Menghargai Jam Kerja Orang Lain

 



Campusnesia.co.id - Kecanggihan teknologi yang membantu dan memudahkan manusia dalam banyak hal salah satunya berkomunikasi, ternyata membawa pengaruh dalam aspek gaya, kebiasaan, cara dan prilaku baru dalam berkomunikasi.

Dalam postingan kali ini saya akan coba fokus pada dunia usaha, teknologi mengubah segalanya sejak era sosial media dan toko online baik yang berbasis website maupun e-comerce besar dan sosial comerce.

Lebih spesifik lagi yang ingin saya bahas adalah betapa banyak customer yang tak mengindahkan yang namanya jam kerja dan operasional.

Entah apa yang ada di benak sebagian customer ini mungkin karena online, bisa dihubungi melalui pesan instan, lalu menganggap sebuah usaha buka 24 jam. Mengirim pesan kapan saja tanpa berfikir apakah sekarang tokonya sedang buka atau tutup.

Tabiat orang-orang seperti ini juga terbawa saat berkomunikasi secara personal, mengirim pesan kepada orang lain tanpa memperhatikan waktu apakah yang dihubungi sedang dalam jam kerja, jam istirahat atau tidak. Seolah yang penting kirim pesan saja dulu dibalas atau tidak itu belakangan.

Hal yang jadi masalah, tidak semuanya tentang jual beli saja, tapi ada standar etika dan menghormati privasi, jelas prilaku menghubungi urusan pekerjaan di luar jam kerja masuk ke pelanggaran itu.

Tentu tidak semua, masih banyak customer yang mempertimbangkan apakah pesan yang dikirim saat jam kerja atau tidak dan kalau di luar jam kerja ada kata permintaan maaf.

Tapi yang asal kirim pesan juga makin banyak, antara mereka tidak tahu jam kerjanya, tidak mau mencari tahu, atau sebenarnya tahu itu tidak sopan, tapi ignoran saja.

Lewat tulisan ini, semoga rekan-rekan pembaca bisa memahami, sekalipun orang punya usaha online yang bisa diakses 24 jam 7 hari seminggu, mereka juga punya jam kerja. Hargai jam kerja mereka hubungi saat waktunya tepat dan lalukan dengan sopan.

"Tapi pembeli kan raja?" 

Siapa bilang? bagi saya istikah pembeli adalah raja tidaklah tepat, raja adalah sosok yang bijak tidak annoying hanya karena punya uang merasa paling berkuasa.

Lebih cocok hubungan customer dan penjual atau produsen adalah hubungan setara saling yang membutuhkan. 

Customer punya kebutuhan akan suatu produk dan jasa dan produsen punya barang atau jasa yang dibutuhkan. Dengan demikian akan terjalin hubungan yang saling menghormati tidak merasa tinggi sebelah.

Demikian postingan curhat kali ini, semoga bermanfaat sampai jumpa.



Penulis
Mumun

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon