Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri Film Korea. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri Film Korea. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan

Review Film No Other Choice, Gambaran Sadisnya Persaingan Dunia Kerja

0
 



Campusnesia.co.id - Baru-baru ini saya menonton film korea berjudul No Other Choice garapan sutradara Park Chan-Wook yang juga dikenal dengan karya-karyanya seperti Decision to Leave dan The Handmaiden.

Film ini berkisah tentang karakter Yoo Man-Soo yang diperankan oleh Lee Byung-Hun, menikah dengan Mi-Ri yang diperankan oleh aktris Son Ye-Jin dan mereka memiliki dua anak. Mereka memiliki rumah yang mereka beli dengan susah payah. Yoo Man-Soo telah bekerja di perusahaan kertas selama 25 tahun. Ia merasa nyaman dan puas dengan hidupnya, tetapi tiba-tiba ia dipecat dari pekerjaannya. Ia berjuang mencari pekerjaan baru untuk melindungi keluarga dan rumahnya.

No Other Chise diangkat dari novel berjudul The Ax karya Donald E. Westlake yang diterbitkan pada tahun 1997 oleh Mysterious Press. The Ax merujuk pada istilah di Korea Selatan untuk menggambarkan keadaan orang yang di PHK seolah-olah memotong kehidupan karyawan terdampak. Proses syuting dimulai 17 Agustus 2024 dan selesai 15 Januari 2025.

Nama-nama besar turut serta meramaikan film ini diantaranya Park Hee-Soon, Lee Sung-Min, Yum Hye-Ran, Cha Seung-Won dan Yoo Yeon-Seok yang tampil sebagai cameo.

Premisnya memang sederhana tentang seorang kepala keluarga yang mencari pekerjaan lagi setelah kena PHK, namun cara dan prosesnya membuat film ini jadi menarik.

Yoo Man Soo harus melakukan tindakan kriminal untuk mempersar peluangnya diterima kerja setelah tahu bahwa untuk posisi manager di pabrik kertas yang ia lamar ada lima kandidat dan tiga diantaranya memiliki kualitas yang lebih baik dengan peluang diterima lebih tinggi.

Tentu saja kesan yang diterima penonton cara Yoo Man Soo sadis, namun bisa jadi sutradara Park Chan-Wook ingin memberi gambaran kerasnya persaingan di dunia kerja.

Fenomena hari ini untuk satu lowongan pekerjaan seorang kandidat harus bersaing tidak hanya dengan puluhan calon lain, bisa jadi ratusan bahkan ribuan. Belum lagi isu tentang batasan usia, mencari kerja di usia yang tak lagi muda apalagi pernah di PHK adalah hal yang sulit.

Keresan tentang peran teknologi, mesin dan Ai dalam sebuah industri juga diangkat. Atas dasar efisiensi mesin-mesin ditempatkan di pabrik dengan konsekuensi mengurangi kebutuhan tenaga kerja manusia yang ujungnya berimbas pada pengurangan karyawan.

Secara keseluruhan film No Other Choice menarik dan rekomended untuk ditonton, namun jika dibandingkan dengan dua karya Park Chan-Wook sebelumnya yaitu Decision to Leave dan The Handmaiden, jujur No Other Choise masih terasa kurang nendang.

Oke demikian tadi sobat Campusnesia, postingan kita kali ini tentang Review Film No Other Choice, Gambaran Sadisnya Persaingan Dunia Kerja, semoga bermanfaat sampai jumpa.



Penulis 
Nandar

 

Salah Paham Lintas Budaya: Yuk, Pahami Biar Nyambung!

0
 
Sumber gambar: pinterest.com



Campusnesia.co.id - Pernah nggak sih kamu mengangguk pas ngobrol, mikirnya cuma sopan, eh ternyata orang lain kira kamu setuju banget? Atau kirim pesan “Oke” di grup chat, tapi malah dikira lagi bad mood? Momen bikin bingung gini sering banget kejadian, dan tahu nggak? Biasanya gara-gara budaya!

Dunia sekarang kayak kampung global. Kita bertemu orang dari berbagai budaya, entah pas traveling, kuliah, atau cuma lewat WhatsApp. Setiap bahasa, gerakan, bahkan diam, punya cerita sendiri yang dibentuk sama budaya dan sejarah. Apa yang biasa buat kita, bisa jadi asing buat orang lain. Makanya, paham perbedaan budaya itu bukan cuma soal sopan, tapi bikin kita nyambung beneran sama orang lain.


Kata Bisa Bikin Bingung

Meski pakai bahasa yang sama, kita bisa salah paham. Soalnya, cara ngomong kita dipengaruhi budaya, bukan cuma kata-katanya. Ada budaya yang suka ngomong to the point, ada juga yang lebih suka halus.

Contohnya, di Jepang, orang mungkin bilang “Kayaknya susah, deh” ketimbang “Enggak”. Ini karena mereka jaga harmoni biar nggak bikin orang lain tersinggung. Nah, di negara kayak Amerika, orang lebih suka jelas. Bilang “tidak” dianggap jujur, bukan kasar.

Makanya, kata “iya” aja bisa bikin ribet. Di Jepang, “iya” kadang cuma berarti “Aku dengerin”, bukan “Aku setuju”. Tapi di Barat, “iya” ya berarti setuju. Bayangin, beda pengertian ini bisa bikin kacau di kantor, kelas, atau proyek bareng temen dari luar negeri!


Bahasa Tanpa Kata

Peneliti Liu, Schwab, dan Hess (2023) bilang, kita lebih banyak ngomong lewat hal-hal yang nggak pakai kata, kayak ekspresi muka, gerakan tangan, nada, atau bahkan diam. Tapi, tantangannya, makna isyarat ini beda-beda di tiap budaya.

Senyum, misalnya. Di suatu tempat, senyum artinya ramah. Di tempat lain, bisa jadi cuma sopan atau nutupin rasa nggak nyaman. Penelitian bilang, cara kita lihat emosi tergantung situasi. Yang kelihatan bahagia di satu budaya, bisa dikira cuma gugup di budaya lain.

Diam juga punya makna. Studi dari Hayati dan Sinha (2024) bilang, kalau kamu nggak bales chat, artinya beda-beda. Di budaya Barat, diam bisa dianggap cuek atau nggak sopan. Tapi di Indonesia atau Jepang, diam bisa berarti hormat, lagi mikir, atau malah setuju. Nah, di dunia online yang nggak ada nada atau gestur, gampang banget salah paham kalau kamu nggak
bales cepet!


Emosi Nggak Selalu Sama

Kita suka mikir emosi itu universal, senyum artinya seneng, nangis artinya sedih. Tapi, penelitian besar dari Cowen dkk. (2024) bilang, cara orang nunjukin emosi beda-beda banget antar budaya. Mereka ngeliat orang dari Amerika, Eropa, dan Jepang. Meski perasaan dasarnya sama, cara ngungkapinnya beda. Orang Amerika suka ekspresif, misalnya ketawa lebar pas seneng atau ngomel pas kesel. Orang Jepang? Lebih kalem, biar suasana tetap adem.

Ini namanya “aturan tampilan” (display rules), kayak panduan budaya buat nunjukin emosi. Di Jepang, muka tenang bukan berarti nggak seneng, tapi bisa jadi tanda hormat. Tapi, senyum lebar orang Amerika mungkin dikira lebay di budaya yang lebih santai.

Beda gaya ini kadang bikin stereotip. Orang Barat bisa nganggep orang Asia “pendiam banget”, sementara orang Asia mungkin ngerasa orang Barat “heboh amat”. Padahal, cuma beda aturan main budaya!


Ribetnya Ngobrol di Dunia Digital

Teknologi bikin gampang nyambung sama orang dari mana aja, tapi juga bikin beda budaya lebih kelihatan. Bayangin, satu video call bisa ngumpulin orang dari lima negara! Emoji, nada, atau video call bisa bantu, tapi kadang malah bikin salah.

Misalnya, emoji jempol. Buat orang Amerika, artinya “oke”. Tapi di Timur Tengah, bisa berarti “udah, stop ngomong.” Pesan singkat juga bisa bikin bingung. Tanpa muka atau konteks, pesan bisa kedengaran lebih galak atau dingin dari maksudnya.

Hayati dan Sinha (2024) bilang, chat di dunia maya kehilangan banyak isyarat sosial yang biasanya bantu kita ngertiin orang. Makanya, banyak tim global sekarang belajar biar lebih pinter ngertiin diam, nada, sama waktu ngobrol.


Pelajaran dari Keseharian

Nggak perlu kerja di perusahaan besar buat ngerasain salah paham budaya. Bayangin, pelajar Indonesia di Jerman. Dia diam di kelas karena hormat sama guru, kayak kebiasaan di Indonesia. Tapi, profesor Jerman mikir dia nggak peduli atau nggak siap. Padahal, dua-duanya cuma mau sopan!

Momen kayak gini nunjukkin bahwa kita sering nilai orang pake kacamata budaya kita sendiri. Jeda dalam obrolan bisa bikin orang mikir, tapi bisa juga bikin orang lain ngerasa awkward. Nunduk pas ngobrol bisa dianggap sopan atau malah nggak jujur, tergantung budayanya.

Kuncinya? Sadar. Kalau kita berhenti sejenak dan mikir, “Eh, apa dia maksudnya lain?”, kita mulai bisa ngerti, bukan cuma nilai. Bukan soal hafal semua aturan budaya, tapi soal ngedengerin dengan hati.


Tips Biar Nggak Salah Paham

Salah paham nggak bisa hilang 100%, tapi bisa dikurangi kalau kita ramah dan penasaran. Nih, tiga cara gampang:


1. Lihat Maksud di Balik Kata
Jangan cuma denger kata-katanya, tapi coba pahami apa yang orang mau sampaikan. “Mungkin” bisa berarti “nggak”, dan diam bisa berarti “aku setuju”.


2. Tanya, Jangan Nebak
Kalau bingung, tanya aja dengan sopan. Cukup bilang, “Maksudnya gini, ya?” biar nggak salah sangka.


3. Belajar Sambil Jalan
Makin sering ngobrol sama orang lain dari budaya lain, makin jago kita nangkep isyarat kecil, Nggak perlu ganti jati diri, cukup tambah wawasan!


Cara-cara kecil ini bisa bikin orang lebih percaya sama kita, kurangi drama di kantor, dan
bikin pertemanan makin erat.


Cerita Nyata: Dari Bingung Jadi Nyambung

Bayangkan kamu lagi kerja bareng teman dari India di proyek online. Kamu tanya, “Jadi, kapan deadline nya?” Dia jawab, “Secepatnya, deh”. Kamu berpikir, “Oke, berarti minggu ini.” Tapi, seminggu kemudian, dia baru mengirimkan draft. Kesel? Eits, tunggu dulu. Di budaya India, “secepatnya” bukan berarti “santai saja, nanti selesai kok,” bukan buru-buru seperti di Indonesia.

Daripada marah, coba tanya, “Secepatnya itu kira-kira kapan, ya?” Ini membuat jelas tanpa membuat orang lain merasa disudutkan. Cerita seperti ini sering terjadi di grup belajar atau kantor yang lintas budaya. Di Indonesia, kita mungkin suka bilang “nanti” agar sopan, tapi bagi orang jerman, “nanti” bisa membuat mereka bingung karena terlalu samar.

Contoh lain, ketika ngobrol dengan teman dari Amerika, mereka suka bercerita panjang lebar tentang ide mereka. Untuk kita yang biasa to the point, ini bisa membuat, “Eh, intinya apa sih?” Tapi, di budaya mereka, bercerita panjang adalah cara untuk menyampaikan ide. jadi, coba dengarkan dulu, baru ringkaskan jika perlu. Lama-kelamaan, kamu akan jago membedakan mana yang cuma gaya ngomong, mana yang benar-benar penting.


Mulai dari Sekarang: Jadi Jembatan Budaya

Jadi, orang yang bisa beradaptasi dengan budaya lain tidak perlu jadi ahli antropologi. Mulai dari hal kecil aja. Misalnya, ketika bertemu orang baru dari budaya berbeda, coba tanya satu pertanyaan sederhana, seperti, “Di tempat kamu, biasanya ngapain kalau ulang tahun?”

Pertanyaan sederhana ini bisa membuka obrolan yang menyenangkan dan membuatmu belajar tanpa terasa berat. Atau, ketika berada di grup chat internasional, perhatikan kebiasaan orang lain. Ada yang merespons cepat, ada yang suka berpikir dulu. Jangan buru-buru menilai, “Kok dia lambat merespons, sih?” Mungkin bagi mereka, berpikir dulu adalah tanda serius. Di Indonesia, kita juga sering menggunakan “santai aja” untuk menjaga perasaan kan? Nah, coba beri ruang yang sama kepada orang lain.

Satu lagi, coba eksplor budaya melalui hal-hal yang menyenangkan, seperti menonton film dari negara lain atau mencoba resep makanan khas mereka. Misalnya, membuat kimchi ala Korea atau menonton film Bollywood. Ini cara yang asik untuk memahami cara orang lain berpikir dan hidup. Lama kelamaan, kamu akan lebih mudah beradaptasi.


Lebih dari Salah Paham: Ayo Nyambung!

Ngobrol itu nggak cuma soal bagi-bagi info, tapi juga bikin hubungan. Setiap budaya punya caranya sendiri nunjukin perhatian, hormat, dan jujur. Kalau kita belajar ngertiin perbedaan ini, salah paham bukan akhir dunia, melainkan kesempatan buat lebih deket.

Kata Liu dan timnya, emosi sama cara kita nunjukinnya agak kaku. Mereka berubah-ubah tergantung tempat dan orang di sekitar kita. Begitu kita sadar ini, dunia jadi nggak begitu bikin pusing, malah seru!

Jadi, lain kali kamu bingung sama reaksi orang, diam lama, senyum cuma sopan, atau pesan yang kayaknya “aneh”. Inget, pesan mereka mungkin tersembunyi. Kita nggak harus pake bahasa yang sama buat nyambung; cukup dengerin dengan hati terbuka. Komunikasi lintas budaya nggak perlu sempurna. Cukup sabar, penasaran, dan tetap jadi manusia.


Ditulis oleh:
1. Varelina Aulia F.
2. Yuni Sari Amalia S.S., M.A., Ph.D



Referensi:

Cowen, A. S., Brooks, J. A., & Prasad, G. (2024). How emotion is experienced and expressed
            in multiple cultures: a large-scale experiment across North America, Europe, and
           Japan, 15. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2024.1350631


Hayati, D., & Sinha, S. (2024). Decoding Silence in Digital Cross-Cultural Communication:
            Overcoming Misunderstandings in Global Teams, 2(2).
            https://doi.org/10.70211/ltsm.v2i2.60


Liu, M., Schwab, J., & Hess, U. (2023). Language and face in interactions: emotion
           perception, social meanings, and communicative intentions, 14.
           https://doi.org/10.3389/fpsyg.2023.1146494

Review Film Yim Si-Wan Mantis, Drama Cinta Bertepuk Sebelah Tangan Berbalut Aksi

0
 



Campusnesia.co.id - Setelah tampil apik dalam film thriller Unlocked, tahun 2025 ini aktor Yim Si-Wan yang tampangnya mirip urang sunda kembali ke layar lebar lewat sebuah film berjudul Mantis yang tayang di platform streaming Netlifx.

Berkisah tentang karakter bernama Lee Han-Ul  yang memiliki julukan Mantis karena pekerjaannya sebagai pembunuh bayaran dengan senjata sabit mirip kaki-kaki belalakang sembah a.k.a Mantis.

Perusahaan tempatnya bernaung yaitu M.K jatuh bangkrut setelah pimpinannya dibunuh oleh karakter Gil Bok-Soon yang diperankan oleh aktris Jeon Do-Yeon.

Yup sobat Campusnesia tidak salah baca, semesta dalam film Mantis ini sama dengan film pendahulunya berjudul Kill Boksoon.

Untuk sebuah film sekuel secara tidak langsung, Mantis menurut saya menyajikan hal yang menarik. Dunia bisnis agen pembunuh bayaran berhasil disajikan apik dengan bumbu komedi dan romansa.

Karakter Lee Han-Ul diceritakan merupakan salah satu aset berharga perusahaan M.K di masa kejayaannya, diawal karirnya sebagai debutan ia berkompetisi dengan seorang trainee juga bernama Shin Jae-Yi yang diperankan aktris Park Gyu-Young.

Seperti pepatah Jawa kuno mengatakan, Witing Tresno Jalaran Soko Kulino, mas Mantis ternyata diam-diam suka dengan Shin Jae-Yi membuat ia selalu ingin bersama dan melindungi yang pujaan hati.


Sayangnya cinta ini bertepuk sebelah tangan, makin didekatin makin nyakitin hingga akhirnya jalan kekerasan harus ditempuh.

Dari sisi aksi masih bisa dinikmati, komedia dan romansa yang dihadirkannya jadi bumbu yang pas saja. Yim Si-Wan berhasil menjadi karakter yang naif sudah tahu diacuhkan namun tetap teguh selalu ingin jadi pahlawan.

Buat sobat yang suka dengan aktor Yim Si-Wan, wajib banget nonton film ini. Temanya gak berat jadi cukup mudah dicerna dan menghibur. Rekomended jadi tontonan film ini.

Selain Yim Si-Wan dan Park Gyu-Young ada juga aktor-aktor papan atas lainnya misalnya penampilan Jo Woo-Jin, Jeon Do-Yeon dan masih banyak lagi yang lainnya.




Penulis
Nandar


====
Baca juga:

Daftar Drama Korea, Film Korea Selatan dan Jepang Tayang Bulan Agustus 2025

0
 

Campusnesia.co.id - Sampailah kita di bulan Agustus 2025 yang identik dengan peryaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia, tahun ini kita memasuki yang ke 80 tahun terhitung sejak 17 Agustus 1945.

Menemani bulan penuh semangat dan kabarnya tanggal 18 Agustus nanti bakal libur nasional, Campusnesia punya informasi tentang Daftar Drama Korea, Drama Jepang dan Film Korea Tayang Bulan Agustus 2025.

Apa saja? berikut daftarnya:

1. Mary Kills People (Drama Korea MBC)
Woo So-jeong (Lee Bo-young) adalah seorang dokter. Meskipun ilegal, ia membantu pasien yang sakit parah dan menderita melalui eutanasia. Ia melakukannya bersama Dr. Choi Dae-hyun (Kang Ki-young). Detektif Jo Hyun-woo (Lee Min-ki) bekerja untuk melacak mereka. Jo Hyun-woo adalah pasien yang sakit parah dengan tumor otak.


2. Beyond the Bar (Drama Korea JTBC)
Yoon Seok-Hoon (Lee Jin-Uk) adalah seorang pengacara mitra dan pemimpin tim litigasi di Firma Hukum Yullim. Ia adalah seorang pengambil risiko berkepala dingin yang menekan lawan-lawannya dengan logika kreatif. Ia dikagumi oleh rekan-rekannya karena keahliannya yang solid sebagai pengacara, tetapi ia sulit didekati karena sikapnya yang dingin dan kurangnya basa-basi. Kang Hyo-Min (Jung Chae-Yeon) adalah seorang pengacara pemula dan bekerja dengan Yoon Seok-Hoon. Ia canggung dalam bersosialisasi, tetapi ia teguh dan percaya diri. Ia berselisih dengan Yoon Seok-Hoon dalam segala hal, tetapi tumbuh menjadi seorang pengacara sejati.



3. My Lovely Journey (Drama Korea Channel A)
Kang Yeo-Reum (Gong Seung-Yeon) adalah mantan anggota grup idola dan sekarang bekerja sebagai reporter perjalanan untuk program informasi gaya hidup. Ia bergabung dengan Ogu Entertainment, yang dipimpin oleh Oh Sang-Shik (Yu Jun-Sang). Kang Yeo-Reum tampak seperti orang yang positif, tetapi sebenarnya ia memiliki kecemasan tentang masa depannya. Ia mengembangkan hubungan khusus dengan Lee Yeon-Seok (Kim Jae-Young) yang menjadi editor program sudut perjalanannya. Setelah lulus dari jurusan teknik di universitas bergengsi, Lee Yeon-Seok bekerja untuk sebuah perusahaan besar, tetapi ia berhenti dari pekerjaannya. Sekarang, Lee Yeon-Seok mengejar mimpinya menjadi sutradara film.

Kang Yeo-Reum sebagai reporter perjalanan, yang tidak pernah menjadi pusat perhatian dalam hidupnya, menyadari kesuksesan sejati dan makna hidup, sambil melakukan perjalanan yang diminta.



4. Love Take Two (Drama Korea TvN)
Lee Ji-An (Yum Jung-Ah) adalah seorang ibu tunggal yang teguh berpegang pada keyakinannya. Ketika menghadapi situasi sulit, ia selalu menghadapinya dengan karakter sederhana dan kegigihannya. Tak ada makan siang gratis baginya. Lee Ji-An bekerja sebagai manajer konstruksi, yang mengendalikan segala sesuatu yang terjadi di sana. Putrinya, Lee Hyo-Ri (Choi Yoon-Ji), adalah seorang mahasiswi kedokteran. Lee Hyo-Ri adalah kebanggaan hidup Lee Ji-An dan berarti segalanya baginya. Segalanya berubah bagi Lee Ji-An ketika putrinya mulai memberontak dan cinta pertama Lee Ji-An kembali memasuki hidupnya.


Cinta pertamanya adalah Ryu Jeong-Seok (Park Hae-Joon). Ia adalah seorang ayah tunggal dan hidup damai bersama putranya, Ryu Bo-Hyeon (Kim Min-Kyu). Kehidupan Ryu Jeong-Seok yang damai berubah karena Lee Ji-An dan putrinya, Lee Hyo-Ri, yang tiba-tiba datang ke dalam hidupnya. Putranya, Ryu Bo-Hyeon, adalah seorang pemuda yang telah tahu apa yang ingin ia lakukan sejak usia dini dan telah mengelola perkebunan bunga selama 6 tahun. Ia adalah seorang veteran di bidang perkebunan bunga, tetapi ia mulai memiliki emosi baru berkat Lee Hyo-Ri. Lee Hyo-ri memarkir mobilnya di depan rumah Ryu Bo-Hyeon dengan sebuah mobil berkemah.


5. Our Golden Days (Drama Korea KBS2)
Lee Ji-Hyeok (Jung Il-Woo) adalah orang yang kompeten, yang diakui baik dalam pekerjaan maupun cinta. Dia proaktif dan berhati dingin, tetapi dia juga memiliki selera humor. Lee Ji-Hyeok terlihat glamor, tetapi, setelah mengalami titik terendah dalam hidupnya, dia menemukan arti hidup yang sebenarnya. Dia memiliki orang-orang di sekitarnya, termasuk Ji Eun-O (Jung In-Sun) dan Park Seong-Jae (Yoon Hyun-Min). Ji Eun-O memiliki kepribadian yang cerah dan ceria. 

Dia bekerja sebagai manajer kafe dan desainer interior. Dia tidak pernah kehilangan gairahnya bahkan selama masa-masa sulit. Suatu ketika, Ji Eun-O menyukai Lee Ji-Hyeok dan dia ditolak olehnya, tetapi, bahkan setelah itu, dia masih tetap di sisinya. Park Seong-Jae adalah teman Lee Ji-Hyeok. Park Seong-Jae, yang tumbuh dalam keluarga kaya, santai dan sopan., tetapi dia menyimpan perasaan kesepian yang mendalam di dalam. Dia merasakan ikatan batin dengan Lee Ji-Hyeok dan keluarganya, tetapi Park Seong-Jae terpecah antara cinta dan persahabatan.



6. My Troublesome Star (Drama Korea ENA)
Im Se-Ra adalah seorang selebritas populer, tetapi ia tiba-tiba menghilang. 25 tahun kemudian, ia muncul sebagai Bong Cheong-Ja (Uhm Jung-Hwa), seorang wanita paruh baya biasa. Ia telah kehilangan ingatannya selama 25 tahun terakhir. Ia mempersiapkan pertunjukan comeback-nya yang penuh air mata untuk mendapatkan kembali ingatannya yang hilang dan tempatnya yang bersinar. 

Sementara itu, Doggo Cheol (Song Seung-Heon) dulunya adalah seorang detektif yang antusias di departemen kejahatan kekerasan. Karena insiden tak terduga, ia diturunkan pangkatnya menjadi polisi lalu lintas. Ia kemudian menyamar sebagai manajer dan melakukan penyamaran, dengan harapan dapat kembali ke departemen kejahatan kekerasan. Bong Cheong-Ja, yang mengaku sebagai bintang top Im Se-Ra, muncul dan Doggo Cheol menghadapi perubahan yang spektakuler.


7. Aema (Drama Korea Netflix)
Di tahun 1980-an, di sepanjang Chungmuro di Seoul, sebuah jalan yang menjadi pusat industri film Korea, Jung Hee-Ran (Lee Ha-Nee) merajai dunia perfilman sebagai aktris papan atas di negara ini. Ia memiliki temperamen yang berapi-api, yang memungkinkannya untuk marah kepada siapa pun dan bersuara setiap kali ia merasa ada yang salah. Ia kemudian terpilih untuk peran utama dalam film "Madame Aema", yang akan diproduksi oleh perusahaan produksi milik Gu Joog-Ho (Jin Sun-Kyu). 

Gu Joog-Ho adalah tipe orang yang akan melakukan apa saja untuk bertahan hidup di industri film. Ia menghadapi situasi di mana ia tidak dapat mengendalikan Jung Hee-Ran dan memutuskan untuk mengeluarkannya dari film. Ia kemudian mengadakan lelang besar-besaran dan memilih Shin Joo-Ae (Bang Hyo-Rin) untuk memainkan peran utama. Shin Joo-Ae ingin menjadi seorang aktris, tetapi saat ini ia bekerja sebagai penari klub malam. Jung Hee-Ran sangat kesal dengan situasi saat ini. Sementara itu, Kwak In-Woo (Cho Hyun-Chul) adalah seorang sutradara pemula yang penuh impian, tetapi temperamennya lemah. Ia akan menyutradarai film pertamanya, "Madame Aema".


8. Beauty Salon in Prison (Drama Korea WOWOW)
Di dalam penjara wanita, terdapat sebuah salon kecantikan tempat narapidana Haru Komatsubara (Nao) memotong rambut orang-orang biasa. Haru Komatsubara, yang telah melakukan kejahatan serius, adalah satu-satunya penata rambut di salon tersebut. Pelanggannya, yang memiliki latar belakang masing-masing, mengunjungi salon untuk merapikan rambut mereka. Dengan lembut dan tenang, Haru Komatsubara dengan cermat memotong rambut mereka dan mendengarkan pikiran mereka seolah-olah ia sedang menekankannya. Haru Komatsubara terus bertanya pada dirinya sendiri, apakah ia dapat menebus dosanya jika ia menyelesaikan masa hukumannya. Suatu hari, kakak perempuannya, Natsu Komatsubara, mengunjungi salon kecantikan di dalam penjara wanita tersebut.



9. Bon Appétite, Your Majesty (Drama Korea TvN)
Yeon Ji-Young (Lim Yoon-A) adalah seorang koki Prancis dengan kepribadian yang ceria dan penuh tekad. Suatu hari, ia memenangkan kompetisi memasak Prancis, tetapi entah bagaimana ia mendapati dirinya terhanyut ke era Joseon. Ia kebetulan menyajikan makanannya untuk Raja Lee Heon (Lee Chae-Min) dari Joseon. 

Ia adalah tiran terburuk yang memegang kekuasaan absolut. Ia memang memiliki indera perasa yang luar biasa. Ia mampu merasakan perbedaan makanan bahkan ketika cuaca berubah. Ia kebetulan mencoba makanan Yeon Ji-Young dan menyukai apa yang ia buat. Ia memutuskan untuk membawanya ke istana kerajaan dan memintanya memasak untuknya. Yeon Ji-Young, yang ditawari pekerjaan di restoran berbintang 3 Michelin di Paris, mendapati dirinya bekerja untuk tiran Raja Lee Heon dan menyajikan masakan kerajaan fusi hanya untuknya.


Sementara itu, Kang Mok-Ju (Kang Han-Na) adalah selir Raja Lee Heon. Ia serakah dan menyembunyikan ambisinya yang tak berujung untuk mendapatkan kekuasaan. Pangeran Jesan (Choi Gwi-Hwa) adalah anggota keluarga kerajaan. Ia adalah musuh politik Raja Lee Heon yang paling kuat.



10. Twelve (Korean Drama KBS2)
Dahulu kala, 12 malaikat zodiak berperang melawan roh jahat untuk melindungi umat manusia. Berkat pengorbanan para malaikat, kekuatan jahat disegel di gerbang Neraka. Kedamaian pun ditemukan. Namun, kejahatan kembali bangkit dan dunia manusia dilanda kekacauan. Melawan sekelompok makhluk jahat, termasuk O-Gwi (Park Hyung-sik), 12 malaikat zodiak, yang dipimpin oleh Tae-San (Ma Dong-Seok), yang melambangkan harimau, memasuki pertempuran epik. 




Daftar Film Korea Selatan dan Jepang tayang bulan Agustus 2025

1. Tokyo MER: Mobile Emergency Room Nankai Mission (Jepang)
Pada tahun 2025, uji coba Nankai MER telah dimulai. Nankai MER (Unit Gawat Darurat Bergerak) berkeliling pulau-pulau di laut selatan dengan feri dan membawa kendaraan khusus NK1 yang dilengkapi ruang operasi. Dokter Kota Kitami (Ryohei Suzuki) dan Perawat Natsume Kuramae (Nanao), keduanya dari Tokyo MER, ditugaskan ke Nankai MER. Suatu hari, letusan besar tiba-tiba terjadi di Pulau Suwanosejima di Kagoshima. Lava panas mengalir ke desa-desa dan bebatuan vulkanik yang beterbangan menghancurkan semua yang dilaluinya. Karena asap dari gunung berapi, penyelamatan dengan helikopter tidak mungkin dilakukan. Dalam situasi genting ini, Nankai MER ditantang untuk menyelamatkan 79 orang yang terdampar di pulau itu.


2. The Ghost Game (Korea Selatan)
Ja-Young (Yeri) dan teman-temannya memutuskan untuk merekam video untuk kontes YouTube berhadiah uang tunai. Mereka berencana merekam video peristiwa supernatural yang dipentaskan yang melibatkan komunikasi dengan arwah, tetapi, saat bersiap merekam di tangki penyimpanan sebuah bangunan terbengkalai, mereka mencoba berbicara langsung dengan arwah atas saran Ja-Young. Keinginan Ja-Young untuk menemukan petunjuk tentang kakak perempuannya yang hilang, yang menghilang sejak kecil, menimbulkan ketakutan yang tak tertahankan.


3. Kinki Chiho no Aru Basho ni Tsuite (Jepang)
Seorang editor majalah okultisme tiba-tiba menghilang. Teman editor yang hilang, penulis okultisme Chihiro Seno (Miho Kanno), mengetahui bahwa tepat sebelum temannya menghilang, ia tampaknya sedang melakukan investigasi dan mengumpulkan informasi tentang kasus-kasus yang belum terpecahkan, artikel tentang fenomena misterius, dan catatan wawancara masa lalu yang belum dipublikasikan. Chihiro Seno mulai mencari keberadaan temannya bersama Yusei Ozawa (Eiji Akaso), rekan kerja editor yang hilang tersebut. Mereka mengetahui bahwa informasi yang dikumpulkannya semuanya berkisar seputar wilayah Kinki.


4. Stella Next to Me (Jepang)
Chiaki Amano (Riko Fukumoto) dan Subaru Hiiragi (Yusei Yagi) adalah sahabat masa kecil dan mereka tinggal bersebelahan. Chiaki Amano adalah siswi SMA biasa. Sejak kecil, ia sudah memiliki perasaan terhadap Subaru Hiiragi. Ia tidak mampu mengungkapkan perasaannya dan menjaga jarak tertentu darinya, karena Subaru adalah model dan aktor populer. Ia berusaha memperlakukannya seperti teman masa kecil, tetapi jantungnya berdebar kencang setiap kali berada di dekatnya.


5. Exit 8 (Jepang)
Seorang pria (Kazunari Ninomiya) tersesat di lorong bawah tanah stasiun kereta bawah tanah. Ia mencari Pintu Keluar 8 untuk keluar, tetapi lorong itu seakan berputar tanpa henti. Papan informasi bertuliskan "Jangan abaikan anomali apa pun. Jika Anda menemukan anomali, segera putar balik. Jika Anda tidak menemukan anomali apa pun, jangan putar balik. Keluarlah dari Pintu Keluar 8."


6. Love Untangled (Korea Selatan)
Berlatar tahun 1998, Park Se-Ri (Shin Eun-Soo) bersekolah di SMA Busan dan berusia 19 tahun. Ia tidak pernah bisa mengungkapkan perasaannya kepada siapa pun, karena rambutnya yang sangat keriting yang tidak dapat diubah sekeras apa pun ia mencoba. Ia jatuh cinta pada Kim Hyun (Cha Woo-Min), yang kebetulan adalah siswa laki-laki paling populer di sekolah tersebut. Suatu hari, seorang siswa pindahan dari Seoul, bernama Han Yoon-Seok (Gong Myung), tiba di SMA tempat Park Se-Ri bersekolah. Ia berusia 20 tahun, yang setahun lebih tua dari siswa lainnya. Latar belakangnya tidak diketahui oleh teman-teman sekelas barunya, tetapi ia pindah ke Busan setelah menyerah mengikuti ujian masuk universitasnya. Dengan sikap acuh tak acuh, Han Yoon-Seok memperhatikan Park Se-Ri mencoba memenuhi cintanya yang tak berbalas. Sementara itu, Park Se-Ri mencoba mendekati Han Yoon-Seok, yang merupakan satu-satunya solusinya untuk berhasil mengungkapkan perasaannya kepada Kim Hyun. Park Se-Ri juga berteman baik dengan Baek Seong-Rae (Yoon Sang-Hyeon), yang mencoba membantunya dengan rencana pengakuannya, dan Ko In-Jeong (Kang Mi-Na), yang merupakan saingannya dan memberitahunya rahasia memiliki rambut lurus.



Demikian tadi postingan kita kali ini tentang Daftar Drama Korea dan Film Korea Selatan Tayang Bulan Agustus 2025, semoga bermanfaat sampai jumpa.


Review Film Wall to Wall dan Realita Toleransi Tinggal di Apartment Korea Selatan

0
 


Campusnesia.co.id - Pada tanggal 1 Juli 2022 Youtuber Jang Hansol membuat video berjudul "Tolerensi antar tetangga di Korea Selatan" yang membahas realita hidup di apartment Korea Selatan di channel youtubenya Korea Reomit.

Seperti kebanyakan orang, Hansol berharap dengan kepindahannya ke apartment yang baru hidupnya bakal lebih nyaman dibanding tempat tinggal sebelumnya yang lebih sederhana. Namun kenyataan berkata lain.

Hal pertama ia dikomplain karena air ac nya netes di balkon tetangga unit bawahnya, beberapa hari kemudian ia diingatkan tetangga yang lain karena berisik saat hendak buang sampah dan sampahnya terjatuh di lantai.

Pernah juga ia mengalami, tetangga unit bawahnya memukul atapnya (lantai bawah apartment Hansol) karena merasa tertanggu dengan suara komputernya dan esok paginya di pintunya ada tempelan notes tetangga kebisingan yang dibuat.

Karena hal tersebut ia sampai harus beli sandal khusus yang meredam langkah kakinya seharga Rp300.000. Dalam upaya menjaga kerukunan Hansol meminta maaf dengan mengirim buah dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi lewat catatan.

Hal seperti ini ternyata tidak dialami oleh Hansol sendiri, saudaranya yang sudah berkeluarga dan punya anak juga mengalami hal yang sama. Bahkan keponakannya yang masih kecil harus jalan jinjit agar tidak dikomplain oleh penghuni unit apartment di bawahnya.

Menurut Hansol dari sisi toleransi bertetangga di Korea Selatan terutama tinggal di apartment sangat berbeda dengan di Indonesia yang lebih bebas. Menurutnya salah satunya penyebabnya adalah kehidupan di Korea Selatan yang keras dan stress tingga, sehingga hal-hal sepele seperti itu bisa memicu ketergangguan dan kemarahan.

Di sisi lain kalau kita berkaca pada fenomena di Indonesia akhir-akhir ini tentang tetangga yang biasa menyetel sound karaoke keras sekali tak kenal waktu atau bahkan pro-kontra Sound Horeg ada baiknya kita belajar pada orang-orang Korea Selatan yang lebih menghargai ketenangan tetangganya. Jangankan sound horeg, langkah kaki yang berlebihan saja sudah dianggap mengganggu kenyamanan tetangga.



Tentang Film Wall to Wall

Oke kita masuk pada sebuah film korea yang baru-baru ini tayang berjudul Wall to Wall dibintangi oleh Kang Hae Nul berkisah pada generasi millenial Korea yang sulit membeli properti rumah tapak dan harus berjuang setengah mati untuk bisa membeli unit apartment.

Bahkan setelah mampu membeli sebuah unit apartment ia tak langsung bisa menikmatinya. Tagihan pemeliharaan yang mahal, harga properti yang justru turun drastis serta dinamika bertetangga yang saling komplain karena kebisingan yang ditimbulkan antar unit.

Karena ini film drama thriller tentu saja ada bumbunya agar menarik untuk ditonton. Namun fenomena yang coba dipotret cukup valid. Setelah saya nonton film ini langsung menuju ke video Jang Hansol di youtube karena pernah menonton sebelumnya dan apa yang digambarkan di film Wall to Wall banyak yang relate.

Ditambah isu seperti korupsi spesiifikasi pembangunan apartment demi hemat dan korupsi sehingga menghasilkan bangunan yang kurang layak berdampak pada kualitas peredaman suara.

Isu dominasi pemilik modal yang ingin memborong unit apartment juga valid, hal serupa sering kita temukan di Indonesia. Pemilik uang membeli banyak unit perumahan baik yang wasta maupun KPR dengan tujuan investasi mengakibatkan harga properti terus menerus naik nyaris mustahil untuk dibeli oleh kalangan menengah ke bawah. 

Para sepekulan ini membeli banyak rumah bukan untuk ditempati tapi sebagai alat investasi dengan tujuan bertambahnya tahun harganya bakal naik dan dapat untung. That why, Millenial dan Gen Z disebut-sebut mustahil mampu membeli rumah, bukan karena kebanyakan jajan kopi kekinian tapi ulah para spekulan properti yang serakah dan tamak.


Sinopsis film Wall to Wall
Noh Woo-Sung (Kang Ha-Neul) adalah seorang pekerja kantoran biasa berusia 30-an. Ia telah berhasil membeli apartemennya sendiri, impian seumur hidupnya. Untuk membeli apartemen tersebut, ia menghabiskan seluruh tabungannya, mengambil pinjaman, dan bahkan memanfaatkan ladang bawang putih milik ibunya. Ia kini kesulitan membayar utang-utang berbunga tinggi tersebut. Keadaan semakin diperparah dengan suara bising yang terus-menerus terdengar dari lantai-lantai tetangga. Akibat kebisingan tersebut, ia terlibat konfrontasi sengit dengan para tetangga. Noh Woo-Sung kemudian bekerja sama dengan tetangganya di lantai atas, Yeong Jin-Ho (Seo Hyun-Woo), untuk mencari sumber suara tersebut. Sementara itu, Jeon Eun-Hwa (Yum Hye-Ran), seorang perwakilan penghuni kompleks apartemen, berusaha menjaga ketenangan di gedung tersebut.

Film Wall to Wall naskah dan sutradaranya oleh Kim Tae-Joon orang yang sama yang menyutradarai film Unlocked yang juga sangat bagus tentang fenomena pembajakan smartphone. 

Buat sobat yang mau nonton film Wall to Wall bisa langsung ke Netflix.



Pemeran film Wall to Wall
Kang Ha-Neul sebagai Noh Woo-Sung (1401)

Seo Hyun-Woo  sebagai  Yeong Jin-Ho (1501)

Yum Hye-Ran  sebagai  Jeon Eun-Hwa

Kim Hyun-Jung   sebagai Ha Joo-Kyung (1301)

Jeon Jin-Oh sebagai Jeon Gwang-Cheol (1301)
Park Sung-Il sebagai Ga Ju-Ho

Yoon Jung-Il sebagai  Lee Sang-Wook (1601) 

Kim Yoon-Jin sebagai Lee Hyun-Jin (1601)

Lee Jong-Goo sebagai Kim Young-Chul (1701)

Na Ho-Sook  sebagai Na Ok-Soon (1701)

Jo Yu-Ra  sebagai Lee Joo-Yeon (1402)


Poster film Wall to Wall



Penulis
Nandar

Sinopsis Drama Korea S Line, Tentang Garis Benang Merah Di Kepala Manusia

0
 


Campusnesia.co.id - Beberapa hari ini di sosial media Twitter (X) dan Facebook sedang tren foto orang dan garis benang berwarna merah di atas kepalanya. Hal ini disebut-sebut sebagai tanda berapa kali seseorang pernah berhubungan badan. Jika sobat pernah melihat postingan serupa dan penasaran dari mana referensi tren ini, jawabannya dari sebuah drama korea berjudul S Line yang tayang sejak 11 Juli 2025 yang lalu di channel Wavve.

Drakor ini diangkat dari webcomic berjudul "S Line” yang ditulis oleh Ggomabi dan diterbitkan pada tanggal 2 November 2011 hingga 22 November 2012 si situs Naver.

S Line disutradarai oleh Ahn Ju-Young dan merupakan debut pertamanya sebagai sutradara series setelah sebelumnya pernah menjadi sutradara untuk film layar lebar berjudul A Boy and Sungreen | Boheewa Nokyang (2019) dan pernah berperan dalam film Our Love Story | Yeonaedam (2016) sebagai pelajar wanita.


Sinopsis Drama Korea S Line
Tiba-tiba, garis merah muncul di atas kepala orang-orang. Garis merah ini menghubungkan orang-orang yang pernah berhubungan seks. Akibatnya, sisi memalukan atau rahasia seseorang terungkap. Orang-orang menyebut garis merah ini "Garis S".

Han Ji-Wook (Lee Soo-Hyuk) adalah seorang detektif dengan penampilan menarik dan jiwa bebas. Ia mengejar kebenaran di balik Garis S. Kyu-Jin (Lee Da-Hee) adalah seorang guru SMA dengan pesona yang unik. Shin Hyun-Heup (Arin) adalah seorang siswi SMA. Ia telah mampu melihat garis merah sejak lahir.


Daftar Pemeran Drama Korea S Line
Lee Soo-Hyuk sebagai Han Ji-Wook
Arin sebagai Shin Hyun-Heup
Lee Da-Hee sebagai Lee Kyu-Jin
Kim Dong-Young sebagai Oh Dong-Sik
Lee Eun-Saem sebagai  Kang Sun-A
Nam Kyu-Hee   Kim Hye-Young
Park Sung-Il sebagai  Bang Sung-Jin
Park Ye-Ni  sebagai Hee-Won
Lee Ga-Sub sebagai Oh Jung-Min
Kim Ro-A  sebagai Shin Hyun-Heup  kecil
Jang Sun  sebagai  Ibu Shin Hyun-Heup

Woo Ji-Hyun - Jung-Woo
Lee Han-Joo - Ji-Na
Lee Gwang-Hee sebagai Joon-Sun
Oh Woo-Ri - Lee Kyung-Jin
Hong Suk-Bin sebagai Han Hyo-San
Sung-Ryung - Soo-Min
Oh Seung-Jun - Lee Ji-Won
Byun Joo-Woo - staf panti jompo (ep.1)
Jeong Jae-Kwang - bartender (ep.2)
Yun Ki-Chang - guru olahraga (ep.2)
Jeong Tae-Seok - guru sejarah Korea (ep.2)



Poster Drama Korea S Line



Review Drama Korea S Line
Coming soon...

Daftar Film Korea dan Jepang Tayang Bulan Juli 2025 Catat Tanggal Mainnya

0
 



Campusnesia.co.id - Selamat datang bulan Juli, tak terasa tahu 2025 sudah berlalu setengan jalan dan kali ini menemanikan semester kedua sobat pembaca, Campusnesia bahal menghadirkan informasi tentang Daftar Film Korea dan Jepang Tayang Bulan Juli 2025.

Apa saja? ini dia daftarnya:


1, Baban Baban Ban Vampire - Film Jepang Tayang 4 Juli 2025
Ranmaru Mori (Ryo Yoshizawa) bekerja di pemandian umum sebagai pekerja paruh waktu. Dia sebenarnya adalah vampir berusia 450 tahun. Dalam pencarian cita rasa tertinggi, yaitu darah perawan berusia 18 tahun, dia menjaga Rihito Tatsuno (Rihito Itagaki) yang berusia 15 tahun, yang merupakan putra tunggal pemilik pemandian umum. Suatu hari, Rihito Tatsuno jatuh cinta pada pandangan pertama dengan teman sekelasnya Aoi Shinozuka (Nanoka Hara). Jika cinta Rihito Tatsuno menjadi kenyataan, itu berarti dia akan berada dalam bahaya kehilangan keperawanannya. Dalam situasi putus asa yang tiba-tiba, Ranmaru Mori memutuskan untuk menghentikan Rihito Tatsuno dari melangkah lebih jauh dengan cinta sejatinya.


Berdasarkan serial manga "Baban Baban Ban Vampire" oleh Hiromasa Okujima (pertama kali diterbitkan 13 Oktober 2021 di Bessatsu Shonen Champion).


2. Natsu no Suna no Ue - Film Jepang Tayang 4 Juli 2025
Kehidupan Osamu Koura (Joe Odagiri) terhenti setelah kehilangan putranya yang masih kecil. Karena rasa kehilangan yang dirasakannya, ia berpisah dari istrinya Keiko Koura (Takako Matsu). Bahkan setelah galangan kapal tempatnya bekerja bangkrut, ia belum menemukan pekerjaan baru. Suatu hari, adik perempuannya (Hikari Mitsushima) memintanya untuk tinggal bersama putrinya yang berusia 17 tahun, Yuko (Akari Takaishi), dan ia meninggalkannya bersamanya. Adik perempuannya adalah seorang ibu tunggal dan Yuko tumbuh tanpa mengenal kasih sayang dari seorang ayah. Osamu Koura dan Yuko tiba-tiba mulai hidup bersama. Saat mereka mulai hidup bersama, mereka menghadapi rasa sakit yang mereka miliki dan menemukan secercah harapan.

Film ini berdasarkan drama teater tahun 1998 "Natsu no Suna no Ue," yang naskahnya ditulis oleh Masataka Matsuda.


3. Wall to Wall - Film Korea Tayang 18 Juli 2025
Woo-Sung (Kang Ha-Neul) adalah seorang pekerja kantoran biasa berusia 30-an. Ia telah berhasil membeli apartemennya sendiri, yang merupakan impiannya sejak lama. Untuk membeli apartemen tersebut, ia menggunakan semua tabungannya, mengambil pinjaman, dan bahkan menggunakan ladang bawang putih milik ibunya. Ia kini tengah berjuang untuk melunasi pinjaman berbunga tinggi tersebut. Yang memperburuk keadaan, ia menderita suara bising terus-menerus dari lantai tetangga. Karena suara bising tersebut, ia terlibat konfrontasi tajam dengan para tetangganya. Woo-Sung kemudian bekerja sama dengan tetangganya di lantai atas, Jin-Ho (Seo Hyun-Woo) untuk mencari sumber suara tersebut. Sementara itu Eun-Hwa (Yum Hye-Ran) adalah seorang perwakilan penghuni kompleks apartemen dan ia berusaha menjaga kedamaian di gedung tersebut.


4. Omniscient Reader - Film Korea Tayang 23 Juli 2025
Kim Dok-Ja (Ahn Hyo-Seop) adalah seorang pekerja kantoran biasa. Ia adalah penggemar berat web novel fantasi yang kurang dikenal "Three Ways to Survive in a Ruined World," yang baru saja menyelesaikan 10 tahun penayangannya. Kim Dok-Ja adalah satu-satunya orang yang telah membaca web novel tersebut hingga akhir dan tahu bagaimana akhirnya. Suatu hari, Kim Dok-Ja menghadapi dunia yang berubah menjadi web novel "Three Ways to Survive in a Ruined World." Sementara itu, Yoo Joong-Hyeok (Lee Min-Ho) adalah tokoh utama dalam "Three Ways to Survive in a Ruined World." Ia memiliki kemampuan khusus untuk hidup kembali setelah ia meninggal. Ia adalah pria tampan dengan keterampilan bertarung yang luar biasa.


Yoo Joong-Hyeok dan Kim Dok-Ja memulai perjalanan epik untuk menyelamatkan dunia. Orang-orang di sekitar mereka termasuk Yoo Sang-A (Chae Soo-Bin), Lee Hyeon-Seong (Shin Seung-Ho), Gong Pil-Doo (Park Ho-San), Jung Hee-Won (Nana), Han Myeong-O (Choi Young-Joon) dan Lee Ji-Hye (Kim Ji-Soo).

Berdasarkan novel web "Jeonjijeok Dokja Shijeom" karya Sing Shong (pertama kali diterbitkan pada 6 Januari 2018 melalui Naver). Proses syuting dimulai pada 5 Desember 2023 dan selesai pada Mei 2024.


5. My Daughter is a Zombie - Film Korea Tayang 30 Juli 2025
Virus zombi tiba-tiba merajalela di mana-mana. Lee Jeung-Hwan (Cho Jung-Seok) adalah seorang ayah tunggal biasa yang membesarkan putrinya Lee Soo-A (Choi Yoo-Ri) sendirian. Sayangnya, Lee Soo-A digigit zombi. Lee Jeung-Hwan membawa putrinya ke kampung halamannya tempat ibunya Kim Bam-Soon (Lee Jung-Eun) tinggal. Ia berjuang untuk melindunginya.



Berdasarkan komik web "Zombiega Dweeeobeorin Naui Ddal" oleh Lee Yoon-Chang (diterbitkan 22 Agustus 2018 - 17 Juni 2020 melalui Naver).



Review Series Netflix Mercy For None, John Wick Versi Drama Korea

0
 


Campusnesia.co.id - Saya mengenal sosok So Ji-Sub pertama kali di drama korea Master's Sun, bersama dengan Kong Hyo-Jin. Tahun 2025 ini ia kembali bermain dalam sebuah drama garapan Netflix berjudul Mercy For None yang mengangkat tema genster dan penuh aksi.

Jika sobat suka John Wick, Mercy For None ini menurut saya sejenis film tersebut dengan pertarungan hand to hand yang lebih intens dan sangat minim penggunaan senjata api.

Jumlah episodenya cuma 7 sehingga buat sobat yang mau marathon dalam sehari pasti bisa langsung tamat.


Sinopsis Drama Korea Mercy For None

Di masa lalunya, Nam Gi-Jun (So Ji-Sub) adalah anggota Geng Bongsan yang dipimpin oleh Gu Bong-San (Ahn Kil-Kang). Nam Gi-Jun mengalahkan geng lain melalui pertempuran sengit dan geng tersebut berkembang menjadi perusahaan besar, tetapi Nam Gi-Jun memutuskan untuk meninggalkan geng tersebut. 

Adiknya, Nam Gi-Seok (Lee Jun-Hyuk) bergabung dengan Geng Joowoon yang dipimpin oleh Lee Ju-Woon (Heo Jun-Ho). Kedua geng tersebut merupakan saingan. Demi saudaranya, Nam Gi-Jun keluar dari Geng Bongsan dengan memotong tendon Achilles kirinya.

11 tahun kemudian, Nam Gi-Jun hidup dengan damai dan mencari nafkah dengan memasok minuman ke bisnis yang dijalankan oleh Bongsan. Saudaranya, Nam Gi-Seok sekarang menjadi orang dengan peringkat tertinggi kedua di Joowoon, tetapi ia tiba-tiba meninggal. 

Untuk mengungkap rahasia di balik kematian Nam Gi-Seok dan membalas dendam kepada mereka yang bertanggung jawab, Nam Gi-Jun kembali ke dunia geng yang ditinggalkannya 11 tahun lalu.


Pemeran Drama Korea Mercy For None

So Ji-sub sebagai Nam Gi-jun
Mantan anggota organisasi tersebut, ia mengalami cedera tendon Achilles dan pergi, tetapi kembali setelah 11 tahun karena kematian adiknya Gi-seok.

Huh Joon-ho sebagai Lee Joo-woon
Pimpinan Joowoon.

Ahn Gil-kang sebagai Gu Bong-san
Pimpinan Bongsan, geng saingan Joowoon.

Lee Beom-soo sebagai Sim Sung-won
CEO N.Clean, perusahaan pembersihan trauma.

Gong Myung sebagai Gu Jun-mo
Putra Bong-san yang diharapkan akan mengambil alih kendali Bongsan dari ayahnya.

Choo Young-woo sebagai Lee Geum-son
Putra Joo-woon yang merupakan jaksa.

Jo Han-chul sebagai Choi Sung-cheol
Seorang direktur Joowoon, dan asisten Joo-woon yang cakap.

Cha Seung-won sebagai Cha Yeong-do
Seseorang yang memperjuangkan keberadaan geng Joowoon dan Bongsan. Ia adalah pengawas Badan Kepolisian Metropolitan Seoul.

Lee Joon-hyuk sebagai Nam Gi-seok
Adik laki-laki Gi-jun, dan orang kedua yang bertanggung jawab atas Joowoon. Ia dibunuh secara brutal, yang menyebabkan Gi-jun melakukan balas dendam.


Poster Drama Korea Mercy For None


Review Drama Korea Mercy For None

Walau mengangkat tema gangster, namun pertarungan dalam drakor Mercy For None masih menerapkan kaidah koreagrafi yang indah. Drakor ini diangkat dari komik web  berjudul "Gwangjang" yang ditulis oleh Oh Se-Hyeong dan ilustrasikan oleh Kim Kyun-Tae diterbitkan pada tangga; 11 September 2020 - 19 November 2021 di situs Naver.

Sepanjang 7 episode penonton disajikan adegan pertarungan yang epik sekaligus brutal. Jalan ceritanya penuh misteri mengajak penonton ikut menebak-nebak siapakah pembunuh adik Gi-jun.

Selanjutnya kita bakal diajak menyusuri setiap informasi yang didapat Gi-Jun menunju satu persatu para pelaku pembunuhan itu. Jalan cerita dan drama yang dihadirkan sangat baik, membuat kita ikut bersimpati dengan Gi-Jun, menyayangkan kenapa karakter Gi-Seok yang diperankan Lee Joon Hyuk sangat sedikit screen timenya dan perlahan diajak menggali lebih dalam lewat kilas balik sesekali.

Ada titik dimana penonton yang berada di sisi Gi-Jun agak ragu dengan jalan yang dipilih karakter utama ini, sempat terbersit dalam hati, oh pantesan ini semacam karma sih. Namun percayalah hal ini hanya upaya sutradara Choi Sung-Eun dalam menggoyahkan moral kita. Selanjutnya plot twist demi plot twist bakal dihadirkan dan membuat kita jadi mengalami moment "Oh Pantes...".

Hal yang selalu saya suka dari drama korea adalah penyajian layer cerita yang berlapis, kalau Hollywood punya istilah Plot Twist, percayalah lewat drakor Mercy For None atau secara umum drama dna film korea sobat akan terbiasa dengan jalan cerita yang berlapis menyajikan fakta unik. Treatment seperti ini yang membuat drakor jadi unggul tentu saja aspek teknis produksi dan akting para aktor dan aktrisnya juga sangat berpengaruh.

Oh ya lupa menyebut kenapa di awal tadi saya mention John Wick karena dalam banyak hal series Mercy For None terdapat unsur yang sama, misalnya organisasi pembunuh bayaran dan pembersihan sisa-sisa kerusuhan antar geng.

Sangat rekomended untuk sobat yang suka drakor tema aksi dan nir cerita cinta, jika sobat suka drakor seperti My Name yang dibintangi Han So He maka Mercy For None berkali-kali lipat lebih bagus, selamat menonton.



Penulis
Nandar


=====
Rekomendasi drama dan film korea tema Gangster: