Darurat Resistensi Antibiotik! Mahasiswi KKN Tim I UNDIP Lakukan Penyuluhan “Ayo Cegah Resistensi Antibiotik!”

0
 





Campusnesia.co.id - Desa Juwok, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (23/01/2024) – Penggunaan antibiotik di kalangan masyarakat umum masih sering tidak rasional. Banyak yang menganggap antibiotik sebagai obat mujarab untuk segala jenis penyakit, tanpa menyadari pentingnya menyelesaikan seluruh rangkaian treatment antibiotik. Hal ini dapat mengakibatkan resistensi antibiotik, di mana bakteri menjadi kebal terhadap efek antibiotik. 

Bedanya dengan obat lain, konsekuensi dari penggunaan antibiotik lebih luas. Penyalahgunaan antibiotik dapat membantu pembentukan bakteri resisten, berpotensi menyebabkan infeksi baru yang sulit diobati, baik pada individu yang mengonsumsinya maupun orang di sekitarnya. Selain itu, resistensi antibiotik menjadi tantangan kesehatan global, menyebabkan penyakit yang lebih parah, dan penemuan antibiotik baru memerlukan waktu yang lama, bahkan belasan hingga puluhan tahun.
 
Melihat kondisi ini, pemahaman tentang penggunaan antibiotik yang bijak menjadi krusial dalam mencegah resistensi antibiotik. Oleh karena itu, melalui program monodisiplin diadakan acara edukasi penggunaan antibiotik yang bijak oleh Khania Meldi Athiyyah dari Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro. Kegiatan ini dilaksanakan di Posko KKN Undip Tim I, Dukuh Kedungpring, Desa Juwok, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen yang dihadiri oleh para Ibu di Desa Juwok. Edukasi dilakukan dengan memberikan informasi tentang definisi antibiotik dan contoh antibiotik yang biasa diresepkan oleh dokter, konsep resistensi antibiotik, serta bahaya dan penyebab resistensi antibiotik. Selain itu, dijelaskan juga mengenai cara penggunaan antibiotik yang bijak dan penyalahgunaan antibiotik yang umum terjadi di masyarakat.

 
Pemberian edukasi menggunakan bahasa awam disertai pemberian fakta-fakta menarik sehingga masyarakat lebih mudah memahami dan dapat mengerti informasi yang disampaikan. Dengan adanya edukasi ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai cara penggunaan antibiotik yang baik dan benar sehingga dapat mencegah terjadinya resistensi antibiotik. 

Ketika digunakan secara tepat, antibiotik memberikan manfaat yang tidak perlu diragukan lagi. “Acara dari Mba Khania ini sangat menyadarkan kita untuk lebih hati - hati dalam menggunakan obat, apalagi obat antibiotik. Kita juga jadi tahu apa saja obat antibiotik yang biasanya dikasih dokter. Serta jadi tahu juga, tidak boleh membeli obat antibiotik sembarangan di apotek.” ujar bu Sri, selaku salah satu audience. Edukasi mengenai antibiotik ini  dilakukan secara interaktif dan diikuti dengan antusiasme dari para Ibu Desa Juwok, Dukuh Kedungpring, Desa Juwok, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen. 



Penulis: 
Khania Meldi Athiyyah

Dosen Pembimbing Lapangan: 
Riza Susanti, S.T., M.T. 

Lokasi: 
Desa Juwok, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen

Menabur Harapan: Mahasiswi KKN Tim 1 UNDIP Menggugah Kesadaran Remaja Mengenai Anemia Dan Solusi Pada Tablet Tambah Darah

0
 

Campusnesia.co.idDesa Juwok, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (20/01/2024) - Kondisi kekurangan sel darah merah dalam tubuh atau anemia dapat terjadi pada siapa pun. Meski begitu, remaja putri memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami anemia dibandingkan dengan remaja putra. Hal ini disebabkan oleh menstruasi bulanan yang dialami oleh remaja putri, yang dapat mengakibatkan kehilangan darah yang signifikan dan menurunkan kadar hemoglobin secara drastis. 

Hemoglobin adalah senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah, dan kadar hemoglobin yang rendah dapat meningkatkan risiko terjadinya anemia. Anemia pada remaja putri dapat memiliki dampak serius, terutama karena mereka adalah calon ibu, yang dapat meningkatkan risiko komplikasi seperti kematian ibu saat melahirkan, kelahiran prematur, dan berat badan bayi rendah.
 
Dalam melihat kondisi ini, memberikan pemahaman tentang penyakit anemia dan memberikan Tablet Tambah Darah (TTD) menjadi sangat penting untuk remaja putri dalam fase pertumbuhannya. Namun, masih banyak remaja di Desa Juwok, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen yang tidak menyadari pentingnya mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) secara rutin dan sesuai dengan aturan pemakaian. Oleh karena itu, mahasiswa ingin menyelenggarakan sosialisasi mengenai penyakit anemia dan urgensi pemberian serta konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD).
 

Melalui program monodisiplin, sosialisasi tentang penyakit anemia dan tablet tambah darah ini dilakukan oleh Khania Meldi Athiyyah dari Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro. Kegiatan ini berlangsung di Posyandu Remaja yang bertepatan di RT 14, Dukuh Kedungpring, Desa Juwok, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen yang dihadiri oleh para remaja. Sosialisasi dimulai dengan penjelasan mengenai anemia, tanda dan gejala, serta cara pencegahannya. 

Selanjutnya, dijelaskan mengenai Tablet Tambah Darah (TTD). Melalui kegiatan ini, diharapkan remaja di Desa Juwok, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen dapat menyadari pentingnya mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) untuk dampak jangka panjang yang positif. “Sosialisasi anemia dan tablet tambah darah yang diberikan oleh Mba Khania ini sangat bermanfaat bagi kami, kami juga jadi sadar pentingnya tablet tambah darah dan juga jadi tau gimana cara menghindari efek samping obatnya” ujar Nadia selaku salah satu audience. Sosialisasi dilakukan secara interaktif dan diikuti dengan antusiasme oleh para remaja di Desa Juwok.



Penulis: 
Khania Meldi Athiyyah

Dosen Pembimbing Lapangan: 
Riza Susanti, S.T., M.T. 

Lokasi: 
Desa Juwok, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen

Sangat Menginspirasi, Mahasiswa KKN Undip di Desa Ponowaren Mengajar Siswa SD Ponowaren 03

0


Campusnesia.co.idMahasiswa Universitas Diponegoro mengajar dan berbagi ilmu kepada siswa SD Ponowaren 03 pada tanggal 24-25 Januari 2024. Kegiatan ini dilakukan dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 1 Universitas Diponegoro 2024. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat, khususnya di bidang pendidikan. Sebagai mahasiswa, pengajaran dilakukan dengan menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan siswa.
 

Kelompok mahasiswa KKN yang berjumlahkan tujuh mahasiswa ini berasal dari berbagai fakultas dan bidang keilmuan yang berbeda-beda, yaitu fakultas kedokteran, teknik, ekonomi dan bisnis, serta peternakan dan pertanian. Pengajaran dilakukan dengan berbagai metode, seperti menggunakan alat peraga fisik, alat peraga audio-visual, dan praktik langsung. Para mahasiswa mengajar pelajaran mulai dari ilmu pengetahuan alam, matematika, seni budaya, dan juga bahasa.

 
Program mahasiswa ini disambut baik oleh para guru, murid, serta warga sekitar desa. Menurut mereka, program pengajaran ini menjawab kebutuhan permasalahan pendidikan sekolah dasar di Desa Ponowaren, tepatnya di SD Ponowaren 03. “Para mahasiswa yang mengajar di tempat kami berhasil memotivasi dan menjadi role model untuk siswa sekolah dasar yang ada di desa”, ucap Ibu Nunik selaku guru SD Ponowaren 03. Dengan kegiatan ini, harapannya siswa sekolah dasar dapat menjadi lebih semangat berlajar dan menggapai cita-citanya.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN UNDIP Manfaatkan Kotoran Sapi Menjadi Pupuk Organik Sebagai Solusi Permasalahan Limbah Ternak

0
 


Campusnesia.co.idMahasiswa kkn undip manfaatkan kotoran  sapi menjadi pupuk organik sebagai solusi permasalahan limbah ternak. Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Tim I 2024 dengan bimbingan Bapak Muhamad Ghazi Agam Sas S.P., M.Si. yang berlokasi di Desa Ponowaren melaksanakan sosialisasi dan program pembuatan Pupuk Organik Cair (POC). 

Pupuk organik merupakan pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk mengkondisikan atau memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. 

Pengolahan limbah kotoran sapi menjadi POC memiliki manfaat ganda, yaitu mengatasi masalah bau limbah kotoran sapi, sekaligus mendapatkan pupuk organik yang sangat bermutu. Sosialisasi dan program pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) ini juga telah disetujui oleh  Bapak Hanung Setya Ardhipratama selaku penjabat Kepala Desa Ponowaren.
     
Pelaksanaan sosialisasi dan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC)  ini dilaksanakan pada dua waktu. Pertama  bersama Kelompok Wanita Tani (KWT) dan kedua bersama petani, peternak serta pemuda pemudi setempat. Kegiatan diawali dengan pemaparan materi mengenai  kotoran sapi meliputi manfaat dan cara penggunaan. Dalam penyampaian materi terjadi diskusi tanya jawab sebagai upaya untuk memudahkan dalam proses pembuatan POC kotoran sapi. 

Dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan POC kotoran sapi, bahan-bahan yang digunakan meliputi kotoran sapi, EM4, molases, dan air. Langkah awal dilakukan dengan memasukan kotoran sapi dalam karung. Kemudian melarutkan molases dengan air serta ditambah dengan air. Setelah semua bahan siap, masukan karung berisi kotoran sapi dalam ember lalu penuangan campuran molasses dan air. Ember yang telah terisi tersebut ditutup dengan plastik dan karet ban agar kedap udara. Untuk proses fermentasi selama 3-4 minggu. Selanjutnya dilakukan pengecekan setiap seminggi sekali dengan membuka wadah guna mengeluarkan gas.
   

Maka dari itu, diharapkan dengan adanya program ini, masyarakat dapat mengolah dan memanfaatkan limbah kotoran sapi menjadi hal yang lebih bemanfaat. Selain itu, dimulai dari kelompok Wanita Tani (KWT), petani, peternak serta pemuda pemudi setempat  diharapkan masyarakat Desa Ponowaren  secara luas dapat ikut menerapkan kegiatan pengolahan limbah kotoran sapi ini.



Penulis: 
Sylvia Maharani

Prodi: 
Peternakan – Fakultas Peternakan dan Pertanian

Dosen Pembimbing Lapangan:
Muhamad Ghazi Agam Sas S.P., M.Si.

Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Wujudkan Desa Sehat dan Aman Melalui Edukasi Hygiene, Sanitasi, dan Keselamatan Kerja bagi Pengrajin Cakar Ayam dan Begel di Desa Bendo

0
 



Campusnesia.co.idDesa Bendo, 29 Januari 2024 - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro berkomitmen untuk mewujudkan desa yang sehat dan aman dengan memberikan edukasi mengenai hygiene, sanitasi, dan keselamatan kerja kepada pengrajin cakar ayam dan begel di Desa Bendo.

Pengrajin cakar ayam dan begel merupakan bagian integral dari ekonomi lokal di Desa Bendo. Namun, seringkali aspek-aspek kebersihan, sanitasi, dan keselamatan kerja kurang mendapatkan perhatian yang cukup. Melihat hal ini, mahasiswa KKN mengambil inisiatif untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kepada para pengrajin agar dapat meningkatkan kualitas produk mereka dan menjaga kesehatan serta keselamatan dalam bekerja. Selain memberikan edukasi, mahasiswa KKN juga memberikan sebuah Modul Hygiene Sanitasi dan Keselamatan Kerja agar nantinya dapat dibaca oleh pengrajin begel dikemudian hari.

Hygiene dan Sanitasi: Mahasiswa memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga kebersihan dan sanitasi dalam proses produksi cakar ayam dan begel. Mereka memberikan tips praktis dan pelatihan mengenai cara membersihkan peralatan, ruang kerja, dan bahan baku dengan baik.

Keselamatan Kerja: Mahasiswa KKN memberikan edukasi mengenai prinsip-prinsip dasar keselamatan kerja, penggunaan alat pelindung diri (APD), dan tata cara penanganan bahan-bahan berbahaya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja dan melindungi kesehatan para pengrajin.

Setelah kegiatan berlangsung, para pengrajin menunjukkan perubahan positif dalam menerapkan praktik hygiene, sanitasi, dan keselamatan kerja. Mereka mulai menggunakan APD dengan lebih konsisten dan menjaga kebersihan tempat kerja mereka.

Mahasiswa KKN berharap bahwa edukasi ini dapat menjadi langkah awal untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, aman, dan produktif di Desa Bendo. 

Dengan adanya perubahan praktek-praktek positif ini, diharapkan Desa Bendo dapat menjadi contoh bagi desa-desa sekitarnya dalam menerapkan standar kebersihan, sanitasi, dan keselamatan kerja yang tinggi dalam berbagai sektor usaha lokal.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN TIM 1 UNDIP 2023/2024, Hadirkan Booklet dan Pamflet Potensi Kebudayaan di Desa Bendo, Kecamatan Pedan

0
Gambar: Pada tanggal 30 Januari 2024, 
Anandio Rendy Pamungkas salah satu mahasiswa dari KKN TIM 1 UNDIP 2023/2024 
telah menyerahkan produk dari program monodisiplinnya 
berupa Booklet Potensi Objek Pemajuan Kebudayaan.


Campusnesia.co.id - Dalam program monodisiplin salah satu mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) TIM 1 Universitas Diponegoro (UNDIP), Anandio Rendy Pamungkas, mahasiswa Jurusan Antropologi Sosial S1, telah menghasilkan karya berharga untuk Desa Bendo, Kecamatan Pedan. Melalui booklet potensi objek pemajuan kebudayaan desa dan pamflet Reog Singo Mudo Budoyo, Anandio Rendy telah menyerahkan karya-karya ini kepada Ketua Reog Singo Mudo Budoyo dan Perangkat Desa Bendo pada tanggal 30 Januari 2024.

Anandio Rendy Pamungkas, mahasiswa antropologi sosial S1 dari UNDIP, telah menunjukkan dedikasi yang luar biasa dalam program KKN TIM 1 tahun 2023/2024 di Desa Bendo. Sebagai bagian dari tim KKN, Anandio telah berperan aktif dalam mengumpulkan data dan merancang Booklet Potensi Objek Pemajuan Kebudayaan Desa Bendo. Dengan latar belakangnya dalam studi antropologi sosial, Anandio mampu menyajikan informasi yang mendalam mengenai aspek-aspek kebudayaan yang dimiliki oleh Desa Bendo.

Penyerahkan Pamflet Reog Singo Mudo Budoyo.

Selain itu, Anandio juga bertanggung jawab atas pembuatan pamflet khusus tentang Reog Singo Mudo Budoyo, sebuah seni pertunjukan tradisional yang menjadi ciri khas dan kebanggaan Desa Bendo. Dalam pamflet tersebut, Anandio tidak hanya menyajikan informasi mengenai sejarah dan makna simbolis dari Reog Singo Mudo Budoyo, tetapi juga menampilkan gambar-gambar yang memukau dari pertunjukan tersebut.

Pada tanggal 30 Januari 2024, Anandio dan tim KKN UNDIP secara resmi menyerahkan booklet dan pamflet ini kepada Ketua Reog Singo Mudo Budoyo dan juga perangkat desa di Desa Bendo. Kehadiran karya-karya ini diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat Desa Bendo dalam mempromosikan serta melestarikan kebudayaan lokal mereka.

Anandio Rendy Pamungkas dari mahasiswa KKN TIM 1 UNDIP 2023/2024 telah memberikan kontribusi yang sangat berarti dalam upaya pelestarian dan pengembangan kebudayaan Desa Bendo. Dengan dedikasi mereka dalam menghasilkan booklet potensi kebudayaan desa dan pamflet Reog Singo Mudo Budoyo, Desa Bendo semakin memperkuat identitas budayanya. Semoga karya-karya ini dapat terus menginspirasi upaya pelestarian kebudayaan dan seni tradisional di Desa Bendo serta menjadi contoh bagi program KKN di tempat lain.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN UNDIP Menyulap Kotoran Kambing Menjadi Pupuk Organik Cair yang Praktis Melalui Bimbingan Teknis (BIMTEK)

0
Demostrasi Pembuatan Pupuk Organik Cair 
Sumber : Dokumentasi Pribadi


Campusnesia.co.id - Sragen, Suwatu (25/01/2024) - Kotoran kambing merupakan limbah yang berasal dari sisa metabolisme dari ternak kambing. Kotoran kambing mengandung mikroorganisme, gas dan bahan organik lainnya yang dapat menjadi sumber penyakit pada ternak maupun manusia. Melihat kondisi peternakan kambing di Desa Suwatu masih kurang baik dalam penanganan limbahnya karena hanya dibiarkan begitu saja tanpa dimanfaatkan. Selain itu, Desa Suwatu merupakan daerah yang di dominasi lahan pertanian, sehingga para petani membutuhkan pupuk alternatif yang murah dan ramah lingkungan. 

Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dapat dijadikan alternatif dalam mengoptimalkan pertumbuhan serta menyuburkan kondisi tanah. Selain itu, dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia dan dapat mengelola limbah menjadi sesuatu yang bernilai. Biasanya kotoran padat kambing langsung digunakan oleh masyarakat Desa Suwatu sebagai pupuk organik untuk tanaman. Kotoran kambing memiliki struktur yang keras dan lama diuraikan oleh tanah sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan maksimal. Salah satu alternatif pengolahan kotoran padat kambing adalah dengan dibuat sebagai Pupuk Organik Cair (POC). Sampai saat ini belum begitu banyak pemanfaatan kotoran padat yang diolah menjadi pupuk organik cair, padahal dengan diolah menjadi pupuk organik cair kotoran padat tersebut dapat disimpan dalam waktu yang lama dan lebih efesien.

Program kerja ini dilakukan dengan mengadakan bimbingan teknis dan demonstrasi pengolahan limbah peternakan dengan cara dibuat pupuk cair organik. Program kerja ini berlangsung pada Kamis, 25 Januari 2024 yang dihadiri oleh ketua Badan Pengawas Desa (BPD), ketua Gapoktan beserta anggotanya dan masyarakat sekitar Desa Suwatu yang beternak.

Foto Bersama Ketua Badan Pengawas Desa (BPD), Ketua Gapoktan 
beserta anggotanya dan masyarakat sekitar Desa Suwatu yang beternak 
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Proses pembuatan POC memiliki kekurangan yaitu lamanya proses pengomposan kotoran kambing tersebut, maka pembuatan pupuk cair organik dilakukan dengan penambahan bahan aktivator (mikroorganisme). Salah satu aktivator yang sering digunakan adalah Effective Microorganism 4 (EM4). EM4 merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman yang dapat digunakan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme.

Pembuatan pupuk organik cair untuk kapasitas 1 liter dilakukan menggunakan alat dan bahan seperti botol l500 ml dengan tutupnya, 500 ml air, 15 ml EM4 peternakan, 10 ml molase atau tetes tebu, 750 gram feses kambing. Pupuk organik cair yang telah dibuat untuk menyimpan selama 7-10 hari dengan kondisi botol tertutup dan disimpan di tempat yang sejuk sebelum digunakan untuk tanaman. Kegiatan pembuatan pupuk organik cair melalui simulasi, penjelasan mengenai proses pembuatan dan penggunaannya serta di akhir acara dilakukan sesi tanya jawab. Pupuk organik cair yang telah dibuat untuk menyimpan selama satu minggu dengan kondisi ember tertutup dan disimpan di tempat yang sejuk sebelum digunakan untuk tanaman.
 
Pembuatan pupuk organik cair ini diharapkan warga dapat membuat sendiri pupuk cair dari feses kambing, sehingga diharapkan dapat menjadi pupuk alternatif yang ramah lingkungan dan ekomomis serta dapat membantu suatu usaha atau membentuk UMKM bagi warga Suwatu.


Penulis: 
Alifan Prida Pratama
Peternakan FPP UNDIP

Dosen Pembimbing Lapangan: 
Ir. Ibnu Pratikto, M.Si.

Lokasi: 
Desa Suwatu, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen

Editor:
Achmad Munandar

#KKNDesaSuwatu 
#kkntim1undip2024 
#kknundip2024 
#lppmndip 
#p2kkn 
#undip

Mahasiswa KKN UNDIP Perkenalkan Teknologi Pengolahan Limbah Pertanian Sebagai Upaya Peningkatan Nutrisi dan Pakan Alternatif di Musim Kemarau

0
Foto Bersama Ketua Badan Pengawas Desa (BPD), Ketua Gapoktan 
beserta anggotanya dan masyarakat sekitar Desa Suwatu yang beternak 
Sumber : Dokumentasi Pribadi


Campusnesia.co.id - Sragen, Suwatu (25/01/2024) - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tim I UNDIP memperkenalkan teknologi pengolahan limbah pertanian berupa jerami padi sebagai pakan alternatif untuk ternak ruminansia kepada warga Desa Suwatu, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen. Program kerja ini dilakukan dengan mengadakan sosialisasi dan demonstrasi pengolahan limbah pertanian dengan teknik amoniasi jerami. Program kerja ini berlangsung pada Kamis, 25 Januari 2024 yang dihadiri oleh ketua Badan Pengawas Desa (BPD), ketua Gapoktan beserta anggotanya dan masyarakat sekitar Desa Suwatu yang beternak. 

Pengolahan limbah pertanian ini dilakukan untuk memanfaatkan hasil samping pertanian yang berpotensi dijadikan pakan alternatif dengan tujuan untuk menjaga ketersediaan pakan dengan nutrisi yang cukup di musim kemarau. Selain itu juga untuk menambah pengetahuan dan pemahaman peternak dalam pemanfaatan limbah jerami sebagai pakan alternatif ternak untuk efisiensi biaya pakan serta meningkatkan produktivitas ternak melalui teknologi pakan amoniasi.
 
Teknologi pengolahan pakan yang didemonstrasikan, yaitu amoniasi jerami. Teknologi amoniasi dapat dilakukan dengan cara basah dan kering. Pengolahan dengan cara basah dapat dilakukan dengan melarutkan urea ke dalam air kemudian disemprotkan pada jerami yang sudah dipotong-potong sepanjang 5-10 cm. Campuran jerami dan urea disimpan di wadah kedap udara selama 21 hari. Sedangkan cara kering dapat dilakukan dengan penaburan langsung urea pada jerami secara berlapis. Setelah mengalami proses penyimpanan lalu jerami padi amoniasi di angin-anginkan selama 1-2 jam sebelum diberikan pada ternak.
 
Demonstrasi Pembuatan Amoniasi Pencacahan Jerami 
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Teknologi pengolahan pakan amoniasi ini sangat mudah dilakukan dan tidak membahayakan dalam pengerjaannya. Peternak dapat melakukannya dengan mudah karena mereka mengerti dengan jelas prinsip dan metode pengolahan amoniasi jerami.


Penulis: 
Alifan Prida Pratama
Peternakan FPP UNDIP

Dosen Pembimbing Lapangan: 
Ir. Ibnu Pratikto, M.Si.

Lokasi: 
Desa Suwatu, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen

Editor:
Achmad Munandar

#KKNDesaSuwatu 
#kkntim1undip2024 
#kknundip2024 
#lppmndip 
#p2kkn 
#undip

Mahasiswa KKN UNDIP Tim 1 Membuat Peta Desa Dalangan untuk Membantu Perangkat Desa dan Masyarakat

0
 


Campusnesia.co.id    Pada tanggal 26 Januari 2024, mahasiswa teknik geodesi dari Universitas Diponegoro (UNDIP) Tim 1 yang sedang menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) melaksanakan program kerja pembuatan peta desa untuk Desa Dalangan, yang terletak di Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu perangkat desa serta masyarakat setempat dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan tentang desa mereka, termasuk lokasi fasilitas umum dan fasilitas kesehatan.  

Proses pembuatan peta dilakukan dengan menggunakan data SHP (Shapefile) Desa Dalangan, selanjutnya, melakukan wawancara dengan perangkat desa untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai desa dan letak fasilitas yang ada. Untuk memastikan keakuratan informasi, dilakukan survei lapangan untuk memvalidasi hasil pengolahan data. Pengolahan data dan pembuatan peta dilakukan menggunakan perangkat lunak ArcGIS dari awal pengolahan pembuatan peta hingga tahap layouting peta. Setelah selesai, peta tersebut akan dicetak dan diserahkan langsung kepada perangkat desa. 
  
"Sebelumnya saya berterimakasih kepada adik-adik mahasiswa KKN UNDIP yang telah menuangkan ilmunya bersama kami di Desa Dalangan.Salah satunya pembuatan peta desa yang telah dilakukan oleh mahasiswa jurusan Teknik Geodesi kami berharap dapat memudahkan perangkat desa maupun masyarakat dalam mendapatkan informasi yang kami butuhkan tentang Desa Dalangan," ujar salah satu perangkat desa pada saat acara pemaparan program kerja Mahasiswa KKN UNDIP TIM 1 Periode 2023/2024
 
Pembuatan peta ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara mahasiswa dengan masyarakat dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan suatu wilayah. Semoga dengan adanya peta ini, informasi tentang Desa Dalangan dapat lebih diterima dan dimanfaatkan oleh semua pihak yang membutuhkan.



Editor:
Achmad Munandar

Luar biasa! Mahasiswa KKN UNDIP Melakukan Pemetaan Batas Administrasi Desa Juron

0
 



Campusnesia.co.id - Sukoharjo (10/02/2024) - Desa Juron merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. Desa Juron dikenal identik sebagai desa perantau. Hampir 70% masyarakat setempat bekerja dan tinggal jauh di luar Kabupaten Sukoharjo. Kebanyakan masyarakat asli setempat Desa Juron merantau di kota-kota besar seperti di Makassar, Jakarta, Bekasi, Bogor, dan sebagainya. Banyaknya masyarakat Desa Juron yang merantau menyebabkan banyak rumah-rumah yang kini tidak ditinggali secara permanen oleh pemiliknya. Selain khas dengan sebutan desa perantau, Desa Juron juga sedang berbenah untuk menjadi desa wisata. Berbagai pembangunan dilakukan untuk mewujudkan dan memperbaiki infrastruktur sarana prasarana desa. 

Peta batas administrasi memegang peranan vital dalam kehidupan sebuah desa khususnya dalam pembangunan dan pelaksanaan kebijakan tertentu, karena menjadi landasan bagi penyelenggaraan berbagai kegiatan sosial, ekonomi, dan administratif. Dengan peta batas yang jelas, desa dapat mengelola sumber daya secara efisien, mengatur tata ruang dengan baik, serta menjaga keamanan dan ketertiban dalam wilayahnya. Selain itu, peta batas administrasi juga menjadi pedoman bagi pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, lembaga non-pemerintah, dan masyarakat umum, dalam merencanakan pembangunan, mengalokasikan anggaran, serta melaksanakan kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan desa. Dengan demikian, keberadaan peta batas administrasi tidak hanya menjamin keteraturan dan keberlanjutan pembangunan desa, tetapi juga merupakan landasan yang kuat dalam membangun komunitas yang inklusif dan berkelanjutan.

Namun, Desa Juron menghadapi tantangan serius akibat keterbatasan peta batas administrasi di tingkat dusun, RT, dan RW. Tanpa pemetaan yang akurat, koordinasi antar-unit administrasi menjadi sulit, menghambat efisiensi dalam penyelenggaraan pelayanan publik serta pembangunan infrastruktur. Keterbatasan ini juga berdampak pada identifikasi wilayah yang rawan terhadap bencana dan pengelolaan sumber daya alam yang tidak optimal. Oleh karena itu, diperlukan semangat gotong royong untuk mengatasi kendala ini, melalui pengumpulan data lokal, partisipasi aktif dalam program pemetaan partisipatif, dan kolaborasi dengan pihak terkait guna menciptakan peta administrasi yang lebih akurat dan komprehensif bagi kepentingan bersama.

Mahasiswa Universitas Diponegoro melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) melakukan pemetaan batas administrasi desa pada tingkat kebayanan, RW, hingga RT. Pemetaan dilakukan melalui survei lapangan dengan didampingi oleh perangkat desa dan tokoh masyarakat setempat. Desa Juron sendiri terdiri atas empat dusun yang juga disebut sebagai kebayanan. Adapun keempat kebayanan tersebut antara lain Kebayanan Juron, Kebayanan Bandang, Kebayanan Jurangsari, dan Kebayanan Banjarsari. Masing-masing kebayanan membawahi sejumlah RW (Rukun Warga). Di desa Juron sendiri terdapat 8 RW dan 19 RT. RW 1 dan RW 2 berada pada Kebayanan Banjarsari, RW 3, RW 4, dan RW 5 pada Kebayanan Juron, RW 6 pada Kebayanan Bandang, dan RW 7 serta RW 8 yang terletak pada Kebayanan Jurangsari.
 
Penyerahan produk peta kepada pemerintah desa yang diwakili oleh Bapak Supriyanto selaku Sekretaris Desa Juron. Harapannya hasil peta tersebut dapat membantu masyarakat dan pemerintah desa khususnya dalam menyelenggarakan administrasi desa yang tertib melalui ketersediaan informasi spasial yang lengkap sehingga pelaksanaan kebijakan dan program yang ada dapat terarah dan terencana.  
 


Editor:
Achmad Munandar