Transformasi Limbah Menjadi Berkah: Pelajari Cara Membuat Pupuk Cair dari Air Cucian Beras!

Edukasi dan Pelatihan Mengenai Pembuatan Pupuk Cair 
oleh Mahasiswa KKN Tim 1 Undip, Selasa (28/01/2024)
Sumber : Dok. Pribadi


Campusnesia.co.idPenyuluhan dan edukasi mengenai pembuatan pupuk organik cair merupakan salah satu program kerja monodisiplin dari Tsabita Nur Alifa, selaku mahasiswa KKN TIM 1 2023/2024 Universitas Diponegoro yang berasal dari Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Program kerja ini telah terlaksana pada Minggu (28/01/2024) yang ditujukan kepada Ibu-Ibu PKK, Desa Moga, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Program kerja penyuluhan yang dilakukan mengenai pembuatan pupuk organik cair dengan program yang berjudul “Edukasi dan Pelatihan Mengenai Pembuatan Pupuk Cair yang Berasal dari Air Cucian Beras”. 

Pupuk organik adalah pupuk yang utamanya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan dan telah mengalami proses rekayasa. Pupuk ini dapat berbentuk padat atau cair dan digunakan untuk memberikan tambahan bahan organik kepada tanah, sehingga dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. 

Mengubah sampah rumah tangga menjadi POC memiliki keuntungan ganda, yaitu mengatasi masalah sampah rumah tangga sambil menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi. Pupuk organik cair adalah opsi ramah lingkungan yang populer dalam pertanian modern. Diproduksi dari bahan alami seperti kompos, pupuk hewan, dan bahan tumbuhan, pupuk cair organik memberikan manfaat besar bagi tanaman dan ekosistem. Mengandung nutrisi esensial seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, pupuk ini mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Berbeda dengan pupuk sintetis, pupuk organik cair melepaskan nutrisi secara bertahap, memberikan pasokan yang stabil dan seimbang tanaman, serta mengurangi risiko terjadinya aliran dan perkolasi nutrisi.

Di Desa Moga, Pemalang, salah satu fokus utama masyarakat adalah masalah lingkungan terutama terkait pembuangan limbah yang tidak terkontrol. Limbah rumah tangga seringkali dibuang atau dibakar secara sembarangan, yang dapat menyebabkan dampak negatif seperti pencemaran air dan penyebaran penyakit. Meningkatkan pengetahuan dan informasi tentang pengelolaan limbah rumah tangga yang tepat sangat penting agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu, masalah limbah air cucian beras yang belum ditangani dengan baik juga menjadi tantangan dalam manajemen limbah pangan. 

Air cucian beras mengandung pati, nutrisi, dan senyawa organik yang seringkali dibuang tanpa pengolahan lebih lanjut. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan solusi yang lebih berkelanjutan seperti mengubah air cucian beras menjadi pupuk organik cair untuk mengurangi dampak negatif dan memanfaatkan potensi bernilai dari limbah tersebut.
Pada program penyuluhan tersebut, dijelaskan bahwa air cucian beras dapat diolah menjadi pupuk organik cair yang bermanfaat bagi tanaman. Penyuluhan ini diadakan karena menyadari bahwa masyarakat Indonesia, khususnya di Desa Moga, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, mengonsumsi beras sebagai makanan pokok, sehingga meningkatkan produksi limbah air cucian beras. 

Namun, banyak dari mereka kurang mengetahui tentang pemanfaatan air cucian beras sebagai pupuk cair organik. Biasanya, air cucian beras hanya dibuang begitu saja tanpa dimanfaatkan lebih lanjut. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada Minggu, 28 Januari 2024, di pekarangan rumah warga, dengan sasaran Ibu-Ibu PKK di Desa Moga. 

Penyuluhan ini menjelaskan proses pengolahan bekas air cucian beras menjadi pupuk organik cair, yang merupakan cairan berbahan organik yang telah melalui proses fermentasi agar dapat dimanfaatkan secara optimal oleh tanaman. Selain itu, dalam program ini juga dijelaskan cara membuat fermentor atau media fermentasi sederhana, serta proses fermentasinya. Selain itu, dijelaskan juga cara pengaplikasian pupuk organik cair dan manfaat yang diperoleh dari penggunaannya.

Harapannya dengan program ini dapat membantu masyarakat untuk peduli dengan limbah-limbah organik dan mengolahnya lebih lanjut, sehingga bermanfaat dan memiliki nilai jual. Kemudian juga tanaman yang diaplikasikan dengan POC ini dapat menuai hasil yang baik.




Penulis: Tsabita Nur Alifa

Jurusan: Teknik Kimia

Fakultas: Teknik

DPL: Dr. Ana Silviana, S.H., M.Hum.

Lokasi KKN: Desa Moga, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang

Editor: Achmad Munandar

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon