Fenomena Bahasa Campur Kode di Kalangan Milenial, Tren Baru atau Gangguan Komunikasi?

 


Campusnesia.co.idDalam era digital yang didominasi oleh media sosial, fenomena bahasa campur kode telah menjadi komponen penting dalam komunikasi dan percakapan generasi milenial. Banyak orang menggunakan bahasa campur kode setiap hari, bukan hanya di media sosial.  

Bahasa campur kode adalah jenis bahasa yang menggabungkan elemen-elemen bahasa formal, slang, singkatan, dan istilah-istilah populer yang berbeda untuk menghasilkan bahasa yang unik dan tersendiri bagi kelompok mereka. Namun, pertanyaannya adalah, apakah bahasa campur kode ini  tren baru yang kreatif atau justru menjadi gangguan dalam komunikasi?

Sebuah studi kasus yang dilakukan oleh sebuah lembaga riset yang ditulis oleh “ Fani Fazrul Hikam, Fickyh Verdhyawan Santoso, Mahdi Mahdi “ menyoroti penggunaan bahasa campur kode dalam media sosial. Penelitian ini menganalisis beberapa percakapan di platform media sosial seperti Facebook dan Twitter. Hasilnya menunjukkan bahwa bahasa campur kode dapat menghambat pemahaman dan interaksi pengguna.

Dr. Anwar Ibrahim, seorang kritikus pakar sosiolinguistik, berpendapat bahwa penggunaan bahasa campur kode, yang menggabungkan elemen dari dua atau lebih bahasa dalam percakapan sehari-hari, dapat menyebabkan kesenjangan generasi. Menurutnya, bahasa campur kode sering kali digunakan oleh generasi muda yang tumbuh dalam lingkungan multibahasa atau multikultural. 

Namun, menurut Dr. Anwar Ibrahim, kesenjangan generasi muncul ketika generasi yang lebih tua tidak memahami bahasa campur kode yang digunakan oleh generasi muda. Hal ini dapat menghambat komunikasi antara generasi tersebut, menyebabkan ketidakpahaman dan kesalahpahaman.

Apakah ada faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi penggunaan bahasa campur kode ini? Ya, beberapa faktor sosial, teknologi, dan psikologis yang mempengaruhi penggunaan bahasa campur kode dalam komunikasi. Berikut adalah beberapa faktor tersebut:


1. Faktor Sosial
Identitas kelompok, Penggunaan bahasa campur kode dapat menjadi cara bagi individu atau kelompok untuk memperkuat identitas mereka dan merasa termasuk dalam suatu kelompok tertentu. Bahasa campur kode sering kali digunakan oleh kelompok dengan minat, budaya, atau latar belakang yang serupa.

Norma sosial: Dalam beberapa kelompok atau komunitas, penggunaan bahasa campur kode telah menjadi norma sosial. Orang-orang cenderung mengikuti dan menggunakan bahasa tersebut agar dapat berpartisipasi dan merasa diterima dalam lingkungan sosial mereka.


2. Faktor Teknologi
Media sosial, Era digital dan dominasi media sosial telah memberikan platform yang luas bagi penggunaan bahasa campur kode. bahasa campur kode sering digunakan untuk menyampaikan pesan dengan cara yang singkat dan kreatif.

Keterampilan teknologi: Generasi milenial dan generasi Z, yang umumnya menggunakan bahasa campur kode, telah tumbuh dalam lingkungan yang sangat terhubung secara teknologi. Mereka terbiasa dengan teknologi dan beradaptasi dengan cepat terhadap tren komunikasi baru, termasuk penggunaan bahasa campur kode.


3. Faktor Psikologis
Ekspresi pribadi, Bahasa campur kode memberikan kesempatan bagi individu untuk mengekspresikan diri mereka secara unik dan kreatif. Penggunaan istilah-istilah populer, slang, atau singkatan dapat mencerminkan kepribadian mereka dan membuat mereka merasa lebih autentik dalam komunikasi.

Persepsi keunikan: Penggunaan bahasa campur kode juga dapat dikaitkan dengan dorongan untuk menjadi berbeda dan menonjol dari yang lain. Menampilkan bahasa yang tidak biasa atau eksklusif dapat memberikan kesan keunikan dan keistimewaan.

Alasan di balik tren penggunaan bahasa campur kode ini dapat dipahami sebagai upaya untuk memperkuat identitas, beradaptasi dengan perubahan teknologi, mengekspresikan diri, dan menonjol dalam komunikasi sosial.

Contohnya kemaren gua ngobrol sama temen-temen di grup WhatsApp, terus tiba-tiba muncul kata-kata 'mager' dan 'capek jiwa'. Itu tuh istilah-istilah yang biasa kita pake buat ngungkapin rasa malas dan lelah. Gua suka banget pake bahasa campur kode kayak gitu, karena keliatannya keren dan nggak biasa.

Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan komunikasi yang diakibatkan oleh penggunaan bahasa campur kode?  Dalam mengatasi potensi masalah yang muncul, ada beberapa solusi yang dapat diterapkan. 

1. Penting bagi generasi milenial untuk memahami konteks dan audiens ketika menggunakan bahasa campur kode. Sesuaikan gaya komunikasi Anda dengan menggunakan bahasa yang lebih umum dan mudah dipahami oleh orang lain.

2. Dialog terbuka antargenerasi dapat membantu meningkatkan pemahaman dan mengatasi kesenjangan komunikasi. Diskusi yang inklusif dan saling mendengarkan antara generasi yang lebih tua dan milenial dapat memperkaya pemahaman dan mengurangi hambatan komunikasi.

3. Generasi milenial dapat mengambil inisiatif untuk mempelajari dan memahami bahasa yang lebih umum digunakan oleh generasi yang lebih tua, seperti bahasa formal atau budaya mereka.

4. Dalam situasi formal atau profesional, pastikan untuk menggunakan bahasa formal yang disepakati oleh norma komunikasi yang berlaku. Kenali situasi di mana penggunaan bahasa campur kode mungkin tidak pantas atau dapat menimbulkan kesalahpahaman. 

Saat berkomunikasi di lingkungan yang memerlukan bahasa formal, seperti saat berbicara di tempat kerja atau dalam presentasi, pilihlah kata-kata yang tepat dan hindari penggunaan bahasa campur kode yang berlebihan.

Dalam kesimpulan, penggunaan bahasa campur kode di kalangan milenial memiliki sisi positif dan negatif. Sementara bahasa ini dapat memperkuat identitas generasi, kreativitas, dan keanggotaan dalam kelompok, perlu diakui juga bahwa bahasa campur kode dapat menghambat pemahaman dan efektivitas komunikasi. 

Dengan kesadaran akan konteks, audiens, dan penggunaan yang tepat, serta adanya upaya untuk berdialog antargenerasi, bahasa campur kode dapat tetap menjadi alat yang kuat dalam memperkuat hubungan antaranggota generasi milenial, sambil menjaga komunikasi yang jelas dan inklusif.




Penulis

Nor Kayatun

Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi 
Universitas Dian Nuswantoro 

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon