Pelajar SMAN 3 Palembang Raih Juara Pertama Menulis Syair Nasional

siswa kelas XII Ipa 2 Sman 3 Palembang Mgs Haidir Tamimi
saat berfoto bersama Mendikbud Anies Baswedan
usai menjuarai lomba syair nasional desember tahun lalu 


Laporan Wartawan TribunSumsel.Com,Mochamad Krisnariansyah

TRIBUNSUMSEL.COM,PALEMBANG-- “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah” inilah isi kutipan dari sang pengarang terkenal Pramodya Anata Toer yang menjadi pegangan bagi Mgs Haidir Tamimi mulai menyukai menulis syair.

Dari rasa suka ini juga , kemudian berubah menjadi sebuah prestasi yang membanggakan bagi dirinya,keluarga dan sekolah saat berhasil menyabet juara pertama dalam ajang lomba Syair tingkat Nasional Kemendikbud bulan desember tahun lalu. Tentu menjadi penghargaan yang sangat hebat berhasil digapai pelajar berkacamata ini sebagai satu-satunya perwakilan Sumsel yang menjuarai ajang tersebut.

Ketika ditemui TribunSumsel, Selasa (12/1/2016) , Haidir sapaan akrabnya yang usai mengikuti aktivtias belajar di SMAN N 3 Palembang, mengatakan bila prestasi juara lomba syair yang ia dapatkan menjadi pengalaman yang sangat berharga baginya. Selain bisa mengalahkan puluhan pelajar lainnya, ia juga merasa tersanjung ketika sang Menteri Pendidikan Anis Baswedan memberikan piala juara kepadanya.

“ Luar biasa banget rasanya, saat dinyatakan jadi Juara pertama, padahal awalnya kita tidak yakin malah sempet ragu,namun saat diumumkan juara, senang berasa banget apalagi sempat disalamin Pak Anis dan diberi motivasi untuk terus semangat menulis,” urainya.

Lanjut ia menceritakan, mula dirinya bisa ikut berpartisipasi dalam ajang lomba Syair Nasional dimulai dengan perjalanan ia saat mengikuti perlombaan menulis surat di Kota Lombok, usai dari sanalah ia mendapatkan infromasi dari sesame peserta mengenai ajang lomba tersebut. “Sebelumnya ikut tahap seleksi dlo dengan mengirimkan tulisan syair berjudul remaja kelam di awal september, karena ada pergeseran jadwal, hasil seleksi baru diumumkan pada bulan desember,” jawabnya.

Saat diumumkan inilah, dirinya termasuk finalis yang terdapat dari 35 nama yang maju ketahap terakhir, yang dilangsukan di Jakarta. Dikatakannya, mulai dari tanggal 9 hingga 12 desember lah ia mulai mengikuti karantina. “ Kita diberikan pelatihan (coaching) klinik dari seorang pensyair terkenal indoensia juga bapak Djamal D Rahman, sebelum mengikuti final esok harinya, selain lomba syair tepa waktu itu juga ada lomba komik dan cerpen jadi totolanya ada 100 finalis,” jelasnya.

Dalam final yang diselegnarakan di Twin Plaza, diakui Haidir sempat ragu dan bingung karena diminta menulis syair yang baru tanpa diberikan judul dan tema apapun. Namun dengan tetap konsterasi ia mencoba menulis kembali syair dengan tema yang sama saat seleksi. “ Kalau seleksi dikasih tau temanya soal remaja masa kini, nah saat final saya kepikir kesitu lagi makanya saya buat syair berjudul sampai jumpa masa depan, isinya tetap sama mengenai kehidupan remaja yang terpapat bahaya narkoba kemudian insyaf,” jawab remaja kelahiran 1 mei 1998.

Dan akhirnya, dari penilaian juri pun membuat tulisan saya tersebut dinyatakan menang satu hari usia kegiatan final. Putra pasangan dari Mgs Aminuddin dan betty, mengatakan kedepan dari hasil yang ia dapatkan dapat menjadi motivasi bagi pelajar lainnya, khususnya untuk adik tingkat disekolah,a agar mampu bersaing dan mengembangkan diri dalam bidang menulis syair. “ Target kedepan ya pastinya berlatih lagi menulis, soalnya sekarang sedang merencanai pembuatan novel thriller (seram), selain itu sedang nyiapi diri ujian nasional dan iktu SNMPTN agar bisa lolos masuk UGM,” pungkasnya

Artikel Terkait

Previous
Next Post »