "malioboro"? begitu misalnya. Hal-hal semacam itu bisa jadi icon untuk sebuah tempat karena unik menarik dan membuat orang ingin mengunjunginya. 

Kalau di semarang apa? ada misal tugu muda dan lawang sewu serta kulinernya yang terkenal adalah lunpia dan bandeng presto, sekrang kita masuk ngobrolin tentang kampus, dengan pola pikir yang sama maka akan kita dapatnya icon2 di sebuah kampus yang idntik dan mudah di ingat, contoh nih kita sebut UI ada "bikun/ biskuning" dan danau UI misalnya.

selanjutya masuk ke topik intinya, he..he..muter2 dulu tadi. saya akan membagi icon kampus saya yaitu undip dengan sedikit penjelasan dan tentunya ada logonya biar nandar banget :)

1. Patung Pangeran Diponegoro

Kita mulai yang pertama yaitu patung pangeran dipoengoro, jangan salah sebut yak karena patung ini lebih dikenal dengan sebutan patung kuda he..he..padalah itu nama Pahlawan kita yang berjuang melawan belanda dahulu kala demi kemerdekaan indonesia, sebagai penghormatan nama pangeran diponegoro menjadi nama kampus, stadion, jalan dan kodam. nah kita bisa menemukan patung ini di pintu gerbang undip dengan gagahnya dan juga di dalam kampus depan widya puraya (perpustakaan).

2. Patung Sapi 


Patung sapi ini adanya di Fakultas Peternakan dan pertanian, dulu dari undip pleburan (semarang bawah) dan sekarang di pindah di undip tembalang. patung sapi ini dulu pas kuliah dijuluki (PASA) bukan pasha ungu ya ha..ha..yang menarik patung ini tiap hari gak pernah sepi pengunjung, buat apa? buat foto-foto lah he..he..dari mahaiswa sampai warga sekitar. kalau main ke undip jangan lupa mampir dan poto dulu, coba tebak ada berapa sapi dalam logo itu? 


3. Taman Rusa 

Ini bukan taman safari ya :) ini taman rusa masih di area FPP undip tepatnya dekat gedung lab. B deket banget sama patung sapi, taman rusa ini baru ada 3 atau 5 tahun ini kalau gak salah dan sudah beranak katanya, jadi bisa buat hiburan juga nih, kalau mau lihat ayam-kambing dan sapi mamprilah ke fakultas peternakan dan pertanian tepat saya ngampus dulu ini he..he..(Fyi aja jaman saya ngampus belum ada taman rusa,  tua dong? wah ketahuan nih :D )

4. WP (Widya Puraya)

Geser ke arah utara dari taman rusa dan patung sapi kita ke WP atau widya puraya, gedung ini berdiri megah di depanya ada lapangan WP kalau sore rame mahaiswa pada olahraga, ada patung pangeran diponegoro dan di dalamnya adalah perpustakaan tempat para mahasiswa memancing ikan eh salah membaca maksudnya mosok di perpus mancing ikan :) peace :) selain perpus juga ada LPPM yang ngurusin pengabdian masyarakat gitu, ada juga salah satu ruangan baru namanya DEC (diponegoro entrepreneur center) ada usaha saya di sana he..he..


5. Waduk Undip

Jadi rekan-rekan kampus undip ini di aliri sebuah sungai yang tidak terlalu besar tapi juga tidak kecil namanya sungai Gambir, kalau musim hujan deras sih debitnya he..he..dan beberapa tahun terakhir dibuat waduk yang kabarnya kelak untuk praktikum anak-anak perikanan dan akan ada pembangkinya, asyik juga buat jogging di sore hari atau akhir pekan, kampusmu punya waduk belum??? he..he..


6. Gedung Kembar (Twin Tower)

Nama twin tower ini bikinan saay sendiri sih ha..ha..habis gedung ini kembar desainya ada di kanan kiri jalan masuk undip pas nanjak, yang sebelah kiri adalah gedung ITC dan sebelah kanan lab terpadu, keren sih berdiri megah dan kembar gitu akan lebih keren kalau di namai Twin Tower aja kali ya :)

Kok belum ada logonya? yak..ini kesempatan untuk para pembaca untuk membuat kreasi logo unofficial twin tower, silahkan mensyen ke akun twitter saya : @nandarart dan kalau menurut saya menarik desain anda akan saya post di blog ini dan dapat hadiah souvenir tentang undip dari LOETJU merhandise :)

Nah sekian dulu tulisan saya kali ini, semoga menarik dan memberi inspirasi untuk pembaca, sekali lagi ini hanya logo-logo unofficial bukan resmi versi kampus dan logo-logo diatas tidak semua hasil orisinil saya, ada beberapa diantaranya terinspirasi dari logo-logo di internet juga :). Bicara tentang icon dan sebuah tempat sebagai sarana branding sangat menarik, hanya saja belum semua stakeholder berfikir sampai kesana.


IG Campusnesia

anda juga bisa mendapatkan aneka produk souvenir khas kampus undip ini di LOETJU merchandise :)

penulis: Nandar
editor: Mumun
desain: Nandar
Artikel ini telah tayang di Nandarart.blogspot.co.id 

Dari Limbah jadi Cuan? Mahasiswa KKN Tematik Rusunawa UNDIP Membuat Ide Bisnis dari Limbah Minyak Jelantah

0
  



Campusnesia.co.id - Apa itu minyak jelantah? Minyak jelantah adalah limbah yang berasal dari jenis-jenis minyak goreng seperti halnya minyak jagung, minyak sayur, minyak samin dan lain sebagainya. Minyak ini merupakan minyak bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga. Pemanfaatan minyak jelantah sebagai produk yang lebih berguna tentu sangat diharapkan terlebih dikembangkan sebagai ide bisnis. 

Sejalan dengan tujuan tersebut, Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Undip menjadi tempat dilaksanakannya kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik dengan tema "Pengembangan Potensi dan Jiwa Entrepreneur di Lingkungan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Undip". Rusunawa undip merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh Universitas Diponegoro bagi para mahasiswanya yang memenuhi ketentuan yang berlaku sebagai tempat tinggal selama mereka berkuliah. Rusunawa Undip dapat menampung kurang lebih 800 mahasiswa dan mahasiswi yang berasal dari berbagai daerah, bahkan dari mancanegara. Melihat potensi tersebut, peningkatan potensi pengembangan kewirausahaan di lingkungan rusunawa undip sangat memungkinkan untuk dilakukan. Kegiatan KKN-T ini dilaksanakan dibawah bimbingan Bapak Triyono, S.H., M.Kn.

Dalam upaya meningkatkan jiwa kewirausahaan masyarakat Rusunawa Undip, Muh. Rasya Nayaka dari Fakultas Teknik departemen Teknik Kimia sebagai salah satu Anggota Tim KKN-T Rusunawa Undip mengadakan program kerja “Pembuatan Sabun Organik Padat dari Minyak Jelantah yang telah Dimurnikan sebagai Ide Bisnis Ramah Lingkungan”. Selain bertujuan sebagai upaya dalam meningkatkan jiwa kewirausahaan dilingkungan rusunawa, program ini juga bertujuan untuk mengurangi permasalahan limbah minyak jelantah terutama dilingkungan rusunawa undip. Kegiatan ini dilakukan pada Selasa, 12 Desember 2023 di ruang pertemuan Gedung A Rusunawa Universitas Diponegoro. 

Kegiatan dimulai dengan  pemberian modul berupa leaflet kepada para peserta yang hadir dalam kegiatan. Modul tersebut berisikan pengenalan mengenai ap aitu minyak jelantah, bagaimana cara pemurniannya, bagimana mengelolah minyak jelantah yang telah dimurnikan menjadi sabun batang yang dapat digunakan sebagai sabun cuci tangan hingga cuci baju, serta modal yang diperlukan. Kegiatan dilanjutkan dengan penalan alat dan bahan, seperti arang dan bleaching earth sebagai bahan untuk pemurnian minyak jelantah, mixer, wadah, soda api, bibit parfum dan minyak jelantah murni sebagai alat dan bahan dalam pembuatan sabun organik padat.


Adapun pembuatan sabun organik padat dilakukan dengan mencampurkan 500 mL minyak jelantah yang telah dimurnikan dengan larutan soda api komposisi 65 gram dalam 190 mL air, serta bibit parfum sekitar 10 mL ke dalam wadah plastik. Ketiga campuran tersebut kemudian diaduk menggunakan mixer atau pengocok telur selamah 2-5 menit. Larutan sabun yang telah teraduk rata kemudian di cetak menggunakan bantuan spatula ke dalam cetakan silikon berbentuk balok. Kemudian,  Sabun dibiarkan memadat selama 1 hari. Sabun Organik Padat siap untuk digunakan setelah 2-4 minggu masa curing, yaitu ketika sabun telah memiliki pH 7-8 yang aman untuk kulit.

 
Kegiatan pelatihan pembuatan sabun organik ini berlangsung dengan baik dan kondusif. Antusias peserta terlihat ketika mendengarkan materi pembuatan dan aktif dalam bertanya pada sesi tanya jawab. Program ini kemudain ditutup dengan sesi foto Bersama.

Harapannya melalui kegiatan pelatihan ini, disamping dapat membuka peluang usaha baru untuk masyarakat Rusunawa Undip, serta menanamkan jiwa kewirausahaan masyarakat Rusunawa Undip. Diharapkan masyarakat Rusunawa Undip juga mampu untuk mengelolah limbah organik menjadi hal yang lebih berguna dan bermanfaat.


 

 
Editor:
Achmad Munandar

RUNDIP (Rusunawa Undip) Keychain: Ide Bisnis untuk Rusunawa UNDIP

0
 



Campusnesia.co.idRumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Undip menjadi tempat dilaksanakannya kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik dengan tema “Pengembangan Potensi dan Jiwa Entrepreneur di Lingkungan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Undip”. Gedung-gedung yang ada di Rusunawa Undip terbagi menjadi gedung A, B, C, D, E, F dan dihuni kurang lebih 800 mahasiswa. Melihat jumlah penghuninya yang sangat banyak, maka peningkatan potensi dan pengembangan kewirausahaan di lingkungan Rusunawa Undip sangat memungkinkan untuk dilakukan. Kegiatan KKN-T ini dilaksanakan dibawah bimbingan Bapak Triyono, S.H., M.Kn.

Dalam upaya meningkatkan jiwa kewirausahaan masyarakat Rusunawa Undip, Michael David sebagai salah satu Anggota Tim KKN-T Rusunawa Undip mengadakan program kerja “Pelatihan Pembuatan Merchandise Gantungan Kunci dari Resin”. Latar belakang diadakannya kegiatan ini dikarenakan sampai saat ini belum ada merchandise yang resmi dijual oleh Universitas Diponegoro. Sedangkan ketika musim studi kunjungan oleh anak-anak SMA, tentunya mereka menginginkan souvenir sebagai kenang-kenangan mereka ketika studi kunjungan di Universitas Diponegoro. Hal ini tentunya dapat dimanfaatkan menjadi peluang bisnis usaha bagi masyarakat Rusunawa Undip untuk menjual cendera mata resmi dari Universitas Diponegoro. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan pada Jumat, 15 Desember 2023 di ruang pertemuan Gedung A Rusunawa Universitas Diponegoro.

Pelatihan dimulai dengan pemberian modul kepada peserta yang hadir dalam kegiatan. Modul ini berisi tentang pengertian mengenai apa itu RUNDIP dan cara pembuatannya agar para peserta mengetahui gambaran secara umumnya. Kegiatan dilanjutkan dengan mempersiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan seperti: resin, wadah, cetakan silikon, gantungan ring besi, dan juga gambar desain. Selanjutnya dilakukan demonstrasi pembuatan resin gantungan kunci yang dimulai dengan menuang resin ke dalam wadah. Kemudian ditambahkan katalis dan diaduk hingga merata. Setelah tercampur rata, resin dituang ke dalam cetakan dan dimasukkan desain gambar yang dipilih. Resin akan mulai mengering setelah didiamkan beberapa waktu. Resin yang sudah mengering kemudian dikaitkan dengan ring besi dan gantungan kunci sudah bisa dipakai. Diakhir kegiatan, pelatihan di tutup dengan sesi tanya jawab.

Kegiatan pelatihan pembuatan merchandise gantungan kunci ini berlangsung dengan baik dan kondusif. Selain itu, Michael juga menciptakan suasana pelatihan yang tidak membosankan dengan mengajak peserta untuk mencoba membuat resin gantungan kunci sesuai dengan kreasi mereka sendiri. Terlihat antusias dari peserta ketika mencoba membuat gantungan kunci kreasi mereka sendiri dan aktif dalam bertanya pada sesi tanya jawab.

  
Harapannya melalui kegiatan pelatihan ini, disamping dapat membuka peluang usaha baru untuk masyarakat Rusunawa Undip, juga dapat menanamkan jiwa kewirausahaan masyarakat Rusunawa Undip untuk memulai membuat merchandise Undip.




Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN TIM II UNDIP 2023 Gencarkan Sosialisasi Pencegahan Stunting Dan Pelatihan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pada Balita Dengan Bahan Lokal

0

Dokumentasi mahasiswa KKN Tim II Undip 
bersama ibu- ibu PKK Desa Gemuh di Balai Desa Gemuh


Campusnesia.co.id GEMUH – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro (Undip) menunjukkan komitmen yang tinggi dalam upaya melawan masalah stunting dan meningkatkan kesejahteraan balita di Desa Gemuh, Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang. 

Dengan semangat membara, mereka melaksanakan kegiatan sosialisasi pencegahan stunting dan pelatihan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) menggunakan hasil bumi berbasis bahan lokal, dalam rangka untuk memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran gizi serta memberikan keterampilan praktis kepada masyarakat dalam memanfaatkan hasil bumi lokal untuk kesejahteraan balita.

Pada tanggal 13 Juli – 14 Juli 2023, Tim II KKN Undip memulai kegiatan sosialisi pencegahan stunting  yang bertempatkan di Posyandu Dukuh Gemuh dan Dukuh Endrokilo. Kegiatan ini dihadiri oleh ibu – ibu yang memiliki anak balita, kader posyandu dukuh beserta tim kesehatan setempat. 

Mahasiswa KKN Tim II Undip memaparkan informasi penting tentang penyebab stunting, dampak buruknya, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil oleh masyarakat. Mereka juga menjelaskan pentingnya pola makan yang seimbang dan gizi yang mencukupi dalam pertumbuhan balita.

Live Cooking Pembuatan Makanan Tambahan (PMT) 
di Balai Desa Gemuh kepada ibu-ibu PKK Desa Gemuh


Selain itu, KKN Tim II Undip juga memberikan pelatihan praktis mengenai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita yang dilaksanakan pada tanggal 20 Juli 2023 yang bertempatkan di Balai Desa Gemuh. Kegiatan ini dihadiri oleh ibu-ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Gemuh. Pembuatan PMT ini memanfaatkan hasil bumi dari bahan lokal yang mudah didapatkan dan tersedia di Desa Gemuh. 

Mahasiswa KKN Tim II Undip memberikan leaflet yang berisikan resep makanan tambahan untuk balita yang berbahan dasar dari bahan-bahan lokal, seperti pisang dan bahan sari nabati yakni santan kelapa dengan melakukan Live Cooking pembuatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang bergagaskan “Pisang Anting” atau Pisang Anti Stunting. Pelatihan ini bertujuan untuk membantu para ibu dalam menyajikan makanan yang sehat dan bergizi untuk pertumbuhan balita mereka.

Dalam menyukseskan program mahasiswa peduli stunting yang diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mahasiswa KKN Tim II Undip juga berkolaborasi dengan tenaga kesehatan setempat untuk memberikan informasi kesehatan yang akurat tentang stunting dan gizi anak. Hal ini tentunya melibatkan bidan, ahli gizi, dokter anak, dan petugas kesehatan lainnya untuk memberikan edukasi dan panduan kepada ibu-ibu Desa Gemuh. 

Masyarakat sangat antusias dan aktif berpartisipasi dalam seluruh rangkaian acara. Mereka menunjukkan minat besar dalam memahami dampak stunting dan upaya pencegahannya, serta tekun dalam mengikuti pelatihan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita. Ibu-ibu juga berkesempatan untuk berdiskusi dan bertanya langsung kepada mahasiswa KKN Tim II Undip dan tenaga kesehatan.

Pak Panji Nugroho selaku Kepala Desa Gemuh, memberikan apresiasi mendalam kepada mahasiswa KKN Tim II Undip atas usaha mereka dalam memberikan edukasi dan pelatihan yang sangat berharga bagi masyarakat Desa Gemuh. Beliau berharap kegiatan ini dapat berlanjut dan memiliki dampak positif dalam jangka panjang.

Kegiatan sosialisasi dan pelatihan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ini merupakan contoh nyata bagaimana mahasiswa KKN Tim II Undip berperan aktif dalam membantu masyarakat, khususnya dalam hal pencegahan stunting dan peningkatan gizi pada balita. Melalui pendekatan edukatif dan keterlibatan langsung dengan masyarakat, tim mahasiswa KKN Undip berhasil memberikan manfaat nyata dan mendorong perubahan positif dalam pola makan dan kesehatan masyarakat desa.

Raju: Etoser Multitalenta Anak Pembuat Batu Bata



Dulu banyak yang mencibirnya karena hidup dalam kemiskinan dengan hutang keluarga yang menggunung. Namun anak pembuat batu bata ini telah membuktikan, bahwa setiap orang berhak bermimpi. Kini mimpinya berbuah segudang prestasi dan membawanya ke mancanegara. Berikut ini kisah inspiratif dari seorang anak desa.

Raju sekilas seperti nama orang India, namun itu adalah  nama yang disandang oleh pemuda kelahiran Desa Sukolilo, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah ,sembilan belas tahun lalu. Pemuda bernama lengkap Moh. Khoiruddin Rajulaini ini  merupakan putra dari pasangan Sugianto dan Poni’ah. Ayahnya bekerja sebagai buruh tani tepatnya sebagai pembuat batu bata di tanah garapan milik salah seorang warga, sedangkan Ibunya berprofesi sebagai ibu rumah tangga.

Raju, anak sulung dari dua bersaudara ini sejak kecil gila betul dengan hobi menyanyi. Maka, ketika duduk dibangku kelas dua SD, Raju kecil sudah diminta bergabung dalam grup  rebana ARISMA (Aktivitas Remaja Islam Musholla Ar-Rohmah). Hal ini bermula ketika salah seorang pengurus organisasi tersebut mendengar Raju sedang bernyanyi lagu-lagu Haddad Alwi dan Sulis yang kala itu sedang booming. Raju dan kakak sepupunya pada saat itu asyik bersenandung di pojok kamar kecil rumahnya persis ditepi lorong jalan kecil untuk jalur warga ke mushola. Sehingga membuat tertarik setiap warga yang berjalan, termasuk pengurus organisasi tadi.

Menjadi personil termuda bukan berarti bernyali kecil. Ia sudah terbiasa tampil diberbagai kegiatan, grup rebananya menjadi grup rebana favorit yang sangat sering diundang untuk mengisi acara di rumah-rumah. Tidak hanya tingkat  desa, namun  sampai tingkat kecamatan, kabupaten, juga sampai ke luar kota. Bahkan beberapa kali sempat menjuarai festival rebana tingkat kecamatan dan kabupaten. Ia pun pernah seketika tersohor akibat kepiawaiannya dalam bernyanyi lagu islami di Desa Prawoto yang terpublikasi melalui salah satu stasiun TV lokal pada tahun 1997. Ini pula yang membentuk dirinya memiliki mental berani dan percaya diri.

Dari dunia tarik suara ini, rupanya Raju berhasil mendapat honor. Lima ribu rupiah adalah upah dari hasil “menjual” suaranya selama kurang lebih lima jam mulai dari pukul delapan malam hingga pukul satu pagi. Semua itu ia lakukan sebagai konsekuensi dari permintaan warga yang mengundang. Ia lakoni sampai duduk di bangku kelas 1 SMP.  Honor itulah yang sering ia tabung untuk keperluan sekolahnya.

Penghasilan bapaknya yang sebagai tukang batu bata tentu tidak seberapa jika harus menutupi berbagai kebutuhan keluarga. Bagi keluarganya,  makan nasi aking (nasi basi yang dikeringkan kemudian dimasak) itu hal yang biasa. Maka bapaknya bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Terkadang berjualan bawang keliling atau menjadi buruh panen padi milik orang lain.

Raju kecil pernah berternak kelinci karena dia memang sangat menyukai kelinci.  Dimasa itu seringkali  sang bapak yang kerja serabutan pulang kerumah tanpa membawa uang sepeserpun, hanya seikat daun pisang yang dibawa pulang. Itu pun sebagian untuk makanan kelincinya. Uang hasil ikut rebana tak cukup untuk beli lauk pauk, dan lebih sering disimpan untuk kelak membeli seragam. Akhirnya satu per satu kelinci pun harus mereka relakan untuk jadi hidangan mereka tiap harinya. Meski sayang dengan kelincinya,  namun urusan perut keluarga lebih penting, hasilnya sembilan ekor kelinci berumur tanggung telah habis dalam tiga minggu.

Di suatu malam selepas  sholat isya’, sewaktu pulang mengaji dari musholla, Raju menghampiri bapaknya yang nampak lusuh meniup bara api diperapian yang disusun dari batu-bata. Raju senang karena ia mengira malam itu ia akan makan ikan panggang atau sate. Namun ternyata berbeda dengan kenyataannya. Dengan nada membujuk bapaknya berkata “Nak, malam ini kita makan seadanya ya… bapak hanya bisa mencari ini”. “Itu apa pak?” pertanyaan polos Raju yang masih penasaran. Bapaknya menjawab  “Ini orong-orong, serangga (sejenis jangkrik) yang diberi garam sedikit dan disangrai, nanti dimakan dengan nasi”. Raju tersentak kaget, namun akhirnya ia paksakan untuk perlahan mengunyahnya beberapa ekor. Rasa lapar juga cintanya pada sang bapak mengalahkan apa yang terasa di lidah.

Tidak hanya bapaknya, ibunyapun ikut berjuang untuk keluarga. Pada suatu pagi buta ibunya pergi kepasar  mencoba peruntungan untuk berjualan buah srikaya dipasar, dan sampai siang, tak satupun terjual. Ibu kembali pulang dengan keranjang yang masih utuh isinya dengan wajah sedih menangis. Buah srikaya yang tak laku itupun tak bisa diolah, karena itu masih milik orang lain dan harus dikembalikan.

Raju kecil yang polos terkadang tak kuat menahan lapar. Ia terkadang makan di tempat orang lain karena memang tak tersisa makanan sedikit pun. Akibat  ulahnya, Raju sering kena marah orang tuanya ketika mereka mengetahui Raju makan di tempat orang lain. Mereka tak rela anaknya kelak terlalu bergantung pada orang lain.

Hutang orang tuanya sudah sangat banyak dan menumpuk. Kemana-mana dihina. Terpaksa mereka sering hanya makan nasi berbumbu garam. Jika mempunyai sedikit uang baru untuk membeli lauk dan sayuran. Meski kondisi demikian Raju tetap mempunyai mimpi, mimpi terbesarnya ialah suatu saat nanti ia akan menjadi kebanggaan orang tuanya dan menjadi inspirator bagi teman-teman senasib dengannya. Ia akan membangunkan rumah untuk keluarganya dan menghajikan keluarganya. Ia selalu berdoa kelak akan terwujud mimpi-mimpi itu.

11 Juli 1998 merupakan hari kelahiran adik yang sangat ditunggunya. Raju mulai ditanamkan oleh ayahnya tentang kemandirian. Adiknyakah yang kini mendapat giliran untuk lebih diperhatikan. Didikan keras orang tuanya membuat Raju sadar bahwa hidup itu perlu kemandirian. Tidak cengeng. Pukulan, tendangan, berkumur tanah adukan batu-bata disawah sebagai hukuman karena menangis, dan omelan sudah sering ia rasakan waktu itu. Ia menyadari semua itu adalah pelajaran berharga baginya untuk menjadi anak tangguh yang mandiri.

Di tengah kondisi seperti itu justru Raju mulai meraih prestasi. Ia masih sempat  mewakili madrasahnya dalam lomba tilawatil Qur’an di kecamatan dan menjadi juara bertahan peringkat ke-1 selama 3 tahun berturut-turut. Dibidang pramuka pun ia pernah menyumbangkan prestasi tertinggi sebagai Juara 1 Tim Pramuka Siaga bersama teman-teman dari sekolahnya.

Akhir sekolahnya di Madrasah Ibtidaiyah,  Raju dibingungkan dengan beberapa pilihan. Ia harus ikut ujian nasional, sedangkan kegiatannya di grup rebananya  juga sedang padat. Hampir tiap malam pentas dari satu desa ke desa lain. Saking padatnya, sempat ia mendapatkan nilai rapor merah disalah satu semesternya.  Mulai sejak itu ia putuskan untuk tidak ikut rebana lagi sementara waktu sampai menyelesaikan ujian di sekolah.

Menginjak Kelas VII SMP ia mulai mengenal OSIS dan menikmati betul kegiatan di organisasi itu,  hingga pulang sore menjadi hal yang biasa. Lelah beraktivitas dan berjalan jauh tiap hari ke SMP,  membuatnya benar-benar tidak pernah ikut rebana lagi.

Momentum berhenti dari grup rebana, membuat prioritasnya beralih kepada prestasi akademik dan minat bakat dilingkungan sekolahnya. Hasilnya, kembali ia mendulang prestasi, seperti Juara 1 Lakon Drama, Juara 1 Lomba Baca Puisi, Juara 1 Lomba Baca Cerpen, Juara 2 Lomba Menyanyi Islam, dan Juara 1 Lomba Tilawatil Qur’an di SMP nya. Bahkan ia pernah beberapa kali mewakili SMP nya dalam berbagai perlombaan setingkat kecamatan hingga karesidenan.  Dalam bidang akademis pun  ia coba bangkit,  karena pernah menjadi peringkat 46 dari 48 siswa, namun usahanya berbuah manis, ia berhasil  masuk dalam 5 siswa terbaik dan peringkat ke 6 untuk nilai ujian nasional di SMP nya.

Semenjak di bangku kelas 3 SMA Raju ingin sekali bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Senang rasanya ketika ada kakak-kakak kelasnya yang datang ke SMA memakai berbagai macam warna jas almamater. Mereka saling menunjukkan kebanggaan mereka terhadap universitas masing-masing.
Dalam hati Raju tertancap tekad bahwa ia harus bisa seperti mereka. Namun , sepertinya ia harus membentur tembok  yang begitu besar baginya,  yaitu izin dari orang tua. Ya, mereka tidak menghendaki jika ia kuliah. Apalagi kalau bukan karena alasan biaya. Ia sangat menyadari bahwa untuk mewujudkan cita-cita bisa kuliah, bukanlah hal mudah baginya. Keterbatasan ekonomi keluarga ditambah doktrin-doktrin masyarakat yang mengganggap sepele pendidikan membuat ayahnya marah apabila ia menyebut kata kuliah. Tetangga tak seorangpun mendukung, justru malah mematahkan semangatnya dan meremehkannya. Mulai sejak itu, angan-angan dan harapan yang begitu tinggi untuk bisa kuliah terkadang menyiksa batinnya.
Ia sering mencoba mengambil hati orang tua agar mereka merestui keinginannya untuk kuliah. Ia mencoba lebih giat membantu ayahnya membuat batu bata di sawah. Ia rutin memikul ratusan bahkan ribuan batu bata kering dan memasukkan ke dalam tempat pembakaran 2 hari sekali. Membantu orang tua mengambil daun pisang untuk dijual. Menggantikan peran ibunya memasak, mencuci piring, dan membersihkan rumah rutin hampir setiap hari dibantu adik perempuannya yang juga mempunyai cita-cita  sepertinya.
Bulan Februari 2009 merupakan awal titik perjuangannya mencari jalan keluar agar bisa kuliah tanpa harus membebani orang tuanya. Raju mencoba mendaftar ke perguruan tinggi melalui PSSB (Program Seleksi Siswa Berpotensi). Pada saat itu ada dua orang teman SMAnya yang juga mendaftar melalui jalur yang sama. Mereka sangat berprestasi di kelas masing-masing. Pada masa-masa try out ujian nasional di sekolah, kedua temannya ini mengajaknya untuk ikut mendaftar Beastudi Etos dari Beastudi Indonesia. Semula Raju tidak mau ikut, karena ia belum begitu tahu pasti mengenai Beastudi Etos. Namun, teman-temannya terus meyakinkan.
Pada saat itu, Etos Semarang menyelenggarakan kegiatan pengenalan Beastudi Etos beserta kompetisi setingkat Jawa Tengah bernama Central Java Competition (CJC)2009. Raju tertarik untuk ikut mendaftar bersama kedua temannya ini sebagai peserta kompetisi. Ini merupakan pertama kalinya Raju mengikuti lomba tanpa didampingi guru dan juga kali pertama ia ke Semarang.
Berbekal niat dan keberanian mereka akhirnya sampai di Semarang. Mereka menginap di Asrama Beastudi Etos Semarang. Nah, dari sinilah Raju mendapatkan informasi lengkap mengenai Beastudi Etos. Ia sangat tertarik untuk ikut. Kedua temannya sudah membawa berkas pendaftaran Beastudi Etos  dan langsung mengumpulkannya kepada panitia. Sedangkan ia belum mengumpulkan karena awalnya belum yakin. Padahal hari itu merupakan dua hari sebelum pendaftaran Beastudi Etos ditutup.
Dalam lomba tersebut, mereka bertiga berhasil merebut juara ke-2 dan membawa pulang uang satu setengah juta. Uang inilah yang ia gunakan untuk mengurusi berkas-berkas Beastudi Etos dan sewaktu-waktu ada panggilan ke Semarang.
Raju pulang kerumah dengan perasaan senang sekali. Ia pulang dengan membawa Piala Gubernur warna biru besar. Lalu ia menceritakan pengalamannya itu kepada orang tuanya. Melalui cerita dan piala yang ia bawa, luluhlah hati kedua orang tuanya karena bangga dan kemudian merestui Raju untuk kuliah.
Malam harinya, sang bapak begitu gigih mengurusi berkas-berkas yang dipersyaratkan oleh Beastudi Etos, seperti surat keterangan pendapatan, surat keterangan tidak mampu, fotokopi, dan lainnya. Raju pun memantapkan hati untuk menuliskan kisah hidupnya di selembar kertas folio garis yang dipersyaratkan pula oleh panitia. Di hari terkahir pendaftaran, akhirnya Raju baru bisa ke Kantor Pos untuk mengirim berkas pendaftaran.
Pertengahan tahun 2009 Raju dinyatakan diterima PSSB Undip. Ia melihat di website pengumuman lolos PSSB Undip dan sentak sangat bangga bisa satu kampus dengan 11 calon mahasiswa lainnya dari Merauke, Aceh, Padang, Bali, dll. Untuk wilayah Jawa Tengah hanya ada dua  yang diterima dan  Raju menjadi salah satunya. Namun sayang kedua teman SMA nya tidak diterima.
Disuatu hari, Raju mendapatkan informasi melalui pesan singkat (SMS). Isi pesan itu adalah … Selamat kepada Muhammad Khoiruddin Rajulaini. Jurusan S-1 Teknik Industri Universitas Diponegoro diterima di Beastudi ETOS untuk wilayah Semarang. Segera persiapkan segala yang diperlukan untuk verifikasi. ….Isi pesan tersebut ia simpan sampai saat ini untuk dijadikan kenangan terindah dalam perjuangannya meraih mimpi untuk duduk dibangku perkuliahan.
Selama dibina ETOS Raju telah menorehkan begitu banyak pencapaian yang terus memotivasinya agar terus yakin akan pertolongan Allah SWT dalam mencapai cita-cita. “ETOS akan selalu menjadi jiwa dalam perjalanan hidup saya” kata Raju. Kini, Raju terus membangun istana kesuksesan, keping demi keping batu bata prestasi terus ia susun. Raju pun aktif  dalam mengikuti berbagai organisasi kampus yang yang  membuat ia semakin dewasa dalam mengatur waktu.
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) Undip 2012, Kepala Dept. Mentoring IIC Undip 2011, Pementor Teknik Industri Undip 2010-2012, Staff Dept. PSDM BEM FT KM Undip 2010, Anggota Youth For Change International (Education Division), BEST Semarang, IMASAKA, dan FOSIAR Pati sudah pernah ia jabat. Keaktifannya dalam berorganisasi inilah membuatnya terpilih menjadi salah satu delegasi Undip dalam 33rd Engineering Development Motivation and Awareness Training (EDMAT-33) di University of Malaya, Malaysia.
Meskipun memiliki banyak kegiatan, tidak  menjadi penghalang baginya untuk tetap berprestasi. Selama kuliah ia pernah mendapatkan berbagai prestasi dan penganugerahan baik akademik maupun non akademik.
Prestasi yang pernah ia raih dantaranya adalah peraih IP 4,00 semester 1 dan semester 6 serta ber-IPK cumlaude sampai sekarang (3,80), Pencipta Mars ETOS angkatan 2009 nasional, Pemenang 1 Undip Idol 2010, Juara Harapan 2 Pop Singer Undip 2010, Pemenang 3 PEKSIMINAS Undip 2012, Finalis PEKSIMIDA Jawa Tengah 2010, Juara 1 Gradasi’s Song Singing Competition Jakarta 2010, Mutsabaqoh Tilawatil Qur’an di Universitas Indonesia Jakarta 2010, Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Se-Jawa oleh Studi Ilmiah Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta 2010, Semi finalis English Debating FST 2011, The Winner of International English Debating Group A on EDMAT in Malaysia, Finalist of International Essay Contest (IEC) GOI PEACE and UNESCO Tokyo Japan 2011. Peraih ETOSER AWARD 2010 dan Peraih ETOSER AWARD 2012 Wilayah Semarang. Dan Raju baru-baru ini terpilih sebagai Mahasiswa Berprestasi 1 Fakultas Teknik Undip 2012 dan menjadi Mahasiswa Berprestasi 2 Tingkat Undip 2012.
Menjadi seorang Mahasiswa Berprestasi  Undip merupakan tantangan sekaligus amanah tersendiri baginya. Karena untuk beberapa kegiatan ia akan menjadi wakil atau delegasi universitas. Selama ia menjadi Mawapres berbagai tawaran pun datang, seperti halnya menjadi pembawa acara international seminar yang diadakan oleh salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia,menjadi juri debat bahasa inggris, dan menjadi pembicara untuk kegiatan-kegiatan lembaga kemahasiswaan.
Raju sempat beberapa kali mendapat penawaran menarik untuk belajar di luar negeri. Seperti halnya tawaran beasiswa studi dari University of South Australia dan tawaran dari salah satu perusahaan terkemuka di Jakarta untuk studi di Jerman. Serta beberapa invitation letter untuk kegiatan International Conference di Swiss, Singapura, dan Thailand. Beberapa ada yang ingin ia ambil, beberapa lainnya ia lepas karena sesuatu hal dan tidak selaras dengan jadwal kuliah dan amanah organisasinya sebagai pemegang posisi tertinggi di Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) Undip. Untuk itu ia lebih memprioritaskan organisasi yang digawanginya itu.
Jiwa mandiri tetap ia bangun, untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya, ia memiliki beberapa aktivitas ekonomi rutin seperti menjadi tentor les privat untuk anak-anak SMP, meski terkadang harus berjalan kaki untuk menuju rumah muridnya karena memang tidak mempunyai kendaraan. Selain itu iapun  menjadi surveyor lembaga, dan baru-baru ini menjadi salah satu peserta magang di International Office Undip yang menangani international event baik didalam maupun luar negeri.


Baginya selama yang ia lakukan hal baik , ia tidak akan malu. Kini, ia bisa menjadi inspirasi bagi adiknya, bagi keluarga, bagi tetangga dikampungnya, bagi rekan-rekan dikampusnya, dan tentu bagi kita semua.
Semenjak di bangku kelas 3 SMA Raju ingin sekali bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Senang rasanya ketika ada kakak-kakak kelasnya yang datang ke SMA memakai berbagai macam warna jas almamater. Mereka saling menunjukkan kebanggaan mereka terhadap universitas masing-masing.
Dalam hati Raju tertancap tekad bahwa ia harus bisa seperti mereka. Namun , sepertinya ia harus membentur tembok  yang begitu besar baginya,  yaitu izin dari orang tua. Ya, mereka tidak menghendaki jika ia kuliah. Apalagi kalau bukan karena alasan biaya. Ia sangat menyadari bahwa untuk mewujudkan cita-cita bisa kuliah, bukanlah hal mudah baginya. Keterbatasan ekonomi keluarga ditambah doktrin-doktrin masyarakat yang mengganggap sepele pendidikan membuat ayahnya marah apabila ia menyebut kata kuliah. Tetangga tak seorangpun mendukung, justru malah mematahkan semangatnya dan meremehkannya. Mulai sejak itu, angan-angan dan harapan yang begitu tinggi untuk bisa kuliah terkadang menyiksa batinnya.
Ia sering mencoba mengambil hati orang tua agar mereka merestui keinginannya untuk kuliah. Ia mencoba lebih giat membantu ayahnya membuat batu bata di sawah. Ia rutin memikul ratusan bahkan ribuan batu bata kering dan memasukkan ke dalam tempat pembakaran 2 hari sekali. Membantu orang tua mengambil daun pisang untuk dijual. Menggantikan peran ibunya memasak, mencuci piring, dan membersihkan rumah rutin hampir setiap hari dibantu adik perempuannya yang juga mempunyai cita-cita  sepertinya.
Bulan Februari 2009 merupakan awal titik perjuangannya mencari jalan keluar agar bisa kuliah tanpa harus membebani orang tuanya. Raju mencoba mendaftar ke perguruan tinggi melalui PSSB (Program Seleksi Siswa Berpotensi). Pada saat itu ada dua orang teman SMAnya yang juga mendaftar melalui jalur yang sama. Mereka sangat berprestasi di kelas masing-masing. Pada masa-masa try out ujian nasional di sekolah, kedua temannya ini mengajaknya untuk ikut mendaftar Beastudi Etos dari Beastudi Indonesia. Semula Raju tidak mau ikut, karena ia belum begitu tahu pasti mengenai Beastudi Etos. Namun, teman-temannya terus meyakinkan.
Pada saat itu, Etos Semarang menyelenggarakan kegiatan pengenalan Beastudi Etos beserta kompetisi setingkat Jawa Tengah bernama Central Java Competition (CJC) 2009. Raju tertarik untuk ikut mendaftar bersama kedua temannya ini sebagai peserta kompetisi. Ini merupakan pertama kalinya Raju mengikuti lomba tanpa didampingi guru dan juga kali pertama ia ke Semarang.
Berbekal niat dan keberanian mereka akhirnya sampai di Semarang. Mereka menginap di Asrama Beastudi Etos Semarang. Nah, dari sinilah Raju mendapatkan informasi lengkap mengenai Beastudi Etos. Ia sangat tertarik untuk ikut. Kedua temannya sudah membawa berkas pendaftaran Beastudi Etos  dan langsung mengumpulkannya kepada panitia. Sedangkan ia belum mengumpulkan karena awalnya belum yakin. Padahal hari itu merupakan dua hari sebelum pendaftaran Beastudi Etos ditutup.
Dalam lomba tersebut, mereka bertiga berhasil merebut juara ke-2 dan membawa pulang uang satu setengah juta. Uang inilah yang ia gunakan untuk mengurusi berkas-berkas Beastudi Etos dan sewaktu-waktu ada panggilan ke Semarang.
Raju pulang kerumah dengan perasaan senang sekali. Ia pulang dengan membawa Piala Gubernur warna biru besar. Lalu ia menceritakan pengalamannya itu kepada orang tuanya. Melalui cerita dan piala yang ia bawa, luluhlah hati kedua orang tuanya karena bangga dan kemudian merestui Raju untuk kuliah.
Malam harinya, sang bapak begitu gigih mengurusi berkas-berkas yang dipersyaratkan oleh Beastudi Etos, seperti surat keterangan pendapatan, surat keterangan tidak mampu, fotokopi, dan lainnya. Raju pun memantapkan hati untuk menuliskan kisah hidupnya di selembar kertas folio garis yang dipersyaratkan pula oleh panitia. Di hari terkahir pendaftaran, akhirnya Raju baru bisa ke Kantor Pos untuk mengirim berkas pendaftaran.
Pertengahan tahun 2009 Raju dinyatakan diterima PSSB Undip. Ia melihat di website pengumuman lolos PSSB Undip dan sentak sangat bangga bisa satu kampus dengan 11 calon mahasiswa lainnya dari Merauke, Aceh, Padang, Bali, dll. Untuk wilayah Jawa Tengah hanya ada dua  yang diterima dan  Raju menjadi salah satunya. Namun sayang kedua teman SMA nya tidak diterima.
Disuatu hari, Raju mendapatkan informasi melalui pesan singkat (SMS). Isi pesan itu adalah … Selamat kepada Muhammad Khoiruddin Rajulaini. Jurusan S-1 Teknik Industri Universitas Diponegoro diterima di Beastudi ETOS untuk wilayah Semarang. Segera persiapkan segala yang diperlukan untuk verifikasi. ….Isi pesan tersebut ia simpan sampai saat ini untuk dijadikan kenangan terindah dalam perjuangannya meraih mimpi untuk duduk dibangku perkuliahan.
Selama dibina ETOS Raju telah menorehkan begitu banyak pencapaian yang terus memotivasinya agar terus yakin akan pertolongan Allah SWT dalam mencapai cita-cita. “ETOS akan selalu menjadi jiwa dalam perjalanan hidup saya” kata Raju. Kini, Raju terus membangun istana kesuksesan, keping demi keping batu bata prestasi terus ia susun. Raju pun aktif  dalam mengikuti berbagai organisasi kampus yang yang  membuat ia semakin dewasa dalam mengatur waktu.
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) Undip 2012, Kepala Dept. Mentoring IIC Undip 2011, Pementor Teknik Industri Undip 2010-2012, Staff Dept. PSDM BEM FT KM Undip 2010, Anggota Youth For Change International (Education Division), BEST Semarang, IMASAKA, dan FOSIAR Pati sudah pernah ia jabat. Keaktifannya dalam berorganisasi inilah membuatnya terpilih menjadi salah satu delegasi Undip dalam 33rd Engineering Development Motivation and Awareness Training (EDMAT-33) di University of Malaya, Malaysia.
Meskipun memiliki banyak kegiatan, tidak  menjadi penghalang baginya untuk tetap berprestasi. Selama kuliah ia pernah mendapatkan berbagai prestasi dan penganugerahan baik akademik maupun non akademik.
Prestasi yang pernah ia raih dantaranya adalah peraih IP 4,00 semester 1 dan semester 6 serta ber-IPK cumlaude sampai sekarang (3,80), Pencipta Mars ETOS angkatan 2009 nasional, Pemenang 1 Undip Idol 2010, Juara Harapan 2 Pop Singer Undip 2010, Pemenang 3 PEKSIMINAS Undip 2012, Finalis PEKSIMIDA Jawa Tengah 2010, Juara 1 Gradasi’s Song Singing Competition Jakarta 2010, Mutsabaqoh Tilawatil Qur’an di Universitas Indonesia Jakarta 2010, Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Se-Jawa oleh Studi Ilmiah Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta 2010, Semi finalis English Debating FST 2011, The Winner of International English Debating Group A on EDMAT in Malaysia, Finalist of International Essay Contest (IEC) GOI PEACE and UNESCO Tokyo Japan 2011. Peraih ETOSER AWARD 2010 dan Peraih ETOSER AWARD 2012 Wilayah Semarang. Dan Raju baru-baru ini terpilih sebagai Mahasiswa Berprestasi 1 Fakultas Teknik Undip 2012 dan menjadi Mahasiswa Berprestasi 2 Tingkat Undip 2012.
Menjadi seorang Mahasiswa Berprestasi  Undip merupakan tantangan sekaligus amanah tersendiri baginya. Karena untuk beberapa kegiatan ia akan menjadi wakil atau delegasi universitas. Selama ia menjadi Mawapres berbagai tawaran pun datang, seperti halnya menjadi pembawa acara international seminar yang diadakan oleh salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia,menjadi juri debat bahasa inggris, dan menjadi pembicara untuk kegiatan-kegiatan lembaga kemahasiswaan.
Raju sempat beberapa kali mendapat penawaran menarik untuk belajar di luar negeri. Seperti halnya tawaran beasiswa studi dari University of South Australia dan tawaran dari salah satu perusahaan terkemuka di Jakarta untuk studi di Jerman. Serta beberapa invitation letter untuk kegiatan International Conference di Swiss, Singapura, dan Thailand. Beberapa ada yang ingin ia ambil, beberapa lainnya ia lepas karena sesuatu hal dan tidak selaras dengan jadwal kuliah dan amanah organisasinya sebagai pemegang posisi tertinggi di Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) Undip. Untuk itu ia lebih memprioritaskan organisasi yang digawanginya itu.
Jiwa mandiri tetap ia bangun, untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya, ia memiliki beberapa aktivitas ekonomi rutin seperti menjadi tentor les privat untuk anak-anak SMP, meski terkadang harus berjalan kaki untuk menuju rumah muridnya karena memang tidak mempunyai kendaraan. Selain itu iapun  menjadi surveyor lembaga, dan baru-baru ini menjadi salah satu peserta magang di International Office Undip yang menangani international event baik didalam maupun luar negeri.
Baginya selama yang ia lakukan hal baik , ia tidak akan malu. Kini, ia bisa menjadi inspirasi bagi adiknya, bagi keluarga, bagi tetangga dikampungnya, bagi rekan-rekan dikampusnya, dan tentu bagi kita semua.
sumber: www.beastudiindonesia.net