Mengapa Semua Orang Wajib Pakai Masker? Ini Penjelasannya




Campusnesia.co.id - Memperhatikan perkembangan penyebaran virus Covid-19 hingga artikel ini ditulis 6/4/2020 jam 01.49 WIB, untuk Global Negara/Kawasan terdampak 207, Kasus Terkonfirmasi 1,056,159, Kematian 57,206 untuk di Indonesia Positif 2,273, Sembuh 164, Meninggal 198.

Sayang sekali dengan pemberlakuan libur sekolah, work from home dan dampak ekonomi membuat masyarakat dari kota besar terutama wilayah transmisi lokal (red zone) sebagian penduduknya ada yang mudik atau pulang kampung ke daerah masing-masing, ini menambah resiko penyebaran virus covid-19.

Pemerintah: Keluar Rumah Wajib Pakai Masker! (sumber: Kompas.tv)


Pencegahan yang bisa dilakukan selain Rajin cuci tangan, jaga jarak, di rumah saja, menjaga kesehatan dan asupan gizi, berikutnya karena negara kita indonesia tidak (belum) menerapkan Lockdown, maka saat ini cara tambahan yang paling efektif adalah Siapapun yang Keluar Rumah baik terpaksa untuk Bekerja atau keperluan apapun, Wajib Mengenakan Masker.

Masker medis prioritas untuk petugas medis yang berada di garda terdepan merawat dan mengobati pasien positif Covid-19, untuk masyarakat Cukup Mengenakan Masker Kain yang bisa ditambah Tissu dengan efektifitas menahan droppled hingga 71%. Bisa beli di tempat terdekat atau buat sendiri.

Kami kutip dari twitter pak Ismail Fahmi, owner DroneEmprit dan inisiator gerakan #100JutaMaskerChallege.

1. Kenapa publik butuh masker?
Masker aslinya hanya buat yang sakit. Namun dengan minimnya test, kita tak tahu apakah orang di deket kita sakit, carrier virus atau tidak. Bahkan kita sendiri pun tak tahu apakah sedang bawa virus. Paling aman adalah memakai masker di luar rumah.

Negara-negara seperti Korea Selatan, Hongkong, China, Singapore, berhasil mengontrol penyebaran #COVID19, salah satunya karena penggunaan masker. Selain test yang banyak. Italia bandel, jarang pake masker (lihat video wakil Red Cross China yang nyemprot Itali), wabah gila-gilaan.

Nah, masker sekarang langka banget. Masker bedah sebaiknya buat para tenaga kesehatan kita yang di front-line pertempuran lawan #COVID19.  Publik umum non medik? Kita cari cara lain. Kita bantu mereka dengan tidak menggunakan masker yang mereka butuhkan.

2. Mengenali musuh
Kita berhadapan dengan corona virus, yang 0.05 - 0.2 micron diameternya. Sejenis SARS virus.

Kita test dulu dengan partikel yang agak besar, 1 micron. 
Bahan yang kita coba: 
- masker bedah (terbaik) 
- filter vacum cleaner
- lap piring
- kaos katun campuran
- kaos katun 100%
- dst sampai sutra
The best masker bedah, bisa menahan 97% partikel. Sutra paling ndak bagus.

Kita test dengan partikel virus 0.02 micron
Hasilnya, masker bedah bisa nahan 89% partikel virus. 
Filter sedot debu 86% (tapi anda ndak bisa nafas).
Lap piring ternyata cukup tinggi, 73%.
Kain bantal 57%.
Tshirt katun 51%.

Bagaimana kalau kita dobel?
Tak terlalu banyak bermanfaat, kenaikannya tidak besar.

Mana yang nyaman untuk bernafas?
Kalau dibandingkan dengan masker bedah, ternyata tshirt katun, cover bantal itu paling enak.
Sebaliknya, lap piring yang didobel paling susah dipake bernapas, ngalahin filer vakum cleaner.



3. Rekomendasi
Jadi, dari testing di atas, antara efektifitas dan kenyamanan, para peneliti di Cambridge merekomendasikan kain yang biasa dipake untuk cover bantal dan tshirt katun 100% sebagai bahan untuk bikin masker wajah.

4. Kesimpulan:
Material terbaik untuk do it your self (DIY) adalah:
- tshirt katun 100%
- kain untuk cover bantal
- atau bahan katun pada umumnya
Ini akan memfilter 50% dari partikel 0.2 mikron (ukuran corona virus).

Masker bikinan sendiri dari katun atau lap piring 1 lapis, bisa meredam masuknya partikel mikron sebanyak 50% - 60%. 
Kalau didobel, efektivitas katun naik jadi 71% mnrt Cambridge. 
Kalau dipakai lama efektivitas ndak banyak berubah. 

Melihat data di atas, perlu diingat bahwa masker katun bikinan sendiri:
- cukup efektif (60 sd 71%) daripada tidak sama sekali
- ada kemungkinan 40 sd 30% partikel yang lolos
- bisa digunakan sebagai solusi kelangkaan masker
- masker bedah dan N95 paling bagus, untuk nakes aja

Catatan Penting: Masker ini hanya alternatif, bukan alasan kita untuk bebas jalan-jalan ke luar. Inget ada 40% chance virus masuk. Belum lagi virus nempel di tangan, hp, baju, tas, dll kalau kita pulang bisa menulari keluarga di rumah. Jadi yang terbaik adalah: STAY AT HOME.

Video Uji Masker Kain


Sumber
Twitter pak Ismail Fahmi, Klik di sini


*****
Sobat Campusnesia yang baik hatinya, kami juga sedang menggalang dana untuk gerakan 1.000 masker yang akan di bagi untuk warga Dukuh Weron Desa Tegalharjo Kec. Trangkil Kab. Pati, bagi sobat yang berkenan membantu, dari lubuk hati yang terdalam, kami ucapkan terima kasih.


Untuk detail program dan update perolehan dana, 
bisa dicek di sini >> bit.ly/1000masker

Artikel Terkait

Previous
Next Post »