MAMASISWA ITS, OPTIMALKAN FUNGSI PELABUHAN RAKYAT LEWAT SOFTWARE



Sebagai kampus maritim, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tak pernah absen berkiprah di bidang tersebut. Terbukti dari prestasi yang diraih oleh Chandra Karta Yudha, Alwi Sina Khaqiqi, dan Ayu Sri Lestari. Ketiga mahasiswa ITS ini berhasil mengungguli kampus lain dalam Airlangga Ideas Competition (AIC) 2016.

Mengusung karya Integrated Smart Ship System (Insam). Tim yang diketuai Chandra Karta Yudha, mahasiswa Transportasi Laut 2013 ini berhasil mengoptimalkan fungsi pelabuhan rakyat (pelra). Pelabuhan rakyat merupakan bagian dari konsep tol laut yang pernah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. 


Konsep tol laut sendiri memiliki tiga pelabuhan dalam sistem kerjanya. Tiga pelabuhan tersebut yakni pelabuhan utama, memiliki jadwal pengangkutan barang yang pasti. Kedua adalah pelabuhan pengumpul yang berisi kapal pengumpul untuk memenuhi muatan kapal di pelabuhan utama. 

Yang terakhir adalah pelabuhan pengumpan, disinilah pelabuhan rakyat berada. Pelabuhan rakyat berada di pulau-pulau kecil yang kurang dalam fasilitas. 

"Peran pelra sangat penting dalam tol laut," ungkap Alwi, salah satu anggota tim. Ia menjelaskan pelra yang terletak di pulau kecil membuat interaksi antara pemilik kapal dan pengirim barang tidak ada. Pemilik barang yang ingin mengirimkan barangnya ke pulau yang dituju harus datang langsung ke pelra tanpa tahu ketersediaan kapalnya. 

Dengan latar belakang masalah tersebut, Chandra dan Alwi menginisiasi Insam sebagai software berbasis situs web untuk mengintegrasikan pelra. "Jadi pemilik barang bisa memastikan ketersediaan kapal pengangkut di pelra," jelas Alwi. 

Cukup dengan membuka situs web, semua informasi bisa didapat dengan mudah. Insam juga telah melewati perhitungan kelayakan, sehingga tidak akan mengganggu jalannya tol laut atau menambah biaya apapun. 

Bermodal abstrak, mereka menggagas ide ini untuk mencoba peruntungan pada AICS 2016. Lancar hingga full paper, Chandra dan rekan setimnya melaju hingga sepuluh besar. Jumat (30/9) hingga Minggu (2/10) mereka mempresentasikan idenya di depan juri. 

"Tim kami diminta salah satu juri yakni Dr Ir Navi Hendiarti MSc, Asisten Deputi Bidang Pendayagunaan Iptek Maritim, untuk mempublikasikan karya yang sudah dibuat," ungkap Alwi. Dirinya pun berencana mengirimkan karya mereka pada Asisten Deputi tersebut. Bagi Alwi, berprestasi seperti ini merupakan salah satu cara menyuarakan aspirasi mahasiswa.

Dalam kompetisi tersebut ITS mengungguli UGM dan Universitas Brawijaya. Tim tersebut memboyong piala dan uang tunai Rp 4 juta. Selanjutnya ia dan tim juga berencana meneruskan Insam pada Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC). Insam akan hadir sebagai software yang dapat diakses pada ponsel berbasis android. 

"Hidup jadi mahasiswa harus berguna bagi masyarakat, jangan banyak tidur, jangan buang-buang waktu," pungkas Alwi pada ITS Online. (dza/hil)

sumber: https://www.its.ac.id/berita/100761/en

Artikel Terkait

Previous
Next Post »