Mahasiswa Tim I KKN Undip 2022 Manfaatkan Sampah Organik Jadi Pupuk Kompos Ramah Lingkungan, Ekonomis Tanpa Bau dan Belatung



Campusnesia.co.id - Medan (08/02/2022) – Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Baru, Kotamadya Medan memiliki banyak lahan kosong yang biasanya terdapat tumpukan sampah. Umumnya sampah tersebut berasal dari buangan rumah tangga seperti sisa makanan, dedaunan, sisa buah dan sayuran. Ironisnya, tidak hanya di lahan kosong, di pinggir jalan juga banyak tumpukan sampah karena fasilitas tempat sampah yang minim, sehingga mengganggu masyarakat pengguna jalan.


Setelah melakukan survey dengan melihat langsung tumpukan sampah di lokasi (12/01/2022), mahasiswa Tim I Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro 2022 berinisiatif memanfaatkan sampah organik tersebut menjadi salah satu produk yang ramah lingkungan dan ekonomis, yaitu pupuk kompos. Program ini merupakan salah satu program Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ke–15 yaitu Life of Land.


Produk yang dihasilkan dari program ini yaitu pupuk kompos selain dapat menjadi solusi untuk permasalahan sampah organik yang tertumpuk, pupuk kompos ini juga bermanfaat untuk menyuburkan tanah yang nantinya dapat mempercepat pertumbuhan tanaman khususnya pertanian dan melembutkan tanah dengan menambahkan mikroorganisme serta membuat lingkungan menjadi lebih asri. Baik produk maupun pengaplikasian dari pupuk kompos ini mempunyai harga ekonomis yang cukup tinggi jika dijual.

Proses pembuatan kompos dari sampah organik

Dalam langkah-langkah proses pembuatan pupuk kompos ini, perlu disiapkan sebuah kontainer atau Takakura Box. Kontainer ini mempunyai lubang-lubang di setiap sisinya agar udara dapat masuk. Di setiap sisi kontainer bagian dalam dilapiskan dengan kain karung atau kotak kardus agar mencegah tumpahnya bibit kompos dan masuknya serangga. 


Setelah kontainer selesai dibuat, siapkan bibit kompos yang bisa dibuat menggunakan bahan umum yang mengandung jumlah mikroorganisme fermentasi yang besar. Larutan fermentasi tersebut dicampur dengan sekam padi agar mikroorganisme dapat hidup.

Dalam pemanfaatan sampah organik ini, sampah yang dipilih adalah dedaunan yang kering, kecuali kulit jeruk, kulit bawang dan daun teh bekas. Ada beberapa cara dan tindakan agar pengomposan optimal, yang pertama adalah sampah organik yang ingin dijadikan kompos dipotong kecil-kecil sebelum dimasukkan ke Takakura Box. 

Semakin kecil sampah di potong, semakin cepat proses fermentasinya. Jika sampah terlalu lembab atau basah, dibiarkan mengering dulu. Pertahankan kadar kelembaban sekitar 40-60%, jika terlalu tinggi fermentasi akan terhambat dan menyebabkan pupuk bau. 


Setelah sampah organik dimasukkan, tutup dengan bibit kompos sampai sampah organik dibawahnya tidak terlihat. Jaga suhu kompos tetap hangat dengan cara menutupi kompos dengan tutup kontainer yang sudah dilapiskan kain. Jika suhu terlalu dingin, fermentasi akan terganggu. Kompos diaduk sekali dalam sehari agar dapat mengintensifkan fermentasi dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan, seperti belatung.


Kompos ini berhasil dibuat yang ditandai dengan hangatnya suhu kompos, tidak bau serta tidak adanya belatung. Kompos ini dibagikan ke masyarakat Pulo Brayan Bengkel Baru yang nantinya bisa dimanfaatkan sebagai pupuk untuk menyuburkan tanah dan sekaligus menunjukkan serta memotivasi masyarakat bahwa mudahnya untuk memanfaatkan sampah organik ini menjadi pupuk kompos dan menjadi solusi untuk pengolahan sampah ke depannya. Penulis berharap dengan adanya program "Pemanfaatan Kompos dari Sampah Organik yang Ramah Lingkungan dan Ekonomis" ini dapat bermanfaat baik untuk pemerintah dan juga masyarakat.


Penulis: 
Yasmin Nabilah

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon