Kuliah Tatap Muka, Win Win Solution kah?

 



Campusnesia.co.id - Satu tahun lebih COVID-19 berdampak pada hampir semua segmen di Indonesia sejak ditetapkannya sebagai bencana nasional pada 13 April 2020 lalu. Salah satu segmen yang terdampak adalah bidang pendidikan. 

Penyebaran COVID-19 yang terus meluas membuat sebagian besar lembaga pendidikan dari tingkat dasar hingga pendidikan tinggi melaksanakan pembelajaran secara daring dalam setahun kebelakang. 

Seiring perkembangan COVID-19 yang menunjukkan perbaikan di beberapa wilayah saat ini, beberapa institusi pendidikan mulai mempersiapkan untuk pertemuan tatap muka terbatas dengan memperhatikan protokol kesehatan. 

Pembelajaran tatap muka memang sudah diharapkan banyak pihak melihat dampak yang ditimbulkan dari pembelajaran jarak jauh. Faktor keterbatasan sumber daya seperti ketidaksiapan sarana prasarana belajar online, gagap teknologi, kendala jaringan internet, dan terutama kejenuhan yang dirasakan baik peserta didik maupun pengajar, membuat banyak institusi pendidikan dituntut untuk terus melakukan perbaruan metode pengajaran. 

Universitas Karya Husada Semarang sebagai institusi yang baru mentransformasi diri dari Sekolah Tinggi menjadi universitas, juga menghadapi tantangan tersendiri dalam menyediakan sistem pembelajaran yang memberi kenyamanan semua pihak. 

UNKAHA mengupayakan berbagai cara untuk tetap mengoptimalkan pembelajaran selama pandemi. Berawal dari pembelajaran daring secara penuh, kemudian merancang blended learning, hingga pembuatan berbagai media pengajaran untuk memastikan tercapainya kompetensi mahasiswa. 

Dan saat ini, dengan meredanya kasus COVID-19 di Semarang dan menurunnya PPKM di level II, UNKAHA, khususnya Fakultas Ilmu Kesehatan dan Keperawatan (FIKKES) sendiri memang sudah mempersiapkan untuk pertemuan tatap muka, mengingat target keterampilan calon tenaga kesehatan yang harus dicapai. 

Namun, beberapa program studi masih harus mempertahankan metode blended learning yaitu campuran antara daring dan luring.

“Kami lakukan mapping per prodi untuk tatap muka jika memungkinkan, karena kan kita harus lapor satgas covid, LLDikti, dll. Apalagi beberapa mahasiswa kami dari luar Jawa sehingga pertemuan daring masih perlu diterapkan. Mungkin nanti tetap berapa persen kita minta ke kampus. Kita juga masih merapikan Panduan dan SOP untuk segera merealisasikannya” Ujar Rose Nurhudariani, S.SiT., M.Kes. selaku Dekan FIKKES.

Namun demikian, UNKAHA juga tetap memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk mengikuti pertemuan tatap muka atau daring. Kuesioner sudah dibagikan untuk menganalisa kesiapan mahasiswa dalam menghadapi pembelajaran tatap muka khususnya terkait status vaksinasi.

“Pada prinsipnya, kami sudah siap untuk mengadakan kuliah tatap muka. Sekitar 98% dosen sudah vaksin baik dosis 1 maupun dosis 2. Untuk menekan penularan COVID, kami yakinkan protokol kesehatan yang ketat, termasuk pengurangan jam pertemuan, skrining mahasiswa, dosen sudah vaksin, juga ruang kelas harus terbuka tanpa AC. Kami juga sudah prepare untuk perangkat-perangkat yang dibutuhkan, baik untuk tatap muka mahasiswa maupun blended learning seperti mini PC, jaringan LAN, dan lainnya.”  jelas Rektor UNKAHA, Dr. Ns. Fery Agusman MM, M.Kep., Sp.Kom. 

Di samping itu, nyatanya pertemuan tatap muka juga sudah berkali-kali dipertanyakan oleh mahasiswa. Meski ada kekhawatiran terkait penularan covid, mahasiswa menginginkan bertemu dengan rekan-rekan khususnya mahasiswa tingkat II yang dari awal menjadi mahasiswa belum saling bertatapmuka. 

“Tapi takut Bu. Takut dosennya galak.” kelakar salah satu mahasiswa semester II yang menginginkan tatap muka karena sudah jenuh dengan perkuliahan daring. 


Penulis: 
Umi Hani
Dosen Universitas Karya Husada Semarang

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon