Info Herbal: Mengenal Kandungan dan Manfaat Umbi Gembili




Campusnesia.co.id - Sobat campusnesia kembali bertemu dalam segmen Info Herbal, kali ini sebenarnya lebih tepay jika disebut segmen umbi-umbian karena kita akan membahas salah satu jenis umbi yang mungkin jaman sekarang banyak yang tidak tahu, namanya Gembili. 

Daunnya mirip sirih namun lebih lebar dan merambat, dulu waktu saya kecil tahun 1990an tanaman gembili banyak tumbuh di pekarangan rumah merambat di pagar, ketika musim hujan dipanen diolah sederhana hanya dengan di kukus, rasanya biasa ada manis-manisnya dan pera di mulut. Belakangan mulai populer kembali sebagai pengganti nasi dan lebih sehat serta banyak dicari orang, yuk kenal lebih dekat dengan tanaman umbi Gembili.

Mengenal Kandungan dan Manfaat Umbi Gembili
Gembili (Dioscorea esculenta L.) merupakan umbi dari keluarga Dioscoreacea yang mempunyai keunggulan dapat tumbuh di lingkungan secara liar. Namun,  sampai saat ini gembili masih merupakan tanaman subsiten, yaitu bukan tanaman pokok yang dibudidayakan, karena pemanfaatannya masih terbatas (4).  

Tanaman gembili berbentuk perdu yang memanjat atau membelit,
tingginya antara 3-5m. Batangnya bulat, berbulu halus, ada yang berduri, dan ada yang tidak berduri. Daunnya tunggal, letaknya berseling, berbentuk jantung. Pangkal daunnya berlekuk dan permukaan daun berbulu halus. Umbinya berbentuk bulat panjang dan umbi dapat dipanen setelah berumur 8-9 bulan. Warna daging umbi bervariasi ada putih bening atau putih keruh. Bunganya tersusun dalam bulir yang berwarna hijau kekuningan (6). 

Umbi gembili memiliki susunan kandungan gizi yang bervariasi sesuai dengan spesies dan varietasnya. Komponen terbesar dari umbi gembili adalah karbohidrat sebesar 27–37%. Tepung gembili memiliki kadar karbohidrat yang tinggi dan kadar inulin sebesar 14,77%. Kadar ini lebih tinggi dibanding kadar inulin dari beberapa jenis umbi lain (8). 

Inulin adalah salah satu karbohidrat yang berfungsi sebagai prebiotik yang efektif, didefinisikan sebagai komponen pangan yang tidak dapat dicerna dan dapat merangsang secara selektif pertumbuhan dan aktivitas bakteri yang menguntungkan di dalam saluran pencernaaan (2). Gembili mengandung inulin sebesar 14,629%. Inulin dapat mengurangi resiko kanker usus besar, menormalkan kadar gula darah dan membantu mempengaruhi penurunan kesehatan jantung dan mencegah kanker kolon (1).

Bila ditinjau dari sifat fisiokimianya, gembili memiliki kadar protein tinggi dengan viskositas rendah sehingga baik dikembangkan sebagai tepung komposit untuk produk pangan. Tepung gembili mengandung serat pangan tak larut air berupa selulosa, serta sedikit lignin dan hemiselulosa. (5). Penelitian praklinik pada objek diabetes menunjukkan bahwa pemberian tepung gembili dapat menurunkan kadar glukosa darah (7). Serat pangan tak larut air berperan dalam pencegahan disfungsi alat pencernaan seperti konstipasi, kanker usus besar, dan infeksi usus buntu (3). 

Sebagai umbi dengan kandungan pati tinggi, umbi gembili sangat potensial untuk dikembangkan menjadi tepung umbi yang kemudian dapat diaplikasikan menjadi filler pada nugget. Sejauh ini, beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai tepung gembili yaitu penambahan tepung gembili pada proses pembuatan pangsit, cookies, dan flakes. 


Daftar Pustaka
1. Azhar, M. 2009. Inulin Sebagai Prebiotik. Jurnal Sainstek. Vol. 12, No. 1
2. Marsono, Y. 2004. Serat Pangan dalam Perspektif Ilmu Gizi. Yogyakarta : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. 
3. Muchtadi, D. 2001. Sayuran Sebagai Sumber Serat Pangan untuk Mencegah Timbulnya Penyakit Degeneratif. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Vol. 12, o. 1.
4. Prabowo, A.Y., Teti E., dan Indria P., 2014. Umbi Gembili (Dioscorea esculenta L.) Sebagai Bahan Pangan Mengandung Senyawa Bioaktif : Kajian Pustaka. Jurnal Pangan dan Agroindustri. Vol. 2, No. 3, Hal. 129-135.
5. Richana, N., dan Titi C. S., 2004.  Karakterisasi Sifat Fisiokimia Tepung Umbi dan Tepung Pati dari Umbi Ganyong, Suweg, Ubi Kelapa dan Gembili.  Jurnal Pascapanen. Vol. 1, No. 1, Hal. 29-37.
6. Richiana, N., 2012. Araceae & Dioscorea “Manfaat Umbi-umbian Indonesia”. Bandung: Nuansa.
7. Setiawan, R.B., Khumaida, N. & Dinarti, D. 2015. Induksi mutasi kalus embriogenik gandum (Triticum aestivum L.) melalui iradiasi sinar gamma untuk toleransi suhu tinggi. Jurnal Agronomi Indonesia, 43 (1), 36–44.
8. Utami, R., Esti W., dan Annisa D.A.R.D., 2013. Kajian Penggunaan Tepung Gembili (Dioscorea esculenta) dalam Pembuatan Minuman Sinbiotik Terhadap Total Bakteri Probiotik, Karakter Mutu, dan Karakter Sensoris. Jurnal Teknosains Pangan. Vol. 2, No. 3.

Penulis: Ika Shintya

Artikel Terkait

Previous
Next Post »