Beasiswa Untuk Kuliah di UB. Kenapa Tidak?

ilustrasi Beasiswa

Berbagai kemudahan bisa diperoleh mahasiswa yang menempuh pendidikan di Universitas Brawijaya (UB). Diantara kemudahan tersebut adalah dukungan finansial melalui beasiswa. Rektor UB Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS menyampaikan, "tidak banyak yang murni biaya sendiri untuk kuliah di UB". Sekitar 20% mahasiswa program sarjana di UB memperoleh beasiswa ketika menempuh pendidikan di UB. Dari jumlah tersebut, separuh diantaranya merupakan penyandang beasiswa bidik misi. Sementara pada program pascasarjana, mahasiswa penyandang beasiswa mencapai 80%.

Beasiswa tersebut berasal dari berbagai sumber baik untuk mahasiswa program sarjana, magister maupun doktoral. Pada program sarjana, ada puluhan jenis beasiswa ditawarkan seperti beasiswa PT. Vale Indonesia, Pertamina, Perusahaan Gas Negara (PGN), Angkasa Pura, Bank Indonesia, Bakti BCA, Supersemar, GE Foundations, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Pemerintah Daerah, dan Bidik Misi. Sementara pada program pasca sarjana, ada beasiswa dari Kemenristekdikti yakni BPPDN (Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri) dan BPPLN (Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Luar Negeri), beasiswa pemerintah daerah serta Kementerian.

Selama menempuh pendidikan di UB, mahasiswa bisa menikmati beasiswa baik dari swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pemerintah, yayasan, maupun lembaga donor asing. Namun, beasiswa ini tidak diberikan secara cuma-cuma. Hampir semuanya mempersyaratkan kemampuan akademik disamping beberapa skill seperti pengalaman berorganisasi dan kepemimpinan serta prestasi baik akademik maupun non akademik.  

Selain itu, beasiswa juga disediakan bagi mahasiswa asing yang ingin menempuh studi di UB. Diantaranya beasiswa Darmasiswa RI dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Salah satu penyandang beasiswa ini adalah Norman Cecil Apui Hasiau dari Negara Kepulauan Solomon. Cecil terdaftar sebagai mahasiswa Agribisnis Fakultas Pertanian UB angkatan 2015. Beasiswa ini meng-cover SPP dan biaya hidup selama empat tahun kuliah. "Di negara kami, beasiswa ini tergolong elit," kata dia. Pasalnya, di Negara Kepulauan Solomon, Indonesia dikenal sebagai negara besar. Dengan skema agreement G to G, seleksi untuk mendapatkan beasiswa ini sangat ketat dengan peminat tinggi. "Waktu itu saya juga terpilih sebagai penerima beasiswa dari Maroko, tetapi saya memilih Indonesia," kata dia. Sekembalinya ke Solomon nantinya, Cecil ingin menjadi pegawai pemerintah dan berkomitmen memajukan pertanian di negaranya. "Banyak komoditas pertanian kami yang masih impor seperti beras dan apel," kata dia.

Beasiswa yang juga dikeluarkan oleh Kemenristekdikti adalah beasiswa Bidik Misi. Salah satu penerimanya, Lilis Kurniaty, kini sedang kuliah di Jurusan Perpajakan Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UB angkatan 2013. Puteri kedua dari tiga bersaudara ini merupakan alumni SMKN 1 Wonogiri Jawa Tengah. Peserta beasiswa bidik misi merupakan nominasi dari sekolah, dengan prestasi akademik minimal 10 besar di kelas setiap semester. Biaya ini meliputi SPP sesuai UKT (Uang Kuliah Tunggal) masing-masing perguruan tinggi serta biaya hidup sebesar Rp. 600 ribu/bulan. "Saya seneng banget, kalo ngga dapet (beasiswa) belum tentu bisa melanjutkan ke perguruan tinggi," kata Lilis yang bercita-cita menjadi auditor pajak. Puteri seorang pekerja bangunan di Jakarta ini memang dari awal sudah ada niat untuk kuliah dan mengupayakan beasiswa. "Kalau bisa beasiswa dari pemerintah yang meng-cover semuanya," tandasnya.

Beasiswa Bakti BCA, diberikan oleh salah satu bank ternama di Indonesia, PT. Bank BCA, Tbk. Tahun ini, sebanyak 50 mahasiswa UB mendapat beasiswa ini. Salah satunya adalah Anindya Atma Zulatsari, mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UB angkatan 2013. Satu angkatan penerima beasiswa ini diberi kesempatan oleh BCA untuk membuat sebuah project seperti event seminar, dimana BCA akan menjadi sponsor tunggal. Dengan besaran Rp. 6 juta selama satu tahun, uang beasiswa yang diperoleh Anindya akan ditabung untuk biaya pendidikannya.

Disamping beasiswa dari pemerintah/yayasan/swasta/donor asing, Rektor Bisri menyampaikan bahwa UB tengah berupaya menyediakan beasiswa bagi mahasiswanya. Program yang rencananya akan dimulai pada 2016 ini, diutamakan untuk mahasiswa program pascasarjana terlebih dulu. "Beasiswa ini akan diberikan oleh masing-masing fakultas. Fakultas Ekonomi dan Bisnis sudah memulai program ini," kata Bisri. Beasiswa bagi mahasiswa tidak mampu tetapi memiliki kemampuan akademik bagus ini akan diberikan dalam bentuk pembebasan UKT.

Seperti disampaikan Direktur Program Pascasarjana, Prof. Dr. Abdul Hakim, beasiswa yang diberikan seringkali terkendala mekanisme pencairannya. "Beasiswa Dikti diberikan langsung satu semester, namun tidak di awal semester. Biasanya tertunda sekitar dua bulan dari awal semester. Selama dua bulan tersebut, mahasiswa menggunakan dananya sendiri," kata Abdul Hakim. Hal ini menurutnya berbeda dengan UGM yang telah BHMN, dimana beasiswa bisa diberikan setiap bulan pada tanggal 10.

Dukungan beasiswa merupakan salah satu komitmen guna mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagaimana disampaikan Rektor Bisri dalam pidatonya di hadapan wisudawan/wati, bahwa UB merupakan instrumen negara dalam bidang pendidikan yang memiliki tanggung jawab besar untuk ikut memecahkan permasalahan bangsa. Terkait hal ini, sivitas akademika UB dituntut mampu menumbuhkan kesadaran pentingnya pendidikan yang memperkuat kompetensi (pengetahuan, ketrampilan dan sikap) serta mampu menumbuhkan sikap kecintaan dan kebanggaan menjadi bangsa Indonesia.

Pendidikan di UB, menurut Rektor merupakan pendidikan karakter dengan mengedepankan tiga hal. Ketiga hal tersebut adalah kesadaran sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, membangun budaya keilmuan bagi mahasiswa UB agar memiliki kemampuan berpikir metode dengan materi pembelajaran yang mengembangkan kreativitas dan inovasi, serta menumbuhkan kecintaan dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.

sebanyak 1.074 mahasiswa UB mengikuti prosesi wisuda pada Minggu (22/11/2015). Fakultas Kedokteran meluluskan 219 mahasiswa, terbanyak pada wisuda periode 5 Tahun Akademik 2015/2016 ini. Disusul Fakultas Pertanian (175 orang), Fakultas Ilmu Administrasi (104 orang) dan Fakultas Teknologi Pertanian (104 orang). [Denok/Humas UB]

Berikut adalah wisudawan/wati terbaik UB periode 5 tahun akademik 2015/2016:

Fakultas Ilmu Administrasi: Arief Nour Rachman, S.AB

Fakultas Hukum: Sarah Nurainy Bouty, S.H

Fakultas Ekonomi dan Bisnis: Ruri Ihsania Cahyaningtyas, S.E

Fakultas Pertanian: Delvi Violita Ekowati, S.P

Fakultas Peternakan: Yoyok Wiyono, S.Pt

Fakultas Teknik: Triya Anisa Yanuari, S.T

Fakultas Kedokteran: Novita Apramadha Kartika Sari, S.Ked

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan: Zaskia Iga Wildani, S.Pi

Fakultas MIPA: Ahmad Muammar Kadafi, S.Si

Fakultas Teknologi Pertanian: Maria Ika Putri Soegiarto, S.TP

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: Dina Islami Putri Pertiwi, S.Psi

Fakultas Ilmu Budaya: Maria Sekarani Kumalawangi, S.S

Program Kedokteran Hewan: Siti Nur Hidayati, S.KH

Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer: Shofa Zainudin, S.Kom

Program Magister (Manajemen Rumah Sakit): Dewi Lelonowati Tri Mustariningrum, dr., MM., MMRS

Program Doktor (Ilmu Ekonomi): Dr. Dewi Rahayu

Program Pendidikan Vokasi (Manajemen Informatika dan Teknik Komputer): Nisrinia Putri Dewantari, A.Md

Artikel Terkait

Previous
Next Post »