“Stunting Jadi Fokus, PMT Lokal Gizi Optimal!”, Strategi Mahasiswa KKN-T Tim 41 Undip Wujudkan Tumbrep Bebas Stunting

 

Campusnesia.co.idStunting merupakan permasalahan yang menjadi perhatian penting mengingat tingginya angka stunting di Indonesia. Dalam rangka menuntaskan locus stunting di Desa Tumbrep, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) Universitas Diponegoro Tim 41 melaksanakan program edukatif dan informatif berupa edukasi stunting dan pembuatan menu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada kader posyandu di Desa Tumbrep. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kader terkait permasalahan gizi pada balita dan pemaparan alternatif menu untuk PMT.

Program ini merupakan program sosial kemasyarakatan dari KKN tematik Undip yang memiliki tema “Penerapan Agribisnis Berbasis Ternak Ruminansia Kecil Secara Terintegrasi Untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Desa Tumbrep Kecamatan Bandar” yang berlangsung dari 1 Juli hingga 30 Juli 2025. Selain untuk meningkatkan pengetahuan para kader, program ini juga diharapkan menjadi sarana diskusi antara kader, bidan, dan mahasiswa terkait kondisi kesehatan balita di Desa Tumbrep. 

Program ini diawali dengan pendataan jumlah total balita yang ada di Desa Tumbrep, lalu dikhususkan pula jumlah balita yang mengalami permasalahan gizi. Terdapat total 958 balita dan 32 ibu hamil di Desa Tumbrep. Data tersebut didapatkan dari pendataan kepada kader tiap dusun dan bidan desa. Dengan banyaknya jumlah balita di Desa Tumbrep dan beberapa balita yang mengalami stunting, Desa Tumbrep masih menjadi locus stunting dan harus segera dituntaskan. 


Kegiatan edukasi dalam program ini dilaksanakan pada Sabtu, 26 Juli 2025 dengan mengundang 44 kader posyandu, kepala desa, ketua PKK, dan bidan desa. Acara dimulai dengan pemaparan materi terkait stunting, penyebabnya, dan pencegahannya oleh Muhammad Fitra Nurhida, selaku mahasiswa dari program studi Kedokteran. Antusiasme peserta acara pada kegiatan ini sangatlah tinggi, terdapat lebih dari tiga kader yang aktif dalam diskusi tanya jawab pasca materi. Selanjutnya, dilanjutkan dengan pemaparan menu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) oleh tim riset dengan perwakilan dua mahasiswi dari program studi Keperawatan. Menu PMT yang diajukan sebagai alternatif adalah nugget ikan lele daun kelor dan bubur singkong. Dua menu tersebut merupakan menu dengan bahan pangan lokal yang terjangkau dan mudah diolah. Setelah pemaparan menu, kader dan peserta acara mencoba dua menu tersebut dan diskusi juga terkait menu yang disampaikan.

Pemaparan materi terkait stunting oleh Muhammad Fitra juga dilengkapi dengan pembagian leaflet stunting kepada kader. Terdapat total 1034 leaflet yang nantinya akan dibagikan kepada masyarakat yang menghadiri posyandu di bulan Agustus 2025. Leaflet tersebut berisi pengertian stunting, penyebab, dan pencegahannya yang disusun dengan bahasa yang mudah dipahami agar dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat. 

Tidak hanya itu, program ini juga didukung penuh oleh bidan desa yang akan turut serta dalam pembagian leaflet tersebut ke masyarakat. Bidan juga menyampaikan pesan dan testimoni yang positif terhadap program yang telah dilaksanakan.

“Terima kasih mas dan mbak KKN yang telah mempresentasikan materinya dengan baik. Saya sebagai tenaga kesehatan berterima kasih karena telah membantu memberikan pengetahuan kepada rekan-rekan kader. Semoga program ini dapat bermanfaat besar kepada kami dan juga anda sekalian. Sekali lagi terima kasih dan sampai jumpa lagi di lain kesempatan,” ungkap Bu Novia selaku bidan desa di Desa Tumbrep.

Untuk memastikan keberlanjutan dari program pasca-KKN, Tim KKN-T telah menyediakan suatu laman untuk pengumpulan bukti foto pembagian leaflet dan pembuatan menu PMT yang telah disampaikan. Dengan jumlah leaflet 1034 dan video pembuatan menu PMT, diharapkan hampir seluruh masyarakat di Desa Tumbrep yang memiliki balita dapat membaca dan memahami pesan dan materi yang diberikan. 

Program ini menjadi bukti nyata peran mahasiswa dalam menuntaskan stunting di Desa Tumbrep. Tim KKN-T 41 berharap program ini tidak hanya memberikan dampak yang singkat, tetapi juga memberikan dampak dan manfaat untuk jangka panjang. Semoga diskusi antara mahasiswa, kader, dan bidan mampu memberikan perubahan nyata untuk menuntaskan locus stunting di Desa Tumbrep.




Editor:
Achmad Munandar

Artikel Terkait

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)