Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri griya. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri griya. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Griya Riset Indonesia Siapkan Generasi Unggul Melalui Riset dan Tulisan

0
 



Campusnesia.co.id – Menulis dan Riset merupakan satu hal yang tak bisa terlepas dari pembangunan suatu peradaban, bahkan tulisan menjadi salah satu indikator utama dalam sejarah peradaban manusia. 

Pengamatan, pikiran atau ide yang dituangkan dalam bentuk tulisan akan lebih mudah dipelajari serta bisa menjadi ruang yang bermanfaat bagi orang lain dalam jangka waktu yang lama.

Griya Riset Indonesia (GRI) hadir sebagai wadah yang membangun mental dan nalar ilmiah generasi muda yang memiliki minat atau ketertarikan pada riset, ilmu pengetahuan dan penulisan karya tulis ilmiah, sekaligus sebagai ruang belajar, diskusi dan kolaborasi bagi peneliti muda Indonesia di bidang pendidikan dan sosial humaniora. 

Soft Launcing yang ditujukan untuk memperkenalkan Griya Riset Indonesia serta mendorong minat meneliti bagi calon peneliti muda melalui riset dan tulisan ini dilakukan pada Sabtu, (18/9/2021).




Kegiatan yang mengusung tema “Membumikan Tradisi Riset di Kalangan Generasi Muda” ini dipandu oleh host, Laila Fajrin Rauf (Aktivis Griya Riset Indonesia) dan dimoderatori oleh salah satu pegiat Griya Riset Indonesia, Megawaty Indah Pratiwi serta diikuti oleh 160 peserta. 

Acara ini juga menghadirkan dua nara sumber yang berkompeten dalam bidang riset dan kepenulisan, yaitu Achmad Dhofir Zuhri (Penulis Buku Peradaban Sarung) dan Peneliti Sejarah Kasultanan Demak Bintara, Ali Romdhoni. Hadir pula Founder serta Direktur Griya Riset Indonesia, Ma’as Shobirin dan Amrizarois Ismail.

Susunan acara yang berisi pembukaan, pembacaan kalam ilahi, sambutan-sambutan, materi yang merupakan acara inti, dan penutupan ini disambut dengan atusias oleh para peserta, serta berjalan secara lancar dan khidmad. 

Millatul Miskiyyah dengan suara merdunya, membacakan Q.S Majadalah: 11 dan diakhiri dengan Shalawat Tibbil Qulub.

Kemudian, dilanjutkan sambutan oleh Ketua Panitia, Direktur dan Founder of Griya Riset Indonesia. Dalam sambutannya, Amrizarois mengulas singkat profil Griya Riset Indonesia dan menjelaskan tentang kegiatan GRI mendatang. Sedangkan, Ma’as Shobirin menjelaskan latar belakang berdirinya dan harapan untuk Griya Peradaban dan Griya Riset Indonesia.  

“Dengan keterbatasan saya, dengan ketidakmampuan saya, saya memiliki komitmen dan keinginan besar untuk bisa menggabungkan dua kutub ini agar menjadi sebuah energi yang bermanfaat untuk masyarakat Indonesia. 

Teman-teman Griya Peradaban berkomitmen lewat soft skillnya, kuliah alternatif. Saya berharap Griya Riset Indonesia harus hidup meskipun pembelajarnya hanya 2 atau 5 tetap harus dijalankan, karena kita mengutamakan kualitas daripada kuantitas”, ujar Founder GRI.

Sebelum pemaparan materi dari kedua pemateri, Mega menampilkan profil berupa video singkat Griya Riset Indonesia. 

Achmad Dhofir Zuhry, menjadi pemateri pertama, memaparkan tentang tradisi menulis sebagai tonggak peradaban. Ucapan tahniah (selamat) atas berdirinya GRI, membuka penjelasan dari Penulis Buku Filsafat: Tersesat di Jalan yang Benar itu. 

Menurutnya, dengan berdirinya Griya Riset Indonesia, Indonesia yang peradabannya kerapkali dipertanyakan bahkan disepelekan, anggapan tersebut akan pudar. 

Kemudian, anak muda dari berbagai kalangan yang mulai concern untuk berkarya, kita tidak perlu lagi menunggu peran pemerintah untuk bergerak. 

Ia juga menjelaskan bahwa salah satu cara mencintai ilmu pengetahuan, yaitu dengan melakukan riset. Ia menambahkan dalam penjelasannya, dalam mempertimbangakan kuantitas diri,  sebelum bicara, menulis, ceramah atau melakukan apapun, harus terlebih dahulu disertai riset. 

“Perubahan pada hasil dimulai dari merubah cara. Perubahan itu dimulai dari tiga hal, yaitu dimulai dari diri, dimulai dari hal kecil dan mulai sekarang”, pungkas Pengasuh Pesantren Luhur Baitul Hikmah itu.

Disambung oleh Dosen Unwahas, Ali Romdhoni yang menjelaskan tentang mendongkrak gairah riset di kalangan muda. Menurutnya, Griya Riset Indonesia ini lahir di Era Transisi, dimana generasi baru seperti saat ini perlu disambut dengan cara yang baru pula. Ia juga memaparkan bahwa riset ialah kerja-kerja sistematis dengan langkah dan prosedur untuk menemukan jawaban masalah saat ini.

Pria yang menjadi peneliti Sejarah di Kasultanan Demak Bintara ini juga menjelaskan pentingnya penelitian. Di antaranya, menjawab persoalan, menemukan sumberdaya yang kita miliki, memenangkan kompetensi global, dan menyiapkan masa depan yang lebih unggul.

“Bangsa yang memiliki kekuatan masa depan, mampu membaca kebutuhan masa depan, maka akan menjadi bangsa yang unggul, tidak lagi menjadi makmum”, ujarnya

Di akhir sesi, sebelum acara ditutup, Pegiat Griya Riset Indonesia, Muhammad Khozin menyampaikan informasi kegiatan terdekat Griya Riset Indonesia yang akan dilaksanakan pada bulan Oktober. Ditutup dengan hamdalah, Laila Fajrin Rauf undur diri dan mempersilakan peserta leave zoom meeting. 



Penulis:
Afifatun Ni'mah

Kuliah Alternatif Angkatan I Griya Peradaban Ditutup dengan Salam Sapa dan Penyerahan Sertifikat

0
 
 
Campusnesia.co.id -  Kuliah Alternatif Angkatan I yang digelar oleh perkumpulan generasi muda Griya Peradaban akhirnya berakhir pada Sabtu (20/03). Kegiatan yang membekali para pesertanya dengan berbagai softskill ini, resmi ditutup dengan acara Salam Sapa dan Penyerahan Sertifikat.

Acara penutupan dipandu oleh duo aktivis Griya Peradaban, yaitu Putri Rizkyatul  dan Jajang Jalaludin. Sebagai pemandu, Jajang juga berkesempatan menyampaikan pesan kepada calon alumni Kuliah Alternatif I. Ia berharap alumni bisa ikut andil menjadi aktivis Griya Peradaban di waktu yang akan datang. Karena menurutnya, banyak pengalaman yang akan didapat, khususnya dalam disiplin manajemen waktu. "Karena di era Society 5.0 ini, kita berperang dengan waktu." Ucapnya.

Pada acara tersebut perwakilan dari Mentor Griya Peradaban, Atin Anggraini, menyampaikan pesan, kesan, dan testimoninya secara khusus tentang jalannya Kuliah Alternatif dan harapannya terhadap eksistensi Griya Peradaban. “Semoga silaturrahim ini tidak berhenti di sini saja. Karena silaturrahim bisa menarik rezeki dalam berbagai bentuk.” Tegasnya.

Atin mengapresiasi adanya Kuliah Alternatif ini, terutama soal relasi yang bisa didapat setelah mengikutinya. Kemudian ia berterima kasih kepada pendiri Griya Peradaban, Ma’as Shobirin, karena berkat spirit dan komitmen yang dibangun dalam Griya Peradaban mampu mengumpulkan generasi muda berprestasi dari berbagai penjuru Indonesia.

Testimoni lain diberikan oleh Bayu Wangsa Kopi sebagai salah satu pihak yang mendukung jalannya Kuliah Alternatif. Bayu mengaku senang dengan adanya perkumpulan ini karena bisa berkenalan dengan anak-anak muda yang memiliki semangat berorganisasi. Selain itu ia juga mengatakan bahwa belajar di Griya Peradaban ini penting karena ada sistem mentoring.

Pada kesempatan ini ia juga menyampaikan tips meraih kesuksesan. Pertama, fokus mencari ilmu. Ia menjelaskan, ketika seseorang fokus mencari ilmu maka seseorang itu akan meraih segalanya. Kedua, marketing yang baik. Salah satu caranya ialah bersilaturrahmi dengan orang-orang yang berilmu dan melakukan self branding. Keempat yaitu manajemen yang baik dan dibarengi dengan sikap disiplin.

Hadir pula dalam acara purna tersebut, pendiri Griya Peradaban, Ma’as Shobirin yang selain melakukan penyerahan via online sertifikat Program Kuliah Alternatif Angkatan I, ia juga menyampaikan beberapa hal terkait tindak lanjut pasca mengikuti Kuliah Alternatif.

Poin yang disampaikan oleh alumni Kader Bangsa Fellowship 2018 ini salah satunya yaitu soal spirit diadakannya Kuliah Alternatif. “Spirit yang diusung dalam kegiatan ini adalah mengakomodir kolaborasi dengan segala pihak untuk selalu berusaha menyemai bibit-bibit kebaikan.” Ujarnya.

Ia berharap kepada seluruh para peserta yang telah mengikuti kegiatan ini untuk tetap saling berkomunikasi dan berkolaborasi dalam hal baik dan bermanfaat. Setelah Kuliah Alternatif rampung, harapannya para pembelajar dapat mengaktualisasikan ilmu yang telah didapat sebagai seorang leader dan selalu bangga memiliki rumah bernama Griya Peradaban.

Sebagai acara penutup, kegiatan ini dimeriahkan dengan apresiasi kepada delapan orang pembelajar yang dinilai paling aktif dan konsisten selama perkuliahan berlangsung. Mereka disapa hangat oleh pendiri Griya Peradaban dan mendapatkan hadiah spesial. (Khozin).


Kuliah Umum Dies Natalis Griya Riset Ke-1 Usung Tema Penguatan Literasi Budaya

0



Campusnesia.co.id - Menulis merupakan salah satu cara sebagai cara yang digunakan untuk memberikan pernyataan secara tidak langsung. Adapun riset merupakan salah satu bagian dari menulis yang memiliki fokus untuk mencari dan menelaah terhadap fenomena sosial yang sedang terjadi di masyarakat. 

Riset membutuhkan lebih banyak motivasi agar seorang peneliti bisa konsisten dalam melakukan penelitian. Namun, hal ini tidak menjadi hambatan bagi Griya Riset Indonesia (GRI). 

Griya Riset Indonesia (GRI) yang pada tanggal 17 September 2022 merayakan dies natalis ke-1 memberikan suatu gebrakan kepada seluruh elemen akademisi, mahasiswa, dan peneliti untuk terus membumikan penelitian dan menjadikan penelitian sebagai budaya. 

Dalam perayaan dies natalisnya, GRI memberikan wadah kepada peserta untuk menyelami dunia literasi budaya dan keragaman yang masih banyak timbul masalah.

Dies Natalis Griya Riset ke-1 mengusung tema “Penguatan Literasi Budaya dan Keragaman dalam Menyongsong Generasi Emas” ini dipandu oleh host, Afifatun Ni’mah (Aktivis Griya Riset Indonesia) dan dimoderatori oleh salah satu pegiat Griya Riset Indonesia, Muhammad Khozin serta diikuti oleh 170 peserta. 

Acara ini menghadirkan satu narasumber yang berkompeten dalam bidang riset, yaitu bapak Fairul Zabadi selaku peneliti bahasa dan sastra dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). 

Karya tulis, penelitian, dan buku beliau sudah tersebar luas di google scholar yang merupakan hasil dari penelitian yang selama ini ditulis oleh bapak Fairul Zabadi. Selain itu, dalam acara ini juga turut mengundang mitra Griya Riset Indonesia dari Comdev Officer CSR IT Pertamina Balikpapan, yaitu Fitri Ulul Azizah.

Susunan acara yang berisi pembukaan, sambutan-sambutan, pemaparan kuliah umum, dan penutup ini disambut dengan antusiasme yang tinggi oleh para peserta. Serta, seluruh acara hingga akhir berjalan secara khidmat dan intelektual.

Kemudian dilanjutkan dengan sambutan ketua panitia, Direktur Griya Riset Indonesia, dan juga mitra GRI dari CSR IT Pertamina Balikpapan. Dalam sambutannya, Afifatul Munawiroh menjelaskan secara singkat terkait perayaan acara dies natalis GRI ke-1. Sedangkan, Amriza Rois Ismail memaparkan terkait kegiatan dan juga kinerja dari GRI yang sudah dilakukan selama setahun ini.

“Griya Riset Indonesia didirikan oleh bapak Ma’as Shobirin yang juga dosen dari Universitas Wahid Hasyim Semarang pada tanggal 17 September 2021. Adapun dalam proses perjalanannya, GRI merekrut beberapa aktivis yang di seleksi dengan proses yang ketat. Sehingga dalam satu tahun ini, GRI berhasil mengadakan acara Soft Launching, Akademi GRI level 1 dan 2, dan juga Dies Natalis ini. Selain itu, GRI juga berhasil bermitra dengan beberapa perguruan tinggi dan juga dengan Pertamina.” Ujarnya.

Setelah itu, disusul dengan sambutan dari mitra Comdev Officer CSR IT Pertamina Balikpapan, yaitu Fitri Ulul Azizah yang menyampaikan terkait kesan saat melakukan kerja sama dengan Griya Riset Indonesia dalam menulis buku ber-ISBN. 

Disusul dengan acara inti yakni pemaparan materi oleh bapak fairul zabadi terkait Penguatan Literasi Budaya dan Keragaman dalam Menyongsong Generasi Emas. Beliau menyampaikan bahwa sebagai akademisi dan peneliti harus memiliki kecapakan yang disingkat 4C, yaitu Collaboration (kolaborasi), Communication (komunikasi), critical thinking and problem solving (pemikiran yang kritis dan pemecahan masalah), juga creativity and innovation (kreativitas dan inovasi). 

“saya sangat yakin, apabila suatu negara memiliki masyarakat yang memiliki budaya membaca, menulis, dan meneliti maka akan menjadi negara yang maju”. Ujarnya.

Di akhir sesi sebelum acara ditutup, Host memberikan hadiah kepada dua penanya terbaik yaitu Abdul Aziz dan Khoirunnisa. Setelah itu, seluruh seluruh panitia, narasumber, dan juga peserta melakukan sesi foto bersama. Ditutup dengan hamdalah, Afifatun Ni’mah undur diri dan mempersilakan peserta untuk meninggalkan zoom meeting.

Cerita Sukses Griya Rias Sabian, Dari Bisnis Rias Pengantin kini Menjelma Jadi Wedding Organizer

0


Campusnesia.co.id -  Belakangan ini sedang tren sebuah istilah yang disebut Support System, secara harfiah Support system adalah seseorang yang memberi kita kekuatan secara emosional maupun perbuatan langsung. Mereka akan berusaha memastikan bahwa kita selalu berada dalam kondisi yang baik. Jika menemukan kita mengalami stres atau kecemasan, mereka akan berusaha membantu.

Dalam mengelola usaha Support System juga diperlukan, jika suami menjalani usaha istri mendukung dan jika istri berusaha suami juga harus support, akan lebih ideal jika sebuah bisnis dijalani berdua.

Hal ini yang jalani oleh pasangan suami istri asal Dukuh Weron Tegalharjo Pati mas Harso dan mbak Ida, bersama-sama membangun dan mengelola usaha Rias Pengantin dan Wedding Organizer bernama Griya Rias Sabian.

Dimulai sejak keduanya menikah hingga kini sudah dikarunia dua orang anak, awalnya hanya menyediakan jasa rias pengantin hari ini sudah bisa melayani dekorasi, tratak, kursi, perlengkapan pesta, panggung, sound system, foto wedding hingga hiburan organ tunggal.

Bagi pembaca yang punya acara besar atau event organizer dan butuh panggung rigging, mas Harso juga menyediakannya namanya Sabian Rigging cocok untuk acara dangdut, sholawat dan lainnya, soal bongkar pasang juga sudah disiapkan jadi klien tak perlu repot lagi.

Sobat bisa mendapatkan jasa rias pengantin yang bisa disesuaikan dengan anggaran dan kebutuhan sangat terjangkau dengan kualitas memukau dan siap melayani sesuai kebutuhan dan ketersediaan dana penyelenggara acara dan pemilik hajatan.

Griya Rias Sabian dimulai oleh mas Harso dan mbak Ida benar-benar merintis dari nol, "waktu anak pertama baru berumur 2 tahun, tahun 2012 istri saya mulai  belajar tata rias dan dengan Bismillah pada tahun 2013 memberanikan diri mulai buka usaha ini" kenang beliau saat ditanya bagaimana sejarah berdirinya Griya Rias Sabian.

Jadi untuk sobat pembaca yang baru mulai usaha jangan pernah merasa terlambat dan minder, belajar dari kisah Griya Rias Sabian kuncinya adalah belajar dan memberanikan diri untuk memulai.

Dalam bisnis rias pengantin dan wedding organizer jam terbang, pengalaman dan portofolio adalah hal yang paling utama, tak perlu diragukan lagi dengan pengalaman bertahun-tahun Griya Rias Sabian siap memberi hasil terbaik, ingin bukti bisa dilihat di akun instagramnya Griya Rias Sabian.

Tak perlu sungkan untuk sekedar bertanya-tanya dan konsultasi, sobat pembaca bisa datang langsung ke galerynya di Desa Tegalharjo Dukuh Weron RT 06 RW V Trangkil Pati atau bisa juga lewat telepon di nomer 085225206662, 085226284442 atau via whatsapp di 085225206662.

Dalam kesempatan berbincang dengan tim Wirausahanesia, mas Harso memberi tips dalam memilih Rias Pengantin dan Wedding Organizer, "Tips memilih Rias Pengantin dan Wedding Organizer agar tidak kecewa sederhana, coba bisa dilihat dari portofolio yang diposting di akun sosial medianya dan video livenya dengan demikian akan membuktikan seberapa  pengalaman dalam menangani setiap acara." jawab pria penyuka olahraga sepeda dan gitar ini.



Penulis
Achmad Munandar

Foto: Griya Rias Sabian



**konten ini juga bisa dibaca di media online Wirausahanesia.com dengan judul "Kisah Sukses mas Harso dan mbak Ida Bangun Griya Rias Sabian, Dari Rias Kini Jadi Wedding Organizer"

Griya Riset Indonesia Gelar Pelatihan Kiat Menulis Artikel bersama Wildan Hefni

0
 


Campusnesia.co.id -  Kelas akademi riset dan penulisan level I Griya Riset Indonesia(GRI) telah memasuki sesi IV yang merupakan sesi terakhir pada Sabtu, (30/10/2021) dengan  membahas materi kita menulis artikel.

Acara dipandu salah satu aktivis Griya Riset Indonesia (GRI), Laila Fajrin Rouf dan menghadirkan trainer yang berpengalaman dan berkompeten di bidang penulisan artikel, Wildan Hefni (Mentor Griya Peradaban). 

Direktur Griya Riset Indonesia, Amrizarois Ismail turut hadir dan memberi sambutan. Dalam sambutannya, ia mengucapkan terima kasih atas antusias dan konsistensi para peserta yang telah mengikuti kelas akademi riset dan penulisan hingga akhir sesi. Ia berharap setelah kelas level I selesai, para peserta mampu menerapkan ilmu yang telah didapat untuk menghasilkan sebuah karya tulisan. 

Wildan Hefni memulai kegiatan dengan menyampaikan apresiasinya pada Griya Riset Indonesia (GRI). Kemudian ia mulai memaparkan materi, membahas urgensi literasi dan imunitas bangsa. Menurutnya, tradisi riset dan menulis bisa mengokohkan bangsa. 

Ia menambahkan penjelasannya mengenai pentingnya literasi dengan memberikan pelajaran yang bisa diambil dari buku yang ditulis oleh Tom Nichols, The Death of Expertise. Dua hal tersebut ialah matinya para pakar, yaitu orang-orang yang memanfaatkan ilmu pengetahuan yang sehari-hari menekuni kapasitasnya sebagai scientist sebab munculnya teknologi yang masih masif yang dapat memporak porandakan masa depan.

“Nah dalam konteks Indonesia, The Death of Expertise ini kita butuhkan. Jangan sampai literasi yang ada di media online Indonesia berisi tulisan yang diskriminasi. Maka kemudian, saya ingin mengilustrasikan bahwa tulisan artikel ilmiah itu menjadi penting untuk mewarnai jagat literasi Indonesia agar tidak terjadi apa yang digambarkan oleh Tom Nichols, maka kalian yang bergabung di Griya Riset Indonesia (GRI) melalui karya ilmiah mampu menegaskan narasi keindonesiaan yang utuh,” imbuhnya.

Pria kelahiran Sumenep ini juga memberikan tiga kunci menyusun karya ilmiah. Pertama, istafti yadak yaitu membiasakan tangan untuk menulis. Kedua, istafti fikrak (memperbanyak bacaan, berpikir, menemukan ide) dan istafti qolbak yaitu fokus pada sisi spiritual, berdoa dengan menggunakan hati.

“Saya tidak ingin terjebak menjelaskan secara teoritis, saya ingin membaca nama-nama misalnya mbak Laila Fajrin, Muhammad Khozin berada di media Indonesia. Alumni Griya Riset Indonesia (GRI) harus ada bukti yang diberikan,” ucapnya.

Menurutnya, agar tulisan kita bisa dimuat oleh media tertentu maka harus mengikuti syarat dan ketentuan yang sudah diberlalukan oleh media tersebut. Ia juga menyampaikan bahwa salah satu tulisan yang bisa dimuat yaitu tulisan yang aktual, relevan dan merupakan isu yang berkembang di masyarakat.

Kelas akademi riset dan penulisan Griya Riset Indoneisa (GRI) berjalan dengan lancar dan kondusif. Peserta diharap untuk terus menjalin silaturrahim yang baik antarpeserta. 


Penulis: Afifatun Ni’mah

Brelyantika, Mentor Griya Peradaban Satu Panggung bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani

0

 

Sumber foto: Capture YouTube Kemenkeu


Campusnesia.co.id - Salah satu mentor perkumpulan Griya Peradaban, Brelyantika (22 tahun), terpilih menjadi narasumber pada  kegiatan Women and Girls: Game Changers in Development pada Sabtu (06/03). Kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati International Women’s Day pada tanggal 08 Maret, yang diadakan oleh Yayasan Plan Internasional Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Keuangan Republik Indonesia.


Brel, sapaan akarabnya, berkesempatan berbagi pengalaman sekaligus berdialog langsung dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Anne Birgitte Albrectsen dari Plan International, Alice Albright, CEO Global Partnership for Education serta dua narasumber perempuan muda lainnya yaitu Della Agustin (19 tahun) dan Silvia Atmajaya (18 tahun).

Melalui wawancara via Whatsapp, ia mengungkapkan bahwa hal ini merupakan pengalaman yang luar biasa. Perempuan asal Jepara itu tak menyangka bisa terpilih setelah melalui seleksi ketat yang dilakukan sebelumnya.

Juara I Duta Bahasa Jawa Tengah 2019 ini, menceritakan pengalamannya selama menjadi relawan pengajar Bahasa Inggris di salah satu panti asuhan di kabupaten Jepara. Melihat kondisi tiga belas anak panti yang suka malu-malu dan cenderung tidak percaya diri ketika diminta maju ke depan kelas atau ditanya tentang cita-cita, membuat Bre terpanggil sehingga mendirikan sebuah wadah untuk mereka bernama Panti Carita pada Oktober 2020.

Sumber foto: Dokumentasi Griya Peradaban

Ia bersama teman-temannya mendirikan Panti Carita untuk menjadi pengajar sekaligus berbagi cerita kepada anak-anak.  Menurut Brel, tujuan sederhana pendirian Panti Carita ini adalah untuk meningkatkan kepercayaan diri pada tiga belas anak perempuan tadi dan mendorong mereka untuk mewujudkan impiannya.

Seperti pada saat menjadi nara sumber, Ia mengutip sebuah kalimat favorit dari Melinda Gates: “Ketika anak-anak belajar hal baru, mereka bisa mengembangkan dirinya. ketika mereka bisa mengembangkan dirinya, mereka bisa meningkatkan kepercayaan dirinya dan mampu mengubah masa depannya.”

Telah disebut di awal, Gadis muda yang aktif dalam kegiatan sosial ini juga tercatat sebagai mentor di Perkumpulan Generasi Muda Griya Peradaban. Sebuah perkumpulan yang berisi para pemuda untuk melakukan kolaborasi positif dalam bidang pendidikan, teknologi digital dan kewirausahaan. Beberapa waktu lalu, Brel juga turut mengisi program Kuliah Alternatif Griya Peradaban Angkatan I dengan menyajikan tema kecerdasan emosional.

Ia mengungkapkan kesenangannya bisa menjadi salah satu mentor di Perkumpulan Griya Peradaban. “Di sini saya bisa terhubung dengan banyak orang-orang hebat, berilmu dan berprestasi.” Ucapnya. Ia berharap kegiatan Griya Peradaban berjalan terus. Karena di situ banyak ilmu yang bisa didapat seperti leadership, teamwork, networking, dan lain-lain.

Ma’as Shobirin sebagai pendiri Perkumpulan Griya Peradaban mengapresiasi atas prestasi yang diraih oleh mentornya tersebut. “Brelyantika merupakan salah satu mentor kami sejak didirikannya perkumpulan ini. Ia anak muda energic, memiliki solidaritas tinggi dan mampu berkerjasama dengan baik dengan mentor lain maupun aktivis Griya Peradaban.” Ujarnya.

Di akhir wawancara, pada momen International Women’s Day ini, Brel berpesan kepada semua perempuan agar jangan takut untuk melakukan apapun, jangan pernah takut untuk speak up, karena perempuan berhak untuk bicara, di dengar, dan menjadi pemimpin masa depan. (Khozin).

Inspiring Talk Ramadhan Griya Peradaban

0



Inspiring Talk

Assalamualaikum.wr.wb
Selamat menjalankan ibadah Ramadhan dan semoga diberikan kesehatan dan kelancaran.
Situasi Pandemi mengharuskan kita untuk tetap Stay at Home terutama dalam mengisi Bulan Ramadhan, salah satunya dengan Tadarus dan Menghafal Al-Qur'an, Ramadhan Kali ini Griya Peradaban mengadakan :

📍Inspiring Talk Ramadhan Griya Peradaban📍

Meneguhkan Spirit Al Qur'an di kalangan generasi muda

Dilaksanakan pada:

🗓️ Hari/Tanggal : Sabtu, 24 April 2021
⏰ Pukul : 15.30 WIB-Selesai
📍Via : Platform zoom meeting
💵: FREE HTM!!!

Dengan Narasumber yang luar biasa, bersama :
- Aldi Fahmi Musthofa (Juara MHQ Asean 2019)
-Durrotul Muqoffa (Penghafal Al Qur'an Di usia 6 Tahun).

Bersama:
- MC: F. Zakiyah Iffa Al-Rosyada (Aktivis Griya Peradaban)
- Moderator: Nailu Rohmatika (Aktivis Griya Peradaban)

Link Pendaftaran: http://bit.ly/RamadhanTalks

Ayok bergabung dan raih keberkahan Ramadhan bersama Griya Peradaban
Wassalamu'alaikum.wr.wb

#griyaperadaban #inspiringtalk #anakmuda #aktivis #perkumpulan #generasimuda #anakmudakeren #milenial #generasiZ
_______________
More info:
Instagram: @griyaperadaban.id
YouTube: Griya Peradaban Official
Facebook: Griyaperadaban
Gmail: griyaperadaban@gmail.com
Web: griyaperadaban.id

Perkumpulan Griya Peradaban Membuka Pendaftaran Kuliah Alternatif Angkatan III Tahun 2022

0
 


Campusnesia.co.id - Setelah sukses dengan program sosial Kuliah Alternatif Angkatan 1 dan 2 tahun 2021, Perkumpulan Griya Peradaban kembali menggelar Kuliah Alternatif Angkatan III yang akan dilaksanakan pada bulan Januari dan Februari 2022 mendatang. 

Program ini dimaksudkan untuk membekali para generasi muda dalam bidang soft skill yang sangat dibutuhkan mereka. 

Dengan pelibatan banyak pihak dan komunitas, program sosial ini juga menyuguhkan materi menarik yang disajikan selama 6 kali pertemuan misalnya personality development and leadership, community development, communication skill, creative literacy, spiritual and emotional intelligence, entrepreneurship, personal branding and creative idea on social media. 

Program ini dilaksanakan secara online melalui zoom meeting secara rutin setiap hari sabtu jam 09.30-11.00 WIB yang bisa diikuti seluruh pemuda di Indonesia. 

Dibuka pendaftaran gelombang I tanggal 5-20 Desember dan gelombang II tanggal 21-28 Desember 2021 dengan donasi program yang sangat terjangkau, yakni Rp. 40.000 – Rp. 50.000 selama program berlangsung. Pendaftaran bisa dilakukan melalui link yang sudah disajikan di Instagram @griyaperadaban.id atau melalui www.griyaperadaban.id.

Selain mendapatkan materi perkuliahan serta akses pemuda di seluruh Indonesia, peserta juga akan memperoleh sertifikat program, kartu anggota perkumpulan griya peradaban dan rekomendasi keikutsertaan program baik dalam maupun luar negeri (apabila diperlukan). 



Pada kesempatan ini, sengaja pendiri Griya Perdaban, Ma’as Shobirin menghadirkan banyak pembicara dari kalangan pemuda yang memiliki prestasi dan jejak rekam baik dalam bidangnya, di antaranya Nurul Khasanah (Mentor Griya Peradaban), Nyimas An An Animah Umar (Pengelola Pondok Pesantren Ar-Risalah Ciamis), Imelda Zamjanah Rahmawati (Duta Muda ASEAN 2019), Nadea Latifah Nugraheni (Duta Internasional Griya Peradaban), Sindy Setiawati (Ajudan Milenial Gubernur Jawa Barat 2020), Haris Ashfa El Hakim (CEO AISH Media Group), Kaula Fahmi (Ketua PCI NU Tiongkok), Infijarun Ni'am (Ketua Gerakan Wirausaha Nasional jawa Tengah), Amrizarois Ismail (Direktur Griya Riset Indonesia), Abdullah Hamid (Founder Dunia Santri Community), Choirul Awaludin (Direktur Semarang Zoo) dan  Dani Akhyar (Head of Community Development PT. Smartfren) 

Selain sebagai salah satu wadah generasi muda Indonesia dalam meningkatkan kapasitas soft skill, hadirnya kuliah alternatif diharapkan mampu memberikan warna warni pengetahuan sekaligus menjadi ruang berbagi dan berkolaborasi bagi generasi muda di masa mendatang.

Di sela-sela kesibukannya sebagai Dosen Universitas Wahid Hasyim Semarang, Ma’as Shobirin selaku pendiri perkumpulan ini juga mengajak seluruh pemuda untuk mengikuti program baik ini karena program ini akan menjadi titik perjumpaan awal dalam menggabungkan talenta-talenta muda Indonesia.

“Kuliah Alternatif menjadi gerbang awal untuk menjumpakan titik temu seluruh potensi anak muda Indonesia”, ujarnya.


Penulis:
Alfiana

Griya Riset Indonesia Gelar Webinar tentang Peran Karya Ilmiah sebagai Solusi Menjawab Masalah

0
 



Campusnesia.co.id – Riset dan menulis masih sering menjadi hambatan bagi mahasiswa tingkat akhir yang harus bergelut di dunia riset dan penulisan untuk menyelesaikan skripsi sebagai syarat kelulusan.

Mahasiswa, dosen, guru, dan masyarakat membutuhkan riset dan penulisan untuk menjawab masalah yang sedang terjadi dan bahan pembaruan dalam bidang pendidikan. 

Griya Riset Indonesia (GRI) Melalui kelas akademi riset dan penulisan level 1, mencoba membantu menyelesaikan masalah tersebut dengan memberikan salah satu pelayanan berupa materi Karya Tulis Ilmiah (KTI).

Program perdana yang dilaksanakan via zoom meeting ini menghadirkan trainer yang berkompeten di bidangnya. 

Kelas dipandu oleh host dari salah satu aktivis Griya Riset Indonesi(GRI), Hilman Najib. Pelatihan tersebut menghadirkan Peneliti Bahasa dan Budaya, Badrus Siroj. 

Hadir pula Direktur Griya Riset Indonesia (GRI), Amrizarois Ismail, Founder of Griya Riset Indonesia, Ma’as Shobirin, dan para pegiat Griya Riset Indonesia (GRI) pada Sabtu, (9/10/2021).

“Bagi kami yang berada di kalangan akademisi dan kampus, riset ini sudah menjadi hal yang sering kita temui, namun tentunya bagi  teman-teman yang berada di instasi lain mungkin ini juga merupakan suatu hal yang perlu ditingkatkan lagi, dipelajari lagi. Maka dari itu, kami Griya Roset Indonesia(GRI) ini hadir ingin membantu bapak dan ibu untuk belajar bersama terkait riset dan penulisan,” ucap Direktur GRI.


Badrus Siroj, membuka kelas dengan menjelaskan pengertian Karya Tulis Ilmiah (KTI). Ia menjelaskan bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) adalah hasil yang diperoleh dari proses menulis yang memenuhi prinsip-prinsip ilmiah berdasarkan data dan fakta dan dengan menggunakan metode ilmiah.

Ia juga memaparkan cara menemukan ide kreatif, melalui beberapa hal, di antaranya rajin mengembangkan rasa ingin tahu melalui pertanyaan (5W+1H), sikap mental yang kondusif dan mengamati situasi sekitar, serta mengetahui kondisi aktivitas sekitar. 

Membaca hasil penelitian, seminar dan diskusi, pengamatan, pengalaman, dan browsing juga bisa merupakan salah satu sumber ide. 

Jika ide sudah didapatkan dan ditulis, hal yang perlu diperhatikan adalah pertimbangan menetapkan ide tersebut. Apakah kemudian ide tersebut akan menghasilkan manfaat, menarik, spesifik, memiliki data pendukung, dan memberikan inovasi. Andai semua sudah dipertimbangkan, maka akan mudah bagi peneliti untuk menulis dan melakukan penelitian. 

“Ide belum dianggap ada, kecuali sudah menjadi rangkaian kata-kata. Oleh karena itu, apabila kita sudah menemukan sebuah ide atau gagasan, hal yang perlu dilakukan adalah tulis(menulis),” jelas Peneliti Balitbang itu.

Masih menurut Badrus Siroj, proses menulis itu ada dua, yaitu pre penulisan dan post penulisan

Pre penulisan yaitu mengenai ide, data pendukung dan hipotesis. Sedangkan post penulisan berarti adanya penyuntingan pada bagian bahasa, keefektifan kalimat, dan isi agar mudah dipahami. 

Pada sesi tanya jawab muncul pertanyaan dari Hanifa, delegasi dari TVRI Jawa Barat. Ia menanyakan indikator keberhasilan sebuah Karya Tulis Ilmiah (KTI), apakah jika hipotesisnya tidak sesuai dengan hasil, maka karya tersebut berarti gagal. 

Ahli Bahasa Polda Jateng ini menjawab, bahwa sebuah Karya Tulis Ilmiah bisa dikatakan berhasil apabila menemukan teori baru dan produk yang ada inovasinya. 

Kemudian, hipotesis yang tidak sesuai dengan hasil, bukan berarti gagal karena membutuhkan waktu yang panjang untuk sampai pada hasil yang sesuai.

“Jika kamu bertanya, bagaimana cara menulis karya ilmiah yang baik, maka jawabannya adalah menulis, menulis, dan menulis,” pungkas Peneliti Bahasa dan Budaya itu menekankan.

Kelas Karya Tulis Ilmiah (KTI) berjalan dengan kondusif. Peserta diharap tetap antusias mengikuti program kelas akademi riset dan penulisan level 1 ini hingga akhir sesi.


Penulis:  Afifatun Ni'mah

===
Baca Juga:

Griya Peradaban Adakan Diskusi tentang Critical and Creative Thinking

0

 
 
Campusnesia.co.id - Manusia sebagai makhluk yang diberikan keistimewaan berupa pikiran, tentu tidak bisa terlepas dari masalah-masalah kompleks yang ada di sekelilingnya. Masalah-masalah tersebut lah kemudian menuntut manusia untuk mengoptimalkan pikirannya demi terbentuknya penyelesaian masalah tersebut.

Menyikapi pentingnya metode berpikir, Griya Peradaban mengadakan diskusi yang membahas tentang Critical and Creative Thinking pada sesi kelima Kuliah Alternatif Angkatan Kedua. Harapannya, dengan mengadakan diskusi dengan tema tersebut, peserta kuliah alternatif mampu lebih jernih dalam memandang dalam suatu permasalahan dan pengambilan keputusan.

Diskusi dikomandoi langsung oleh salah satu Alumni Kuliah Alternatif Angkatan pertama, Megawati Indah Pratiwi.  Sebelum diskusi berlangsung, Ma’as Shobirin selaku Founder Griya Peradaban menyampaikan ucapan terima kasih kepada pegiat Griya Peradaban karena telah mampu berkontribusi aktif dalam menyambut ulang tahun Griya Peradaban yang pertama.

“Terima kasih saya sampaikan kepada para aktivis Griya Peradaban, semoga kedepanya kita mampu berkolaborasi lebih aktif lagi dalam memajukan bangs aini”, ujar Ma’as.

Materi pertama disampaikan oleh Founder Podcastren, Irfan L Suhandi. Materi yang disampaikan oleh pria yang pernah mengenyam Pendidikan di University College London ini lebih menekan pada bagaimana manusia mampu berpikir layaknya seorang detektif. Pada awal diskusi, ia juga menjelaskan tekait hakikat dari pikiran (mind) itu sendiri.

Pria yang pernah menuliskan buku berjudul  ‘Mau Dibawa Kemana Islam Kita’ ini menjelaskan terkait pentingnya bahasa dalam proses berpikir. Ia juga menyampaikan bahwa kemampuan seseorang dalam berpikir secara kompleks adalah dengan kecakapan berpikir.

“Semakin luas perbendaharaan bahasa yang dimiliki manusia, maka akan semakin baik pula cara berpikirnya” kata Irfan.

Pada akhir sesi, pria asal Cianjur ini mengatakan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk berpikir secara mendalam. Hal tersebut tentunya akan mampu menggerakkan peradaban Islam yang pernah stagnan di tempatnya.

Acara berlanjut pada materi kedua yang disampaikan oleh Nadea Latthifa. Topik yang diangkat pada materi kedua ini sedikit berbeda dengan materi pertama, yaitu terkait proses berpikir dalam pengambilan keputusan.

Pada awal diskusi, perempuan asal Jepara ini banyak menyampaikan terkait pentingnya berpikir kritis dalam menentukan setiap keputusan.

“Setiap aspek kehidupan, pasti kita dituntut untuk membuat keputusan, dan dalam menentukan keputusan, kita tidak bisa terlepas dari proses berpikir” kata Nadea.

Pada akhir sesi, perempuan yang juga merupakan Duta Internasional Griya Peradaban ini berharap bahwa dengan mengoptimalkan pikiran yang dimiliki, manusia mampu memberikan kebermanfaatan untuk sekelilingnya.

“Semoga kita mampu menjadi seseorang yang mampu mengambil keputusan yang nantinya akan berdampak pada kemajuan negara, nusa, dan bangsa” kata Nadea.
 
 
Penulis: Alfiana F

Pantik Semangat Generasi Muda, Griya Peradaban Selenggarakan Kuliah Alternatif IV dengan Menghadirkan Pembicara Ternama

0


Campusnesia.co.idGenerasi Muda sebagai lokomotor gerakan tentu memiliki peran sentral dalam menentukan  nasib suatu bangsa. Generasi muda juga disinyalir mampu menjadi garda terdepan dalam menentukan arah gerak bangsa ke depan. Untuk itu, pemuda dituntut untuk menjadi pribadi yang kuat dan mampu menciptakan inovasi-inovasi yang mampu memperkokoh peradaban bangsa itu sendiri.

Sebagai salah satu upaya dalam memantik semangat generasi muda, Griya Peradaban kembali mengadakan Kuliah Alternatif IV yang akan dilaksanakan pada Bulan Juli – Agustus mendatang.

Tidak kalah hebat dari Kuliah Alternatif sebelumnya, Kuliah Alternatif IV juga akan menghadirkan pembicara-pembiacara yang berfokus pada topik-topik yang berkaitan dengan kepemudaan. Pembicara-pembicara tersebut diantaranya adalah Dimas Oki Nugroho (Founder Perkumpulan Kader Bangsa), Milatul Miskiyyah (Duta Santri Nasional), Alivia Nadatul Aisyi (Mentor Griya Peradaban), Atin Anggraini (Mentor Griya Peradaban), H. Iman Fadhilah (Pendiri rumah Pergerakan), Nurul Khasanah (Duta Santripreneur), Vania Indy Dhea Sylva (Mentor Griya Peradaban), Nailu Rokhmatika (Leader of Smartfren Community Brebes), Nurul Intan Krisnayanti (Ajudan Milenial Gubernur Jawa Barat 2021), dan Wildani Hefni (Mentor Griya Peradaban).



Adapun topik-topik yang diangkat dalam serangkaian Kuliah Alternatif IV diantaranya adalah Leadership and Social Transformation, Spiritual and Emotional Intelligence, Communication and Social Network, Entrepreneurship, Creativity and Innovation for Developing Community, dan Flexibility and Adaptability.

Ma’as Shobirin selaku Founder Griya Peradaban menyampaikan bahwa selain sebagai ajang dalam memantik semangat pemuda untuk berinovasi, Kuliah Alternatif IV juga merupakan ruang kolaborasi yang mengajak seluruh pemuda untuk tetap produktif dan berkontribusi di era yang dituntut untuk terus adaptif seperti saat ini.

“Selain sebagai ajang dalam memantik semangat generasi muda, adanya Kuliah Alternatif ini juga merupakan ajang kolaborasi pemuda dalam berkontribusi untuk kemajuan bansga,” ungkapnya.


Penulis 
Feby Alfiana

Khoirul Adib Menjadi Utusan Perkumpulan Griya Peradaban Pada Program International Islamic Comparative Study 2022

0


Campusnesia.co.id - Khoirul Adib merupakan salah satu anggota Perkumpulan Griya Peradaban dan tercatat sebagai mahasiswa aktif semester 3 pada Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang. ia berkesempatan mengikuti program International Comparative Study yang berlangsung di beberapa negara Asia Tenggara, yakni Malaysia, Singapura dan Thailand. Kegiatan ini diinisiasi oleh Yayasan santri mengglobal dan berlangsung pada tanggal 7-12 September 2022.

Beberapa agenda terjadwal dengan rapi di tiap kunjungannya. Mulai dari Study on Historical Site di Melaka hingga kunjungan di pusat peribadatan. Kegiatan dilakukan dengan menggunakan bahasa Inggris. Selain itu, peserta juga melakukan Site Visit di UCSI University, National University Singapore (NUS) dan Songklah University Thailand. Kegiatan ini diikuti oleh 28 peserta yang terdiri dari Mahasiswa, Dosen maupun pegiat komunitas. 

Khoirul Adib juga mengungkapkan “Dengan adanya program ini, semoga bisa memberikan pengalaman baru bagi saya, yang harapan, saya mampu menerapkan dan berbagi pengetahuan kepada temen yang ada di kampus maupun perkumpulan”.


“Terima Kasih untuk seluruh elemen yang membantu saya dalam program ini, termasuk dari segi finansial dan persiapan dalam segala hal.” Tutur Khoirul Adib yang juga aktif di perkumpulan Griya Peradaban.

Pada kesempatan lain, Ma’as Shobirin selaku pendiri perkumpulan Griya Peradaban merasa bangga ada salah satu anggotanya yang memiliki keinginan kuat mengikuti program ke Luar Negeri. 
“Saya mengapresiasi atas keteguhan dan tekad kuat Saudara Adib untuk ikut serta pada program tersebut. Adib, tercatat sebagai alumni Kuliah Alternatif Angkatan IV Perkumpulan Griya Peradaban. Kebetulan, Yayasan Santri Mengglobal juga menjalin kemitraan dengan Griya Peradaban sejak tahun 2020”, ujarnya.

Jelang Kuliah Alternatif, Griya Peradaban Selenggarakan Kuliah Umum Bersama Staf Khusus Presiden

0
 


Campusnesia.co.idKomunitas yang bergerak dalam peningkatan kapasitas generasi muda, Griya Peradaban selenggarakan Kuliah Umum pada Sabtu (4/6/2022) melalui platform Zoom Meeting. Kegiatan tersebut diselenggarakan sebagai langkah awal dalam menyongsong Kuliah Alternatif Angkatan Keempat.


Ma’as Shobirin selaku founder Griya Peradaban menyampaikan bahwa Griya Peradaban pada dasarnya merupakan mimbar akademik dan ruang kolaborasi pemuda dalam berkontribusi di masyarakat. 

Oleh sebab itu, perlu adanya wadah untuk memberikan stimulus bagi pemuda dalam melakukan hal tersebut. Stimulus tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan menyelenggarakan kuliah umum.

“Griya Peradaban pada dasarnya merupakan mimbar akademik dan ruang kolaborasi pemuda untuk berkontribusi di masyarakat. Salah satu upaya dalam menstimulus hal tersebut adalah dengan menyelenggarakan kuliah umum,” kata Ma’as saat sambutan pembukaan Kuliah Umum Griya Peradaban.

Kuliah Umum sendiri dihadiri oleh Romzi Ahmad selaku Staf Khusus Presiden. Acara yang diikuti oleh sekitar 60 peserta tersebut mengangkat topik tentang Anak Muda, Teknologi, dan Society 5.0.

Pada awal diskusi, Romzi Ahmad yang juga berperan sebagai narasumber menyampaikan terkait dengan masyarakat Indonesia yang didominasi oleh Generasi Z dan Generasi Milenial. Ia mengatakan bahwa dominannya Generasi Z dan Generasi Milenial seharusnya mampu membawa perubahan besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Generasi muda seharusnya mampu terlibat aktif dalam Gerakan-gerakan yang mampu membawa perubahan besar bagi masyarakat Indonesia,”ujarnya.

Pada Akhir diskusi, romzi menyampaikan bahwa setiap peradaban pasti membawa masalahnya masing-masing, namun dari permasalahan tersebut akan selalu hadir jawaban yang mampu dijadikan sebagai solusi dari permasalahan tersebut. Hal tersebut dibuktikan ketika Indonesia dihadapkan pada permasalahan Covid-19 yang kemudian dijawab dengan inovasi yang sangat luar biasa dari dunia teknologi digital.  

“Setiap peradaban pasti memiliki masalahnya masing-masing, namun dari permasalahan tersebut selalu akan muncul jawaban yang senantiasa menjadi pelengkap dari permasalahan tersebut,” kata Romzi.


Penulis
Feby Alfiana

Sesi 4 Kuliah Alternatif Ke-VII Griya Peradaban Bahas Tema Job Preparation

0
 


Campusnesia.co.idGriya Peradaban telah melaksanakan Kuliah Alternatif ke-VII sesi 4. Acara ini digelar pada hari Sabtu (27/1/24).

Sesi ke 4 Kuliah Alternatif ini diselenggarakaan melalui zoom meeting. Adapun tema yang diambil yaitu mengenai Job Preparation yang diawali sambutan oleh bapak Ma'as Sobirin selaku founder Griya Peradaban.

Kegiatan yang dimulai pada pukul 09.30 ini disampaikan langsung oleh Dani Akhyar selaku Smartfren Community dan Brelyantika selaku Mentor Griya Peradaban. Tak lupa kegiatan ini juga dipimpin oleh Ika Laila selaku Host.

Pada sesi kali ini kita semua diajak oleh para pemateri untuk mengetahui tentang Job Preparation. " Komunikasi yang efektif itu dapat mempermudah kesuksesan dalam mencari pekerjaan." Jelas pemateri Dani Akhyar. 

Selain itu, pemateri juga menerangkan bahwa menggunakan komunikasi yang baik dan persiapan yang matang sebelum melamar pekerjaan itu adalah hal yang harus di perhatikan, mulai dari memperhatikan body language, membuat CV yang menarik, lalu sebelum interview disarankan untuk mempelajari instansi yang ingin kita lamar, selanjutnya pada saat hari H diarahkan agar tidak salah kostum, dan beberapa tips untuk menjawab pertanyaan.

Adapun pemateri kedua membahas terkait networking yang di bimbing langsung oleh Brelyantika. Apa sih networking? Lalu apakah ini penting untuk mendapatkan pekerjaan? Networking dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai memperluas jaringan dan skill yang paling berpengaruh dalam dunia kerja. Pengantar dalam kesuksesan dalam dunia kerja yaitu memiliki interpersonal skill. Lalu dilanjutkan dengan personal branding karena akan mempengaruhi nilai kita dalam persepsi orang lain dalam dunia kerja. Bangun persepsi positif orang pada kita, sebarkan, dan pertahankan.

Di akhir acara, kegiatan yang diikuti oleh 44 peserta zoom ditutup dengan tanya jawab dan juga foto bersama. Sebagai closing statement terdapat a quote to remember. 
“Diri kita hari ini adalah hasil dari keputusan kita di masa lalu dan apa jadinya kita di masa depan adalah hasil keputusan kita di hari ini.”

(Kamal/Griya Peradaban)

Pegiat Griya Peradaban Raih Medali Emas di Ajang World Young Inventors Exhibition Malaysia

0
 


Campusnesia.co.idTiga mahasiswa raih medali emas di ajang World Young Inventors Exhibition di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia pada 11-13  Mei 2023.

Ketiga mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa Teknologi Informasi (TI) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Tim yang dinamakan Tim ByShare ini terdiri dari Khoirul Adib, M. Naufal Muhadzdzib Al- Faruq, dan Abdullah Isbarul Fahmi dengan pembimbing Wenty Yuniarti, S.Pd, M.Kom san Dr. Nur Khasanah, M.Kes. Diantara ketiga mahasiswa tersebut, keduanya yaitu Khoirul Adib dan M. Naufal Muhadzdzib Al- Faruq merupakan pegiat Griya Peradaban. 

Acara yang diikuti oleh 19 negara ini terdiri dari 730 peserta yang diselenggarakan oleh International Invention Innovation & Technology Exibition (ITEX). ITEX merupakan sebuah platform internasional untuk para peneliti memamerkan inovasi dan penemuannya.

M. Naufal Muhadzdzib Al- Faruq, selaku salah satu anggota tim menjelaskan asal mula berani mengajukan inovasi ByShare yaitu keinginan dalam diri membawa inovasi gerakan sosial untuk berbagi kepada orang orang yang membutuhkan dengan konsep Zero waste. Selain itu juga mereka berprinsip selaku mahasiswa untuk selalu mengukir prestasi. 

"Latar belakangnya yaitu, keinginan kami untuk membawa inovasi kami, yaitu ByShare ke masyarakat luas di seluruh dunia. ByShare sendiri merupakan sebuah inovasi gerakan sosial untuk berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan, dengan konsep zero waste. Selain itu, sudah selayaknya kami selaku mahasiswa untuk selalu mengukir prestasi karena hal itu merupakan salah satu visi mahasiswa UIN Walisongo. Sebab dengan adanya prestasi ini dapat menunjukkan kepada dunia bahwa mahasiswa UIN Walisongo juga mampu bersaing di kancah internasional" tuturnya 

Ajang kompetisi yang bertaraf internasional ini ternyata memakan waktu kurang lebih 3 bulan untuk pembuatan inovasi ByShare. Hal ini tentu mengundang rasa bangga bagi para pegiat Griya Peradaban. 

Selaku salah satu pegiat Griya Peradaban sekaligus ketua tim, Khoirul Adib mengungkapkan harapannya untuk bisa selalu berinovasi dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. 
"Harapanya semoga temen temen yang ada digriya perdaban bisa selalu berinovasi dan meningkatkan kolaborasi untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat" tuturnya. 

"Merasa bangga dapat kembali mengukir prestasi di ajang internasional, karena mengukir prestasi merupakan salah satu visi mahasiswa UIN Walisongo. Dan dengan adanya prestasi ini, kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa mahasiswa UIN Walisongo juga mampu bersaing di kancah internasional, " tuturnya.

(Zahro/Griya Peradaban)

Belajar Pentingnya Develop Personality dalam Kuliah Alternatif 2 Griya Peradaban

0
 

 
Campusnesia.co.id - Sukses dengan angkatan pertama, Perkumpulan Generasi Muda Griya Peradaban gelar Kuliah Alternatif 2 yang diselenggarakan pada hari Sabtu (10/7/2021). 
 
Sesi pertama ini diikuti oleh 72 peserta dan menjadi acara yang luar biasa, narasumber yang hadir yaitu Marini Sayuti yang berprofesi sebagai wartawan dan Nur Widiyanto CEO dan Founder Griya Riset Indonesia.

Acara yang dimoderatori oleh Khabib Mustofa ini diawali dengan pembukaan yang dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan langsung oleh Founder Griya Peradaban, Ma’as Shobirin. 

“Saya harap, teman-teman peserta Kuliah Alternatif 2 ini mampu menjadi pintu awal dan berkolaborasi di masa depan” ujar Ma’as.

Beliau juga berharap bahwa ilmu yang didapat dari Kuliah Alternatif 2 ini mampu diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat. 

Pemateri pertama, Marini Sayuti yang membahas tentang Etika Penampilan dan Profesi. Ia menjelaskan tentang bagaimana penampilan dan gestur tubuh dapat mempengaruhi lawan bicara saat berdialog. 
 


“Dalam berdialog, kita harus mampu menempatkan diri kita dalam situasi dan kondisi apapun serta mampu merespon lawan bicara kita,” kata Marini. 
 
Ia juga menjelaskan tentang Improve Physical Appearance yaitu suatu kondisi dimana apa yang kita lihat pertama kali terhadap sesuatu, mampu memberikan stigma pada sesuatu tersebut. 

Wanita yang pernah menjadi reporter Trans 7 tersebut kemudian menjelaskan terkait Facial Expression dan Make Up and Style. Menurutnya, make up yang sesuai dibarengi rona wajah yang gembira mampu meningkatkan rasa percaya diri kita dalam berdialog.

Tak kalah menarik, pemateri kedua, Nur Widiyanto, menjelaskan materi yang arahnya masih sama dengan pemateri pertama, yaitu tentang Developt Personality. Ia lebih menekankan pada rencana pengembangan diri dan bagaimana manusia mampu menentukan prioritas dari tujuan yang dimilikinya.
 


Setidaknya terdapat empat submateri yang ia sampaikan, yaitu tentang menyusun target, prioritas, rencana pengembangan diri, dan best week. Keempat submateri tersebut secara tidak langsung mengarah pada bagaimana manusia mampu menentukan tujuan yang jelas dalam hidupnya.

“Tujuan yang jelas, mampu membawa kita untuk terus melangkah dan melangkah” ujar Widiyanto. Ia juga menambahkan bahwa  dalam membuat tujuan, jangan menggunakan prinsip being (menjadi) tetapi menggunakan doing (membuat).

Pada akhir sesi, pria yang saat ini berprofesi sebagai dosen di Universitas Wahid Hasyim ini memberikan pekerjaan rumah kepada peserta Kuliah Alternatif 2 untuk menulis prioritas dan tujuan apa saja yang ada dalam hidup mereka. Ia berharap, dengan menuliskan tujuan dan prioritas yang kita miliki, mampu mewujudkan tujuan tersebut dengan terstruktur dan sistematis.
 
 
Penulis:
Feby Alfiana
 
Baca artikel dan liputan menarik lainnya seputar Perkumpulan Generasi Muda Griya Peradaban di sini.