Pasca Pilpres Bagaimana Nasib Spanduk Kampanye?



Campusnesia.co.id -- Mulai tanggal 14 ini masuk masuk tenang pemilu dan plilpres 2019. Hiruk pikuk kampanye sudah kita lalui, tinggal pastikan 17 april datang ke TPS untuk nyoblos.



Tapi tunggu, ada hal yang mungkin luput dari perhatian kita, yaitu alat peraga kampanye yang bahkan sejak sebelum kampanye dimulai sudah bertebaran di berbagai tempat. Dari yang strategis hingga tak terlihat.

Ada spanduk dan baliho yang umumnya berbahan MMT dan kain, ada pula pamflet berbahan kertas dan stiker.

Jujur, saya pribadi melihat alat peraga yang tidak efektif justru merusak pemandangan, lingkungan dan alam.

Coba perhatikan deretan spanduk narsis para caleg dan capres yang bahkan di dalamnya tidak menggambarkan program yang akan diperjuangkan dan memberi alasan mengapa harus nyoblos dia. Serta penempelan stiker dan poster yang seenaknya di tiang, tembok bahkan pohon.

Kembali ke judul, bagaimana nasib alat peraga pasca pemilu dan pilpres? Idealnya para caleg dan timsesnya yang membersihkan, namun kenyataan umumnya justru satpol PP, masyarakat bahkan tidak ada yamg mencopot hingga hari H coblosan sudah berlalu.

Spanduk berbahan MMT tidak beda dengan plastik kresek, bukan bahan yang bisa didaur ulang oleh alam. Artinya setiap caleg, partai dan capres berkontribusi menambah sampah selama pemilu.

Agar tidak hanya mengkritik saya punya beberapa saran:
1. Timses, partai dan caleg harus mencopot dan membersihkan alat peraga masing-masing yang pernah dipasang sebagai tanggung jawab terhadap alam, kebersihan dan keindahan.

2. Sampah spanduk dan baliho MMT yang tidak bisa didaur ulang alam bisa digunakan untuk beberapa hal agar usia manfaatnya bertambah. Contoh: untuk atap tenda, untuk taplak meja, untuk kolam ikan, bisa juga dibuat tas/tote bag barang dan belanjaan.

3. Sampah poster dan stiker bisa dikumpulkan dikiloin.

Sebagai penutup, di masa depan harus ada inovasi alat peraga kampanye, alat peraga kampanye yang baik setidaknya harus memenuhi unsur:

1. Tersampaikan visi misi dan alasan mengapa khalayak harus memilih dia.
2. Ramah lingkungan dari sisi bahan.
3. Dari sisi penempatan tidak merusak pemandangan dan keindahan lingkungan 
Semoga bermanfaat.

*lokasi foto:  Jl. Banjasari Tembalang depan Wr. Nyampleng (dulu)

penulis: Nandar


Artikel Terkait

Previous
Next Post »