Mahasiswa KKN TIM I UNDIP Adakan Pelatihan Sinematografi Untuk Siswa SMA N 1 Karangdowo

0
 


Campusnesia.co.idKlaten 09/02/2023. Di era perkembangan teknologi yang semakin canggih seperti saat ini, dapat dijadikan kesempatan untuk mengasah kemampuan terutama di kalangan remaja. 

Seperti kita ketahui, generasi Z sekarang sudah semestinya melek teknologi. Dalam penggunaan teknologi agar tidak membawa dampak yang buruk, generasi Z saat ini semestinya dapat memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut untuk mengasah hard skill.

Melihat fenomena yang terjadi saat ini, mahasiswa KKN TIM 1 Universitas Diponegoro, Febrianti Nur Wahyuni, Kamis (26/1/2023), menyelenggarakan program kerja pelatihan sinematografi di SMA Negeri 1 Karangdowo, Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten, sebagai program monodisiplinnya. 


Peserta dalam program kerja ini adalah siswa-siswi kelas X-D SMA Negeri 1 Karangdowo sebanyak 36 siswa. Media yang digunakan dalam program kerja ini adalah power point dan praktik sinematografi.
 
Praktik sinematografi yang dilakukan diantaranya seperti melakukan pengambilan gambar dan video dengan berbagai jenis posisi camera shot. Beberapa siswa aktif mempraktikkan serta menjawab pertanyaan yang diajukan.

Program pelatihan ini bertujuan dapat meningkatkan keingintahuan siswa-siswi dan menarik minat dalam bidang videografi serta dapat meningkatkan kemampuan bagi siswa-siswi yang menyukai seputar videografi. 

Cegah Pernikahan Dini untuk Tingkatkan Kualitas Generasi Masa Kini

0
 


Campusnesia.co.idSaat ini pernikahan dini pada remaja marak terjadi dan menjadi fenomena pada beberapa daerah di Indonesia. Pernikahan dini dapat menimbulkan permasalahan rumah tangga pada wanita muda yang rentan menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Selain itu, terdapat bahaya kesehatan akibat pernikahan dini, salah satunya peningkatan jumlah kematian pada ibu dan bayi. 

Pernikahan dini yang terjadi di Desa Gemuh, Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah tergolong tinggi dan perlu dilakukan upaya dalam menekan angka pernikahan dini yang terjadi. Sejumlah alasan menjadi faktor pendorong terjadinya pernikahan dini, seperti permasalahan ekonomi, minimnya edukasi, hingga pola pikir masyarakat dan faktor budaya. 

Pada beberapa kasus, orang tua beranggapan bahwa anak yang telah menikah akan meringankan beban keluarga serta akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Namun, anak yang menikah pada usia sekolah dapat menjadi penyebab hak dasar anak tersebut tidak terpenuhi yaitu mendapatkan pendidikan. Pola pikir beberapa orang tua yang khawatir pada sang anak yang tidak kunjung menikah dan menjadi perawan tua juga mempengaruhi terjadinya pernikahan dini. 


Nabila Khairunnisa, salah satu mahasiswa Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat KKN Tim I Undip Tahun 2022/2023 membuat suatu program yang berkaitan dengan urgensi tersebut. Bentuk upaya yang dilakukan untuk mengedukasi para remaja di Desa Gemuh, Kecamatan Pecalungan berupa sosialisasi kesehatan reproduksi dan pencegahan pernikahan dini yang diharapkan dapat membantu dalam mengurangi serta mengatasi permasalahan yang ada. Program ini telah dilaksanakan pada tanggal 23 Januari 2023 lalu. 

Sebelum pelaksanaan program, dilakukan wawancara dan koordinasi dengan beberapa pihak seperti Ibu Kepala Desa, Bidan Desa, juga kelompok remaja yang duduk di bangku SMP dan SMA. Pada pelaksanaan kegiatan ini, dilakukan Forum Group Discussion atau FGD pada para remaja di Desa Gemuh. 

Penjelasan materi dikemas dalam bentuk presentasi dan diskusi kelompok yang juga menggunakan media atau alat bantu berupa leaflet. Setelah pemaparan materi, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diskusi mengenai pernikahan dini. Sesi ini berlangsung dengan menyenangkan dan meningkatkan interaksi dengan peserta, kemudian disertai dengan dokumentasi pada akhir pelaksanaan. 

Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan remaja untuk meminimalisir terjadinya pernikahan dini sehingga dapat menciptakan generasi masa depan yang memiliki kehidupan lebih baik.

Mahasiswa KKN Undip Manfaatkan Barang Bekas Jadi Hidroponik Dukung Program Ketahanan Pangan di Desa Bakungan

0
 


Campusnesia.co.idKlaten 8/2/2023. Mahasiswa Tim 1 KKN Undip telah selesai melaksanakan sosialisasi terkait pemanfaatan hidroponik sebagai alternatif menanam. Kegiatan tersebut dihadiri oleh ibu-ibu PKK dukuh Bakungan, kecamatan Karangdowo, kabupaten Klaten. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mayarakat dalam memanfaatkan tanaman hidroponik menjadi tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. 

Hidroponik merupakan budidaaya menanam dengan memanfaatkan air  tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan nutrisi bagi tanaman. Pembuatan hidroponik di desa Bakungan dilakukan dengan memanfaatkann bambu bekas sebagai rangka, pipa paralon, serta gelas plastik bekas minuman. Nutrisi yang digunakan merupakan AB MIX yang digunakan sebagai pengganti pupuk pada tanaman bermedia tanah.

Jenis tanaman yang dapat dibudidayakan menggunakan hidroponik adalah sayuran, TOGA (Tanaman Obat), dan buah-buahan yang ukurannya tidak besar atau tidak berupa pepohonan agar hidroponik dapat menyangganya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah waktu yang diperlukan untuk panen hanya sebentar atau dalam hitungan bulan. Pada kesempatan kali ini, mahasiswa dan masyarakat mencoba untuk menanam bawang merah karena harga bawang merah yang sedang melonjak naik.


Kegiatan pemanfaatan barang bekas menjadi hidroponik diawali dengan mengurus perizinan kepada PKK untuk menggunakan taman PKK sebagai tempat hidroponik. Setelah mendapatkan izin, kegiatan selanjutnya yaitu membuat kerangka serta mencari gelas plastik. 

Setelah rak hidroponik selesai, selanjutnya yaitu menanam tanaman yang mana pada kesempatan kali ini adalah bawang merah. Media tanam yang dipilih adalah sekam bakar, karena media tersebut bisa dipakai lebih dari sekali sehingga dapat menghemat biaya. Selain itu, sekam bakar juga memiliki kemampuan menyerap air yang bagus serta aman dari hama sehingga sangat cocok digunakan sebagai media tanam. 

Tahap akhir dari rangkaian kegiatan tersebut adalah sosialisasi kepada masyarakat mengenai pemanfaatan barang bekas yang dapat dimanfaatkan menjadi hidroponik. Di samping itu, hidroponik memiliki berbagai keunggulan, seperti:

- Tidak membutuhkan tanah. Hal ini akan membuat area bercocok tanam menjadi semakin bersih karena tidak menggunakan tanah sama sekali.

- Pertumbuhan tanaman akan lebih cepat. Ini karena nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman akan terserap secara lebih baik mengingat media yang digunakan berbentuk cair.

- Tidak perlu melakukan penyiraman tanaman seperti bercocok tanam pada umumnya. Ini karena media yang digunakan sudah memakai air.

- Tenaga yang dibutuhkan lebih sedikit. Kita tidak perlu melakukan pengolahan lahan, penanaman serta memanen. Metodenya lebih praktis dan juga efisien.

- Proses memanen tanaman nantinya akan menjadi lebih mudah apabila dibandingkan dengan metode bercocok tanam yang menggunakan tanah.

- Hasil panen dari metode hidroponik cenderung lebih banyak. Kelebihan hidroponik yang satu ini kurang begitu diketahui sehingga banyak orang-orang yang masih meragukannya.

- Menanam menggunakan metode hidroponik cenderung akan lebih menghemat tempat. Kita tidak memerlukan lahan hingga beberapa hektar untuk bercocok tanam. Justru metode hidroponik cocok untuk dilakukan di lahan sempit bahkan di daerah perkotaan.

- Buah serta sayur yang dihasilkan dari metode hidroponik akan menjadi lebih steril karena bebas dari pestisida ataupun herbisida berbahaya. Hal ini tentu jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan sayur dan buah yang ditanam di lahan perkebunan dan menggunakan pestisida.

- Resiko tanaman terserang hama serta penyakit akan lebih kecil.

- Metode bercocok tanam menggunakan hidroponik tidak akan tergantung cuaca. Kita bisa tetap bercocok tanam pada saat cuaca panas maupun dingin.

Cegah Penurunan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil, Mahasiswa Undip Adakan Pelatihan Pembuatan Modifikasi Makanan Berbahan Daun Kelor Sebagai Nutrisi Tambahan

0


Campusnesia.co.idKlaten,Rabu 9/2/2023. Sampai saat ini, Indonesia masih terperangkap dengan berbagai masalah gizi, termasuk anemia karena defisiensi zat besi. Terdapat berbagai penyakit yang bisa menyerang ibu hamil, salah satunya yaitu anemia. 

Salah satu penyebab terjadinya anemia pada ibu hamil yaitu defisiensi zat besi jika dibandingkan dengan defisiensi zat gizi yang lainnya. Faktor yang menyebabkan terjadinya anemia pada masa kehamilan yaitu usia, paritas, jarak kehamilan, status ekonomi dan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Fe. 

Anemia merupakan kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari 11 gr/dl yang terjadi pada ibu hamil. Anemia memiliki pengaruh yang tidak baik bagi ibu hamil dan berakibat fatal jika tidak segera diatasi seperti keguguran, partus prematurus, inersia uteri, partus lama, atonia uteri dan pendarahan.

Berdasarkan World Health Organization (WHO) yang melaporkan bahwa 33-75% prevalensi ibu hamil mengalami anemia defisiensi besi dan akan semakin meningkat 30-40% seiring bertambahnya usia kehamilan. 


Permasalahan kekurangan zat besi tersebut menjadi perhatian khusus. Oleh karena itu, pemateri mengangkat salah satu topik untuk mengurangi angka prevalensi anemia dengan membuat produk nugget yang berbahan lokal yaitu berbahan dasar tempe dan daun kelor, dimana daun kelor sendiri memiliki kandungan gizi yang sangat penting untuk ibu hamil. Secara umum, dapat dikonsumsi karena mengandung gizi dan protein daun kelor mengandung nutrisi penting seperti zat besi, kalsium dan vit A.


Daun kelor mengandung vitamin C 220 mg/100 g, kalium 1324mg/100 g, vitamin A 6,78 mg/100 g, kalsium 440 mg/100 g, dan protein 6,7%per 100 g, zat besi sebanyak 28,2 mg/100 gram daun kering, 25 kali lebih banyak dibanding bayam, 3 kali lebih banyak dari kacang almond dan 1,77 kali lebih banyak yang diserap kedalam darah. 

Sedangkan kandungan pada tempe pada 100 gram tempe yaitu protein 46,5 g, lemak 19,7 g, karbohidrat 30,2 g, kalsium 347 mg, fosfor 724 mg, zat besi 9 mg, vitamin B1 0,28 g, riboflavin 0,65 g, niasin 2,53 mg, asam pentotenat 520 mcg, piridoksin 100 mcg, vitamin B12 3,9 mcg, biotin 53 ug, dan asam amino esensial 18,9 g. 

Jika dilihat dari kandungan gizinya daun kelor dan tempe sangat bermanfaat sekali untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil dengan gizi yang seimbang. 

Gizi seimbang merupakan susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau berat badan secara teratur untuk mencegah masalah gizi. Adapun manfaat gizi seimbang untuk ibu hamil yaitu:

1. Memenuhi kebutuhan zat gizi ibu dan janin

2. Mencapai status gizi ibu hamil dalam keadaan normal

3. Membentuk jaringan untuk tumbuh kembang janin dan kesehatan ibu


Kemudian terdapat langkah sederhana untuk pemenuhan gizi ibu hamil yaitu:

1. Makan pagi secara rutin dengan gizi yang cukup

2. Makan makanan berserat tinggi dan perbanyaklah asupan cairan

3. Terapkan pola makan sehat dengan menu sereal gandum, sayuran, buah, dan kacang-kacangan

4. Hindari makanan pedas dan berlemak

5. Disarankan makan dengan porsi kecil namun sering

6. Hindari mengonsumsi minuman beralkohol, kafein, minuman bersoda, ikan dengan kandungan merkuri tinggi.

Pada kegiatan ini diawali dengan pemberian materi terkait gizi ibu hamil. Media yang digunakan yaitu powerpoint. Pada pemaparan ini juga membagikan leaflet berisi informasi tentang gizi ibu hamil yang tepat sebagai pedoman untuk menyampaikan kembali informasi yang sudah didapat. 

Adanya kegiatan ini diharapkan para ibu hamil sadar akan pentingnya pemenuhan gizi seimbang sehingga janin terpenuhi nutrisinya. 

Mahasiswa Undip Adakan Pelatihan Pendugaan Bobot Badan Sapi Tanpa Timbangan ke Peternak Sapi Desa Karangdowo

0
 


Campusnesia.co.idKabupaten Klaten 8/2/2023 – Pemeliharaan sapi potong yang efisien dan efektif dapat diukur dengan peningkatan bobot badan. Bobot badan ternak menjadi faktor penting dalam produksi dan reproduksi ternak. 

Ukuran bobot badan sapi menjadi indikator ekonomi dalam peternakan sapi potong. Namun, masih banyak peternak sapi potong yang tidak peduli dengan peningkatan bobot badan ternaknya dan hanya fokus dalam pemberian pakan. Hal tersebut juga terjadi pada peternak sapi potong di Desa Karangdowo, Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten. 
 
Kurangnya pengetahuan akan pentingnya peningkatan bobot badan serta cara mengukur bobot badan sapi menjadi salah satu faktor penghambat kemajuan peternak sapi potong. Berkaitan dengan hal tersebut, mahasiswa KKN TIM I UNDIP Desa Karangdowo yang dibimbing oleh Dr.rer.nat. Ir. Thomas Triadi Putranto, S.T., M. Eng., IPU., Dina Lestari Purbawati, S.E., M.Si., Akt., dan Fajrin Pramana Putra, S.P., M.Sc. berupaya memberikan pelatihan dan sosialisasi terhadap cara pengukuran bobot badan sapi tanpa menggunakan timbangan kepada peternak sapi potong di Desa Karrangdowo.

Metode pelatihan dan sosialisasi dilakukan secara door to door dengan mendatangi peternak satu persatu. Para peternak diberikan contoh dan praktik langsung cara mengukur lingkar dada dan panjang badan sapi menggunakan pita ukur. 


Selanjutnya, hasil pengukuran dapat digunakan untuk menduga bobot badan ternak dengan cara menghitungnya menggunakan rumus Lambourne. Pendugaan bobot badan sapi dengan metode ini dipilih karena hanya memerlukan pita ukur yang harganya lebih murah daripada timbangan, serta metodenya cukup mudah sehingga peternak tidak merasa kesulitan.
 
Manfaat dari pelatihan dan sosialisasi pendugaan bobot badan sapi menggunakan rumus Lambourne yaitu peternak dapat mengukur bobot badan ternaknya dengan lebih mudah. Selain itu, peternak dapat mengetahui rentang harga ternaknya berdasarkan bobot badan ternak, sehingga peternak mendapatkan harga yang sesuai. 

Harapan keberlanjutan dari program ini yaitu para peternak dapat mempraktikannya langsung di lapangan dan dapat mengajarkan kepada peternak-peternak lain. Pemberian infografis kepada peternak dapat menjadi panduan kedepannya.

Mahasiswa KKN UNDIP Gelar Pelatihan Kewirausahaan Kerajinan Bunga dari Sedotan

0
 

Campusnesia.co.idKlaten, Selasa 7/02/2023. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNDIP Tim 1 tahun 2022/2023 melakukan pelatihan kewirausahaan dengan mengidentifikasi peluang usaha yang ada kepada ibu-ibu di Dukuh Brajan Desa Karangdowo. 

Kegiatan dilaksanakan pada hari Rabu, 25 Januari 2023 yang dimulai pukul 16.00 WIB. Mereka menyulap sampah plastik sedotan menjadi kerajinan bunga. Pelatihan tersebut merupakan program kerja dari Anis Purbaningrum mahasiswa Universitas Diponegoro Jurusan Manajemen dan Administrasi Logistik. 

Kewirausahaan adalah proses dalam membuat suatu barang yang tidak berharga menjadi berharga (barang yang bernilai) dengan cara yang kreatif dan penuh inovasi. Salah satu tujuan kewirausahaan adalah untuk membentuk semangat kompetitif, kreatif, dan inovatif dalam masyarakat.


Pemateri mengambil tema edukasi dan pelatihan kewirausahaan kerajinan bunga dari sedotan karena melihat kurangnya minat berwirausaha mayarakat Desa Karangdowo. Oleh karena itu, pemateri ingin membangkitkan minat berwirausaha dengan membantu masyarakat memanfaatkan barang yang tadinya tidak bernilai menjadi bernilai jual.


Kegiatan yang dihadiri oleh perwakilan warga dari Dukuh Brajan Desa Karangdowo terutama ibu-ibu PKK. Mereka begitu antusias dengan pelatihan tersebut karena diharapkan mampu membantu mengisi kegiatan luang menjadi hal bermanfaat. 

Pelatihan diawali dengan pemateri, Anis Purbaningrum memberikan edukasi terkait apa itu enterepreneur, perbedaan enterepreneur dan berdagang, contoh enterepreneur, bagaimana melalukan inovasi, cara mencari peluang, dan cara merencanakan usaha. 

Pelatihan dimulai dengan ibu-ibu dibagi menjadi dua kelompok guna menumbuhkan jiwa kompetitif mereka. Sambil membagikan bahan-bahan, pemateri memaparkan video cara memanfaatkan sampah plastik sedotan menjadi kerajinan bunga. Bahan-bahan dan alat yang diperlukan hanya sedotan, cotton bud, gunting, dan selotip bolak-balik. Kemudian, ibu-ibu mulai membuat kerajinan dengan melihat tutorial video yang dipaparkan. 

Pelatihan tersebut mendapat respon positif dari warga sekitar, "Selain menambah wawasan, pelatihan ini dapat mengisi waktu luang ibu-ibu yang terkadang tidak memiliki kegitan saat berada di rumah dan dapat menambah pemasukan. Pelatihan yang mudah serta bahan-bahan yang murah dan mudah dijumpai," ujar ketua RW Ibu Lilik. 

Bantu UMKM Penggilingan Padi, Mahasiswa KKN UNDIP Berikan Edukasi Perawatan Mesin Giling Sekam

0
 


Campusnesia.co.id - Boyolali 31/01/2023. Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP) menggagas edukasi mengenai perawatan mesin giling sekam guna memajukan bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). 

Kelurahan Pengkol merupakan sebuah kelurahan yang memiliki potensi alam yang baik terutama dari segi pertanian. Potensi pertanian tersebut didukung dengan adanya dukungan dari pihak Kelurahan untuk meningkatkan potensi UMKM Penggilian padi atau sekam. 

Bentuk dukungan tersebut pun bermacam-macam, mulai dari pembentukan komunitas per dusun hingga pengadaan mesin giling yang diharapkan dapat memberikan dampak yang baik bagi pemilik UMKM maupun masyarakat yang berada di Kelurahan Pengkol. 

Dalam berjalannya kegiatan operasional yang berhubungan dengan pertanian ini sendiri tentu didukung dengan peralatan - peralatan operasional yang bekerja terus menerus. Salah satu peralatan vital yang ada di Desa Pengkol yang didapat dari pemerintah adalah mesin giling sekam yang digunakan untuk melakukan penggilingan kulit beras (sekam) menjadi bubuk halus. Mesin ini dioperasikan oleh operator dengan perizinan yang diberikan oleh pihak pemilik UMKM tersebut. 


Dalam diskusi yang dilakukan dengan Bapak Hidayat selaku pengelola dan operator mesin penggiling sekam Desa Pengkol, Dusun Waru. Pengoperasian mesin giling sekam ini dilakukan secara bebas sehingga membuat komponeb dalam mesin menjadi rusak akibat dari kurangnya perawatan rutin pemesinan tanpa adanya sebuah dasar pedoman perawatan mesin giling sekam yang tepat. 

Oleh karena itu, dengan adanya pernyataan ini membuat saya sebagai penulis tersadarkan untuk melakukan sedikit pemberian ilmu dengan tujuan edukasi baik untuk pihak manajemen pengelola ataupun operator mesin giling sekam yang ada di Desa Pengkol itu sendiri.

Kegiatan edukasi ini dilakukan dengan melakukan sebuah penjelsan langsung kepada operator mesin secara langsung, dan beberapa kali melakukan perawatan pada mesin giling sekam secara langsung.  

Selain memberikan edukasi pada mesin giling sekam padi  penulis juga memberika booklet. Penyusunan booklet mengenai Maintanance Prosedure atau lebih dikenal dengan perosedur perawatan mengenai mesin giling sekam. 

Dengan adanya bahan refrensi berupa booklet sebagai media perawatan mesin giling sekam ini, penulis sebagai penyusun booklet mesin giling sekam mencantumkan sebuah pedoman perawatan seperti prosedur penanganan pada setiap komponen mesin giling yang mengalami kerusakan dan standar pengerjaan rutinan yang sesuai serta hal-hal apa saja yang harus diperhatikan guna mengurangi resiko kerusakan mesin giling sekam di Desa Pengkol. 

Melalui program kegiatan edukasi mengenai perawatan mesin giling sekam yang dilakukan sebagai salah satu program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Pengkol ini, diharapkan pihak manajemen pengelola dan operator pemesinan dapat lebih mengerti dan memahami bagaimana prosedur perawatan mesin giling sekam serta dapat meminimalisir kerusakan komponen berlebih. Tujuan dari edukasi ini ialah agar dapat mengurangi intensitas perbaikan sehingga tidak memerlukan lebih banyak biaya pengeluaran untuk proses perbaikan mesin giling sekam padi.

Mahasiswa KKN UNDIP Cetuskan Pengelolaan Bank Sampah Jadi Rupiah

0
 

Campusnesia.co.id - Bakungan, Klaten (7/2/2023) – Sampah merupakan barang sisa dari kegiatan sehari-hari manusia yang seringkali dianggap tidak memiliki manfaat. Padahal pada kenyataannya, tidak semua sampah tidak bisa dimanfaatkan kembali dikehidupan sehari-hari. Sudah cukup banyak masyarakat yang sudah mulai mengetahui nilai ekomonis dan manfaat pada sampah. 

Desa Bakungan saat ini belum memiliki Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang dapat menampung sampah-sampah rumah tangga Desa Bakungan. Beberapa masyarakat membuang sampah pada sungai, membakarnya langsung, dan beberapa masyarakat membayar iuran perbulan untuk pengangkutan sampah rumah yang nantinya akan diangkut oleh petugas sampah.  

Berdasarkan permasalah tersebut, mahasiswa KKN Tim 1 Universitas Diponegoro Tahun 2022/2023 Desa Bakungan membuat program “Pengelolaan Sampah Melalui Program Bank Sampah” dengan tujuan mengurangi jumlah sampah yang dihasilhan dari rumah tangga dengan pengelolaan yang benar agar dapat menambah ekonomi. Kegiatan tersebut dilakukan di Dukuh Tempel Desa Bakungan. 


Bank sampah merupakan konsep pengumpulan sampah pada suatu tempat yang nantinya akan dipilah-pilah sesuai dengan jenisnya. Pada program bank sampah yang dilakukan mahasiswa KKN UNDIP kali ini langsung bekerja sama dengan pengepul sampah yang berasal dari Dukuh Tempel sendiri, sehingga nantinya akan lebih memudahkan masyarakat untuk mengumpulkan sampah. Sampah yang dapat dijual kembali yaitu sampah jenis anorganik seperti kardus, botol kaca, botol minum, dan beberapa plastik. 

Program tersebut diawali dengan pemaparan program kepada para pemuda-pemudi Dukuh Tempel yang nantinya akan dibentuk kepengurusan yang akan ikut membantu keberjalanan dari program bank sampah. Selanjutnya dilaksanakan sosialisasi terkait program dan cara pemilihan sampah yang tepat kepada masyarakat Dukuh Tempel. 

Sistematika dari bank sampah yaitu setiap warga akan diberikan satu buku tabungan yang nantinya akan dibawa setiap kali setor sampah ke pengepul dan akan dilakukan pencatatan. Kemudian, uang hasil penjualan sampah akan ditabung dan akan diambil sesuai dengan kesepakatan. 
 
”Program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya di Dukuh Tempel agar mengurangi sampah yang ada dan pemberdayaan pemuda pemudi juga agar lebih aktif dalam berkegiatan. Harapan kedepannya semoga program ini dapat berlanjut dan dapat menjadi contoh bagi dukuh lain dalam pengelolaan bank sampah.” Ucap Pak Bayan Dukuh Bakungan. 

Diharapkan dengan adanya program ”Pengelolaan Sampah Melalui Program Bank Sampah” dapat menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat dalam mengurangi sampah dan manjadi nilai tambah dalam bidang ekonomi. 

Terapkan Prinsip Zero Waste, Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Kenalkan Pupuk Organik Cair Berbahan Baku Limbah Kulit Pisang

0
 


Campusnesia.co.idBoyolali 06/01/2023. Salah satu dari berbagai jenis potensi alam yang dapat ditemukan di Desa Wonoharjo – sebuah desa di Kabupaten Boyolali – adalah pisang. Tidak hanya untuk konsumsi pribadi, pisang telah menjadi bagian penting bagi masyarakat desa. 

Sebagian masyarakat Desa Wonoharjo memproduksi berbagai olahan pisang untuk membantu perekonomian, salah satunya adalah keripik pisang. Selain itu pisang rebus, pisang goreng, dan berbagai jenis olahan pisang lainnya menjadi makanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat desa. 


Meskipun demikian, pemanfaatan pisang masih terbatas pada daging buahnya saja, pemanfaatan kulit buahnya masih sangat minim. Beberapa masyarakat menggunakan kulit pisang sebagai pakan ternak, tetapi mayoritas kulit buah pisang hanya menjadi limbah yang tidak digunakan.

Kandungan kalium pada kulit pisang, di mana kadar K2O-nya mencapai 46-57% basis kering, merupakan elemen nutrisi yang paling dominan. Kalium merupakan nutrisi yang berperan menguatkan jaringan tanaman; membantu produksi protein, karbohidrat, dan gula; membantu transportasi gula dari daun ke buah, dan meningkatkan resistensi terhadap penyakit. Oleh karena itu, kulit pisang sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk organik cair (POC). 


Kegiatan edukasi pembuatan POC dari kulit pisang dilaksanakan oleh Mona Priyanti (21) – seorang mahasiswa KKN Universitas Diponegoro – terhadap warga Desa Wonoharjo. Tujuan dari edukasi pembuatan POC ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai khasiat kulit pisang sebagai bahan baku dalam pembuatan POC. 

Melalui pembuatan POC, kulit pisang tidak hanya berakhir sebagai limbah sehingga permasalahan sampah organik dapat dikurangi. Di samping itu, bagi warga yang memiliki tanaman di pekarangan rumahnya atau bermatapencaharian di bidang pertanian, penggunaan POC dapat menjadi komplemen untuk mengurangi penggunaan pupuk sintetis.

Inisiatif ini dilaksanakan melalui dua tahap: pembuatan POC dan edukasi kepada warga. Untuk memastikan POC telah selesai mengalami proses fermentasi sebelum dikenalkan kepada masyarakat, tahap pembuatan diselesaikan satu minggu sebelumnya. Kegiatan edukasi pembuatan POC dilaksanakan dengan menjelaskan mengenai potensi kulit pisang untuk diterapkan sebagai POC, tahap-tahap pembuatan POC, serta penggunaan POC pada tanaman. 


Kegiatan edukasi pembuatan POC telah dilaksanakan dengan lancar di Balai Desa Wonoharjo yang dihadiri oleh perwakilan berbagai kelompok masyarakat Desa Wonoharjo, di antaranya perwakilan Gabungan Kelompok Tani (Gapotan), kelompok UMKM, kelompok petani ikan, karang taruna, beserta perangkat Desa Wonoharjo. Para hadirin memperhatikan pemaparan dengan seksama dan antusias dalam belajar lebih lanjut mengenai aplikasi POC selama keberjalanan acara.

Briket Bonggol Jagung, Solusi Mengurangi Limbah Pertanian Menjadi Bahan Bakar Ramah Lingkungan

0
 


Campusnesia.co.idBoyolali 06/01/2023. Tanaman jagung merupakan komoditas pertanian terbesar yang dihasilkan oleh para petani di Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali. Dengan melimpahnya hasil panen jagung, tentu limbah pertanian berupa bonggol jagung yang dihasilkan juga semakin banyak. 

Di Desa Wonoharjo, bonggol jagung hanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar perapian untuk memasak atau bahkan hanya dibiarkan berserakan di pinggir jalan. Limbah ini sebenarnya masih dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi, yaitu menjadi bahan baku pembuatan briket.
 
Briket merupakan sejenis arang yang berguna sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar minyak untuk memasak. Briket dihasilkan melalui pembakaran biomassa pada tempat yang minim oksigen. 


Dibandingkan dengan arang kayu, briket lebih cepat menyala dan lebih tahan lama, serta abu hasil pembakaran yang dihasilkan tidak terlalu banyak. Briket dapat dipasarkan dengan harga yang bersaing, berkisar antara 5.000-25.000/kg tergantung pada kualitasnya. Oleh karena itu, jika diolah dengan baik maka limbah bonggol jagung bermanfaat untuk membantu perekonomian warga desa.

Mona Priyanti (21) – seorang mahasiswa KKN dari Universitas Diponegoro – melaksanakan inisiatif untuk mengenalkan kepada masyarakat mengenai pembuatan briket dari limbah bonggol jagung. Program ini bertujuan untuk mengurangi limbah pertanian berupa bonggol jagung untuk dibuat menjadi briket yang lebih bermanfaat serta memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. 

Program kerja ini dilaksanakan melalui presentasi mengenai pengenalan briket, cara pembuatannya, beserta manfaatnya. Sebelum pelaksanaan presentasi, dilakukan proses pembuatan briket sehingga produk hasilnya dapat diperagakan langsung kepada masyarakat. 


Program pengenalan pembuatan briket dari bonggol jagung dilaksanakan dengan lancer di Balai Desa Wonoharjo. Berbagai lapisan masyarakat – seperti perangkat desa, perwakilan Gabungan Kelompok Tani (Gapotan), perwakilan pelaku UMKM, perwakilan karang taruna, dan perwakilan petani ikan mengikuti acara dengan antusias. Program ini mendapat sambutan yang cukup baik dari masyarakat.