Mahasiswa KKN Undip Bantu Warga Candi Semarang Lakukan Pengujian Kualitas Air dan Edukasi Sanitasi Layak



Campusnesia.co.id - Kebutuhan akan air bersih adalah paling utama bagi proses keberlangsungan makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup tidak akan bisa bertahan hidup lama. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh manusia terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. 

Selain itu, air juga digunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah. Penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat, terutama dimasa pandemi Covid-19.


Dimana sebelum masa pandemi telah terjadi kondisi krisis air bersih baik secara nasional maupun global nyatanya dengan adanya pandemi Covid-19 telah menambah beban kebutuhan air baku untuk minum dan air bersih di Indonesia. 

Oleh karena itu, pemenuhan atas kebutuhan air bersih, air minum, dan sanitasi menjadi tujuan pembangunan berkelanjutan. Dengan target utamanya adalah mencapai akses universal dan merata air minum aman dan terjangkau maka salah satu arahan kebijakan yang digaungkan oleh pemerintah adalah meningkatkan kesadaran dan budaya hidup bersih, peduli alam dan lingkungan.


Selama ini jarang sekali adanya pengecekan kualitas air yang dilakukan oleh masyarakat. Kebanyakan dari mereka yang melakukannya hanya berdasar pada pandangan kasat mata yang artinya hanya melihat dari fisik yang terlihat. 

Maka, atas inisiatif dari mahasiswa yang tergabung dalam Tim I KKN Undip Tahun 2022 yang bertempatkan di Kelurahan Candi, Kecamatan Candisari mengadakan pengujian sederhana kualitas air dengan parameter yang dijadikan acuan adalah Total Padatan Terlarut (TDS), konduktivitas air, dan pH air.

Pada Selasa, 25 Januari 2022 lalu mahasiswa yang tergabung dalam Tim I KKN Undip Tahun 2022 ditemani Bapak Ari Wibowo selaku Ketua RW 05 Kelurahan Candi, Candisari melakukan pengambilan sampel air dari empat sumber air berbeda yang digunakan warga Kelurahan Candi. Keempat sumber air ini adalah Air PAM Tuntang Salatiga, Air PAM dari Gunung Kelud, air artetis, dan air dari sumber mata air alami yang ada di Kelurahan Candi. 

Pengujian yang dilakukan secara sederhana ini menggunakan alat TDS/EC meter, pH meter, dan kertas lakmus serta dalam pengujian yang dilakukan ini mengacu pada standar baku mutu air yang telah ditetapkan melalui KEPMENKES NO. 907/MENKES/SK/VII/2002. 

Setelah dilakukan pengujian dan merekap hasil data yang diperoleh maka mahasiswa Tim I KKN Undip Tahun 2022, menjelaskan dan memberikan hasil yang didapat dalam forum yang dihadiri oleh perwakilan masing-masing RT dari RW 05 dan juga Pak Ari Wibowo selaku Ketua RW 05. 

Hasil dari pengujian yang telah dilakukan adalah bahwa keempat sumber air yang digunakan masih berada pada batas standar mutu air yang telah ditetapkan. Meskipun ditemukan konduktivitas air yang sedikit tinggi pada air artetis namun air ini masih bisa digunakan dengan mahasiswa mengajukan beberapa referensi sederhana yang bisa dilakukan warga agar mengurangi akan efek jangka panjang dalam kesehatan yang nanti bisa ditimbulkan. 

Tetapi kabar baiknya ditemukan bahwa pada sumber mata air alami menunjukkan persentase memenuhi syarat layak untuk dijadikan air minum dengan tentu saja dilakukan pengolahan atau merebus air terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Namun jika ingin lebih memastikan apakah air ini layak konsumsi atau tidak maka mahasiswa menyarankan untuk dilakukan pengujian di lab agar hasilnya lebih valid.
 
Meskipun yang dilakukan oleh mahasiswa ini sederhana namun warga menyambut antusias atas apa yang telah dilakukan juga dengan tambahan referensi dan edukasi yang telah diberikan. 

Bagaimana memanajemen air bersih dan sanitasi yang layak juga dorongan persuasif agar warga dengan sendirinya tergerak untuk bersama-sama menciptakan budaya hidup bersih, peduli alam dan lingkungan, sehingga secara tidak langsung arahan kebijakan yang digaungkan oleh pemerintah ini bisa dilakukan dan salah satu tujuan dari pembangunan berkelanjutan bisa diwujudkan.


Penulis: 
Noviana Dwi Puspitasari

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon