5 Pelajaran yang Bisa Kita Petik dari Kasus Penimbun Masker yang Viral




Campusnesia.co.id - Ketika kasus covid-19 pertama diumumkan oleh pemerintah indonesia 2 maret 2020 lalu, terjadi kepanikan di masyarakat. Salah satu indikasi kepanikan tersebut adalah langkanya masker dan handsanitizer di pasaran.


Saya sempat mencari di daerah Tembalang, Ngesrep hingga Banymanik Semarang namun hasilnya nihil, setidaknya 4 apotik dan beberapa mini market yang saya datangi kosong semua.



Beberapa hari setelahnya, mulai beredar para penjual masker medis di sosial media, whatsapp dan toko online namu harganya tidak masuk akal. Masker yang biasanya hanya kisaran Rp 1.500-2.500 mendadak jadi Rp 5.000 hingga Rp 10.000,-


Ketika WHO dan pemerintah mulai mewajibkan semua orang mengenakan masker, munculah inisiatif dari masyarakat untuk membuat masker kain sendiri, 2 lapis, bisa diisi tisu dan bisa dicuci ulang. Salah satu inisiator gerakan #100JutaMaskerChallenge adalah pak Ismail Fahmi founder Drone Emprit.

Berbagai elemen masyarakat membuat gerakan serupa, mengumpulkan donasi, membagikan masker untuk masyarakat baik oleh pemuda, tokoh masyarakat hingga pemerintah desa. Para pengusaha UMKM konveksi juga mulai banting setir untuk memproduksi masker kain, masker scuba, dan alat pelindung diri guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan tenaga medis.


Setelah satu bulan berlalu, kini semua orang sudah punya masker, minimal masker kain guna mengurangi penyebaran virus covid-19 di masyarakat. Sebuah kabar gembira karena masyarakat mulai peduli dan disiplin.

Sepekan ini 26 april-2 mei 2020 terpantau masker medis mulai tersedia di pasaran dengan harga yang sudah terjangkau. contoh produk masker di indomaret seharga Rp 9.000 isi 5 pcs. 

Penimbun Masker Viral di Twitter

Lalu muncul sebuah twit viral di time line, sebuah akun bernama cewegendut @ganghwacho23 memposting "Twitter please do your magic.

JUAL RUGI masker Multi One Plus, 150 ribu/box isi 50. Ada 25 karton, 1 karton 40 box.
Plis, jual murah, lagi butuh duit bgt, habis kena musibah.
Itu saya udah rugi, belinya 185 ribu. Kirim via JNE, J&T. COD oke wilayah Malang. Minat DM.
"

berikut isi twitnya
Hingga artikel ini ditulis 2 mei 2020, twit ini telah mendapat 4,1 ribu Retweet, 10,2 ribu Like dan 23 ribu replay. Pemilik akun menggunakan kata sakral do twitter "Twitter Please do your Magic" yang biasa digunakan netizen jika ingin membuat twit atau thread tentang kebaikan, anehnya untuk twit jual rugi masker ini 99% balasan dari netizen justru berisi hal sebaliknya.

Usut punya usut, akun ini diduga sedang berusaha menjual masker medis yang ia timbun beberapa bulan lalu saat masyarakat mulai panik dan semua orang butuh masker. Mungkin dalam benaknya bakal dapat untung mudah dan banyak dengan menjual kembali masker dengan harga berkali lipat dari harga normal.

Sayangnya, ia tidak memperhitungkan bahwa akan ada gerakan masker kain dan produsen masker medis genjot produksi untuk memebuhi kebutuhan masyarakat dengan harga terjangkau. Akibatnya bukannya untung yang didapat justru kemungkinan besar kerugianlah yang bakal datang karena harga beli produknya sudah mahal.

Seorang netizen mencoba mengkalkulasi potensi kerugian akun tersebut, dan angkanya sungguh mencengangkan.


Pelajaran yang bisa diambil dari kasus penimbun masker ini diantaranya;

1. Jangan Serakah
Hanya karena ingin mendapat keuntungan banyak, lalu serakah memborong semua persediaan masker dan menjualnya kembali dengan harga tinggi, sungguh tindakan yang tidak terpuji.

2. Jangan Jadi Penimbun
Menimbun sesuatu di saat semua oarang membutuhkannya dan menjualnya dengan harga tinggi sehingga tidak semua orang bisa membeli adalah tindakan yang jahat. Beda cerita misal seorang petani yang menimbun hasil panen karena harga yang anjlok dan menjual menunggu harga yang lebih baik.

3. Bisnislah dengan cara yang baik
Mengambil bisnis saat ada peluang dan permintaan bukanlah hal yang salah, tetapi berbisnis juga perlu menerapkan cara-cara yang baik, ambil keuntungan secukupnya dan harus didasari untuk membantu orang lain.

4. Jangan jadi Spekulan
Dalam konteks yang lebih besar, tahukah kamu apa penyebab petani rugi saat panen? salah satunya karena saat panen justru banyak barang serupa yang masuk karena impor. Ingin dapat untung mudah dan instan tanpa memikirkan dampaknya pad aorang lain,

Spekulan tidak berbeda dengan Judi, mempertaruhkan sesuatu yang tidak pasti.

5. Tak ada rotan akarpun jadi

Ketika masker medis hilang dipasaran, andai tidak ada gerakan produksi masal masker kain dan hanya berharap pada masker medis, mungkin jumlah orang positif covid hari ini sudah lebih banyak. Pada kondisi tidak ada barang utama, tidak masalah menggunakan barang subtitusi yang kualitasnya sama atau setidaknya mendekati barang utama. Agar kita tidak terlalu bergantung dan tidak dipermainkan.


Itu tadi sobat Campusnesia, 5 pelajaran yang bisa kita ambil dari kasus penimbun masker yang viral di twiter bebarap hari ini. Semoga bisa kita jadikan pelajaran bersama dan untuk para penimbun masker segeralah bertobat, jika tidak laku dengan harga yang mahal, jualah dengan harga normal, atau sedekahkan saja untuk tenaga medis dan masyarakat sebagai penebus dosa.

kumpulan thread para penimbun masker yang kalang kabut karena harga masker medis sudah kembali normal di pasaran.


penulis: Nandar

Artikel Terkait

Previous
Next Post »