Mahasiswa KKN Undip Sulap Limbah Anorganik Jadi Wadah Cocok Tanam Vertikultur



Campusnesia.co.id -- Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro 2021 melakukan kegiatan KKN Pulang Kampung secara hybrid dengan mengusung tema ‘Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals  (SDGs)’. Salah satu permasalahan yang dihadapi warga Dusun Jangglengan, Desa Dadapayam, Kec. Suruh, Kab. Semarang adalah sampah. Sampah merupakan masalah klasik yang terjadi di setiap lapisan masyarakat, baik di perkotaan maupun pedesaan. 

Adanya penyebaran Covid-19 yang semakin meluas sehingga warga lebih banyak menghabiskan waktu dirumah yang menyebabkan sampah terus dihasilkan dan terjadi penumpukan sampah. Sebagian warga membuang dan membakar sampahnya di lahan kosong, yang akan menimbulkan bau tak sedap dan pencemaran lingkungan. Beranjak dari hal tersebut, mahasiswa KKN Undip Novella Swandhari Widhiastuty dari program studi Agroekoteknologi, Fakultas Peternakan dan Pertanian mengedukasi warga Jangglengan untuk mengolah sampah jadi hal yang bermanfaat. Edukasi mengenai pengelolaan sampah ini dilakukan guna memberikan informasi kepada warga Dusun Jangglengan seputar arti pentingnya menjaga lingkungan. 

Pelaksanaan program kerja dimulai dengan edukasi yang bertajuk “Pengelolaan Limbah Organik Rumah Tangga menjadi Kompos, dan Pengelolaan Limbah Anorganik menjadi Wadah untuk Bercocok Tanam secara Vertikultur” dilakukan secara offline pada Sabtu malam (17/07) di Posko KKN Dusun Jangglengan. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan masing-masing RT dan perwakilan karang taruna dengan protokol kesehatan yang ketat. Kegiatan diawali dengan beberapa pertanyan diskusi tentang sampah dan pengolahannya. 

Pengelolaan limbah organik menjadi kompos hanya memerlukan 3 komponen, yaitu wadah pengomposan bisa berupa tong atau drum tidak terpakai, sampah organik, dan aktivator (EM4 dan molase) kemudian dilakukan pengomposan. Kompos yang telah jadi akan berwarna kehitaman, tidak bau dan gembur. Kompos ini dapat bermanfaat sebagai pupuk untuk budidaya tanaman aromatik secara vertikultur. 

Perakitan instalasi vertikultur menggunakan botol bekas dilakukan dengan mempersiapkan botol, tali, pisau, dan paku. Langkahnya yaitu membuat lubang besar ukuran 15 cm, membuat dua pasang lubang untuk memasukkan tali penyangga. Langkah selanjutnya, memasukkan media tanam berupa tanah dan pukan (1 :1), dan tanam benih aromatik sebanyak 4-6 benih sedangkan untuk bibit cukup 2-3. Proses dari aplikasi teknik vertikultur ini diakhiri dengan menggantung botol bekas berisi bibit tanam di tembok atau di plafon teras sebagai hiasan pekarangan rumah.

Edukasi dilanjutkan secara online dengan menyebarkan materi dan video tutorial ke grup masing-masing ketua RT. Selain edukasi secara online, mahasiswa juga menempelkan poster kegiatan di lokasi strategis sehingga diharapkan lebih banyak warga yang mengetahui edukasi ini.

Program ini disambut dengan baik oleh warga setempat. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme warga yang aktif bertanya saat diskusi offline maupun pada grup WhatsApp dan link google form yang telah dibagikan. 

"Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada mahasiswa KKN UNDIP yang telah melaksanakan program tentang pembuatan pupuk kompos ini. Kegiatan ini sangat berguna bagi petani untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia serta rencananya saya akan mencoba untuk membuat kompos," ujar Bapak Suprat selaku Ketua RT 02 Dusun Jangglengan. Harapannya dengan adanya program kegiatan ini akan mengedukasi warga dan karang taruna Dusun Jangglengan mengenai cara bertani kreatif yang ramah lingkungan dan tentunya akan menjadi peluang bisnis.


Penulis : Novella Swandhari Widhiastuty

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon