Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri griya peradaban. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri griya peradaban. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan

Pekan Kedua Kuliah Alternatif IV, Griya Peradaban Usung Tema Spiritual and Emotional Intelligence

0
 


Campusnesia.co.idSabtu (9/7/2022) Griya Peradaban kembali menggelar diskusi Kuliah Alternatif IV melalui platform Zoom Meeting dengan mengusung tema “Spiritual and Emotional Intelligence”. Tema yang sangat menarik ini bukan tanpa alasan untuk diusung karena keterkaitan antara kedua komponen tersebut sangat penting untuk diketahui bagi setiap individu. 

Di awal forum, Feby Alfiana selaku salah satu  Pegiat Griya Peradaban menyampaikan bahwa Kuliah Alternatif merupakan Langkah awal atau wadah untuk kita mempersiapkan diri berkiprah untuk masyarakat. . 

“Perlu kita ketahui bahwa adanya Kuliah Alternatif itu merupakan suatu bentuk wadah bagi generasi muda Indonesia untuk mengaktualisasikan dirinya dalam berkontribusi untuk masyarakat,” ungkapnya.

Diskusi sesi kedua tersebut menghadirkan dua narasumber yang sangat luar biasa yaitu Millatun Miskiyyah dan Alivia Nadatul ‘Aisyi selaku mentor Griya Peradaban.

Narasumber I pada forum tersebut, menyampaikan tentang seberapa penting spiritual intelligence. Ia juga menjelaskan tentang indikator, perjalanan dalam membangun spiritual intelligence, dan bagaimana cara meningkatkan spiritual intelligence. 

“Dengan bekal kecerdasan spiritual yang tinggi, itu akan mampu membuat kita menjadi pribadi yang ikhlas dalam menerima dan menjalani apa yang terjadi dalam hidup kita,” Millatun Miskiyyah. 

Selain itu, Alivia Nadatul ‘Aisyi sebagai narasumber II menyampaikan terkait dengan Emotional Intellegence terkhusus dalam ranah sosial. Menurutnya, dengan memiliki kecerdasan emosional, manusia akan mampu mengelola, membangun dan mengontrol emosinya sendiri.

Selain itu, ia juga megajarkan cara melatih mengelola emosi dengan metode stop untuk  diimplementasikan dalam diri kita masing-masing. Sebagai penutup, ia menjelaskan bahwa emosional yang tinggi harus diimbangi dengan kecerdasan spiritual yang tinggi pula. 


Penulis: Ice Ulya Sari
Editor: Alfiana F

Buka Kuliah Alternatif Angkatan IV, Griya Peradaban Angkat Tema Leadership and Social Transformation

0
 


Campusnesia.co.idGriya Peradaban gelar sesi perdana Kuliah Alternatif IV pada Sabtu (2/7/2022) melalui platform Google Meet dengan mengangkat tema “Leadership and Social Network”. Tema tersebut tentu saja berangkat dari permasalahan pemuda yang krisis identitas sehingga menimbulkan adanya stigma menakutkan ketika menjadi sosok pemimpin. 

Sejalan dengan itu, Ma’as Shobirin selaku Founder Griya Peradaban juga menyampaikan bahwa melalui serangkaian diskus pada Kuliah Alternatif, diharapkan mampu meningkatkan kapasitas pemuda dan sebagai acuan untuk terus menjadi orang baik.

“Melalui Kuliah Alternatif ini, besar harapan saya untuk teman-teman supaya terus berkontribusi aktif dan jangan berhenti untuk menjadi orang baik,” ungkapnya.

Sesi yang mengangkat tema tentang Leadership and Social Transformation tersebut menghadirkan Dimas Oky Nugroho selaku Founder Perkumpulan Kader Bangsa.

Pada diskusi tersebut, Dimas menyampaikan terkait dengan kiat-kiat untuk menjadi sosok pemimpin. Lebih jelasnya, ia mengatakan bahwa pemimpin yang baik dilahirkan dari guru/mentor yang baik, dan guru yang baik terbentuk dari sistem pendidikan yang baik.

“Kesatria yang baik terlahir dari brahmana yang baik, dan brahmana yang baik tercipta dari sistem pendidikan yang baik,” ungkap Dimas.

Selain itu, ia juga menyampaikan terkait dengan esensi dari sosok pemimpin. Menurutnya, pemimpin itu bukanlah suatu pekerjaan, namun berangkat dari suatu kesadaran.

Selain membahas tentang kepemimpinan, Dimas juga menyampaikan terkait dengan Social Transformation. Pembahasan yang diangkat antara lain terkait dengan Transformasi sosial secara umum, isu kesehatan, geopolitik, bonus demografi, dan perebutan ekonomi nasional.



Penulis
Feby Alfiana

Daftar Info Lomba Gratis Menulis Esay, Poster, Vlog, Video KTI Deadline Bulan Juli Tahun 2022

0
 
 

Campusnesia.co.id - Untuk sobat Campusnesia yang mempunya jiwa-jiwa kompetitif berikut kami hadirkan Daftar Info Lomba Menulis Esay, Poster, Vlog, Video KTI Deadline Bulan Juli Tahun 2022.

Mengikuti lomba bisa jadi sarana melati jiwa kompetitif, pantang menyerah dan sportifitas. Cocok untuk mengisi waktu luang  dimasa pandem seperti sekarang ini.

Langsung saja, ini daftarnya Info Lomba Deadline Bulan Juli 2022


1. Lomba English Festival



2. Lomba Food Festival



3. Lomba Fotografi 


4. Lomba LKTI Nasional 2022


5. Lomba Pidato Nasional


6. Lomba Tahfidz Quran


7. Lomba Video Instagram




8. Lomba Wirausaha Muda 2022 Jawa Barat 


9. Lomba Microblog Podcast



10. Lomba video Dies Natalis Griya Peradaban ke 2 tahun 2022
Deadline tanggal 7 Agustus 2022






Demikian tadi sobat Campusnesia, Daftar Info Lomba Menulis Esay, Poster, Vlog, Video KTI Deadline Bulan Juli Tahun 2022. 
Selamat berlomba semoga menang, sampai jumpa.



Penulis: 
Nandar


Pantik Semangat Generasi Muda, Griya Peradaban Selenggarakan Kuliah Alternatif IV dengan Menghadirkan Pembicara Ternama

0


Campusnesia.co.idGenerasi Muda sebagai lokomotor gerakan tentu memiliki peran sentral dalam menentukan  nasib suatu bangsa. Generasi muda juga disinyalir mampu menjadi garda terdepan dalam menentukan arah gerak bangsa ke depan. Untuk itu, pemuda dituntut untuk menjadi pribadi yang kuat dan mampu menciptakan inovasi-inovasi yang mampu memperkokoh peradaban bangsa itu sendiri.

Sebagai salah satu upaya dalam memantik semangat generasi muda, Griya Peradaban kembali mengadakan Kuliah Alternatif IV yang akan dilaksanakan pada Bulan Juli – Agustus mendatang.

Tidak kalah hebat dari Kuliah Alternatif sebelumnya, Kuliah Alternatif IV juga akan menghadirkan pembicara-pembiacara yang berfokus pada topik-topik yang berkaitan dengan kepemudaan. Pembicara-pembicara tersebut diantaranya adalah Dimas Oki Nugroho (Founder Perkumpulan Kader Bangsa), Milatul Miskiyyah (Duta Santri Nasional), Alivia Nadatul Aisyi (Mentor Griya Peradaban), Atin Anggraini (Mentor Griya Peradaban), H. Iman Fadhilah (Pendiri rumah Pergerakan), Nurul Khasanah (Duta Santripreneur), Vania Indy Dhea Sylva (Mentor Griya Peradaban), Nailu Rokhmatika (Leader of Smartfren Community Brebes), Nurul Intan Krisnayanti (Ajudan Milenial Gubernur Jawa Barat 2021), dan Wildani Hefni (Mentor Griya Peradaban).



Adapun topik-topik yang diangkat dalam serangkaian Kuliah Alternatif IV diantaranya adalah Leadership and Social Transformation, Spiritual and Emotional Intelligence, Communication and Social Network, Entrepreneurship, Creativity and Innovation for Developing Community, dan Flexibility and Adaptability.

Ma’as Shobirin selaku Founder Griya Peradaban menyampaikan bahwa selain sebagai ajang dalam memantik semangat pemuda untuk berinovasi, Kuliah Alternatif IV juga merupakan ruang kolaborasi yang mengajak seluruh pemuda untuk tetap produktif dan berkontribusi di era yang dituntut untuk terus adaptif seperti saat ini.

“Selain sebagai ajang dalam memantik semangat generasi muda, adanya Kuliah Alternatif ini juga merupakan ajang kolaborasi pemuda dalam berkontribusi untuk kemajuan bansga,” ungkapnya.


Penulis 
Feby Alfiana

Jelang Kuliah Alternatif, Griya Peradaban Selenggarakan Kuliah Umum Bersama Staf Khusus Presiden

0
 


Campusnesia.co.idKomunitas yang bergerak dalam peningkatan kapasitas generasi muda, Griya Peradaban selenggarakan Kuliah Umum pada Sabtu (4/6/2022) melalui platform Zoom Meeting. Kegiatan tersebut diselenggarakan sebagai langkah awal dalam menyongsong Kuliah Alternatif Angkatan Keempat.


Ma’as Shobirin selaku founder Griya Peradaban menyampaikan bahwa Griya Peradaban pada dasarnya merupakan mimbar akademik dan ruang kolaborasi pemuda dalam berkontribusi di masyarakat. 

Oleh sebab itu, perlu adanya wadah untuk memberikan stimulus bagi pemuda dalam melakukan hal tersebut. Stimulus tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan menyelenggarakan kuliah umum.

“Griya Peradaban pada dasarnya merupakan mimbar akademik dan ruang kolaborasi pemuda untuk berkontribusi di masyarakat. Salah satu upaya dalam menstimulus hal tersebut adalah dengan menyelenggarakan kuliah umum,” kata Ma’as saat sambutan pembukaan Kuliah Umum Griya Peradaban.

Kuliah Umum sendiri dihadiri oleh Romzi Ahmad selaku Staf Khusus Presiden. Acara yang diikuti oleh sekitar 60 peserta tersebut mengangkat topik tentang Anak Muda, Teknologi, dan Society 5.0.

Pada awal diskusi, Romzi Ahmad yang juga berperan sebagai narasumber menyampaikan terkait dengan masyarakat Indonesia yang didominasi oleh Generasi Z dan Generasi Milenial. Ia mengatakan bahwa dominannya Generasi Z dan Generasi Milenial seharusnya mampu membawa perubahan besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Generasi muda seharusnya mampu terlibat aktif dalam Gerakan-gerakan yang mampu membawa perubahan besar bagi masyarakat Indonesia,”ujarnya.

Pada Akhir diskusi, romzi menyampaikan bahwa setiap peradaban pasti membawa masalahnya masing-masing, namun dari permasalahan tersebut akan selalu hadir jawaban yang mampu dijadikan sebagai solusi dari permasalahan tersebut. Hal tersebut dibuktikan ketika Indonesia dihadapkan pada permasalahan Covid-19 yang kemudian dijawab dengan inovasi yang sangat luar biasa dari dunia teknologi digital.  

“Setiap peradaban pasti memiliki masalahnya masing-masing, namun dari permasalahan tersebut selalu akan muncul jawaban yang senantiasa menjadi pelengkap dari permasalahan tersebut,” kata Romzi.


Penulis
Feby Alfiana

Kuliah Alternatif Angkatan Ketiga Ditutup dengan Diskusi tentang Entrepreneurship

Kuliah Alternatif Angkatan Ketiga Ditutup dengan Diskusi tentang Entrepreneurship

0


Campusnesia.co.id - Sekelompok pemuda yang tergabung dalam Griya Peradaban kembali selenggarakan diskusi menarik dalam serial Kuliah Alternatif Angkatan Ketiga pada Sabtu (12/02/2022). 

Diskusi tersebut merupakan serial keenam dari Kuliah Alternatif Angkatan Ketiga. Diskusi yang membahas tentang Entrepreneurship ini menghadirkan dua narasumber yang luar biasa, yaitu Infijarun Niam (Ketua Gerakan Kewirausahaan Nasional Indonesia) dan Nurul Khasanah (Mentor Griya Peradaban).

Materi pertama disampaikan oleh Infijarun Niam. Pria asal Demak Jawa Tengah ini lebih menekankan pada pembahasan tentang Entrepreneurship secara umum. 

Ia menyampaikan bahwa mindset yang membawa perubahan memiliki peran penting dalam berwirausaha.
"Perubahan belum tentu menjadikan kita lebih baik. Tapi tanpa perubahan, anda kehilangan kemajuan," ujarnya. 

Sedikit berbeda dengan pembahasan pada materi pertama, materi kedua disampaikan oleh Nurul Khasanah selaku Mentor Griya Peradaban. 

Perempuan yang pernah dinobatkan sebagai Duta Santripreneurship Jateng 2019 ini menyampaikan tentang membangun jiwa dan membaca peluang usaha bagi anak muda.

Ia mengatakan bahwa wirausaha bukan sebuah pekerjaan, melainkan sebuah usaha atau cara seseorang untuk terus berpikir mandiri dan terus menerus. 

Diskusi yang dihadiri sekitar 50 peserta kuliah alternatif ini merupakan serial terakhir dari Kuliah Alternatif Angkatan Ketiga.


Penulis: 
Feby Alfiana 

Belajar Creative Ideas on Social Media dalam Kuliah Alternatif Griya Peradaban

0


Campusnesia.co.id - Kuliah Alternatif angkatan III yang diinisiasi oleh Perkumpulan Griya Peradaban telah memasuki sesi ke V dengan mengangkat topik Creative Ideas on Social Media pada Sabtu (05/02) pukul 11.30 hingga selesai.

Kuliah yang pesertanya mayoritas milenial ini turur menghadirkan pemateri dari kalangan milenial pula, yaitu Nyimas An An Aminah (Pengelola PP Ar-Risalah Ciamis) dan Hasrish Ashfa El Hakim (CEO Aish Media Group) serta dipandu oleh Astuti Rahayu dari Aktivis Griya Peradaban.



Sebagai pemateri pertama dalam kegiatan tersebut, Aminah menyebutkan empat hal yang perlu diperhatikan oleh seseorang jika ingin kreatif dalam bersosial media. Diantaranya yaitu Social Communication, Personal Branding, Driving the Economy dan Dakwah and Opinion Public. 

Ia menjelaskan, setelah seseorang berhasil membranding diri dengan Self Knowledge, Personal Objective, Audience, Best Self dan Self Promotion maka akan mudah untuk Driving the Economy on Social Media. Artinya, sosial media dapat menjadi ruang untuk mengembangkan ekonomi.


Selain itu, ia juga menerangkan bahwa di sosial media adalah tempat yang potensial untuk berdakwah. "Dengan jangkauan yang lebih luas, seseorang dapat lebih leluasa menyebarkan opini publik." Jelas perempuan yang juga aktif di Instagram tersebut. 

Sementara pemateri kedua, Harish Ashfa lebih khusus menjelaskan mengenai teknik membuat konten yang baik dan menarik berangkat dari Personal Branding. 

Menurutnya, sebelum membuat konten di media sosial, seseorang perlu membranding personal terlebih dahulu. Untuk membranding personal, hal-hal yang harus ada di dalamnya ialah Personal Quality, Past Experience and Stories, Value, Expertise dan Communication with Others.

Lebih lanjut ia menerangkan bagaimana cara untuk membangun Personal Branding. Tahapan-tahapan yang perlu dilakukan adalah menentukan niche atau ceruk pasar, membangun personal image, mengembangkan skill, membuat profil online, lalu membuat konten dengan menentukan target audience. 

"Setelah semua sudah dilakukan, maka konsistensi adalah kunci yang terkunci." Tegasnya. 

Kuliah Alternatif yang memiliki fokus menggugah soft skill pesertanya ini dilaksanakan setiap hari Sabtu dengan pemateri dan topik yang berbeda setiap pertemuan. Sebagai informasi, pendaftaran peserta dibuka kembali setelah angkatan III ini selesai. 


Penulis: Khozin
Memaksimalkan Creative Literacy sebagai Gerakan dalam Menggali Ide Kreatif

Memaksimalkan Creative Literacy sebagai Gerakan dalam Menggali Ide Kreatif

0
 


Campusnesia.co.id Literasi biasanya selalu disangkut pautkan dengan sesuatu yang berhubungan dengan membaca dan menulis. Padahal, apabila dipahami lebih dalam, literasi merupakan kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. 

Permasalahannya saat ini adalah Indonesia memiliki indeks literasi yang relatif rendah. Menurut Program for International Student Assessment (PISA), pada 2019 Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara yang disurvei oleh PISA. Dengan kata lain, Indonesia merupakan negara yang termasuk ke dalam 10 negara dengan indeks literasi terendah.
Sebagai salah satu bentuk meningkatkan indeks prestasi di Indonesia. Griya Peradaban kembali melanjutkan serial diskusinya dalam Kuliah Alternatif 3. Dalam Seri keempat tersebut, Griya Peradaban mengangkat topik tentang Creative Literacy. 

Griya Peradaban pun menghadirkan dua narasumber yang concern dalam topik tersebut. Kedua narasumber tersebut adalah Nadea Lathifah (Duta Internasional Griya Peradaban) dan Amrizarois Ismail (Direktur Griya Riset Indonesia). 

Diskusi yang diselenggarakan pada Sabtu (29/1/2022) dihadiri oleh 50 peserta kuliah alternatif. 

Nadea Lathifah selaku pembicara pertama menyampaikan bahwa literasi seharusnya tidak dimaknasi dengan kemampuan membaca dan menulis saja, melainkan juga dengan kemampuan dalam menganalisis sesuatu.

"Literasi bukan hanya tentang membaca dan menulis, melainkan tentang kompetensi nalar dalam memacahkan memahami suatu fenomena dan kemudian diadopsi menjadi bentuk pemecahan masalah," ujar Nadea.


Sedikit berbeda dengan pembicara pertama, Amrizaroiz selaku pembicara kedua lebih menekankan bagaimana cara menulis berbagai maca karya tulis dan bagaimana cara mempublikasikannya. 

Pada akhir sesi, pria kelahiran Demak ini mengatakan tentang pentingnya tulisan dalam mengubah dunia."Salah satu jalan mengubah peradaban adalah dengan tulisan," ujarnya.



Penulis:
Feby Alfiana 
Griya Peradaban Gelar Kuliah Alternatif dengan Topik Community Development and Social Network

Griya Peradaban Gelar Kuliah Alternatif dengan Topik Community Development and Social Network

0




Campusnesia.co.id - Manusia pada dasarnya selalu membutuhkan orang lain dalam menjalankan kehidupannya. Tidak heran apabila kemudian manusia dijuluki sebagai makhluk sosial. 

Hubungan antara manusia dengan manusia lain disebut sebagai interaksi atau komunikasi, dimana kedua hal tersebut akan menjadi indikator dalam menentukan suksesnya suatu organisasi. 

Sabtu (22/01/2022) Griya Peradaban kembali menggelar Kuliah Alternatif Angkatan Ketiga Sesi Ketiga dengan topik "Community Development and Social Network". 

Diskusi yang dinahkodai oleh Ifti Mukaromah ini setidaknya diikuti oleh 50 peserta kuliah alternatif angkatan ketiga.

Dengan topik "Community Development and Social Network", Griya Peradaban mengundang narasumber yang berpengalaman luas dalam bidang tersebut, yaitu Dani Akhyar (Head of Community Development Smartfren) dan Abdullah Hamid (Founder Santri Community). 

Dani Akhyar selaku narasumber pertama membahas terkait "The Power of Networking". Dalam diskusi tersebut, ia menyampaikan terkait bagaimana manusia mampu menjalin jaringan dengan sebaik dan seluas mungkin. 

Pria yang sekarang sedang menempuh pendidikan S3 nya di jurusan Komunikasi Universitas Indonesia ini juga mengatakan bahwa networking pada dasarnya adalah hubungan yang dibangun secara sukarela. 

"Networking itu sederhananya adalah hubungan yang dibangun secara sukarela," tuturnya. 
Ia juga menyampaikan terkait pelajaran penting yang perlu diperhatikan dalam menjalin networking, salah satunya adalah konsep networking yaitu networking itu tentang memberi, bukan menerima. 

Tidak kalah seru dengan narasumber pertama, Abdullah Hamid selaku narasumber kedua lebih menekankan pada materi tentang bagaimana pentingnya komunikasi dalam diri seorang pemimpin. 

Menurutnya, kata kunci menjadi seorang pemimpin adalah komunikasi. "Kata kunci menjadi seorang leader adalah komunikasi," ujarnya.

Pada akhir sesi, ia juga menyampaikan tentang pentingnya menulis, berbicara, dan bergerak bagi kehidupan manusia.

"Menulislah supaya dikenang, bicaralah supaya dikenal, dan bergeraklah supaya ditulis," tuturnya.



Penulis:
Feby Alfiana 

Upaya Peningkatan Adaptifitas Generasi Muda dengan Spiritual and Emotional Intellegence

0




Campusnesia.co.id - Manusia pada dasarnya selalu dihadapkan pada sesuatu yang menjadikan kehidupan manusia tersebut menjadi kompleks atau penuh dengan dinamika. Namun, dinamika tersebutlah yang suatu saat akan menjadikan manusia mampu menjadi lebih adaptif atau tahan akan segala tantangan yang dihadapinya. 

Kecenderungan manusia dalam bertahan atas dinamika yang dihadapi, tidak terlepas dari spiritual and emotional intellegence (kecerdasan spiritual dan emosional) yang dimilikinya. Untuk itu, sudah barang penting bahwa manusia harus mampu mengendalikan kedua hal tersebut dalam kehidupannya. 

Sebagai upaya dalam memupuk kecerdasan spiritual dan emosional manusia khususnya generasi muda, Kuliah Alternatif Angkatan Ketiga Griya Peradaban mengangkat tema diskusi yang berkaitan dengan "Spiritual and Emotional Intellegence" pada sesi kedua yang diselenggarakan pada Sabtu (15/01/2022). 

Yeni Puspitasari selaku Aktivis Griya Peradaban sekaligus host dalam acara tersebut, sukses menghantarkan jalannya diskusi dari awal sampai akhir. 

Seperti halnya pertemuan sebelumnya, pada sesi kedua ini juga turut menghadirkan dua narasumber yang sangat luar biasa, yaitu Kaula Fahmi selaku Ketua PCI NU Tiongkok dan Sindy Setiawati selaku Ajudan Milenial Gubernur Jawa Barat 2020. 

Diskusi yang diikuti oleh 52 peserta ini, dimulai dengan perbincangan ringan yang disampaikan oleh Ketua PCI NU Tiongkok, Kaula Fahmi. Ia menyampaikan tentang bagaimana sinergitas yang harus dijalin antara kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional. 

Menurutnya, kesuksesan atau kebahagiaan manusia tidak bisa tercapai jika hanya mengandalkan kecerdasan intelektual saja, tetapi juga harus melibatkan kecerdasan spiritual dan emosional sehingga ketiganya mampu seimbang.

"Kecerdasan intektual saja tidak cukup, perlu adanya kecerdasan spiritual dan emosional dalam menciptakan kebahagiaan dalam diri manusia," tuturnya. 

Ia juga menyampaikan terkait kompetensi spiritual yang harus dimiliki manusia, diantaranya adalah kedisiplinan, dedikasi, integritas dan loyalitas, serta etos kerja. 

Sedikit berbeda dengan materi pertama, materi kedua yang disampaikan oleh Sindy  Setiawati (Ajudan Milenial Gubernur Jawa Barat 2020) lebih menekankan pada implementasi kecerdasan emosional dan cara pengendaliannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Perempuan kelahiran Bandung Jawa Barat ini menyampaikan bahwa kecerdasan emosional erat kaitannya dengan bagaimana manusia mampu berdamai dengan dirinya sendiri. Ia juga mengatakan bahwa untuk mencapai stabilitas dalam diri manusia, raga dan hati harus mampu berjalan beriringan.

"Dalam mencapai stabilitas dalam kehidupan manusia, raga dan hati harus berjalan secara beriringan," kata Sindy. 

Perempuan yang juga merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran ini juga menyampaikan tentang perbedaan antara orang yang berkembang dengan orang yang tidak berkembang. Menurutnya, orang yang tidak berkembang biasanya cenderung untuk tidak mengasah kemampuan yang dimilikinya dan ketika bergabung dalam organisasi hanya sebatas sebagai anggota. 

Pada akhir sesi, Sindy juga menyampaikan tentang emosional yang seharusnya dimiliki manusia. Menurutnya, emosi tidak hanya sebatas emosi saja, melainkan juga di dalamnya harus mengandung intellegence (kecerdasan), dimana hal tersebut akan menjadikan manusia lebih berkembang dan lebih kuat dalam menjalani kehidupan.

Buka Kuliah Alternatif Angkatan Ketiga Tahun 2022, Griya Peradaban Angkat Topik Personality Development and Leadership

0



Campusnesia.co.idSetelah sukses dan menuai banyak pujian pada Kuliah Alternatif Angkatan Pertama dan Kedua, kini Griya Peradaban kembali menyelenggarakan Kuliah Alternatif Angkatan Ketiga sebagai salah satu bentuk dalam meningkatkan kualitas generasi muda Indonesia. 

Pengembangan diri dan kepemimpinan selalu menjadi topik pembahasan yang selalu asyik diperbincangkan dalam beberapa forum diskusi. Hal tersebut mengingat karena pengembangan diri dan kepemimpinan tidak akan pernah terlepas dari jati diri manusia.

Personality Development and Leadership menjadi topik pembahasan pertama dalam Kuliah Alternatif Angkatan Ketiga. Bukan hanya substansi materinya saja yang menarik, namun pembicara yang luar biasa dalam materi tersebut pun turut menjadi daya tarik tersendiri dalam Kuliah Alternatif tersebut. Pembicara tersebut yaitu Atin Anggraini (Duta Genre Kota Semarang 2019) dan Choirul Awaludin (Direktur Semarang Zoo). 

Diskusi dikomandoi oleh salah satu aktivis Griya Peradaban, Nailu Rokhmatika. Dengan dihadiri oleh sekitar 60 partisipan, perempuan asal Brebes Jawa Tengah tersebut dapat memimpin jalannya diskusi dengan lancar. 

Materi pertama disampaikan oleh Duta Genre Kota Sematang 2019, Atin Anggraini. Perempuan yang saat ini menjadi mentor di Griya Peradaban, lebih membahas materi yang berkaitan dengan Planning, Development, and Self Analysis. 

Pada awal pembahasan, ia menjelaskan tentang Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow. Dalam teori tersebut, dijelaskan bagaimana manusia mampu mengembangkan kualitas yang ada dalam dirinya. Setidaknya terdapat enam hal yang menjadi pokok pembahasan dalam teori tersebut, yaitu aktualisasi diri, penghargaan, sosial, rasa aman, dan fisiologis. 

Selain membahas tentang Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow, perempuan yang sekarang sedang menempuh pendidikan S2 Manajemen di Unissula ini juga menyampaikan terkait visi hidup. Menurutnya, setiap orang harus mempunyai visi hidup sebagai orientasi dalam mencapai tujuan kehidupan kedepan. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa dengan memiliki visi hidup, manusia akan lebih merasa bertanggung jawab dalam mengemban amanah. 

"Visi hidup akan membawa kehidupan manusia lebih terarah dan mampu menjadikan manusia lebih bertanggung jawab," kata Atin. 

Tidak kalah dengan pemateri pertama, pemateri kedua dalam sesi pertama Kuliah Alternatif Angkatan Ketiga pun tidak kalah seru. Choirul Awaludin selaku pemateri kedua menyampaikan materi yang berkaitan dengan pentingnya memiliki cita-cita atau mimpi dalam diri seseorang. Menurutnya, setiap orang harus punya cita-cita atau mimpi sebagai orientasi dalam menentukan kehidupan kedepan. 

"Setiap orang punya cita-cita atau mimpi, tapi banyak pula orang yang takut untuk bercita-cita. Cita-cita atau mimpi itu penting, karena dari kedua hal tersebut kita akan tau kita akan bagaimana dan mau jadi apa," ujar Choirul. 

Selain menyampaikan tentang pentingnya cita-cita atau mimpi, pria yang sekarang menjabat sebagai Direktur Semarang Zoo ini juga menyampaikan tentang analisis diri. Menurutnya, analisis diri merupakan sesuatu yang penting sebagai bahan dalam menjadi manusia yang reflektif. 

"Analisis diri itu penting bagi setiap orang dalam mengetahui sejauh mana kemampuan yang dimiliki orang tersebut," kata Choirul. 

Ia juga menjelaskan bahwa analisis diri tidak hanya dapat dicapai melalui pengalaman pribadi saja, melainkan juga pengalaman dari orang lain.



Penulis : 
Feby Alfiana 

Perkumpulan Griya Peradaban Membuka Pendaftaran Kuliah Alternatif Angkatan III Tahun 2022

0
 


Campusnesia.co.id - Setelah sukses dengan program sosial Kuliah Alternatif Angkatan 1 dan 2 tahun 2021, Perkumpulan Griya Peradaban kembali menggelar Kuliah Alternatif Angkatan III yang akan dilaksanakan pada bulan Januari dan Februari 2022 mendatang. 

Program ini dimaksudkan untuk membekali para generasi muda dalam bidang soft skill yang sangat dibutuhkan mereka. 

Dengan pelibatan banyak pihak dan komunitas, program sosial ini juga menyuguhkan materi menarik yang disajikan selama 6 kali pertemuan misalnya personality development and leadership, community development, communication skill, creative literacy, spiritual and emotional intelligence, entrepreneurship, personal branding and creative idea on social media. 

Program ini dilaksanakan secara online melalui zoom meeting secara rutin setiap hari sabtu jam 09.30-11.00 WIB yang bisa diikuti seluruh pemuda di Indonesia. 

Dibuka pendaftaran gelombang I tanggal 5-20 Desember dan gelombang II tanggal 21-28 Desember 2021 dengan donasi program yang sangat terjangkau, yakni Rp. 40.000 – Rp. 50.000 selama program berlangsung. Pendaftaran bisa dilakukan melalui link yang sudah disajikan di Instagram @griyaperadaban.id atau melalui www.griyaperadaban.id.

Selain mendapatkan materi perkuliahan serta akses pemuda di seluruh Indonesia, peserta juga akan memperoleh sertifikat program, kartu anggota perkumpulan griya peradaban dan rekomendasi keikutsertaan program baik dalam maupun luar negeri (apabila diperlukan). 



Pada kesempatan ini, sengaja pendiri Griya Perdaban, Ma’as Shobirin menghadirkan banyak pembicara dari kalangan pemuda yang memiliki prestasi dan jejak rekam baik dalam bidangnya, di antaranya Nurul Khasanah (Mentor Griya Peradaban), Nyimas An An Animah Umar (Pengelola Pondok Pesantren Ar-Risalah Ciamis), Imelda Zamjanah Rahmawati (Duta Muda ASEAN 2019), Nadea Latifah Nugraheni (Duta Internasional Griya Peradaban), Sindy Setiawati (Ajudan Milenial Gubernur Jawa Barat 2020), Haris Ashfa El Hakim (CEO AISH Media Group), Kaula Fahmi (Ketua PCI NU Tiongkok), Infijarun Ni'am (Ketua Gerakan Wirausaha Nasional jawa Tengah), Amrizarois Ismail (Direktur Griya Riset Indonesia), Abdullah Hamid (Founder Dunia Santri Community), Choirul Awaludin (Direktur Semarang Zoo) dan  Dani Akhyar (Head of Community Development PT. Smartfren) 

Selain sebagai salah satu wadah generasi muda Indonesia dalam meningkatkan kapasitas soft skill, hadirnya kuliah alternatif diharapkan mampu memberikan warna warni pengetahuan sekaligus menjadi ruang berbagi dan berkolaborasi bagi generasi muda di masa mendatang.

Di sela-sela kesibukannya sebagai Dosen Universitas Wahid Hasyim Semarang, Ma’as Shobirin selaku pendiri perkumpulan ini juga mengajak seluruh pemuda untuk mengikuti program baik ini karena program ini akan menjadi titik perjumpaan awal dalam menggabungkan talenta-talenta muda Indonesia.

“Kuliah Alternatif menjadi gerbang awal untuk menjumpakan titik temu seluruh potensi anak muda Indonesia”, ujarnya.


Penulis:
Alfiana

Griya Peradaban Gelar Kuliah Umum dengan Tema How to Develop A Growth Mindset

0
 



Campusnesia.co.id - Generasi muda Indonesia pada dasarnya selalu mengalami problematika pada setiap lini kehidupannya. Mulai dari masalah yang bersifat personal seperti bagaimana pemuda tersebut mampu mengembangkan kualitas dirinya, sampai masalah yang bersifat umum seperti tantangan yang dihadapi pemuda dalam berkontribusi untuk bangsa. 

Berangkat dari kompleksnya permasalahan personal yang dimiliki pemuda, Griya Peradaban menyelenggarakan Kuliah Umum yang dilaksanakan pada Sabtu (20/11/2021) melalui platform Zoom Cloud Meetings. 

Perkuliahan yang bertemakan "How to Develop a Growth Mindset" ini menghadirkan narasumber yang tidak kalah hebat dari narasumber sebelumnya, yaitu Hendi Pratama seorang praktisi pendidikan humanis. 

Founder Griya Peradaban, Ma'as Shobirin mengungkapkan bahwa adanya Kuliah Umum ini merupakan langkah awal sebelum menyongsong Kuliah Alternatif Angkatan Ketiga. 

"Kuliah umum ini kami jadikan sebagai langkah awal sebelum kita nanti menyongsong kuliah alternatif. Harapannya, dengan adanya kuliah umum ini mampu menjadikan wadah bagi anak muda dalam berkolaborasi untuk kemajuan Bangsa Indonesia", tuturnya dalam sambutan pembukaan Kuliah Umum. 


Acara yang dimoderatori oleh Nailu Rohmatika ini kemudian berlanjut pada pemaparan materi yang disampaikan oleh Hendi Pratama. 

Pria yang saat ini menjabat sebagai Wakil Rekotor Bagian Kerjasama ini memulai materinya dengan menyampaikan tentang pentingnya memiliki pola pikir yang berkembang. Ia juga menyampaikan bahwa salah satu indikator dalam mengembangkan pola pikir adalah dengan menciptakan personal branding, dimana personal branding sendiri dapat terbentuk melalui  cara pandang terhadap diri sendiri dan cara pandang orang lain terhadap diri kita.

"Setiap kali kita punya mimpi besar, pasti selalu ada yang melemahkan, untuk itu growth mindset adalah langkah yang tepat dalam menghadapi hal tersebut", kata Hendi. 

Pria kelahiran Kabupaten Semarang ini juga menyampaikan terkait perbedaan antara fix mindset (pola pikir stagnan) dan growth mindset (pola pikirnyang berkembang). Secara garis besar, fix mindset merupakan pola pikir yang memiliki karakteristik terlalu difensif, terlalu mudah menyerah, dan cenderung menghindari tantangan. Sedangkan growth mindset merupakan polabpikir yang memiliki karakteristik pantang menyerah dan cenderung menjadikan tantangan sebagai pembelajaran. 

Kuliah Umum yang diikuti oleh 150 orang ini kemudian berlanjut pada sesi tanya jawab. Salah satu penanya dalam sesi tersebut menanyakan terkait bagaimana menyikapi kritik negatif yang diberikan kepada kita. 


Narasumber yang memang memiliki gaya komunikasi yang baik tersebut kemudian mengatakan bahwa kritik negatif yang tidak membangun tidak perlu untuk didengarkan. 

"Apapun yang dikatakan orang lain tentang kita, ngga ada sangkut pautnya sama sekali, ngga ngefek", ujarnya. 

Sebagai penutup, pria yang saat ini menggeluti dunia stand up comedy ini menyampaikan bahwa dalam menumbuhkan pola pikir yang berkembang, harus dilakukan secara konsisten dan tidak boleh setengah-setengah. 

"Cara berpikir growth mindset harus dilakukan secara konsisten, tidak ada alasan untuk tidak konsisten", ujarnya. 

Ia juga berharap bahwa dengan adanya kuliah umum ini mampu menjadi langkah awal dalam menumbuhkan growth mindset pemuda.


Penulis: Feby Alfiana 

Griya Riset Indonesia Gelar Pelatihan Kiat Menulis Artikel bersama Wildan Hefni

0
 


Campusnesia.co.id -  Kelas akademi riset dan penulisan level I Griya Riset Indonesia(GRI) telah memasuki sesi IV yang merupakan sesi terakhir pada Sabtu, (30/10/2021) dengan  membahas materi kita menulis artikel.

Acara dipandu salah satu aktivis Griya Riset Indonesia (GRI), Laila Fajrin Rouf dan menghadirkan trainer yang berpengalaman dan berkompeten di bidang penulisan artikel, Wildan Hefni (Mentor Griya Peradaban). 

Direktur Griya Riset Indonesia, Amrizarois Ismail turut hadir dan memberi sambutan. Dalam sambutannya, ia mengucapkan terima kasih atas antusias dan konsistensi para peserta yang telah mengikuti kelas akademi riset dan penulisan hingga akhir sesi. Ia berharap setelah kelas level I selesai, para peserta mampu menerapkan ilmu yang telah didapat untuk menghasilkan sebuah karya tulisan. 

Wildan Hefni memulai kegiatan dengan menyampaikan apresiasinya pada Griya Riset Indonesia (GRI). Kemudian ia mulai memaparkan materi, membahas urgensi literasi dan imunitas bangsa. Menurutnya, tradisi riset dan menulis bisa mengokohkan bangsa. 

Ia menambahkan penjelasannya mengenai pentingnya literasi dengan memberikan pelajaran yang bisa diambil dari buku yang ditulis oleh Tom Nichols, The Death of Expertise. Dua hal tersebut ialah matinya para pakar, yaitu orang-orang yang memanfaatkan ilmu pengetahuan yang sehari-hari menekuni kapasitasnya sebagai scientist sebab munculnya teknologi yang masih masif yang dapat memporak porandakan masa depan.

“Nah dalam konteks Indonesia, The Death of Expertise ini kita butuhkan. Jangan sampai literasi yang ada di media online Indonesia berisi tulisan yang diskriminasi. Maka kemudian, saya ingin mengilustrasikan bahwa tulisan artikel ilmiah itu menjadi penting untuk mewarnai jagat literasi Indonesia agar tidak terjadi apa yang digambarkan oleh Tom Nichols, maka kalian yang bergabung di Griya Riset Indonesia (GRI) melalui karya ilmiah mampu menegaskan narasi keindonesiaan yang utuh,” imbuhnya.

Pria kelahiran Sumenep ini juga memberikan tiga kunci menyusun karya ilmiah. Pertama, istafti yadak yaitu membiasakan tangan untuk menulis. Kedua, istafti fikrak (memperbanyak bacaan, berpikir, menemukan ide) dan istafti qolbak yaitu fokus pada sisi spiritual, berdoa dengan menggunakan hati.

“Saya tidak ingin terjebak menjelaskan secara teoritis, saya ingin membaca nama-nama misalnya mbak Laila Fajrin, Muhammad Khozin berada di media Indonesia. Alumni Griya Riset Indonesia (GRI) harus ada bukti yang diberikan,” ucapnya.

Menurutnya, agar tulisan kita bisa dimuat oleh media tertentu maka harus mengikuti syarat dan ketentuan yang sudah diberlalukan oleh media tersebut. Ia juga menyampaikan bahwa salah satu tulisan yang bisa dimuat yaitu tulisan yang aktual, relevan dan merupakan isu yang berkembang di masyarakat.

Kelas akademi riset dan penulisan Griya Riset Indoneisa (GRI) berjalan dengan lancar dan kondusif. Peserta diharap untuk terus menjalin silaturrahim yang baik antarpeserta. 


Penulis: Afifatun Ni’mah

Siti Nurarofah Alumni Kuliah Alternatif Griya Peradaban berhasil Lolos Program Beasiswa International Youth Leader

0

 



Campusnesia.co.idBerawal dari semangat jiwa muda, Nurarofah, alumni Kuliah Alternatif Griya Peradaban Angkatan Kedua asal Tanggerang Banten, berhasil lolos program beasiswa yang diselenggarakan oleh International Youth Leader pada Maret 2022 mendatang. 

Tidak hanya itu, ia yang saat ini menyandang gelar sebagai santripun memiliki keyakinan bahwa ‘santri  bisa mendunia’ turut menjadi pemantik baginya untuk mengikuti program tersebut.

“Ada dua hal yang memotivasi saya dalam mengikuti program ini. Pertama, motto hidup saya sendiri yaitu ‘mudamu tak terulang’ dan yang kedua adalah saya ingin membuktikan bahwa santri pun bisa mendunia” kata Arofah pada Sabtu (16/10/2021).

Perempuan yang pernah menempuh Pendidikan di STISNU Nusantara Tanggerang ini juga menyampaikan bahwa program yang ia dapatkan merupakan program yang bergerak pada ranah sosial dan Pendidikan yang dilakukan di beberapa tempat seperti Malaysia, Singapura, Turki, Amerikan, dan beberapa negara lain. Namun dalam kesempatan ini, ia hanya dapat berkunjung ke Amerika Serikat, tepatnya di Harvard University.

International Youth Leader (ILY) sendiri merupakan platform pelatihan dan Pendidikan kepemimpinan untuk pemuda Indonesia yang bergerak pada bidang Student Exchange dan Leadership Camp, fokus dari International Youth Leader menyiapkan pemimpin muda yang siap berkompetisi di tingkat internasional.

Selain sebagai santri yang mengabdikan dirinya kepada pesantren, Siti Nurarofah yang juga pernah mendapat prestasi sebagai mahasiswa inspiratif ini juga aktif  dalam kegiatan-kegiatan sosial seperti IMUN Online Conference dan juga ikut serta menjadi Kader Inti Pemuda Anti Narkoba (KIPAN) Banten. 

Pernah nyantri di Pondok Pesantren An-nur, Bantul, Yogyakarta Siti Nurarofah menyampaikan tips dan trik lolos program international Youth Leader tersebut.an riset terhadap program tersebut.

“Menurut saya, tips dan trik dalam mekakukan program apapun,  itu cuma satu, yaitu riset. Riset tersebut bisa riset tentag program dan lembaga yang mengadakan, riset tentang negara tujuan, dan tentang planning apa yang akan kita rancang setelah mengikuti program tersebut” ujar Arofah.

Sebagai salah satu alumni Kuliah Alternatif Griya Peradaban Angkatan kedua, ia mengatakan banyak hal menarik yang ia dapatkan selama mengikuti kuliah tersebut. Mulai dari semangat baru yang memantik dirinya untuk terus maju dan berkembang hingga terbuka kesempatan  untuk mengaktualisasikan motto hidupnya.

“Program beasiswa yang saya dapat saat ini tentu memiliki korelasi yang kuat dengan apa yang saya dapatkan di Griya Peradaban, dimana di Griya Peradaban saya mendapatkan motivasi untuk terus maju, semangat jiwa muda, dan kepercayan diri untuk menjadi yang lebih baik” kata Nurarofah.

Siti Nurarofah berharap dapat menerapkan hal-hal baik yang ia dapatkan dari program Beasiswa International Youth Leader tersebut di Indonesia. Dengan tujuan  menjadikan Bangsa Indonesia menjadi lebih baik lagi.


Penulis : Alfiana F
Editor: Nandar