Raih Cumlaude di Malaysia, Heni Pilih 'Balik Kandang' ke Surabaya



Surabaya - Gadis kelahiran Surabaya ini bercita-cita ingin menyelesaikan pendidikan lebih tinggi usai lulus SMAN 14. Meski, bapaknya seorang pengayuh becak dan ibunya berjualan buah di depan rumah.

Niatnya yang tak pernah surut itu dibuktikan dengan Heni Fitria (22) mendaftar beasiswa Bidikmisi agar dapat mengambil jurusan Teknik di ITS. Namun, Pemkot Surabaya memberi peluang beasiswa ke Malaysia. Dengan waktu 2 hari untuk berfikir, bungsu dari 5 bersaudara itu akhirnya nekat untuk belajar ke negeri Jiran tersebut.

Dan benar saja, Heni berhasil meraih cumlaude di Perguruan Tinggi Negeri Jiran, Albukhary International University (AIU) Malaysia.

"Ini merupakan kehormatan bagi saya, bisa mencicipi pendidikan sarjana di luar negeri. Mimpi yang menjadi nyata bagi seseorang seperti saya. Meskipun saya lahir bukan dari keluarga yang mampu, saya ternyata bisa menyelesaikan pendidikan tepat waktu, dan meraih nilai Indeks Predikat Kumulatif (IPK) 3,8," kata kata gadis yang memilih ilmu konsentrasi Bangking and Finance kepada wartawan saat membagikan pengalamannya di Humas Pemkot Surabaya, Selasa (12/1/2016).

Heni menempuh pendidikan di Malaysia bersama 19 orang dari Indonesia, tiga diantaranya dari Kota Surabaya termasuk dirinya. Tak hanya meraih prestasi di bidang kuliah, Heni juga menorehkan sejumlah prestasi selama di Malaysia. Diantaranya, juara I tari Saman, Aceh saat mengikuti kontes tari di universitasnya.

"Saya di sana boleh dibilang sebagai duta Surabaya karena sering menanyakan Kota Surabaya yang mulai sering disebut di media," ujarnya.

Ia mengaku sempat bingung ketika kampus tempatnya belajar, memilih untuk memindahkan seluruh teman sefakultasnya ke SEGi University karena kampusnya ditutup sementara. 

"Beberapa mata kuliah hangus, namun itu bukan masalah. Selain itu, saya juga harus pindah jurusan dari yang awalnya Banking dan Finance menjadi manajemen keuangan," tegas Heni.

Heni juga sempat bimbangaat mendapat tawaran pekerjaan dari beberapa perusahaan yang ada di Kedah, Malaysia. Tawaran ini muncul, bahkan sebelum Heny selesai di wisuda. 

"Saya sudah berjanji dengan Bu Risma (Wali Kota Sebelumnya), untuk kembali ke Surabaya setelah menyelesaikan studi, dan bersama akan membangun Kota Surabaya. Membangun Kota Pahlawan menjadi kota metropolitan yang terdepan dalam bidang ekonomi," ungkap dia.

Gadis anak tukang becak ini pun mengungkapkan pengalaman meraih impiannya di negeri orang. Ia mengaku, selama menempuh pendidikan di Malaysia tidak berjalan mulus karena sempat kuliah dan kampusnya tutup sementara, padahal Heni belum menyelesaikan kuliah.

"Ya mulai harus belajar bahasa Inggris singkat selama 6 bulan hingga pindah jurusan gara-gara kampusnya ditutup sementara membuat saya makin terlecut," ungkapnya.

Dengan ditemani Ayahnya, Rawuh (64) yang berpofesi sebagai pengayuh becak, Heni menceritakan alasannya pulang. Heni mengaku meski orangtuanya pas-pasan, pendidikan adalah salah satu cara terbaik untuk mengubah derajat hidup.

"Dengan belajar sungguh-sungguh dan berdoa, adalah cara terbaik bagi dengan harapan, kelak saya bisa bekerja di bidang yang saya kuasai, sembari melanjutkan kuliah ke jenjang pendidikan selanjutnya," pungkas Heni.
(ze/fat)

Artikel Terkait

Previous
Next Post »