Campusnesia.co.id -- Kita sering mendengar nasehat bijak, usia ideal menikah adalah antara 25-27 tahun. Bagi anda pembaca yang beruntung termasuk usia di atas dan sudah menikah maka bersyukurlah.
Bagi sebagian orang mencari pasangan hidup tidaklah sulit, setidaknya begitulah yang yang terlihat. Namun bagi sebagian lagi, mencari pasangan hidup bukanlah hal yang mudah.
Contoh bagi jomblo satu ini, sebut saja Nandar namanya, tahun ini genap 30 usianya dan belum juga menemukan belahan hatinya.
Ia mengaku sejak 3 tahun lalu doa dan usaha sudah dilakukan, namun teman hidup yag diharapkan tak kunjung ketemu. "Pernah ditolak pernah juga keduluan orang lain, ya mungkin memang belum jodohnya" ungkapnya saat wawancara.
Menjadi jomblo bukanlah hal yang mudah, apalagi saat teman-teman seusianya sudah berkeluarga bahkan punya momongan. Salah satu tantangan adalah perkataan orang lain, "ada yang bercanda atau sengaja mengejek, kadang bikin sedih" tambahnya dengan ekspresi nelangsa.
Tapi apa kata orang bukanlah tantangan terbesar, menurutnya ada tantangan yang lebih sulit, yaitu menjadi jomblo yang terhormat, mengisi waktu dengan pikiran positif dan kegiatan bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas diri.
Jangan anggap remeh, banyak juga kita temukan berita-berita tentang jomblo yang menghabiskan waktunya untuk galau, meratapi nasib bahkan menjurus hal negatif yang merugikan dirinya dan orang lain.
"Menyalurkan Cinta" pada Kayu
Bagi pembaca yang hanya membaca judulnya kasihan deh kamu, justru inilah bagian pentingnya.
Tak mau berlarut dalam ke-galau-anya, nandar memilih menyalurkan energinya untuk hal-hal positif dan produktif.
Saat ini ia sedang mengerjakan sebuah proyek kreatif menyulap perca mebel untuk dijadikan berbagai kerajinan unik.
"Awalnya hanya produk plakat, dari 2 model saat ini sudah ada 10 model dengan kapasitas produksi 300-350 per 2 bulan" ungkapnya penuh semangat.
Saat ditemui di kantornya yang bernama Loetju.com ia juga menunjukan produk lain yang masih dalam tahap pengembangan misalnya Gantungan Kunci Kayu, kursi minimalis dan Radio yang semuanya berbahan perca kayu mebel.
Latar belakang
Saat ditanya latar belakang idenya, pria kelahiran Pati 28 Oktober ini menjelaskan "dari peluang pasar Plakat kayu di sekitar kampus yang banyan diminati, dan melimpahnya perca bahan kayu mebel yang sayang kalau dibuang, karena untuk bisa dipanen kayu jati butuh waktu puluhan tahun, jadi menurut saya harus dimanfaatkan hingga ukuran terkecil"
Pemberdayaan
Selain bernilai ekonomi dengan menghasilkan pundi-pundi untuk bekal menikah dan wujud cinta pada alam, dari proyek unik ini Nandar juga ingin menjadikanya pemberdayaan dan membuka lapangan pekerjaan.
"Untuk produksi plakat kayu saya bekerjasama dengan pengrajin di kota Pati namanya kang Umar dan kang Dul yang sudah berpengalaman mengolah kayu puluhan tahun" kata Nandar.
Sedangkan di kantor Loetju.com ia dibantu oleh 3 orang karyawan untuk memenuhi pesanan setiap hari.
Sayang pohon cinta lingkungan
Seperti judul di atas, tidak cukup dengan idealisme membuka lapangan pekerjaan, pemberdayaan dan wirausaha, ia juga punya kecibtaan pada lingkungan.
Di kantornya ada sebuah toples berisi recehan uang koin yang sudah penuh, ia menjelaskan recehan itu adalah tabungan penghijauan lingkungan.
"Setiap ada 1 plakat yang terjual, kita saving 250 perak yabg akan digunakan untuk membeli bibit pohon. Bibit ini akan kita bagi ke masyarakat graits untuk dirawat, setekah besar dan bisa dipanen hasilnya untuk mereka. Tahun lalu kita bagi 100 bibit pohon. Jadi biar makin banyak bibit yang kita bagikan ayo beli produk plakat kayu kita ha ha" jelasnya sambil tetawa.
Yang penasaran dengan jomblo ini, datang saja ke kantornya di jl. Banjarsari gang iwenisari no.27 tembalang semarang. Rekomended untuk jomblowati.