Tips Hidup Di Kos sebagai Perantauan Agar Tak Merasa Sendirian

 


Campusnesia.co.id - Hari ini Selasa, 22 Desember 2022 hati saya sedih saat membuka twitter dan menemukan sebuah postingan di akun unnes menfess tetamg mahasiswa unnes yang meninggal di kamar kos.

Turut berduka cita, semoga amal ibadahnya di terima Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis sangat relate, hidup di perantauan jaih dari keluarga, tinghal di kamar kos memang kadang sangat kesepian, apalagi ketika badan sedang sakit.

Beruntung jika sobat akrab dengan penghuni kos lain dan pemilik kos, jika tidak sehari-hari yang ada hanya kehidupan penuh individualis tak peduli apa yang terjadi di kamar sebelah.

Tanpa bermaksud menggurui atau sok tahu lewat postingan kali ini penulis ingin berbagi tips menjalin kehidupan sosial di perantaun wabil khusua buat sobat mahasiswa yang kos.


1. Jalin hubungan kekeluargaan dengan pemilik kos

Langkah pertama adalah jalinlah hubungan kekeluargaan dengan pemilik kos. Saya pribadi lebih suka dengan jenis kos yang gandeng dengan rumah pemilik dengan demikian kita bisa dekat dan merasa aman.

Cara menjalin hubungan bisa dengan hal sepele, berbincang saat membayar kos, bercengkrama saat waktu luang, pamitan saat pulang atau bepergian beberapa hari dan sesekali bawalan oleh-oleh dari rumah, gak perlu yang mahal cukup hasil bumi dari kampung halaman misalnya.


2. Jalin pertemanan dengan sesama anak kos

Cobalah mulai kenalan dengan tetangga kamar, seselai makan atau main bareng, sering kali cara ini bisa berujung kadi sahabat dan konekso bahkan saat sudah tisak satu kos lagi.

Tetangga kamar kos adalah prang terdekat saat di perantauan, jika ada apa-apa bisa jadi orang pertama yang bisa dimintai tolong.

Tapo saag sedang bahagia atau ada rejekj tak ada salahnya berbagi, hal sederhana misal membawakan camilan.


3. Bersosialisasi dengan masyarakat asli

Aktif ikur serta saat ada cara kerja bhakti, tahlilan, 17 agustusan atau yang lain akan bermanfaat mendekatkan dengan tetangva kos dan perangkat misal RT RW.

Dengan demikian keberadaan kita tidak hanya sebagai anak kos perantauan tapi juga bagian dari masyarakat.


4. Berteman dengan tetangga kos lain

Tidak hanya teman satu kos, ada baiknya punya kenalan kos lain.

Caranya bisa dimulai saat bertemu orang di warung terdekat misalnya, basa basi aja, lama-lama akan kenal juga.


5. Sahabat dekat

Milikilah sahabat dekat yang bisa gercep saat saling membutuhkan. Bisa teman satu daerah yang atau teman satu jurusan.

Lunya besti saat di perantauan ibarat punya saudara dekat.


6. Jika ada masalah sampailanlah

Sering banget nih saya membaca di menfess orang yang posting bertanya retoris "uang tinggal 20 ribu bisa gak ya buat hidup seminggu?"

Seakan berharap ada pengguna twitter lain yang reply menawarkan bantuan.

Bukan tidak empati, tapj kalau merujuk judul artikel ini, orang seperti ini seakan hidup sendirian tanpa teman di kosan.

Ayolah berosialisasi.

Semestinya tak perlu posting hal demikian di media sosial jika punya hubungan baik dengan ibu kos, teman kos atau tetangga kos.


Momen penting misalnya saat tak enak badan atau sakit, segera minta bantuan. Jika masih kuat berobat atau beli obat sendiri, setidaknya sampaikan bahwa sedang butuh istirahat.

Penulis termasuk beruntung memiliki ibu dan bapak kos yang sangat perhatian, suatu ketiak pernah sakit di kosan, setelah bilang si ibu membelikan obat, mmberi sarapan.

Bahkan suatu ketika saat terjadi kecelakaan beliau menengok saya hingga ke rumah yang jaraknya 3 jam dari semarang.

Sebagai penutup, untuk sobat rekan-rekan perantaun tetap semangat, memang tidak mudah tapi bukan berarti tidak bisa dijalani.

Hidup mandirk jauh dari orang tua memang penuh kebebasan tapi jangan sampai kebablasan.

Jangan juga jadi lupa daratan, hal sederhana misal malan tepat tepat waktu, istirahat yang cukup untuk kesehatan yang lebih baik.

Semoga bermanfaat sampai jumpa.


Penulia
Achmad 

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Silahkan komen guys..
EmoticonEmoticon