Mahasiswa KKN UNDIP Menyulap Kotoran Kambing Menjadi Pupuk Organik Cair yang Praktis Melalui Bimbingan Teknis (BIMTEK)

Demostrasi Pembuatan Pupuk Organik Cair 
Sumber : Dokumentasi Pribadi


Campusnesia.co.id - Sragen, Suwatu (25/01/2024) - Kotoran kambing merupakan limbah yang berasal dari sisa metabolisme dari ternak kambing. Kotoran kambing mengandung mikroorganisme, gas dan bahan organik lainnya yang dapat menjadi sumber penyakit pada ternak maupun manusia. Melihat kondisi peternakan kambing di Desa Suwatu masih kurang baik dalam penanganan limbahnya karena hanya dibiarkan begitu saja tanpa dimanfaatkan. Selain itu, Desa Suwatu merupakan daerah yang di dominasi lahan pertanian, sehingga para petani membutuhkan pupuk alternatif yang murah dan ramah lingkungan. 

Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dapat dijadikan alternatif dalam mengoptimalkan pertumbuhan serta menyuburkan kondisi tanah. Selain itu, dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia dan dapat mengelola limbah menjadi sesuatu yang bernilai. Biasanya kotoran padat kambing langsung digunakan oleh masyarakat Desa Suwatu sebagai pupuk organik untuk tanaman. Kotoran kambing memiliki struktur yang keras dan lama diuraikan oleh tanah sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan maksimal. Salah satu alternatif pengolahan kotoran padat kambing adalah dengan dibuat sebagai Pupuk Organik Cair (POC). Sampai saat ini belum begitu banyak pemanfaatan kotoran padat yang diolah menjadi pupuk organik cair, padahal dengan diolah menjadi pupuk organik cair kotoran padat tersebut dapat disimpan dalam waktu yang lama dan lebih efesien.

Program kerja ini dilakukan dengan mengadakan bimbingan teknis dan demonstrasi pengolahan limbah peternakan dengan cara dibuat pupuk cair organik. Program kerja ini berlangsung pada Kamis, 25 Januari 2024 yang dihadiri oleh ketua Badan Pengawas Desa (BPD), ketua Gapoktan beserta anggotanya dan masyarakat sekitar Desa Suwatu yang beternak.

Foto Bersama Ketua Badan Pengawas Desa (BPD), Ketua Gapoktan 
beserta anggotanya dan masyarakat sekitar Desa Suwatu yang beternak 
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Proses pembuatan POC memiliki kekurangan yaitu lamanya proses pengomposan kotoran kambing tersebut, maka pembuatan pupuk cair organik dilakukan dengan penambahan bahan aktivator (mikroorganisme). Salah satu aktivator yang sering digunakan adalah Effective Microorganism 4 (EM4). EM4 merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman yang dapat digunakan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme.

Pembuatan pupuk organik cair untuk kapasitas 1 liter dilakukan menggunakan alat dan bahan seperti botol l500 ml dengan tutupnya, 500 ml air, 15 ml EM4 peternakan, 10 ml molase atau tetes tebu, 750 gram feses kambing. Pupuk organik cair yang telah dibuat untuk menyimpan selama 7-10 hari dengan kondisi botol tertutup dan disimpan di tempat yang sejuk sebelum digunakan untuk tanaman. Kegiatan pembuatan pupuk organik cair melalui simulasi, penjelasan mengenai proses pembuatan dan penggunaannya serta di akhir acara dilakukan sesi tanya jawab. Pupuk organik cair yang telah dibuat untuk menyimpan selama satu minggu dengan kondisi ember tertutup dan disimpan di tempat yang sejuk sebelum digunakan untuk tanaman.
 
Pembuatan pupuk organik cair ini diharapkan warga dapat membuat sendiri pupuk cair dari feses kambing, sehingga diharapkan dapat menjadi pupuk alternatif yang ramah lingkungan dan ekomomis serta dapat membantu suatu usaha atau membentuk UMKM bagi warga Suwatu.


Penulis: 
Alifan Prida Pratama
Peternakan FPP UNDIP

Dosen Pembimbing Lapangan: 
Ir. Ibnu Pratikto, M.Si.

Lokasi: 
Desa Suwatu, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen

Editor:
Achmad Munandar

#KKNDesaSuwatu 
#kkntim1undip2024 
#kknundip2024 
#lppmndip 
#p2kkn 
#undip

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon