Hera, Anak Tukang Becak yang Raih IP 4,0 di ITB Ingin Jadi Dosen



Jakarta - Keterbatasan ekonomi tak membuat Herayati patah arang untuk mengenyam pendidikan tinggi. Buktinya, remaja berusia 19 ini bisa berkuliah di perguruan tinggi ternama ITB dengan prestasi yang dimilikinya.

Ayah Herayati, Sawiri yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang becak, tentunya kesulitan untuk membiayai kuliah anaknya. Namun, berkat prestasi Hera, ia bisa mendapat beasiswa berkuliah di ITB.

Semenjak tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB pada 2014 lalu, Hera terus menunjukkan prestasinya. Terbutkti dari hasil Indeks Prestasi (IP) yang tergolong tinggi.

Saat menginjak semester 1, Hera mampu meraih IP 3,53. Namun, pada semester 2, nilainya sempat turun dan hanya meraih IP 3,3. Hera lalu lebih tekun lagi belajar hingga nilainya kembali naik drastis di semeseter 3 dengan IP 3,88.

Saat berada di semester 3, Hera lalu memilik jurusan Kimia. Mengingat, Kimia merupakan pelajaran yang digemarinya sejak berada di bangku SMA. Meski menyukai Kimia, IP nya kembali turun jadi 3,71.

"Alhamdulillah pas di semester 5, IP saya naik luar biasa jadi 4. Mudah-mudahan selanjutnya bisa terus bertahan," ungkap Hera saat dihubungi detikcom, Minggu (12/2/2017).

Meski memiliki prestasi mentereng saat ini, Hera belum mau berpuas diri. Masih panjang perjalanannya untuk bisa meraih cita-citanya menjadi seorang dosen. Mengingat, persyaratan menjadi dosen minimal berstatus S2.

Berkat keinginan yang keras itu, jalan menuju cita-citanya itu mulai terbuka. Saat ini, Hera sedang mengikuti program honours (kehormatan) yang ada di FMIPA ITB. Lewat program itu, Hera bisa melangkah ke program unggulan lainnya yaitu fast track.

"Jadi program fast track itu membuat kita bisa kuliah S1 dan S2 selesai dalam waktu 5 tahun. Ini kesempatan yang baik buat Hera. Mudah-mudahan lancar terus ke depannya," ungkap dia.

Hera mengaku apabila nantinya terwujud cita-citanya menjadi dosen, ia ingin mengajar di salah satu universitas di tempat tinggalnya di Banten. Hal ini sebagai salah satu pengabdiannya.

"Kalau jadi dosen pengennya di Untirta (Banten). Karena Hera dapet beasiswa dari Pemkot (Cilegon). Jadi pengen mengabdi di sana. Biar dekat juga sama orang tua," ucap Hera.

Motivasi Hera untuk berpendidikan tinggi tak lain karena orang tuanya. Berangkat dari keluarga kurang mampu dan berlatar belakang pendidikan rendah, membuatnya ingin mengubah garis kehidupan keluarganya. 

"Saya tidak ingin karena orang tua saya tidak pernah kuliah, saya juga begitu. Saya ingin mengubah itu dengan kuliah dan berprestasi," kata dia.

"Saya enggak pernah minder dengan kondisi ini, malah menjadi motivasi untuk terus berusaha. Alhamdulillah lingkungan, teman-teman di sekitar saya mendukung," pungkas Hera. 
(erd/imk)


Artikel Terkait

Previous
Next Post »