Transformasi Sampah Menjadi Kekuatan: Edukasi Distribusi, dan Pemasaran POC Berkelanjutan!

 
Edukasi Pupuk Organik Cair oleh Mahasiswa KKN Tim 1 Undip 
Sumber : Dok. Pribadi

Campusnesia.co.idMahasiswa KKN TIM 1 2023/2024 Universitas Diponegoro mengadakan sosialisasi dan pelatihan pembuatan pupuk organik cair dari limbah sayuran di Desa Moga, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang pada Minggu, 4 Februari 2024. Kegiatan ini dilaksanakan di pekarangan rumah warga desa Moga dengan diikuti oleh 25 peserta yang terdiri dari masyarakat desa Moga. Pelaksanaan program pembelajaran pembuatan pupuk organik dari limbah sayuran mendapat respon yang baik dari masyarakat dan masyarakat juga antusias untuk lebih mengetahui cara membuat pupuk organik dari limbah sayuran.

Pelaksanaan program kerja tersebut bertujuan untuk pembangunan berkelanjutan (SDGs) di desa Moga, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang. Kegiatan sosialisasi dan pelatihan pembuatan pupuk organik cair ini kami adakan untuk memenuhi program kerja KKN kami dengan judul ‘Pengolahan Sampah Menjadi Pupuk Kompos yang Bermanfaat dan Memberikan Edukasi tentang Proses Distribusi Beserta Marketing’. Seperti yang diketahui, pupuk kimiawi atau sintesis memberikan dampak buruk ke lingkungan dan juga harganya yang relatif mahal. Dengan adanya pupuk organik cair dari limbah sayuran ini, masyarakat dapat membuat produk pupuk mereka sendiri dengan biaya yang minim namun dapat terus dimanfaatkan secara berkelanjutan dan juga untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berlebihan.

Bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan pupuk organik cair ini sangat mudah dijangkau dan harganya cukup murah sehingga masyarakat tidak perlu kesusahan untuk mencarinya. Selain dibuat dan digunakan untuk penggunaan pribadi atau kelompok, pupuk organik cair dari limbah sayuran ini juga mempunyai peluang usaha yang bisa dikembangkan menjadi produk desa, sehingga Desa Moga memiliki produk lokal berupa pupuk organik cair dan dapat menjadi ladang usaha bagi masyarakat.

Di Desa Moga, Pemalang, salah satu perhatian utama masyarakat adalah masalah lingkungan, terutama terkait pengelolaan limbah yang tidak terkendali. Sering kali limbah rumah tangga dibuang atau dibakar secara sembarangan, yang berpotensi menimbulkan dampak negatif yang signifikan. Hampir seluruh masyarakat di desa Moga setiap hari melakukan kegiatan seperti memasak, salah satunya yaitu memasak sayuran. 

Kebiasaaan masyarakat di desa Moga yang membuang limbah sayur baik itu dalam jumlah besar maupun kecil yang lama kelamaan akan membusuk dan memicu serangga-serangga untuk datang sehingga dapat menimbulkan penyakit. Minimnya pengetahuan dan pemanfaatan limbah sayuran yang berada di desa Moga sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara daur ulang limbah sayuran. Oleh karena itu, dilakukan edukasi mengenai perawatan tanaman dan pengaplikasian pupuk organik cair (POC) dari limbah sisa sayuran. Program kerja ini disusun untuk memenuhi tujuan pemberdayaan SDG’s no. 2 yaitu untuk mencapai ketahanan pangan, memperbaiki nutrisi dan mempromosikan pertanian yang berkelanjutan.

Program edukasi ini dilakukan dengan pembelajaran interaktif secara langsung, penampilan video pembuatan dan menggunakan booklet yang diberikan kepada peserta mengenai cara pembuatan, penggunaan, dan keunggulan pupuk organik cair. Selain itu, mahasiswa KKN membuatkan merk “MOGANIC” yang dapat digunakan sebagai label pemasaran. Slogan yang digunakan yaitu “Dari Bumi Hidupkan Bumi” melihat bahan-bahan yang digunakan yaitu limbah yang tidak terpakai dan dimanfaatkan kembali. Alat dan bahan yang dibutuhkan yaitu ember/tong, pengaduk, pisau/blender, limbah sayuran, EM4 dan air.
 
Langkah awal yang dilakukan yaitu dengan mengumpulkan limbah sayuran yang sudah tidak terpakai, kemudian memotongnya menjadi kecil-kecil untuk mempercepat proses yang berlangsung. Langkah kedua dilakukan dengan memasukkan potongan limbah sayur ke ember dengan menambahkan EM4 yang telah dicampur dengan air terlebih dahulu sedikit demi sedikit ke dalam ember, fungsi dari EM4 untuk mempercepat proses fermentasi.
Langkah ketiga yaitu pengadukan dan pendiaman selamaa 14 hari. Hasil dari pembuatan pupuk dibagikan di desa Moga, Kecamaran Moga, Kabupaten Moga dan dimanfaatkan untuk menyiram tanaman.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat lebih perhatian terhadap keberadaan limbah sisa sayuran agar tercipta lingkungan hidup yang lebih bersih dan sehat. Selain itu, masyarakat dapat memperoleh pengetahuan baru mengenai tata cara pembuatan POC secara sederhana dengan alat dan bahan yang mudah didapat serta dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dan juga untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berlebihan.




Penulis: 
Mahasiswa KKN Tim 1 Undip 2023/2024 

DPL: 
Dr. Ana Silviana, S.H., M.Hum.

Lokasi KKN: 
Desa Moga, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang

Editor:
Achmad Munandar

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon