Peluang Kayu Bakar sebagai Green Energi Masa Depan Ramah Lingkungan

 


Campusnesia.co.id - Gas sebagai pengganti minyak tanah kini harganya terus mengalami kenaikan, selain karena kenaikan BBM, gas juga masuk kategori energi tidak terbarukan karena hasil exploitasi fosil.

Beberapa waktu lalu muncul wacana pengalihan dari kompor gas ke kompor listrik, padahal sebenarnya sama saja, untuk menghasilkan listrik negara kita masih sangat bergantung pada batu bara, yang mana juga exploitasi fosil non terbarukan.

Belum lagi konsumsi listrik akan naik ditambah kenaikan tarif dasar listrik, yang kepencet rakyat kecil lagi.

Lalu saya teringat ibu saya yang hingva sekarang masih setia dengan tungku api ayau dalam bahasa jawa disebut pawon.

Untuk keperluan memasak sehari-haei dari menanak nasi, menggoreng lauk, merebus sayur hingga memanaskan air untuk kopi masih menggunakan tungku api.

Kayu bagi beliau masih baham bakar paling murah dan tersedia melimpah, apalagi semenjal semua orang bermigrasi ke kompor gas, kayu bakar semakin jarang yang menggunakan.

Di desa, untuk bisa memasak dengan kayu tak perlu menebang pohon, tunggu saka ranting-ranting tua berjatuhan, atau memanfaatkan batang singkong yang telah diambil kulitnya untuk pakan, begitu kering sang batang adalah kayu bakar.

Ngomongin masa depan, kayu juga merupakan energi terbarukan karena jika habis cukup dengan menanam pohon, tak seperti fosil yang harus menunggu ratusan ribu tahun untuk jadi batu bara, kayu bakar bisa diproduksi dalam hadalam hitungan tahun bahkan bulan.

Emisi karbonya juga lebih baik ketimbang kompos gas dan batu bara apalagi solar dan bensin.

Saya jadi berfikir untuk mulai berjualan kayu bakar, mengkampanyekan slow life, salah satunya dengan kembali menggunakan kayu untuk memasak sehari-hari.

Banyak sumber kayu yang bisa dijual, pohon yang sudah tua dan diremajakan, ranting pohon tua, sisa meubel, batang singkong, pellet serbuk gergaji dll.


Penulis 
Nandar

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon