Dengan Sentuhan Kreatifitas, Pemuda Ini Menyulap Limbah Kayu Menjadi Solusi Daur Ulang dan Sarana Pemberdayaan


Kayu adalah bahan aneka bangunan yang bisa dikreasikan untuk bermacam produk. Yang paling populer tentu sebagai bahan rangka rumah. Dan tentu saja bahan baku furniture atau perabot rumah yang banyak sekali variannya.
Umumnya kayu yang paling banyak digunakan adalah jati, karena kualitasnya yang bagus dan tahan lama serta mudah diproses. Hanya saja yang perlu diketahui karena kayu adalah produk dari tumbuhan pohon maka untuk ketersediaan bahan baku butuh waktu lama, setidaknya butuh 10-15 tahun 1 batang pohon jati agar bisa dipanen dan dimanfaatkan untuk aneka produk.
Artinya semakin sedikit bahan baku yang tersedia di alam, maka harga bahan baku dan produk yang dihasilkan dari kayu akan semakin mahal.
Walau nilai ekonomis dari produk kayu mahal, tidak bisa dielakan ia juga menimbulkan sisa bahan baku yang tidak terpakai atau limbah dari proses pembuatanya. Mulai dari serbuk hingga perca atau sisa-sisa kayu dalam bentuk aneka potongan kecil.
Untuk serbuk biasanya digunakan sebagai bahan bakar memasak rumah tangga dan bahan bakar di pengrajin batu bata. Mungkin murah tapi masih bernilai ekonomis. Berbeda dengan sisa-sisa potongan kayu paling-paling hanya untuk kayu bakar. Dan harga jualnya murah sekali.
Fenomena ini ditangkap sebagai sebuah peluang oleh seorang pemuda, dengan sentuhan kreatifitas ia menjadikan sisa kayu jati dan kayu lain dari limbah furniture sebagai bahan untuk membuat plakat atau trophy kayu.



Namanya Achmad Munandar, akrab dipanggil nandar, pemuda kelahiran pati yang kini beranjak usia di angka 27 tahun. Aktifitas sehari-hari mengelola sebuah usaha umkm bergerak dalam bidang merchandising dan digital printing. bersama 3 karyawannya mengeloa LOETJU merchandise yang beralamat di Jl. Banjarsari 
Gg. Iwenisari no. 27 B Tembalang Semarang.



Salah satu produk unggulanya yaitu Plakat atau Trophy yang berbahan kayu. Selama ini ia mendapat bahan plakat kayu dari pasar, namun kayu yang digunakan bukan kayu asli lebih dikenal dengan nama MDF atau bubur kayu.

Bahan ini memiliki kekuranan dari sisi keawetan dan kualitasnya. Serta harga modal pembelian yang semakin mahal terkait sumber bahan baku.

Dengan peluang adanya limbah furniture berbahan kayu jati dan kayu lain yang lebih bagus, ia mencoba membuat sendiri plakat kayu untuk memenuhi kebutuhan pesanan di Loetju merchandise seiring bertambahnya order dan pesanan bulananya.

Tapi membuat sendiri bukan berarti mengerjakan semua proses dari awal sendiri. Ia merangkul seorang pengrajin kayu di kota pati bernama kang sumardi yang sehari-hari berkecimpung didunia pertukangan kayu yang sudah memiliki skill dan pengalaman mengolah kayu.

Kerjasama ini bukan hanya menghasilkan produk merchandise berupa plakat kayu tetapi juga menjadi solusi pengolahan limbah industri furniture dan menambah nilai ekonomis limbah.

Selain itu juga jadi sarana pemberdayaan masyarakat pengrajin karena tentunya akan membuka lapangan pekerjaan, walau belum banyak, tetapi setidaknya bisa jadi solusi atas permasalahan bangsa yaitu pengangguran.

Melemahnya daya serap tenaga kerja di beberapa sektor industri, membuat angka pengangguran bertambah. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah pengangguran di Indonesia pada Agustus 2015 sebanyak 7,56 juta orang, bertambah 320 ribu orang dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 7,24 juta jiwa.

Pada Agustus 2015, tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan didominasi oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12,65 persen, disusul Sekolah Menengah Atas sebesar 10,32 persen, Diploma 7,54 persen, Sarjana 6,40 persen, Sekolah Menengah Pertama 6,22 persen, dan Sekolah Dasar ke bawah 2,74 persen.

Ketika ditemui di outletnya, nandar menjelaskan, “ kami nekat menyisihkan sebagian modal untuk membiayai proyek ini, walau untung sedikit tapi kami meniatkan belajar meletakkan telur di keranjang yang berbeda berharap suatu saat divisi baru kami yang bekerjasama dengan pengrajin bisa semakin besar dan laba akan mengiringinya, serta belajar menjalankan idealisme untuk membantu membuka lapangan pekerjaan mengerakan roda ekonomi dan pemberdayaan pengrajin ”



Saat ditanya apa kelebihan produknya ia menjelaskan, bahwa plakat berbahan kayu jati ini jelas lebih kuat dan awet serta dengan plitur atau cat kayu lebih muda akan terlihat tekstur kayunya yang indah. Dengan harga yang sama tetapi lebih berkualitas dari pada produk yang sudah ada di pasaran.

Menarik sekali, dengan sentuhan kreatifitas, Pemuda Ini Menyulap Limbah Kayu Menjadi Solusi Daur Ulang dan Sarana Pemberdayaan. Mari kita dukung ide-ide menarik anak bangsa ini dengan membeli produknya. /redaksi



Artikel Terkait

Previous
Next Post »